Anda di halaman 1dari 18

SATUAN ACARA PENYULUHAN

REMAJA

Dosen Pembimbing : Masykuriah, SKM., M.Kes

DISUSUN OLEH KELOMPOK : III

MEGA DANI 105121100819

ERNI 105121101419

AINUN MARDIAH 105121101519

HASLINDAH 105121101619

PRODI DIII KEBIDANAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

1
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Remaja

Hari/tanggal :

Pukul :

Sasaran : Remaja

Tempat :

A. LATAR BELAKANG
Berdasarkaan survey BKKBN (2011), di Indonesia 63 juta jiwa remaja berusia 10
- 24 tahun berperilaku tidak sehat yaitu berhubungan seks pra nikah. Dampak pergaulan
bebas di kalangan remaja menghantarkan pada kegiatan menyimpang seperti seks bebas
atau sek sebelum menikah sehingga mengakibatkan menularnya penyakit kelamin dan
terjadi Kehamilan yang Tidak Diharapkan ( KTD ). Jika terjadi KTD, maka ada 2 hal
yang akan dilakukan oleh remaja putri, yaitu mempertahankan kehamilan dengan
berbagai konsekueni atau mengakhiri kehamilan dengan cara aborsi karena rasa malu
atau karena tidak ingin mempunyai anak tanpa bapak yang merupakan aib baginya atau
karena ingin meneruskan sekolahnya terlebih dahulu.
Kasus aborsi di kalangaan remaja, di peroleh 2,6 juta jiwa pertahun dan dari
jumlah 27% atau 700.000 kalangan remaja melakukan aborsi. Di Indonesia 15% - 50%
kematian ibu disebabkan karena tindakan aborsi yang tidak aman, khususnya sebagian
besar dilakukan oleh remaja. .
Aborsi dapat beresiko terhadap segi kesehatan dan keselamatan wanita baik
secara fisik dan psikologis. Gangguan kesehatan secara fisik seorang wanita melakukan
aborsi antara lain kematian mendadak akibat pendarahan hebat, kematian mendadak
karena pembiusan yang gagal, kematian secara lambat akibat infeksi serius di sekitar
kandungan, rahim yang sobek, kerusakan leher rahim, kanker payudara, mandul/tidak
mampu memiliki keturunan lagi, kanker leher rahim, kelainan plasenta/ari-ari. Seorang
wanita yang melakukan aborsi juga dapat mengalami gangguan kesehatan mental antara
lain kehilangan harga diri, berteriak – teriak histeris, mimpi buruk berkali – kali

2
mengenai bayinya, ingin melakukan bunuh diri, mulai menggunakan obat- obatan
terlarang dan tidak bisa menikmati hubungan seksual.
Banyaknya kasus aborsi khususnya dikalangan remaja terjadi akibat adanya
kesenjangan informasi tentang kesehatan repoduksi. Semakin berkembangnya teknologi
informasi dan mudahnya akses informasi menjadikan para remaja semakin mudah
mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi yang belum tentu benar. Hal ini
terjadi dikarenakan pengetahun remaja yang kurang, sehingga banyak terjadi kesenjangan
informasi tentang kesehatan reproduksi terkhusus lagi tentang resiko aborsi. Pengetahuan
remaja saat ini sangat dipengaruhi oleh apapun yang ada dilingkungan mereka, karena
masa remaja adalah masa transisi yang pembentukannya juga dipengaruhi oleh usia dan
lingkungan sekitar.
Pengetahuan sendiri merupakan hasil “ tahu “ pengindraan manusia terhadap
suatu objek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui panca indra maanusia, yakni
indra penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan peraba melalui kulit.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang
Upaya tenaga kesehatan, khususnya bidan untuk membantu menurunkan angka
kejadian aborsi yaitu dengan memberikan bimbingan atau penyuluhan dilembaga –
lembaga pendidikan dan kepada remaja tentang aborsi dan resiko - resiko yang
ditimbulkan akibat tindakan tersebut.
B. TUJUAN
Melalui penyuluhan, diharapkan remaja mampu :
1. Memahami Pengertian aborsi
2. Memahami factor penyebab ramaja melakukan aborsi
3. Memahami dasar hukum melakukan aborsi
4. Mengetahui contoh aborsi
5. Memahami resiko aborsi
6. Mengetahui upaya untuk mencegah aborsi dikalangan remaja

A. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Topik
Penyuluhan peningkatan pengetahuan remaja tentang risiko tindakan aborsi

3
2. Metode
 Ceramah
 Tanya jawab
3. Media dan alat
 Brosur
 LCD
 Laptop
4. Waktu dan tempat
 Hari / Tanggal :
 Pukul :
 Tempat :
5. Setting Tempat

Keterangan :

: Moderator

: Fasilitator

: Observer

: Presenter

4
PENGORGANISASIAN

a. Pembagian Tugas

Dosen Pembimbing : Masykuriah, SKM., M.Kes

1.Presentator : a. Erni

b. Mega Dani

c. Haslindah

2. Moderator : Ainun Mardiah

3. Faslitator :

4. Observer : Dosen

1. Ibu Masykuriah, SKM.,M.Kes

2. Ibu Junaeda Rasyad, SKM.,M.Kes

Rincian Tugas/Peran
1. Peran Moderator
a. Membuka dan menutup acara.
b. Memperkenalkan diri.
c. Menetapkan tata tertib acara penyuluhan.
d. Kontrak waktu yang akan digunakan selama penyuluhan
e. Menjaga kelancaran acara.
f. Memimpin praktek.
g. Bersama fasilitator menjalin kerja sama dalam acara penyuluhan.
2. Peran Presentator
Menyampaikan pelaksanaan kegiatan penyuluhan yang akan dilakukan
3. Peran Fasilitator
a. Bersama leader menjalin kerja sama dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan.
b. Memotivasi peserta kegiatan dalam penyuluhan.
c. Menjadi contoh dalam kegiatan.

5
4. Peran Observer
a. Mengamati jalannya kegiatan.
b. Mengevaluasi kegiatan.
c. Mencatat perilaku verbal dan non verbal peserta kegiatan.

Materi Penyuluhan (Terlampir)


1. Pengertian aborsi
2. Factor penyebab ramaja melakukan aborsi
3. Cara melakukan aborsi yang memabahayakan kesehatan
4. Hukum melakukan aborsi
5. Contoh aborsi
6. Resiko aborsi
7. Upaya untuk mencegah aborsi dikalangan remaja

KEGAIATAN PENYULUHAN
No Tahap Waktu Kegiatan penyuluhan Sasaran Metode
kegiatan
1. Pembukaan 5 menit 1.Memberikan salam dan perkenalan 1. Menjawab Ceramah
2. Membaca doa salam
3. Melakukan persepsi 2. kontrak waktu
4. Menyampaikan integritas nilai-nilai 3. Mendengarkan
islam dan
5. Menyampaikan tujuan penyuluhan memperhatikan

2. Pelaksanaan 20 menit Menjelaskan materi penyuluhan secara Menyimak, Ceramah


berurutan dan beratur memahami dan
Materi : memperhatikan
1. Pengertian aborsi
2. Factor penyebab ramaja
melakukan aborsi
3. Dasar hukum melakukan aborsi
4. Contoh aborsi
5. Resiko aborsi
6. Upaya untuk mencegah
aborsi dikalangan remaja

6
3. Penutup 10 menit 1. Memberikan kesempatan bertanya 1. Bertanya Kata-
2. Melakukan evaluasi 2. Sasaran dan kata
3. Menyampaikan kesimpulan materi dapat menjawab kalimat
4. Membagikan leaflet dan tentang
reinforcement pertanyaan yang
5. Mengakhiri pertemuan dan diajukan
menjawab salam 3. Mendengarkan
4. Merespon
5. Menjawab
salam

B. KRITERIA EVALUASI
 Kisi-kisi
No Tujuan Jenis No butir tes Nilai
1. Menjelaskan Pengertian Uraian 1 1
Aborsi
2. Menjelaskan Factor penyebab remaja Uraian 1 1
melakukan aborsi
3. Menjelaskan Hukum melakukan aborsi Uraian 1 1
4. menjelaskan contoh aborsi Uraian 1 1
5. Menjelaskan Resiko aborsi Uraian 1 1

6. Upaya untuk mencegah aborsi Uraian 1 1


dikalangan remaja

Jumlah 6

Butir soal
1. Jelaskan Pengertian Aborsi
2. Jelaskan Factor penyebab remaja melakukan aborsi
3. Jelaskan Resiko aborsi

