GSLC 2 Economy Theory
GSLC 2 Economy Theory
1. Dalam mengatasi masalah ekonomi pemerintah mempunyai dua kebijakan yaitu kebijakan
fiskal dan kebijakan moneter.Jelaskan pengertian, tujuan serta instrument kedua kebijakan
tersebut.
2. Kebijakan fiskal ada dua bentuk yaitu kebijakan fiskal yang fasif (Automatic stabilizers ) dan
kebijakan fiskal disengaja (Discretionary fiscal policy). Jelaskan keduanya dan beri contoh.
3. Diketahui fungsi konsumsi , C = 90 + 0,75 Yd. Investasi I= 50; Pajak neto (T) = 40 dan
pengeluaran pemerintah (G) = 40. Berdasarkan informasi tersebut :
a. Lengkapilah tabel berikut ini.
b. Bila pengeluaran pemerintah naik menjadi 60, tentukan berapa pendapatan
keseimbangan yang baru.
c. Gambarkan grafik keseimbangan yang lama dan baru dalam satu grafik.
Y T Yd C S I G AE
0 40 ......... …….. ........ 50 40 ......
200 40 ......... ........ ......... 50 40 ........
400 40 ......... ........ ........ 50 40 ........
600 40 ......... ......... ......... 50 40 ........
800 40 ......... ........ ......... 50 40 .........
Jawaban :
Selain fungsi, kebijakan fiskal juga memiliki beberapa instrumen yang menjadi ciri kahsnya.
Adapun instrumen kebijakan fiskal, diantaranya sebagai berikut :
Sesuai dengan namanya yaitu seimbang, maka disini adalah menggunakan perpaduan antara
anggaran defisit dan anggaran surplus, yaitu dengan memadukan antara konsep
pengelauran lebih banyak daripada pemasukan dan juga menggunakan konsep pemasukan
yang lebih banyak daripada pengeluaranya. Jadi pada dasarnya anggaran seimbang ini
menjadi salah satu poerantara diantara keduaanya, anggaran ini bisa menggunakan
anggaran sesuai dengan waktu dan kondisinya. Ketika keadaan atau kondisi perekonomian
negara mengalami inflasi maka konsep anggaran surplus, dan ketika situasi menunjukkan
keadaan yang tidak stabil maka anggaran yang digunakan adalah anggaran defisit.
2. Pembiayaan fungsional
Untuk kebijakan ini fokus pada penyesuaian anggaran negara dengan menentukan biaya
atau anggaran yang digunakan oleh pemerintah dengan sedemikian rupa hingga tidak
memiliki pengaruh bagi pendapatan atau pemasukan negara secara langsung. Kebijakan
pembiayaan fungsional ini memiliki tujuan utama untuk menyerap sebanyak-banyaknya
tenaga kerja dnegan membuka berbagai lapangan pekerjaan baru. Dalam kebijakan ini pula
pajak dan pengeluaran pemerintah ditempatkkan atau diposisikan dalam tempat yang
berbeda. kebijakan ini dipelopori atau dicetuskan oleh A.P Liner.
Anggaran defisit merupakan salah satu kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk
memeberikan stimulus pada sebuah perekonomian dengan cara mengupayakan untuk
membuat pengeluaran negara untuk belanja dan pembangunana lebih besar daripada
pemasukan yang ada selama kurun waktu tertentu. Mungkin kita berfikir mengapa cara atau
kebijakan ini dipakai padahal dilihat dari satu sisi hal ini merugikan negara, namun
sebenarnya tidak pada dasarnya kebijakan ini dilakukan hanya pada situasi ekonomi yang
resesif karena hal ini akan menguntungkan bagi negara.
sentral memperhitungkan jumlah uang beredar telah melebihi kebutuhan (gejala inflasi),
bank sentral mengeluarkan keputusan untuk menaikkan suku bunga. Dengan menaikkan
suku bunga akan merangsang keinginan orang untuk menabung.
3. Kebijakan Cadangan Kas : Bank sentral dapat membuat peraturan untuk menaikkan atau
menurunkan cadangan kas (cas ratio). Bank umum, menerima uang dari nasabah dalam
bentuk giro, tabungan, deposito, sertifikat deposito, dan jenis tabungan lainnya. Ada
persentase tertentu dari uang yang disetorkan nasabah yang tidak boleh dipinjamkan.
4. Kebijakan Kredit Ketat : Kredit tetap diberikan bank umum, tetapi pemberiannya harus
benar-benar didasarkan pada syarat 5C, yaitu Character, Capability, Collateral, Capital, dan
Condition of Economy. Dengan kebijakan kredit ketat, jumlah uang yang beredar dapat
diawasi. Langkah kebijakan ini biasa diambil pada saat ekonomi sedang mengalami gejala
inflasi.
5. Kebijakan Dorongan Moral (Moral Suasion) : Bank sentral dapat juga memengaruhi
jumlah uang beredar dengan berbagai pengumuman, pidato, dan edaran yang ditujukan
pada bank umum dan pelaku moneter lainnya. Isi pengumuman, pidato dan edaran dapat
berupa ajakan atau larangan untuk menahan pinjaman tabungan ataupun melepaskan
pinjaman.
2) Kebijakan fiskal secara umum berdasarkan tujuannya dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
a. Kebijakan Fiskal yang Disengaja (discretionary)
Kebijakan fiskal yang disengaja adalah langkah pemerintah untuk mengubah
pengeluaran dan pemungutan pajak dengan tujuan untuk mengurangi laju naik turunnya
kegiatan ekonomi dari waktu ke waktu dan menciptakan kegiatan ekonomi yang
mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja yang tinggi. Dengan usaha ini dapat terlihat
seberapa jauh peranan pemerintah melakukan campur tangannya dalam pengaturan
jalannya roda perekonomian.
b. Kebijakan Fiskal Pasif (automatic stabilizers atau built-in stabilizer)
Kebijakan pasif disebut juga kebijakan fiskal dengan penstabil otomatis, yang erat
kaitannya dengan penerapan berbagai pajak. Dalam realitanya sebagian besar dari
pajak-pajak yang dikenakan pada masyarakat, baik langsung maupun tak langsung,
berhubungan erat dengan tingginya arus pendapatan nasional. Semakin tingi arus
pendapatan nasional, semakin tinggi pula penerimanan yang diperoleh dari sektor pajak,
baik langsung maupun tak langsung. Pajak pendapatan, pajak perseroan, pajak
kekayaan dan sebagainya adalah pajak langsung yang jelas sekali berhubungandengan
tingkat pendapatan negara.
3) A). Tabel
Y T Yd C S I G AE
(C+S) (Y-T) (Y-C) (C+I+G)
0 40 -40 60 -60 50 40 150
200 40 160 210 -10 50 40 300
Cindy Aprilia (2201788981) LB 53
Y T Yd C S I G AE
(C+S) (Y-T) (Y-C) (C+I+G)
0 40 -40 60 -60 50 40 170
Grafi k Keseimbagan
900
Pengeluaran agregat yang direncanaklan, AE
800
700
600
400
300
200
100
0
0 200 400 600 800
Output (pendapatan) agregat, Y