Tema :
KELAS 1C
Kelompok 7
Dosen Pengampuh
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan Reproduksi adalah kesehatan secara fisik, mental, dan
kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan
fungsi, serta proses reproduksi dan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan
kecacatan.
Masa remaja adalah masa transisi antara masa kanak-kanak dengan
dewasa dan relatif belum mencapai tahap kematangan mental dan sosial
sehingga mereka harus menghadapi tekanan-tekanan emosi dan sosial yang
saling bertentangan. Banyak sekali life events yang akan terjadi yang tidak saja
akan menentukan kehidupan masa dewasa tetapi juga kualitas hidup generasi
berikutnya sehingga menempatkan masa ini sebagai masa kritis.
Problematika kaum remaja dapat terjadi sehubungan dengan adanya perbedaan
kebutuhan (motif) dan aktualisasi dari kemampuan penyesuaian diri (adaptasi) remaja
terhadap lingkungan tempat hidupnya dan tumbuh berkembang sebagai seorang
pribadi manusia dan makhluk sosial. Masa transisi ini merupakan masa yang kritis
bagi remaja, disaat muncul keinginan lepas mandiri dari ketergantungan orang tua,
rasa ingin tahu yang berlebihan dan mulai rentan terhadap perilaku beresiko.
Ditemukan fakta ternyata banyak remaja yang sudah aktif secara seksual,
meskipun tidak selalu atas kehendak sendiri, dan di beberapa negara berkembang
kira-kira separuh dari mereka sudah menikah. Aktifitas seksual dini yang tidak
bertanggung jawab menempatkan remaja menghadapi berbagai tantangan resiko
kesehatan reproduksi. Di seluruh dunia pada tahun 1997 diperkirakan 15 juta jiwa
lebih remaja putri berusia 15-19 tahun yang melahirkan, 4 juta diantaranya melakukan
unsafe abortion dan hampir 100 juta orang remaja yang terkena IMS. Secara
globalpun didapatkan data 40% dari total kasus HIV terjadi pada kaum muda yang
berusia 15-24 tahun atau diperkirakan lebih dari 7.000 remaja terinfeksi HIV setiap
harinya.Sedangkan di Indonesia sendiri, ditemukan prediksi sekitar 700.000 ribu
kasus aborsi pada tahun 2003 dan 50% termasuk unsafe abortion. KTD pada remaja
Indonesia juga diestimasikan meningkat setiap tahunnya sebesar 150.000-200.000,
10% remaja usia 15-19 tahun sudah menikah dan memiliki anak. Berbagai risiko
kesehatan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berhubungan, misalnya
tuntutan kawin muda dan berhubungan seksual, kurangnya akses terhadap pendidikan
dan pekerjaan, ketimpangan gender, kekerasan seksual, pengaruh negatif media masa
dan kemajuan teknologi, maupun gaya hidup modern yang bebas.
Permasalahan remaja mengenai seksualitas dan kesehatan reproduksi kian lama
dirasakan kian komplek dan memprihatinkan. Masalah yang terjadi pada kesehatan
reproduksi remaja bisa berupa hubungan seks sebelum menikah, putus sekolah karena
hamil, pasangan tidak bertanggung jawab, penggunaan alat kontrasepsi, aborsi,
terinfeksi HIV/AIDS, penyakit menular seksual dan penggunaan obat-obat terlarang.
Langkah yang dilakukan untuk permasalahan tersebut adalah:
1. Bagi Remaja
a. Remaja mendapat pemahaman tentang tujuan, manfaat dan pelaksanaan
promosi kesehatan dari mahasiswa bidan
b. Remaja dapat segera mengambil keputusan untuk dapat memberitahukan
tentang pentingnya menjaga kesehatan reproduksi pada remaja
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Melakukan penyuluhan promosi Kesehatan pada remaja berupa menjaga
Kesehatan reproduksi pada remaja dalam pelaksanaan penyuluhan berupa
pemaparan materi di SMKN 1 Bulango Selatan Kota Gorontalo
2. Tujuan Khusus
Memberikan edukasi tentang kesehatan reproduksi
C. Manfaat
1. Bagi remaja
Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman bagi remaja tentang kesehatan
reproduksi pada remaja. Diharapkan setelah memberikan edukasi ini mereka dapat
lebih meningkat rasa untuk menjaga kesehatan organ reproduksi.
