Anda di halaman 1dari 31

PROPOSAL KEGIATAN PENYULUHAN

Tema :

Kesehatan Reproduksi Pada Remaja

KELAS 1C
Kelompok 7

Safania R Husain : 751540121115

Rianti Biad : 751540121113

Sitinur Fadila Hasan : 751540121121

Zianhastika Panantu : 751540121124

Siti Nikmatia Kasim : 751540121119

Dosen Pengampuh

Nurnaningsih Ali Abdul,S.SiT,M.Keb

PRODI DIII KEBIDANAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO T.A


2022/2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan Reproduksi adalah kesehatan secara fisik, mental, dan
kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan
fungsi, serta proses reproduksi dan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan
kecacatan.
Masa remaja adalah masa transisi antara masa kanak-kanak dengan
dewasa dan relatif belum mencapai tahap kematangan mental dan sosial
sehingga mereka harus menghadapi tekanan-tekanan emosi dan sosial yang
saling bertentangan. Banyak sekali life events yang akan terjadi yang tidak saja
akan menentukan kehidupan masa dewasa tetapi juga kualitas hidup generasi
berikutnya sehingga menempatkan masa ini sebagai masa kritis.
Problematika kaum remaja dapat terjadi sehubungan dengan adanya perbedaan
kebutuhan (motif) dan aktualisasi dari kemampuan penyesuaian diri (adaptasi) remaja
terhadap lingkungan tempat hidupnya dan tumbuh berkembang sebagai seorang
pribadi manusia dan makhluk sosial. Masa transisi ini merupakan masa yang kritis
bagi remaja, disaat muncul keinginan lepas mandiri dari ketergantungan orang tua,
rasa ingin tahu yang berlebihan dan mulai rentan terhadap perilaku beresiko.
Ditemukan fakta ternyata banyak remaja yang sudah aktif secara seksual,
meskipun tidak selalu atas kehendak sendiri, dan di beberapa negara berkembang
kira-kira separuh dari mereka sudah menikah. Aktifitas seksual dini yang tidak
bertanggung jawab menempatkan remaja menghadapi berbagai tantangan resiko
kesehatan reproduksi. Di seluruh dunia pada tahun 1997 diperkirakan 15 juta jiwa
lebih remaja putri berusia 15-19 tahun yang melahirkan, 4 juta diantaranya melakukan
unsafe abortion dan hampir 100 juta orang remaja yang terkena IMS. Secara
globalpun didapatkan data 40% dari total kasus HIV terjadi pada kaum muda yang
berusia 15-24 tahun atau diperkirakan lebih dari 7.000 remaja terinfeksi HIV setiap
harinya.Sedangkan di Indonesia sendiri, ditemukan prediksi sekitar 700.000 ribu
kasus aborsi pada tahun 2003 dan 50% termasuk unsafe abortion. KTD pada remaja
Indonesia juga diestimasikan meningkat setiap tahunnya sebesar 150.000-200.000,
10% remaja usia 15-19 tahun sudah menikah dan memiliki anak. Berbagai risiko
kesehatan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berhubungan, misalnya
tuntutan kawin muda dan berhubungan seksual, kurangnya akses terhadap pendidikan
dan pekerjaan, ketimpangan gender, kekerasan seksual, pengaruh negatif media masa
dan kemajuan teknologi, maupun gaya hidup modern yang bebas.
Permasalahan remaja mengenai seksualitas dan kesehatan reproduksi kian lama
dirasakan kian komplek dan memprihatinkan. Masalah yang terjadi pada kesehatan
reproduksi remaja bisa berupa hubungan seks sebelum menikah, putus sekolah karena
hamil, pasangan tidak bertanggung jawab, penggunaan alat kontrasepsi, aborsi,
terinfeksi HIV/AIDS, penyakit menular seksual dan penggunaan obat-obat terlarang.
Langkah yang dilakukan untuk permasalahan tersebut adalah:
1. Bagi Remaja
a. Remaja mendapat pemahaman tentang tujuan, manfaat dan pelaksanaan
promosi kesehatan dari mahasiswa bidan
b. Remaja dapat segera mengambil keputusan untuk dapat memberitahukan
tentang pentingnya menjaga kesehatan reproduksi pada remaja

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Melakukan penyuluhan promosi Kesehatan pada remaja berupa menjaga
Kesehatan reproduksi pada remaja dalam pelaksanaan penyuluhan berupa
pemaparan materi di SMKN 1 Bulango Selatan Kota Gorontalo
2. Tujuan Khusus
Memberikan edukasi tentang kesehatan reproduksi

C. Manfaat
1. Bagi remaja
Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman bagi remaja tentang kesehatan
reproduksi pada remaja. Diharapkan setelah memberikan edukasi ini mereka dapat
lebih meningkat rasa untuk menjaga kesehatan organ reproduksi.
2. Poltekkes Kemenkes Gorontalo
Ketertiban mahasiswa dalam melakukan penyuluhan dapat mendukung kegiatan
pemerintah dalam meningkatkan upaya Kesehatan reproduksi pada remaja.
BAB II
SOLUSI PEMECAHAN MASALAH