7
Kunci jawaban
1. Aborsi adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh sebab-sebab tertentu) sebelum buah
kehamilan tersebut mampu untuk hidup diluar kandungan (Laily Hanifah, 2001).
2. 1) Perkembangan fisik dan kejiwaan Para remaja dalam mencari jati diri memiliki
keingintahuan yang tinggi, sehingga memungkinkan mereka (para remaja)
mencoba untuk melakukan segala sesuatu termasuk seksbebas.
2) Kemajuan teknologi Teknologi yang semakin canggih, memungkinkan para
remaja untuk mengkases segala seuatu yang mereka ingin ketahui, termasuk
dalam hal seks, sehingga mereka (para remaja) membuka situs-situs yang berbau
pornografi.
3) Factor keluargaKeadaan keluarga yang berantakan (broken home), kurangnya
kasih sayang dalam keluarga, perekonomian keluarga yang tidak menunjang
kehidupan.
4) Kurangnya pendidikan seks dalam keluarga
5) Berada dilingkungan yang memiliki pergaulan bebas tanpa pengawasan orang
tua.
6) Pornografi.Menonton film yang memiliki unsur seksual.
7) Mendapatkan kekerasan secara seksual atau menjadi korban perkosaan

Aborsi memiliki risiko yang tinggi terhadap kesehatan maupun keselamatan seorang wanita.
tidak benar jika dikatakan bahwa jika seseorang melakukan aborsi ia tidak merasakan apa-apa
dan langsung boleh pulang”.
Ada 2 macam risiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi
1.      Risiko kesehatan dan kesehatan secara fisik
2.      Risiko gangguan psikologi
Risiko kesehatan dan kesehatan fisik
Pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada beberapa risiko yang akan
dihadapi oleh seorang wanita, seperti yang dijelaskan dalam buku fact of life yang ditulis oleh
Brian Clowes, Phd yaitu:
 Kematian mendadak karena perdarahan hebat
 Kerusakan organ-organ dalam, seperti rahim, saluran vagina, dan saluran kencing;
 Kematian secara lambat akibat infeksi serius di sekitar kandungan
 Rahim yang sobek (uterine perforation)
 Kerusakan leher rahim yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya.
 Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita)

8
 Kanker indung telur
 Kanker leher rahim
 kanker hati
 Kelainan pada placenta/ari-ari yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan
perdarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya
 Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi
 Infeksi rongga panggul
 Infeksi pada lapisan rahim
Risiko kesehatan mental
Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki risiko tinggi dari segi kesehatan dan
keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang sangat hebat
terhadap keadaan mental seorang wanita.
Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai “post abortion syndrome” atau PAS.
Gejala-gejala ini dicatat dalam psychological reactions reported after abortion di dalam
penerbitan. The post abortion review (1994, pada dasarnya seorang wanita yang melalukan
aborsi akan mengalami hal-hal seperti berikut ini:
 Kehilangan harga diri
 Berteriak-teriak histeris
 Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi
 Ingin melakukan bunuh diri
 Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang
 Tidak bisa menikmati hubungan seksual

Di luar hal-hal tersebut di atas para wanita yang melakukan aborsi akan dipenuhi perasaan
bersalah yang tidak hilang selama bertahun-tahun dalam hidupnya.