2. Poltekkes Kemenkes Gorontalo
Ketertiban mahasiswa dalam melakukan penyuluhan dapat mendukung kegiatan
pemerintah dalam meningkatkan upaya Kesehatan reproduksi pada remaja.
BAB II
SOLUSI PEMECAHAN MASALAH
A. Identifikasi Masalah
Diperoleh Gambaran pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi
pada siswa kelas XII SLTA di Gorontalo sebanyak 19,3% berpengetahuan
baik, 74,3% berpengetahuan cukup, serta 6,4% berpengetahuan kurang.
Simpulan dari penelitian ini yaitu secara keseluruhan daapat dilihat bahwa
pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi pada siswa SLTA di
Gorontalo cukup baik dengan hasil persentasi sebanyak 74,3%.
Identifikasi masalah adalah sebagai berikut:
1. Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi pada remaja
2. Kurangnya penyampaian informasi tentang kesehatan reproduksi pada
remaja.
3. Kurangnya kesadaran diri untuk menjaga kesehatan organ reproduksi
B. Solusi Pemecahan
Dari permasalahan yang muncul disusun berbagai alternatif untuk
memecahkan masalah. Selanjutnya dari berbagai alternatif, dipilih alternatif
yang paling mungkin dilaksanakan. Berdasarkan kerangka berfikir tersebut,
maka metode dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1. Memberikan edukasi kepada remaja.
2. Memberikan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi pada remaja.
3. Memberikan giat cara untuk menjaga kesehatan organ reproduksi.
BAB III
METODOLOGI PELAKSANAAN
A. Sasaran Strategi
1. Sasaran peserta dalam kegiatan penyuluhan ini adalah remaja yang berjumlah 30
orang
2. Subjek adalah remaja di SMK Negeri 1 Bulango Selatan
B. Metode Kegiatan
Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk penyuluhan dengan memberikan informasi dan
edukasi tentang kesehatan reproduksi pada remaja.
1. Tahapan Persiapan
a. Pengusulan proposal pada pusat penyuluhan
b. Identifikasi masalah dilapangan
c. Berkoordinasi dengan pihak sekolah SMK Negeri 1 Bulango Selatan terkait
kesediaan dalam memberikan materi mengenai kesehatan reproduksi pada
remaja, lokasi yang layak untuk dijadikan promosi kesehatan dan teknis
pelaksanaan kegiatan sekaligus kesediaan memberikan materi dalam pelatihan
pada remaja.
d. Persiapan materi penyuluhan
e. Membuat jadwal pelaksanaan kesehatan reproduksi pada remaja
f. Membuat kuisioner tentang anemia
g. Persiapan alat dan bahan penyuluhan yang akan digunakan:
1) Spanduk
2) Materi penyuluah (dalam bentuk PPT)
3) LCD
4) Pulpen
5) Note book/buku catatan
6) Laptop
7) Map
2. Tahap Pelaksanaan
a. Pembukaan
b. Melakukan pre/post test pada peserta
c. Perkenalan
d. Memberikan informasi dan edukasi tentang kesehatan reproduksi kepada
peserta
e. Melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
f. Pembagian konsumsi kepada peserta
3. Tahap Penutupan
a. Melakukan rencana tindak lanjut
b. Membuat laporan hasil kegiatan
c. Menyerahkan laporan hasil kepada dosen yang bersangkutan
C. Waktu Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi pada remaja
dilaksanakan mulai bulan Februari hari sabtu tanggal 12 Tahun 2022
Berilah Tanda checklist (✓) kolom yang di anggap benar dan salah
NO PERTANYAAN STS TS SS S R
1. Permasalah kesehatan reproduksi pada remaja 0% 0% 50% 50 0%
adalah masalah yang akan lebih nyaman di %
bicarakan dengan remaja itu sendiri maupun
dengan orang tua
2. Mengetahui permasalahan reproduksi sejak dini 0% 0% 50% 50 0%
merupakan kesadaran diri %
3. Remaja wajib mengetahui cara menjaga 0% 0% 100% 0% 0%
kesehatan reproduksi
4. Pengetahuan untuk menjaga kesehatan 0% 0% 50% 50 0%
reproduksi pada remaja di awali oleh %
pengetahuan dari orang tua
5. Sering berkonsultasi tentang menjaga kesehatan 0% 0% 100% 0% 0%
reproduksi dengan orang yang berpengalaman
merupakan dasar ilmu yang akan di dapatkan
6. Mengganti pakaian dalam secara rutin dan 0% 0% 0% 50 50%
teratur dapat mencegah masalah yang akan %
terjadi pada organ reproduksi
7. Merokok setiap saat menimbulkan masalah pada 0% 0% 50% 0% 50%
kesehatan reproduksi
8. HIV salah satu penyakit yang menyerang organ 0% 0% 100% 0% 0%
reproduksi
9. Tidak menjaga kesehatan reproduksi berakibat 0% 0% 0% 50 50%
kemandulan %
10. Menstruasi tidak teratur menimbulkan penyakit 0% 0% 33% 33 33%
miom %
Kuisioner POST
NO PERTANYAAN STS TS SS S R
1. Apakah anak telah beranjak remaja, maka 0% 0% 100% 0% 0%
perlu diberikan pengetahuan lanjutan
khususnya terkait pubertas?