A. Identifikasi Masalah
Diperoleh Gambaran pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi
pada siswa kelas XII SLTA di Gorontalo sebanyak 19,3% berpengetahuan
baik, 74,3% berpengetahuan cukup, serta 6,4% berpengetahuan kurang.
Simpulan dari penelitian ini yaitu secara keseluruhan daapat dilihat bahwa
pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi pada siswa SLTA di
Gorontalo cukup baik dengan hasil persentasi sebanyak 74,3%.
Identifikasi masalah adalah sebagai berikut:
1. Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi pada remaja
2. Kurangnya penyampaian informasi tentang kesehatan reproduksi pada
remaja.
3. Kurangnya kesadaran diri untuk menjaga kesehatan organ reproduksi

B. Solusi Pemecahan
Dari permasalahan yang muncul disusun berbagai alternatif untuk
memecahkan masalah. Selanjutnya dari berbagai alternatif, dipilih alternatif
yang paling mungkin dilaksanakan. Berdasarkan kerangka berfikir tersebut,
maka metode dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1. Memberikan edukasi kepada remaja.
2. Memberikan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi pada remaja.
3. Memberikan giat cara untuk menjaga kesehatan organ reproduksi.
BAB III

METODOLOGI PELAKSANAAN

Tahapan rencana pelaksanaan kegiatan penyuluhan kepada remaja


di SMK Negeri 1 Bulango Selatan

A. Sasaran Strategi
1. Sasaran peserta dalam kegiatan penyuluhan ini adalah remaja yang berjumlah 30
orang
2. Subjek adalah remaja di SMK Negeri 1 Bulango Selatan

B. Metode Kegiatan
Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk penyuluhan dengan memberikan informasi dan
edukasi tentang kesehatan reproduksi pada remaja.
1. Tahapan Persiapan
a. Pengusulan proposal pada pusat penyuluhan
b. Identifikasi masalah dilapangan
c. Berkoordinasi dengan pihak sekolah SMK Negeri 1 Bulango Selatan terkait
kesediaan dalam memberikan materi mengenai kesehatan reproduksi pada
remaja, lokasi yang layak untuk dijadikan promosi kesehatan dan teknis
pelaksanaan kegiatan sekaligus kesediaan memberikan materi dalam pelatihan
pada remaja.
d. Persiapan materi penyuluhan
e. Membuat jadwal pelaksanaan kesehatan reproduksi pada remaja
f. Membuat kuisioner tentang anemia
g. Persiapan alat dan bahan penyuluhan yang akan digunakan:
1) Spanduk
2) Materi penyuluah (dalam bentuk PPT)
3) LCD
4) Pulpen
5) Note book/buku catatan
6) Laptop
7) Map
2. Tahap Pelaksanaan
a. Pembukaan
b. Melakukan pre/post test pada peserta
c. Perkenalan
d. Memberikan informasi dan edukasi tentang kesehatan reproduksi kepada
peserta
e. Melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
f. Pembagian konsumsi kepada peserta
3. Tahap Penutupan
a. Melakukan rencana tindak lanjut
b. Membuat laporan hasil kegiatan
c. Menyerahkan laporan hasil kepada dosen yang bersangkutan

C. Waktu Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi pada remaja
dilaksanakan mulai bulan Februari hari sabtu tanggal 12 Tahun 2022

D. Pengumpulan Data Dan Pengelolaan Data


1. Pengumpulan data dalam penyuluhan kesehatan reproduksi pada remaja berupa:
a. Data primer diperoleh langsung dari peserta (remaja) menggunakan instrument
kuesioner yang berisi tentang data dan pengetahuan remaja dari hasil pre test
dan post test. Hasil evaluasi terhadap peserta (remaja) tentang edukasi dan
pengisian kuesioner.

Kuesioner Tanpa Pre Dan Post Test

Berilah Tanda checklist (✓) kolom yang di anggap benar dan salah

Petunjuk : STS = Sangat Tidak Setuju


TS = Tidak Setuju
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
R = Ragu-ragu
Kuisioner PRE

NO PERTANYAAN STS TS SS S R
1. Permasalah kesehatan reproduksi pada remaja 0% 0% 50% 50 0%
adalah masalah yang akan lebih nyaman di %
bicarakan dengan remaja itu sendiri maupun
dengan orang tua
2. Mengetahui permasalahan reproduksi sejak dini 0% 0% 50% 50 0%
merupakan kesadaran diri %
3. Remaja wajib mengetahui cara menjaga 0% 0% 100% 0% 0%
kesehatan reproduksi
4. Pengetahuan untuk menjaga kesehatan 0% 0% 50% 50 0%
reproduksi pada remaja di awali oleh %
pengetahuan dari orang tua
5. Sering berkonsultasi tentang menjaga kesehatan 0% 0% 100% 0% 0%
reproduksi dengan orang yang berpengalaman
merupakan dasar ilmu yang akan di dapatkan
6. Mengganti pakaian dalam secara rutin dan 0% 0% 0% 50 50%
teratur dapat mencegah masalah yang akan %
terjadi pada organ reproduksi
7. Merokok setiap saat menimbulkan masalah pada 0% 0% 50% 0% 50%
kesehatan reproduksi
8. HIV salah satu penyakit yang menyerang organ 0% 0% 100% 0% 0%
reproduksi
9. Tidak menjaga kesehatan reproduksi berakibat 0% 0% 0% 50 50%
kemandulan %
10. Menstruasi tidak teratur menimbulkan penyakit 0% 0% 33% 33 33%
miom %
Kuisioner POST