Skor penilaian
1. Jawaban benar no 1 nilai 10
2. Jawaban benar no 2 nilai 40

9
3. Jawaban benar no 3 nilai 50
Total Nilai 100

MATERI
1. PENGERTIAN ABORSI
Aborsi adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh sebab-sebab tertentu) sebelum buah
kehamilan tersebut mampu untuk hidup diluar kandungan (Laily Hanifah, 2001). Aborsi dibagi
menjadi dua, yaitu aborsi spontan dan aborsi buatan. Aborsi spontan adalah aborsi yang terjadi
secara alamiah tanpa adanya upaya-upaya dari luar untuk mengakhiri kehamilan tersebut.
Sedangkan aborsi buatan terjadi karena adanya upaya-upaya tertentu untuk mengakhiri proses
kehamilan. Istilah yang sering digunakan untuk peristiwa ini adalah aborsi, pengguguran, atau
abortus provokatus.
Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), aborsi dimaksudkan sebagai
tindakan menghentikan kehamilan atau matinya janin sebelum waktunya dilahirkan ( Agus
Purwadianto du. 1982).
Aborsi banyak dipilih dengan berbagai tujuan dan alasan, faktor ekonomi, kesehatan,
ketidaksiapan, penolakan terhadap bayi yang dikandung, atau menutup malu dan lain sebagainya.
Bahkan bagi pelajar, aturan sekolah yang memberi sanksi bagi pelajar putri yang hamil, untuk
keluar dari sekolah, menyebabkan pemecahan masalah dengan aborsi dianggap paling baik.
Berbagai cara ditempuh untuk meniadakan janin, secara ilegal maupun legal.
Walaupun hampir seluruh agama menolak tindakan aborsi dilakukan kecuali atas indikasi
medis, tetapi pada kenyataannya telah banyak dilakukan tindakan tersebut meskipun dengan
berbagai macam alasan. Masyarakat akhir akhir ini sering dikejutkan dengan berbagai pemberitaan
di berbagai media massa mengenai indikasi kehamilan yang tidak dikehendaki, sehingga
dimungkinkan tindakan pengguguran janin atau aborsi. Padahal tindakan ilegal tersebut secara
sosial dilarang/dikutuk dan bagi perempuan yang melakukannya juga merupakan tekanan batin
maupun lahiriah yang berat. Aborsi juga dapat membahayakan jiwa dan kesehatannya, bila aborsi
dilakukan itu tidak dilakukan oleh orang yang bukan ahlinya, serta ada sanksi hukumnya.
2. PENYEBAB REMAJA MELAKUKAN ABORSI
Dari zaman ke zaman tingkat aborsi semakin tinggi dikalangan remaja. Banyak hal
yang dapat menyebabkan terjadinya aborsi dikalangan remaja dewasa ini, beberapa
penyebab itu sebagai berikut:
1) Perkembangan fisik dan kejiwaan Para remaja dalam mencari jati diri memiliki
keingintahuan yang tinggi, sehingga memungkinkan mereka (para remaja) mencoba untuk
melakukan segala sesuatu termasuk seksbebas.
2) Kemajuan teknologi Teknologi yang semakin canggih, memungkinkan para remaja
untuk mengkases segala seuatu yang mereka ingin ketahui, termasuk dalam hal seks,
sehingga mereka (para remaja) membuka situs-situs yang berbau pornografi.

10
3) Factor keluargaKeadaan keluarga yang berantakan (broken home), kurangnya
kasih sayang dalam keluarga, perekonomian keluarga yang tidak menunjang kehidupan.
4) Kurangnya pendidikan seks dalam keluarga
5) Berada dilingkungan yang memiliki pergaulan bebas tanpa pengawasan orang tua.
6) Pornografi.Menonton film yang memiliki unsur seksual.
7) Mendapatkan kekerasan secara seksual atau menjadi korban perkosaan
3. PASAL-PASAL YANG MENGATUR ABORSI
Aborsi merupakan masalah kesehatan masyarakat karena memberikan dampak pada
kesakitan dan kematian bagi pelakunya, juga melanggar hukum, norma-norma sosial dan agama.
Aborsi menurut KUHP masuk kedalam bab XIX yang mengatur kejahatan terhadap nyawa.

Adapun pasal-pasal yang mengatur aborsi adalah sebagai berikut


Pasal 346 Ancaman bagi si ibu;
Pasal 347 Ancaman bagi pengguguran (awam) tanpa ijin ibu;
Pasal 348 Ancaman bagi penggugur tenaga kesehatan dengan atau tanpa ijin ibu;
Pasal 299 Ancaman bagi pemberitahu atau pemberi harapan (termasuk tenaga kesehatan);
Pasal 535 Ancaman bagi promotor.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, dasar
hukum aborsi dalam undang-undang ini adalah antara lain:
BAB X; Ketentuan Pidana; Pasal 80
Barang siapa dengan sengaja melakukan tindakan medis tertentu terhadap ibu hamil yang
tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dalam pasal 15 ayat (l) dan ayat (2), dipidana
dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling banyak
RP 500.000.000; (lima ratus juta rupiah).
4. CONTOH ABORSI

      Pada kehamilan muda (dibawah 1 bulan)