2. Apakah menjaga kesehatan reproduksi hanya 100% 0% 0% 0% 0%
perlu di ketahui oleh remaja?
3. Apakah sistem reproduksi merupakan 0% 0% 0% 100% 0%
sekumpulan organ yang menjalankan fungsi
perkembangbiakan pada manusia?
4. Apakah kesehatan reproduksi remaja adalah 0% 50% 0% 50% 0%
salah satu kondisi sehat yang hanya
menyangkut sistemnya saja?
5. Apakah dengan berolahrag adalah salah satu 0% 0% 50% 50% 0%
cara menjaga kesehatan reproduksi?
6. Apakah gangguan prostat merupakan 0% 0% 100% 0% 0%
penyakit organ reproduksi yang dapat
menyerang pada pria?
7. Jarang mengganti pakaian dalam merupakan 100% 0% 0% 0% 0%
salah satu cara menjaga kesehatan
reproduksi?
8. Apakah mengonsumsi rokok dan alcohol 0% 0% 50% 50% 0%
dapat menyebabkan salah satu masalah pada
kesehatan reproduksi?
9. Apakah dengan selalu menjaga kesehatan 0% 0% 100% 0% 0%
reproduksi dari remaja akan berdampak
sangat baik pada masa yang akan datang?
10. Apakah kebiasaan makan makanan yang 0% 50% 0% 50% 0%
berminyak (junkfood) akan berdampak pada
masalah kesehatan reproduksi?
Ket :
2. Poster
B. Target Capaian
1. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman remaja tentang pentingnya
menjangga kesehatan reproduksi.
2. Meningkatnya keterlibatan remaja dalam memberikan informasi dan
edukasi terkait kesehatan reproduksi melalui media poster dan leaflet.
3. Adanya laporan akhir kegiatan tentang penyuluhan promosi kesehatan
mengenai reproduksi pada remaja.
BAB V
BIAYA DAN RENCANA KEGIATAN
A. Biaya
Justifikasi anggaran penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
3. Bahan Habis Pakai
B. Rencana Kegiatan
A. Pengertian
Kesehatan reproduksi
Menurut International Conference Population and Development (ICPD), kesehatan
reproduksi adalah keadaan sehat secara fisik, mental, dan sosial secara utuh, tidak
semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan sistem, fungsi,
dan proses, reproduksi.
B. Tahapan Remaja
Tumbuh kembangnya menuju dewasa, berdasarkan kematangan psikososial dan seksual,
semua remaja akan melewati tahapan berikut :
1. Masa remaja awal/dini (early adolescence) : umur 11 – 13 tahun. Dengan ciri khas :
ingin bebas, lebih dekat dengan teman sebaya, mulai berfikir abstrak dan lebih banyak
memperhatikan keadaan tubuhnya.
2. Masa remaja pertengahan (middle adolescence) : umur 14 – 16 tahun. Dengan ciri
khas: mencari identitas diri, timbul keinginan untuk berkencan, berkhayal tentang
seksual, mempunyai rasa cinta yang mendalam.