NO PERTANYAAN STS TS SS S R
1. Apakah anak telah beranjak remaja, maka 0% 0% 100% 0% 0%
perlu diberikan pengetahuan lanjutan
khususnya terkait pubertas?
2. Apakah menjaga kesehatan reproduksi hanya 100% 0% 0% 0% 0%
perlu di ketahui oleh remaja?
3. Apakah sistem reproduksi merupakan 0% 0% 0% 100% 0%
sekumpulan organ yang menjalankan fungsi
perkembangbiakan pada manusia?
4. Apakah kesehatan reproduksi remaja adalah 0% 50% 0% 50% 0%
salah satu kondisi sehat yang hanya
menyangkut sistemnya saja?
5. Apakah dengan berolahrag adalah salah satu 0% 0% 50% 50% 0%
cara menjaga kesehatan reproduksi?
6. Apakah gangguan prostat merupakan 0% 0% 100% 0% 0%
penyakit organ reproduksi yang dapat
menyerang pada pria?
7. Jarang mengganti pakaian dalam merupakan 100% 0% 0% 0% 0%
salah satu cara menjaga kesehatan
reproduksi?
8. Apakah mengonsumsi rokok dan alcohol 0% 0% 50% 50% 0%
dapat menyebabkan salah satu masalah pada
kesehatan reproduksi?
9. Apakah dengan selalu menjaga kesehatan 0% 0% 100% 0% 0%
reproduksi dari remaja akan berdampak
sangat baik pada masa yang akan datang?
10. Apakah kebiasaan makan makanan yang 0% 50% 0% 50% 0%
berminyak (junkfood) akan berdampak pada
masalah kesehatan reproduksi?
Ket :

Jumlah seluruh siswa yang mengikuti penyuluhan = 39 orang.


b. Data Sekunder diperoleh dari pihak sekolah tentang data jumlah siswa yang
akan mengikuti kegiatan penyuluhan.
3. Pengelolaan Data
Pengelolaan data hasil pre test dan post test dilakukan secara manual dengan
melakukan pencatatan hasil dari pre-post test mengunakan bolpoint dan kertas,
selajutnya membandingkan keduanya dan melihat apakah ada peningkatan
pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukannya penyuluhan.
BAB IV
LUARAN DAN TARGET CAPAIAN
A. Luaran
1. Leaflet

2. Poster
B. Target Capaian
1. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman remaja tentang pentingnya
menjangga kesehatan reproduksi.
2. Meningkatnya keterlibatan remaja dalam memberikan informasi dan
edukasi terkait kesehatan reproduksi melalui media poster dan leaflet.
3. Adanya laporan akhir kegiatan tentang penyuluhan promosi kesehatan
mengenai reproduksi pada remaja.
BAB V
BIAYA DAN RENCANA KEGIATAN
A. Biaya
Justifikasi anggaran penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
3. Bahan Habis Pakai

No. Sarana Jumlah Harga (Rp)


1. Spanduk 1 buah 43.000
2. Kue tradisional 100 buah 100.000
3. Lembar kuesioner 30 buah 30.000
4. Aqua gelas 1 Karton 20.000
5. Daftar hadir 2 lembar 2.000
6. Dos kue 50 buah 48.000
7. Kuesioner 35 lembar 35.000
8. Kue marble 1 buah 65.000
9. Transportasi 5 orang 35.000
Total = Rp. 378.000

B. Rencana Kegiatan

No. Uraian Kegiatan Tahun 2022 Bulan Ke


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Pengumuman
pelaksanaan penyuluhan
2. Penyusunan laporan
Proposal penyuluhan
3. Pengajuan usulan
laporan proposal kepada
dosen yang bersangkutan
4. Persiapan
5. Pelaksanaan penyuluhan
6. Laporan hasil
penyuluhan
BAB VI
PETA LOKASI

A. SMK Negeri 1 Bulango Selatan


Jl. Deki Desa Huntu Barat Kec. Bulango Selatan, Huntu Selatan, Kec. Bulango
Selatan, Kab. Bone Bolango Prov. Gorontalo
LAMPIRAN MATERI
“KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA”

A. Pengertian
Kesehatan reproduksi
Menurut International Conference Population and Development (ICPD), kesehatan
reproduksi adalah keadaan sehat secara fisik, mental, dan sosial secara utuh, tidak
semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan sistem, fungsi,
dan proses, reproduksi.

B. Tahapan Remaja
Tumbuh kembangnya menuju dewasa, berdasarkan kematangan psikososial dan seksual,
semua remaja akan melewati tahapan berikut :
1. Masa remaja awal/dini (early adolescence) : umur 11 – 13 tahun. Dengan ciri khas :
ingin bebas, lebih dekat dengan teman sebaya, mulai berfikir abstrak dan lebih banyak
memperhatikan keadaan tubuhnya.
2. Masa remaja pertengahan (middle adolescence) : umur 14 – 16 tahun. Dengan ciri
khas: mencari identitas diri, timbul keinginan untuk berkencan, berkhayal tentang
seksual, mempunyai rasa cinta yang mendalam.
3. Masa remaja lanjut (late adolescence) : umur 17 – 20 tahun. Dengan ciri khas :
mampu berfikir abstrak, lebih selektif dalam mencari teman sebaya, mempunyai citra
jasmani dirinya, dapat mewujudkan rasa cinta, pengungkapan kebebasan diri. Tahapan
ini mengikuti pola yang konsisten untuk masing-masing individu. Walaupun setiap
tahap mempunyai ciri tersendiri tetapi tidak mempunyai batas yang jelas, karena
proses tumbuh kembang berjalan secara berkesinambungan. Terdapat ciri yang pasti
dari pertumbuhan somatik pada remaja, yaitu peningkatan massa tulang, otot, massa
lemak, kenaikan berat badan, perubahan biokimia, yang terjadi pada kedua jenis
kelamin baik laki-laki maupun perempuan walaupun polanya berbeda. Selain itu
terdapat kekhususan (sex specific), seperti pertumbuhan payudara pada remaja
perempuan dan rambut muka (kumis, jenggot) pada remaja laki-laki.