Pada kehamilan muda, dimana usia janin masih sangat kecil, aborsi dilakukan dengan
cara menggunakan alat penghisap (suction). Sang anak yang masih sangat lembut langsung
terhisap dan hancur berantakan. Saat dikeluarkan, dapat dilihat cairan merah berupa gumpalan-
gumpalan darah dari janin yang baru dibunuh tersebut.
      Pada kehamilan lebih lanjut (1-3 bulan)
Pada tahap ini, dimana janin baru berusia sekitar beberapa minggu, bagian-bagian
tubuhnya mulai terbentuk. Aborsi dilakukan dengan cara menusuk anak tersebut kemudian
bagian-bagian tubuhnya dipotong-potong dengan menggunakan semacam tang khusus untuk
aborsi (cunam abortus). Anak dalam kandungan itu diraih dengan menggunakan tang tersebut,

11
dengan cara menusuk bagian manapun yang bisa tercapai. Bisa lambung, pinggang, bahu atau
leher. Kemudian setelah ditusuk, dihancurkan bagian-bagian tubuhnya. Tulang-tulangnya di
remukkan dan seluruh bagian tubuhnya disobek-sobek menjadi bagian kecil-kecil agar mudah
dikeluarkan dari kandungan. Dalam klinik aborsi, bisa dilihat potongan-potongan bayi yang
dihancurkan ini. Ada potongan tangan, potongan kaki, potongan kepala dan bagian-bagian tubuh
lain yang mungil. Anak tak berdosa yang masih sedemikian kecil telah dibunuh dengan cara
yang paling mengerikan.
      Aborsi pada kehamilan lanjutan (3 sampai 6 bulan)
Pada tahap ini, bayi sudah semakin besar dan bagian-bagian tubuhnya sudah terlihat jelas.
Jantungnya sudah berdetak, tangannya sudah bisa menggenggam. Tubuhnya sudah bisa
merasakan sakit, karena jaringan syarafnya sudah terbentuk dengan baik.
Aborsi dilakukan dengan terlebih dahulu membunuh bayi ini sebelum dikeluarkan. Pertama,
diberikan suntikan maut (saline) yang langsung dimasukkan kedalam ketuban bayi. Cairan ini
akan membakar kulit bayi tersebut secara perlahan-lahan, menyesakkan pernafasannya dan
akhirnya – setelah menderita selama berjam-jam sampai satu hari – bayi itu akhirnya meninggal.
Selama proses ini dilakukan, bayi akan berontak, mencoba berteriak dan jantungnya berdetak
keras. Aborsi bukan saja merupakan pembunuhan, tetapi pembunuhan secara amat keji. Setiap
wanita harus sadar mengenai hal ini.
      Aborsi pada kehamilan besar (6 sampai 9 bulan)
Pada tahap ini, bayi sudah sangat jelas terbentuk. Wajahnya sudah kelihatan, termasuk
mata, hidung, bibir dan telinganya yang mungil. Jari-jarinya juga sudah menjadi lebih jelas dan
otaknya sudah berfungsi baik. Untuk kasus seperti ini, proses aborsi dilakukan dengan cara
mengeluarkan bayi tersebut hidup-hidup, kemudian dibunuh.
Cara membunuhnya mudah saja, biasanya langsung dilemparkan ke tempat sampah,
ditenggelamkan kedalam air atau dipukul kepalanya hingga pecah. Sehingga tangisannya
berhenti dan pekerjaan aborsi itu selesai. Selesai dengan tuntas – hanya saja darah bayi itu yang
akan mengingatkan orang-orang yang terlibat didalam aborsi ini – bahwa pembunuhan keji telah
terjadi. Semua proses ini seringkali tidak disadari oleh para wanita calon ibu yang melakukan

12
aborsi. Mereka merasa bahwa aborsi itu cepat dan tidak sakit, mereka tidak sadar karena dibawah
pengaruh obat bius. Mereka bisa segera pulang tidak lama setelah aborsi dilakukan. Benar, bagi
sang wanita, proses aborsi cepat dan tidak sakit. Tapi bagi bayi, itu adalah proses yang sangat
mengerikan, menyakitkan, dan benar-benar tidak manusiawi.
Kematian bayi yang tidak berdosa itu tidak disaksikan oleh sang calon ibu. Seorang wanita yang
kelak menjadi ibu yang seharusnya memeluk dan menggendong bayinya, telah menjadi algojo
bagi anaknya sendiri.