3. Masa remaja lanjut (late adolescence) : umur 17 – 20 tahun. Dengan ciri khas :
mampu berfikir abstrak, lebih selektif dalam mencari teman sebaya, mempunyai citra
jasmani dirinya, dapat mewujudkan rasa cinta, pengungkapan kebebasan diri. Tahapan
ini mengikuti pola yang konsisten untuk masing-masing individu. Walaupun setiap
tahap mempunyai ciri tersendiri tetapi tidak mempunyai batas yang jelas, karena
proses tumbuh kembang berjalan secara berkesinambungan. Terdapat ciri yang pasti
dari pertumbuhan somatik pada remaja, yaitu peningkatan massa tulang, otot, massa
lemak, kenaikan berat badan, perubahan biokimia, yang terjadi pada kedua jenis
kelamin baik laki-laki maupun perempuan walaupun polanya berbeda. Selain itu
terdapat kekhususan (sex specific), seperti pertumbuhan payudara pada remaja
perempuan dan rambut muka (kumis, jenggot) pada remaja laki-laki.
A. Kesimpulan
Permasalahan yang ditimbulkan akibat kurangnya pemahaman akan kesehatan
reproduksi yang cukup, masih cukup banyak ditemukan. Terutama di kalangan remaja
yang merupakan golongan yang paling rentan terhadap masalah yang berhubungan dengan
kesehatan reproduksi.Hasil penelitian secara univariat menyatakan gambaran pengetahuan
responden sebesar 86,9 % baik, sikap 85,4 % baik, perilaku 84 % baik, dan lingkungan 62
% baik. Hasil yang baik di atas, diperkirakan didapatkan karena sekolah tempat dilakukan
penelitian merupakan lingkungan sekolah yang cukup favorit dengan kebanyakan populasi
muridnya berasal dari kalangan menengah ke atas dan mempunyai orang tua dengan
tingkat pendidikan yang cukup tinggi. Tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku yang baik
serta ditunjang peran serta lingkungan yang memadai dalam memberikan informasi
mengenai kesehatan reproduksi kepada remaja akan membentuk pribadi remaja sebagai
muda penerus bangsa yang sehat jasmani dan rohani serta melindungi remaja dari sikap
seksual yang berbahaya.
B. SARAN
Dalam usaha-usaha untuk meningkatkan pengetahuan para remaja tentang kesehatan
reproduksinya membutuhkan peran serta dari berbagai pihak. Setiap sekolah hendaknya
memperhatikan tingkat pengetahuan setiap siswa didiknyadengan memberikan informasi
yang jelas dan akurat. Sikap dan perilaku setiap siswa dapat dibina dengan penyuluhan dan
program-program yang dapat menghindarkan siswa dari perilaku seksual yang berbahaya.
DAFTAR PUSTAKA
100-195-1-SM. (n.d.).
BUKU-AJAR-KESEHATAN-REPRODUKSI-REMAJA-DAN-LANSIA. (n.d.).
Desita Sari, N., Budi Musthofa, S., & Widjanarko, B. (2017a). MENENGAH PERTAMA
WILAYAH KERJA PUSKESMAS LEBDOSARI (Vol. 5).
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
Ernawati Program Studi, H. S., & Hery Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja Di Daerah
Pedesaan, E. (2018). Hal 58-64 Indones. In Indonesian Journal for Health Sciences (Vol. 02,
Issue 01).
Fatkhiyah, N., Masturoh, M., & Atmoko, D. (2020a). Edukasi Kesehatan Reproduksi Remaja.
Jurnal Abdimas Mahakam, 4(1), 84–89. https://doi.org/10.24903/jam.v4i1.776
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA Noveri Aisyaroh Staff Pengajar Prodi D-III Kebidanan
FIK Unissula. (n.d.).
Permatasari, D., & Suprayitno, E. (2021). Pendidikan Kesehatan Reproduksi pada Remaja.
Jurnalempathy Com, 1–5. https://doi.org/10.37341/jurnalempathy.v0i0.46
Studi, P., & Keperawatan, I. (2017). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan
Kesehatan Reproduksi Remaja di Kota Jayapura YUNITA KRISTINA.
Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal, S., Oktavian Senja, A., Puji Widiastuti, Y., Program Studi Ilmu
Keperawatan, I., Laut, J., Kendal, A., & Tengah, J. (2020). TINGKAT PENGETAHUAN
REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI. In Jurnal Keperawatan (Vol. 12,
Issue 1).
Lampiran 1.
b
e
c
Keterangan :
a. Penyuluh
b. Pembimbing
c. Pembimbing
d. Pembimbing
e. Siswa
8. Evaluasi
Siswa/i SMK Negeri 1 Bolango Selatan mampu mengulang informasi atau
pendidikan kesehatan yang diberikan terkait pentingnya Kesehatan Reproduksi
Pada Remaja.
Penyusun
Kelompok 7