C. Perubahan Fisik Pada Masa Remaja


Perubahan fisik dalam masa remaja merupakan hal yang sangat penting dalam
Kesehatan reproduksi, karena pada masa ini terjadi pertumbuhan fisik yang sangat cepat
untuk mencapai kematangan, termasuk organ-organ reproduksi sehingga mampu
melaksanakan fungsi reproduksinya. Perubahan yang terjadi yaitu :
1. Munculnya tanda-tanda seks primer; terjdi haid yang pertama (menarche) pada remaja
perempuan dan mimpi basah pada remaja laki-laki.
2. Munculnya tanda-tanda seks sekunder, yaitu :
a. Pada remaja laki-laki; tumbuhnya jakun, penis dan buah zakar bertambah besar,
terjadinya ereksi dan ejakulasi, suara bertambah besar, dada lebih besar, badan
berotot, tumbuh kumis diatas bibir, cambang dan rambut di sekitar kemaluan dan
ketiak.
b. Pada remaja perempuan; pinggul melebar, pertumbuhan rahim dan vagina,
tumbuh rambut di sekitar kemaluan dan ketiak, payudara membesar.

D. Organ Reproduksi Pada Pria


1. Testis
Testis merupakan alat untuk memproduksi sperma. Berjumlah sepasang, dan
berbentuk bulat telur. Organ ini tersimpan dalam suatu kantung pelindung yang
disebut skrotum (kantong buah zakar) dan terletak diluar rongga perut, berfungsi
untuk menghasilkan sel kelamin jantan (spermatozoa) dan juga hormon kelamin
jantan yaitu testosteron. Testis banyak mengandung pembuluh halus disebut
tubulus \ seminiferus. Dinding sebelah dalam saluran tersebut terdiri dari jaringan
epitelium dan jaringan ikat. Di dalam jaringan epitelium terdapat :
a) Sel induk sperma (spermatogonium), yaitu calon sperma
b) Sel sertoli yang berfungsi memberi makan sperma
c) Sel leydig yang berfungsi menghasilkan hormon testosteron.
Untuk memproduksi sperma diperlukan suhu yang sedikit lebih rendah dari suhu
tubuh. Oleh karena itu menjelang kelahiran testis turun dari dalam rongga tubuh
menuju kantong pelir (skrotum).
2. Scrotum
Merupakan kantung tempat kedua testis berada.
3. Penis
Merupakan organ yang berperan untuk kopulasi (persetubuhan). Kopulasi adalah
hubungan kelamin (senggama) antara pria dan wanita yang bertujuan untuk
memindahkan semen ke dalam rahim wanita. Dari dalam penis terdapat uretra
berupa saluran yang dikelilingi oleh jaringan yang banyak mengandung rongga
darah (korpus cavernosum). Apabila karena sesuatu hal korpus cavernosum itu
penuh berisi
darah, maka penis akan tegang dan mengembang disebut ereksi. Hanya dalam
keadaan ereksilah penis dapat melakukan tugas sebagai alat kopulasi. Alat
reproduksi pada pria mulai berfungsi semenjak masa puber (±14 tahun) sampai tua
selama manusia itu dalam keadaan sehat.