Pada umumnya remaja mengetahui cara-cara aborsi dari teman-temannya yang sudah
pernah melakukan aborsi, Meskipun sebagian besar remaja berpendapat bahwa aborsi itu
bertentangan dengan agama, merupakan dosa yang tidak dapat diampuni, karena anak
merupakan karunia Tuhan. Disebutkan bahwa "aborsi yang dilakukan remaja pada umumnya
adalah suatu cara untuk menghilangkan rasa malu atau menutupi aib, karena kehamilan tidak
dikehendaki" tetapi untuk melakukan aborsi bukan hal yang mudah dilakukan, karena banyak
cara yang bisa dilakukan. Seperti dengan cara "kusuk", yaitu cara yang biasanya dilakukan oleh
orang-orang tertentu seperti dukun beranak, yang mungkin disertai dengan ramuan-ramuan yang
bersifat mistik. Tetapi bila kandungannya sudah empat bulan keatas, jika dengan cara kusuk
tidak berhasil digugurkan maka anak yang dikandungnya kemungkinan lahir cacat. Aborsi dapat
pula dilakukan dengan cara meminum minuman bersoda seperti sprite atau juga mencampurkan
dengan pil kina 2-3 biji sekali makan, jika tidak berhasil maka dicoba lagi sampai berhasil. Atau
bisa juga meminum jamu-jamuan yang biasa disebut jamu "pluntur", seperti jamu untuk
memperlancar haid. Kemudian pengguguran dengan cara minum air tape yang banyak, atau
dengan meminum air cucian beras atau ada juga cara sesudah melakukan hubungan suami istri si
wanita disuruh minum air kamput satu botol sekali minum atau dengan memakan nanas hijau
yang diparut.
Aborsi ilegal dilakukan secara tradisional maupun modern, yaitu dengan meminum
ramuan, pijatan atau alat tertentu yang dimasukkan kedalam liang vagina mengandung resiko
sendiri-sendiri. Contoh pijatan perut yang dilakukan oleh dukun dapat mengakibatkan
pendarahan atau kerusakan organ dalam ; minum obat tertentu seperti pil kina dapat
menyebabkan keracunan, kegagalan ginjal, muntah-muntah yang diikuti dehidrasi dan dapat
menyebabkan kematian. Pada aborsi legal, komplikasi pun sering terjadi yang mempunyai resiko
cukup tinggi. Ini berkaitan dengan cara-cara dan teknik yang dipakai, waktu, dan siapa serta
bagaimana kemampuan para pelaku aborsi (Erniati Djohan dkk 1996).

5. RESIKO ABORSI

13
Aborsi memiliki risiko yang tinggi terhadap kesehatan maupun keselamatan seorang wanita.
tidak benar jika dikatakan bahwa jika seseorang melakukan aborsi ia tidak merasakan apa-apa
dan langsung boleh pulang”.
Ada 2 macam risiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi
1.      Risiko kesehatan dan kesehatan secara fisik
2.      Risiko gangguan psikologi
Risiko kesehatan dan kesehatan fisik
Pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada beberapa risiko yang akan
dihadapi oleh seorang wanita, seperti yang dijelaskan dalam buku fact of life yang ditulis oleh
Brian Clowes, Phd yaitu:
 Kematian mendadak karena perdarahan hebat
 Kerusakan organ-organ dalam, seperti rahim, saluran vagina, dan saluran kencing;
 Kematian secara lambat akibat infeksi serius di sekitar kandungan
 Rahim yang sobek (uterine perforation)
 Kerusakan leher rahim yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya.
 Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita)
 Kanker indung telur
 Kanker leher rahim
 kanker hati
 Kelainan pada placenta/ari-ari yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan
perdarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya
 Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi
 Infeksi rongga panggul
 Infeksi pada lapisan rahim
Risiko kesehatan mental
Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki risiko tinggi dari segi kesehatan dan
keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang sangat hebat
terhadap keadaan mental seorang wanita.