E. Organ Reproduksi Pada Wanita


1. Saluran telur (tuba fallopi),
Berjumlah sepasang, kanan dan kiri rahim sepanjang 10 cm yang menghubungkan
uterus dengan ovarium melalui fimbria. Pada bagian pangkalnya berbentuk corong
yang disebut infundibulum. Infundibulum dilengkapi dengan jumbai-jumbai yang
disebut fimbria dan berfungsi untuk menangkap sel telur yang telah masak dan lepas
dari ovarium. Dari fimbria telur akan digerakkan oleh rambut-rambut halus yang
terdapat di dalam saluran telur menuju ke dalam rahim.
2. Ovarium (indung telur)
Berjumlah sepasang, kecil, dan alat ini terdapat dalam rongga badan, didaerah
pinggang, bentuknya seperti telur. Ovarium terletak pada kiri dan kanan ujung tuba
(fimbria/ umbai-umbai) dan terletak di rongga panggul. Ovarium merupakan
kelenjar yang memproduksi hormon estrogen dan progesteron. Ukurannya 3x3x2
cm, tiap ovarium mengandung 150.000 – 200.000 folikel primordial. Sejak pubertas
setiap bulan secara bergantian ovarium melepas satu ovum dari folikel degraaf
(folikel yang telah matang), peristiwa ini disebut ovulasi.
3. Rahim (uterus),
Merupakan organ yang memiliki peranan besar dalam reproduksi wanita, yakni dari
saat menstruasi hingga melahirkan. Bentuknya seperti buah pir, berongga dan
berotot. Sebelum hamil beratnya 30-50 gram dengan ukuran panjang 9 cm dan lebar
6 cm kurang lebih sebesar telur ayam kampung. Tetapi pada saat hamil mampu
membesar dan beratnya mencapai 1000 gram. Uterus terdiri dari 3 lapisan yaitu :
1) Lapisan parametrium merupakan lapisan paling luar dan yang berhubungan
dengan rongga perut
2) Lapisan myometrium merupakan lapisan yang berfungsi mendorong bayi keluar
pada proses persalinan (kontraksi)
3) Lapisan endometrium merupakan lapisan dalam rahim tempat menempelnya sel
telur yang sudah dibuahi. Lapisan ini terdiri dari lapisan kelenjar yang berisi
pembuluh darah.
4) Vagina, merupakan akhir dari saluran kelamin dalam yang terdapat dalam vulva
dan merupakan organ persetubuhan bagi wanita. Karena fungsinya yang penting
yakni untuk melahirkan bayi, maka organ ini banyak mempunyai banyak lipatan.
Hal ini mempermudah wanita pada waktu melahirkan bayinya, sehingga vagina
tersebut tidak sobek. Dinding vagina mempunyai banyak selaput lendir yang
berkelenjar, salah satu kelenjar yang penting ialah glandula Bartholini. Bentuknya
hymen bisa berbeda-beda antara tiap wanita. Selaput ini akan robek pada saat
bersenggama, kecelakaan, masturbasi/onani yang terlalu dalam, olah raga dan
sebagainya.
Jenis-jenis selaput dara (hymen) :
- Annual hymen, bentuk selaput dara ini melingkari penuh lubang vagina.
- Septate hymen, bentuk selaput dara ini ditandai dengan beberapa lubang
yang terbuka.
- Cibriform hymen, bentuk selaput dara ini ditandai dengan beberapa lubang
yang terbuka, tapi lubang ini lebih kecil dan jumlahnya lebih banyakIntroitus,
pada perempuan yang sangat berpengalaman dalam hubungan seksual bisa
saja lubang selaputnya membesar, namun masih menyisakan jaringan selaput
darah.

F. Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja


Kuatnya norma sosial yang menganggap seksualitas adalah tabu akan berdampak
pada kuatnya penolakan terhadap usulan agar pendidikan seksualitas terintegrasikan ke
dalam kurikulum pendidikan. Sekalipun sejak reformasi bergulir hal ini telah diupayakan
oleh sejumlah pihak seperti organisasi-organisasi non pemerintah (NGO), dan juga
pemerintah sendiri (khususnya Departemen Pendidikan Nasional), untuk memasukkan
seksualitas dalam mata pelajaran ’Pendidikan Reproduksi Remaja’ namun hal ini belum
sepenuhnya mampu mengatasi problem riil yang dihadapi remaja. Faktanya, masalah
terkait seksualitas dan kesehatan reproduksi masih banyak dihadapi oleh remaja.
Masalah-masalah tersebut antara lain :
1. Perkosaan. Kejahatan perkosaan ini biasanya banyak sekali modusnya. Korbannya
tidak hanya remaja perempuan, tetapi juga laki-laki (sodomi). Remaja perempuan
rentan mengalami perkosaan oleh sang pacar, karena dibujuk dengan alasan untuk
menunjukkan bukti cinta.
2. Free sex. Seks bebas ini dilakukan dengan pasangan atau pacar yang berganti-ganti.
Seks bebas pada remaja ini (di bawah usia 17 tahun) secara medis selain dapat
memperbesar kemungkinan terkena infeksi menular seksual dan virus 3.HIV
(Human Immuno Deficiency Virus), juga dapat merangsang tumbuhnya sel kanker
pada rahim remaja perempuan. Sebab, pada remaja perempuan usia 12-17 tahun
mengalami perubahan aktif pada sel dalam mulut rahimnya. Selain itu, seks bebas
biasanya juga dibarengi dengan penggunaan obat-obatan terlarang di kalangan
remaja. Sehingga hal ini akan semakin memperparah persoalan yang dihadapi
remaja terkait kesehatan reproduksi ini.
3. Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD). Hubungan seks pranikah di kalangan remaja
didasari pula oleh mitos-mitos seputar masalah seksualitas. Misalnya saja, mitos
berhubungan seksual dengan pacar merupakan bukti cinta. Atau, mitos bahwa
berhubungan seksual hanya sekali tidak akan menyebabkan kehamilan. Padahal
hubungan seks sekalipun hanya sekali juga dapat menyebabkan kehamilan selama si
remaja perempuan dalam masa subur.
4. Aborsi. Aborsi merupakan keluarnya embrio atau janin dalam kandungan sebelum
waktunya. Aborsi pada remaja terkait KTD biasanya tergolong dalam kategori
aborsi provokatus, atau pengguguran kandungan yang sengaja dilakukan. Namun
begitu, ada juga yang keguguran terjadi secara alamiah atau aborsi spontan. Hal ini
terjadi karena berbagai hal antara lain karena kondisi si remaja perempuan yang
mengalami KTD umumnya tertekan secara psikologis, karena secara psikososial ia
belum siap menjalani kehamilan. Kondisi psikologis yang tidak sehat ini akan
berdampak pula pada kesehatan fisik yang tidak menunjang untuk melangsungkan
kehamilan.
5. Perkawinan dan kehamilan dini. Nikah dini ini, khususnya terjadi di pedesaan. Di
beberapa daerah, dominasi orang tua biasanya masih kuat dalam menentukan
perkawinan anak dalam hal ini remaja perempuan. Alasan terjadinya pernikahan dini
adalah pergaulan bebas seperti hamil di luar pernikahan dan alasan ekonomi. Remaja
yang menikah dini, baik secara fisik maupun biologis belum cukup matang untuk
memiliki anak sehingga rentan menyebabkan kematian anak dan ibu pada saat
melahirkan. Perempuan dengan usia kurang dari 20 tahun yang menjalani kehamilan
sering mengalami kekurangan gizi dan anemia. Gejala ini berkaitan dengan
distribusi makanan yang tidak merata, antara janin dan ibu yang masih dalam tahap
proses pertumbuhan
6. IMS (Infeksi Menular Seksual) atau PMS (Penyakit Menular Seksual), dan
HIV/AIDS. IMS ini sering disebut juga penyakit kelamin atau penyakit yang
ditularkan melalui hubungan seksual. Sebab IMS dan HIV sebagian besar menular
melalui hubungan seksual baik melalui vagina, mulut, maupun dubur. Untuk HIV
sendiri bisa menular dengan transfusi darah dan dari ibu kepada janin yang
dikandungnya. Dampak yang ditimbulkannya juga sangat besar sekali, mulai dari
gangguan organ reproduksi, keguguran, kemandulan, kanker leher rahim, hingga
cacat pada bayi dan kematian.

G. Akibat Dari Tidak Menjaga Kesehatan Reproduksi


1. Kandidasi
Kandidiasis terdapat di seluruh dunia, dapat menyerang semua usia, baik laki-laki
maupun perempuan. Sumber agen penyebab utama adalah Candida sp. Yang paling
umum adalah Candida albicans yang merupakan suatu bakteri normal dalam tubuh
manusia yang tidak menyebabkan penyakit pada seseorang dengan sistem kekebalan
tubuh yang normal, tapi dapat menyerang seseorang dengan sistem kekebalan tubuh
yang buruk. Candida albicans adalah spesies yang paling banyak di seluruh dunia,
mewakili rata-rata global 66 persen dari semua Candida sp. Kandidiasis dapat terjadi
di lipatan tubuh, yaitu bagian tubuh yang lembab dan hangat, seperti lipatan ketiak,
selangkangan, dan lipatan kulit lainnya. Hal ini paling sering terjadi pada obesitas
dan pada diabetes melitus. Daerah yang terinfeksi menjadi merah dan lembab, serta
dapat mengalami vesikulasi.
Infeksi kandidiasis dapat menyerang bagian beberapa tubuh yang terlokalisasi, yaitu
pada mulut, tenggorokan, kulit, kulit kepala, vagina, jari tangan, kuku, bronkus,
paru-paru, atau saluran pencernaan, atau menjadi sistemik seperti pada septikemia,
endokarditis dan meningitis. Infeksi kandidiasis sistemik biasanya terjadi pada
pasien dengan defisiensi imun atau pasien immunocompremised dan pasien yang
mendapat terapi kanker, terapi imunosupresi, atau terapi pasca transplantasi.
2. Trikomoniasis
Trikomoniasis adalah penyakit menular seksual (PMS) yang menimbulkan gejala
tidak nyaman berupa rasa gatal atau perih dan keluar cairan berbau tidak sedap dari
bagian intim. Penyakit ini dapat menyerang baik pria maupun wanita, tapi wanita
lebih rentan tertular. Pria dapat terkena penyakit ini dan menularkannya kepada
pasangan melalui hubungan intim. Trikomoniasis disebabkan oleh parasit yang
disebut Trichomonas vaginalis (TV). Tidak semua pengidapnya akan mengalami
gejala. Sebagian dari mereka yang terinfeksi parasit ini tidak mengalami gejala apa
pun.
3. Vaginosis
Vaginosis bakterialis (VB) atau Bacterial vaginosis (BV) merupakan salah satu
penyakit yang cukup sering menyebabkan keputihan pada wanita usia produktif.
Penyakit ini terjadi karena adanya infeksi pada vagina yang disebabkan oleh bakteri
Gardnerella vaginalis. Selain bakteri ini, biasanya infeksi pada vaginosis bakterialis
juga melibatkan bakteri-bakteri anaerob, yang paling sering adalah Bacteroides dan
Peptococcus. Pada jumlah yang berlebihan, ketiga bakteri ini akan bersimbiosis dan
menimbulkan gejala. Vaginosis bakterialis dapat mengenai wanita, baik yang sudah
melakukan hubungan intim ataupun yang belum. Penyakit ini juga memiliki nama
lain, seperti Haemophilus vaginalis vaginitis, Corynebacterium vaginale vaginitis,
Gardnerella vaginalis vaginitis, dan Gardnerella vaginalis associated vaginitis.
4. Radang panggul
Radang panggul adalah kondisi dimana organ reproduksi wanita mengalami infeksi.
Selain disebut sebagai radang panggul, penyakit ini memiliki nama lain, yaitu pelvic
inflammatory disease (PID). Penyakit ini biasanya disebabkan oleh bakteri dari
suatu infeksi menular seksual menyebar dari Miss V ke rahim (uterus), tuba falopi
atau saluran indung, serviks atau leher rahim, dan sel telur/ovarium.
Penyakit radang panggul disebabkan oleh bakteri yang ditularkan ketika
berhubungan intim dan lebih cepat menyebar ketika wanita mengalami menstruasi.
Sebagian besar radang ini menyerang perempuan dengan usia 15–24 tahun yang
sudah aktif secara seksual. Jika tidak segera mendapat penanganan, risiko nyeri
panggul kronis, infertilitas, sulit hamil karena kehamilan etopik dan berkembangnya
fetus di tuba falopi bisa terjadi karena radang panggul.
Seorang pengidap radang panggul yang akut akan menimbulkan gejala, seperti
demam tinggi, tidak nafsu makan, perut terasa sakit, menggigil, dan bermasalahnya
pada sistem pencernaan serta sistem urine. Selain itu, perempuan yang mengidap
penyakit ini harus waspada ketika masa menstruasi, karena haid dapat terjadi lebih
lama dan juga perdarahan ketika menstruasi.
5. ISK
ISK adalah kondisi di mana terjadinya infeksi pada organ yang termasuk di dalam
sistem kemih, yaitu ureter, ginjal, kandung kemih, dan juga uretra. Umumnya,
infeksi tersebut menyerang dua area, yaitu uretra dan juga kandung kemih.
Penyebabnya yaitu tidak menyeka area kemaluan setelah buang air kecil dari arah
depan ke belakang serta tidak diberikan penanganan dan pengobatan.
6. Infertilitas
Infertilitas adalah gangguan kesuburan yang terbagi kedalam dua kondisi berbeda.
Kondisi pertama dikenal dengan infertilitas primer atau kondisi di mana kehamilan
belum terjadi sama sekali. Kedua, infertilitas sekunder atau kondisi yang dapat
terjadi setelah kelahiran anak pertama atau pernah hamil namun terus mengalami
keguguran. Infertilitas pada wanita paling sering disebabkan oleh gangguan pada
ovulasi. Ovulasi merupakan proses pelepasan sel telur dari ovarium atau indung
telur. Bila tidak ada proses ovulasi, berarti tidak ada sel telur yang bisa dibuahi oleh
sperma. Akibatnya, kehamilan pun tidak akan terjadi. Gangguan pada proses ovulasi
bisa ditandai dengan menstruasi yang tidak teratur. Masalah ovulasi tersebut kerap
muncul akibat Sindrom Ovarium Polikistik (Polycystic Ovarian Syndrome/PCOS).
Sementara itu, PCOS diduga terjadi karena adanya ketidakseimbangan hormon
dalam tubuh seorang wanita.