14
Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai “post abortion syndrome” atau PAS.
Gejala-gejala ini dicatat dalam psychological reactions reported after abortion di dalam
penerbitan. The post abortion review (1994, pada dasarnya seorang wanita yang melalukan
aborsi akan mengalami hal-hal seperti berikut ini:
 Kehilangan harga diri
 Berteriak-teriak histeris
 Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi
 Ingin melakukan bunuh diri
 Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang
 Tidak bisa menikmati hubungan seksual

Di luar hal-hal tersebut di atas para wanita yang melakukan aborsi akan dipenuhi perasaan
bersalah yang tidak hilang selama bertahun-tahun dalam hidupnya.
6. UPAYA PENCEGAHAN REMAJA MELAKUKAN ABORSI

Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah remaja melakukan aborsi adalah sebagai berikut:

a) Memberikan edukasi seks di kalangan remaja. Hal ini dikarenakan masih


banyaknya para remaja kita yang mempelajari fungsi reproduksi para
b) sudut “kenikmatan” nya saja tanpa memandang efek-efek negatif di
kemudian hari. Maka harapannya dengan pemahaman yang tepat dan lengkap, maka
remaja akan dapat membuat keputusan yang tepat untuk menjaga kesucian
dirinya masing-masing.
c) Menanamkan kembali nilai-nilai moral sosial dan juga keagamaan akan penting dan
mulianya untuk menjaga kehormatan diri. Kebanyakan, para remaja ini karena memang
semenjak kecil sudah dijauhkan oleh norma-norma yang mengatur hubungan
antar laki-laki dan perempuan sedangkan media gencar
mempromosikan tayangan-tayangan yang berbau seksualitas dengan
mengedepankan nafsu semata. Ditambah lagi akses pornografi yang dapat dengan mudah
didapatkan melalui internet via komputer maupunhandphone.

15
d) Menguatkan kembali kontrol sosial di masyarakat. Tidak dipungkiri yang
menjadikan remaja bebas melakukan apa saja adalah karena semakin melemahnya
kontrol sosial dari lingkungan keluarga maupun masyarakat. Misalkan saja ada
sepasang pelaku “pacaran” yang diperbolehkan orang tuanya berdua-duaan di
dalam kamar. Meskipun tidak terjadi perzinahan di sana, namun itu dapat
memicu untuk melakukan tindakan-tindakan yang “lebih” untuk dilakukan pada
lain kesempatan dan lain tempat. Begitu juga kontrol dari masyarakat itu
penting ketikamelihat ada pasangan muda-mudi yang menginap di kamar kostan dan
bahkan terjadi berhari-hari. Hal ini sudah barang tentu dapat semakin
mendorong terjadinya penyimpangan perilaku dalam artian melakukan
tindakan-tindakan yang seharusnya baru boleh dilakukanoleh pasangan suami isteri
yangresmi.
e) Para pelaku yang telah melakukan aborsi jugatakdapatdipandangsebelah mata. Mereka
mempunyai hak untuk dapat kita tolong karena bisa saja hal telah mereka lakukan
tersebut adalah suatu kekhilafan yang tak ingin diulanginya lagi. Maka, bagi para
penyandang PAS, dapat kita tolong dengan memberikan pelayanan konseling serta
dukungan sosial untuk dapat bangkit kembali menjalani kehidupan secara
normal dengan diiringi taubat yang sebenar-benarnya (taubat nasukha).

16
DAFTAR HADIR PENYULUHAN

Hari/ tanggal :
Tempat :
Waktu :
Materi : peningkatan pengetahuan remaja tentang risiko tindakan aborsi
No Nama Alamat Tanda Tangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

17
DAFTAR PUSTAKA
1. Soetjiningsih. 2007. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Edisi 2: Jakarta : CV
Sagung Seto.
2. Depkes RI. 2011. Angka Kematian Ibu Penyebab Tindakan Aborsi.
www.depkesri
3. Solopos. 2011. Aborsi dan Pergaulan Bebas Remaja.
prov.bkkbn.go.id
4. Kartini. 2010. Psikologi sosial II Kenakalan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
5. Niskala, S. 2011. Agar Seks Tidak Salah Jalan. Jakarta : Progresinddo publishing
6. Soenanti Zalbawi. MASALAH ABORSI DI KALANGAN REMAJA
https://media.neliti.com/media/publications/160266-ID-masalah-aborsi-di-
kalangan-remaja.pdf akses pada tanggal 17 November 2021 pukul: 21.00 Wita
7. Elisa Damayanti, Muhammad Ali Sodik. Sikap Pencegahan Aborsi ditinjau dari
Pengetahuan Tentang Bahaya Dan Resiko Kesehatan
https://osf.io/h3x6c akses pada tanggal 18 November 2021 pukul : 20.54 Wita

18

Anda mungkin juga menyukai