H. Cara Menjaga Alat Reproduksi Remaja


Cara menjaga kesehatan alat reproduksi bagi remaja yang sedang mengalami pubertas
antara lain:
1. Rajin membersihkan alat kelamin dengan handuk yang bersih, kering, lembut, tidak
berbau atau lembab
2. Menggunakan celana dalam dengan bahan yang mudah menyerap keringat
3. Mengganti pakaian dalam paling sedikit 2 kali sehari
4. Bagi perempuan, setelah buang air kecil, perlu membersihkan alat kelaminnya dari
arah depan ke belakang supaya kuman dari anus tidak berpindah ke vagina
5. Bagi laki-laki, perlu untuk dikhitan atau disunat untuk mencegah penularan penyakit
menular seksual dan untuk menurunkan risiko terkena kanker penis
Khusus untuk perempuan, pubertas ditandai dengan menstruasi yang biasanya muncul di
akhir masa pubertas. Kebersihan alat reproduksi sangat penting untuk dijaga pada saat
menstruasi. Beberapa caranya yaitu:
1. Memilih pembalut yang bahannya tidak berbahaya dan nyaman dipakai
2. Mengganti pembalut secara rutin, sekitar 3-5 kali sehari
3. Membersihkan vagina terlebih dahulu sebelum mengganti pembalut. Membersihkan
vagina perlu dilakukan dengan air mengalir dan hindari penggunaan sabun
4. Cuci tangan hingga bersih setelah membuang pembalut dan sebelum mengganti
pembalut
5. Rutin mengganti celana dalam supaya daerah sekitar vagina tetap terjaga bersih.
Gunakan celana dalam yang terbuat dari bahan yang dapat menyerap keringat
6. Apabila merasakan nyeri saat menstruasi, kompres perut bagian bawah dengan air
hangat. Selain itu, olahraga yang teratur serta istirahat cukup dapat juga membantu
meringankan rasa nyeri.
Mengetahui cara menjaga alat reproduksi pada masa pubertas adalah suatu hal yang
sangat penting untuk mencegah remaja dari berbagai penyakit terkait organ reproduksi.
Edukasi mengenai kesehatan reproduksi juga tak kalah penting, karena kesehatan
reproduksi berperan sebagai perlindungan untuk remaja dari risiko pernikahan usia dini,
kehamilan yang tidak direncanakan, aborsi yang tidak aman, serta kekerasan seksual.
Orang tua dan guru sekolah memegang peran penting untuk mendampingi dan mendidik
tentang kesehatan reproduksi pada remaja.
Lampiran Materi PPT Penyuluhan
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Permasalahan yang ditimbulkan akibat kurangnya pemahaman akan kesehatan
reproduksi yang cukup, masih cukup banyak ditemukan. Terutama di kalangan remaja
yang merupakan golongan yang paling rentan terhadap masalah yang berhubungan dengan
kesehatan reproduksi.Hasil penelitian secara univariat menyatakan gambaran pengetahuan
responden sebesar 86,9 % baik, sikap 85,4 % baik, perilaku 84 % baik, dan lingkungan 62
% baik. Hasil yang baik di atas, diperkirakan didapatkan karena sekolah tempat dilakukan
penelitian merupakan lingkungan sekolah yang cukup favorit dengan kebanyakan populasi
muridnya berasal dari kalangan menengah ke atas dan mempunyai orang tua dengan
tingkat pendidikan yang cukup tinggi. Tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku yang baik
serta ditunjang peran serta lingkungan yang memadai dalam memberikan informasi
mengenai kesehatan reproduksi kepada remaja akan membentuk pribadi remaja sebagai
muda penerus bangsa yang sehat jasmani dan rohani serta melindungi remaja dari sikap
seksual yang berbahaya.
B. SARAN
Dalam usaha-usaha untuk meningkatkan pengetahuan para remaja tentang kesehatan
reproduksinya membutuhkan peran serta dari berbagai pihak. Setiap sekolah hendaknya
memperhatikan tingkat pengetahuan setiap siswa didiknyadengan memberikan informasi
yang jelas dan akurat. Sikap dan perilaku setiap siswa dapat dibina dengan penyuluhan dan
program-program yang dapat menghindarkan siswa dari perilaku seksual yang berbahaya.
DAFTAR PUSTAKA

7. MODUL 7 Keperawatan . (n.d.).

15-Article Text-93-1-10-20170818 (1). (n.d.).

100-195-1-SM. (n.d.).

BUKU-AJAR-KESEHATAN-REPRODUKSI-REMAJA-DAN-LANSIA. (n.d.).

Desita Sari, N., Budi Musthofa, S., & Widjanarko, B. (2017a). MENENGAH PERTAMA
WILAYAH KERJA PUSKESMAS LEBDOSARI (Vol. 5).
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Ernawati Program Studi, H. S., & Hery Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja Di Daerah
Pedesaan, E. (2018). Hal 58-64 Indones. In Indonesian Journal for Health Sciences (Vol. 02,
Issue 01).

Fatkhiyah, N., Masturoh, M., & Atmoko, D. (2020a). Edukasi Kesehatan Reproduksi Remaja.
Jurnal Abdimas Mahakam, 4(1), 84–89. https://doi.org/10.24903/jam.v4i1.776

Kesehatan Reproduksi Pada Remaja kelompok 7. (n.d.). https://www.britannica.com/science/real-

KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA Noveri Aisyaroh Staff Pengajar Prodi D-III Kebidanan
FIK Unissula. (n.d.).

Permatasari, D., & Suprayitno, E. (2021). Pendidikan Kesehatan Reproduksi pada Remaja.
Jurnalempathy Com, 1–5. https://doi.org/10.37341/jurnalempathy.v0i0.46

Rina Aritonang, T. (n.d.). HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG


KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA
USIA (15-17 TAHUN) DI SMK YADIKA 13 TAMBUN, BEKASI. In Jurnal Ilmiah
WIDYA (Vol. 61).

Studi, P., & Keperawatan, I. (2017). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan
Kesehatan Reproduksi Remaja di Kota Jayapura YUNITA KRISTINA.

Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal, S., Oktavian Senja, A., Puji Widiastuti, Y., Program Studi Ilmu
Keperawatan, I., Laut, J., Kendal, A., & Tengah, J. (2020). TINGKAT PENGETAHUAN
REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI. In Jurnal Keperawatan (Vol. 12,
Issue 1).
 

Lampiran 1.

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )


1. Topik : Kesehatan Reproduksi Remaja
2. Sasaran : Siswa/i kelas 12 SMK Negeri 1 Bulango Selatan
3. Tujuan
a. Tujuan Umum
1) Setelah dilakukan penyuluhan tentang pentingnya menjaga Kesehatan
Reproduksi Remaja, siswa/i kelas 12 SMK Negeri 1 Bulango Selatan
diharapkan mampu memahami pentingnya menjaga Kesehatan
Reproduksi Remaja.
b. Tujuan Khusus
1) Setelah dilakukan penyuluhan tentang pentingnya menjaga Kesehatan
Reproduksi Remaja Siswa/I diharapkan mampu :
a) Menjelaskan pengertian Reproduksi.
b) Menjelaskan tujuan menjaga Kesehatan Reproduksi .
c) Menjelaskan apa yang harus dilakukan untuk menjaga Kesehatan
Reproduksi.
4. Materi
Terlampir:
a. Pengertian imun tubuh
b. Tujan imun tubuh
c. Apa yang harus dilakukan untuk memperkuat imun tubuh.
5. Metode
Ceramah, diskusi, dan tanya jawab
6. Media
a. Spanduk
b. Laptop
c. LCD

Hari Sabtu, 12 Februari 2022


7. Tempat :SMK Negeri 1
Bulango Selatan
Place setting : a

b
e
c

Keterangan :

a. Penyuluh
b. Pembimbing
c. Pembimbing
d. Pembimbing
e. Siswa
8. Evaluasi
Siswa/i SMK Negeri 1 Bolango Selatan mampu mengulang informasi atau
pendidikan kesehatan yang diberikan terkait pentingnya Kesehatan Reproduksi
Pada Remaja.

Gorontalo, 10 Februari 2022

Penyusun
Kelompok 7

Anda mungkin juga menyukai