Anda di halaman 1dari 5

Kasus SNP Finance & Upaya Menutup Celah Curang Keuangan

Disusun Oleh :

Cindy Aprilia

(2201788981)

Tugas Individu Introduction to Commercial and Private Law

Universitas Bina Nusantara

Jakarta

2018
Kasus SNP Finance

Kasus PT Sunprima Nusantara Pembiayaan (SNP) Finance kembali mencuat


setelah Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Badan Reserse Kriminal
(Tipideksus Baeskrim) Mabes Polri menemukan dugaan pembobolan dana di 14
bank, baik swasta dan BUMN, yang dilakukan oleh SNP Finance.

Jumlahnya menurut temuan Bareksrim sekitar Rp 14 triliun. Otoritas Jasa


Keuangan (OJK) menceritakan sejarah kasus SNP Finance dari awal sampai
akhirnya ditetapkan sebagai sanksi pembekuan usaha.

Anto Prabowo, Deputi Komisioner Manajemen Strategis dan Logistik OJK


mengatakan perusahaan pembiayaan SNP Finance merupakan bagian dari usaha
Columbia, toko yang menyediakan pembelian barang secara kredit.

“Dalam kegiatannya SNP Finance mendukung pembiayaan pembelian barang


yang dilakukan oleh Columbia tersebut, yang bersumber dari kredit perbankan,”
kata Anto, Selasa (25/9).

Seiring dengan turunnya bisnis toko Columbia, kredit perbankan tersebut


mengalami permasalahan dan menjadi NPL. Kondisi tersebut telah diantisipasi
oleh perbankan dengan melakukan pencadangan (PPAP) pada tahun yang sudah
lewat, sehingga perbankan dapat menyerap risiko gagal bayar.

Salah satu tindakan yang dilakukan oleh SNP Finance untuk mengatasi kredit
bermasalah tersebut adalah melalui penerbitan MTN, yang diperingkat oleh
Pefindo berdasarkan laporan keuangan yang diaudit oleh KAP DeLoitte.

Dapat disampaikan bahwa penerbitan MTN tidak melalui proses di OJK,


mengingat MTN adalah perjanjian yang bersifat privat, namun memerlukan
pemeringkatan karena dapat diperjualbelikan.

Selanjutnya saat terjadi permasalahan, SNP Finance mengajukan penundaan


kewajiban pembayaran utang (PKPU) terhadap kewajibannya sekitar Rp 4,07
triliun, yang terdiri dari kredit perbankan sekitar Rp 2,22 triliun dan MTN sebesar
Rp 1,85 triliun.

Sebelumnya diketahui peringkat efek SNP Finance periode Desember 2015-2017


idA-/stable, kemudian Maret 2018 rating SNP Finance naik menjadi idA/stable.
Lalu Pefindo menurunkan rating sebanyak dua kali, yakni bulan Mei 2018
diturunkan menjadi idCCC/credit watch negative dan pada bulan yang sama
menurunkan lagi ke peringkat idSD/selective default.

Peran dan Fungsi Akuntan

Dalam PT SNP Finance terdapat akuntan yang bertugas sebagai auditor yang
seharusnya bertugas mengaudit laporan keuangan SNP finance dengan benar
tetapi malah melakukan kecurangan dengan melakukan pemalsuan data keuangan
SNP finance dengan memanipulasi laporan keuangan untuk menyembunyikan
kerugian dan utang perusahaan. Akuntan tersebut melakukan penipuan agar
laporan keuangan perusahaan tersebut tidak terlihat mengalami kerugian.

Peran akuntan independen (akuntan publik) adalah memberikan keyakinan atas


kualitas informasi keuangan dengan memberikan pendapat yang independen atas
kewajaran penyajian informasi dalam laporan keuangan. Adanya kewajaran
laporan keuangan dapat mempengaruhi investor untuk membeli atau menarik
sahamya pada sebuah perusahaan. Jelaslah bahwa kegunaan informasi akuntansi
dalam laporan keuangan akan dipengaruhi oleh adanya kewajaran penyajian.
Kewajaran penyajian dapat dipenuhi jika data yang ada didukung oleh adanya
bukti-bukti yang syah dan benar serta penyajiannya tidak ditujukan hanya untuk
sekelompok orang-orang tertentu.

Peran Akuntan Publik lainnya adalah fasilitator dalam menghadirkan dirinya


untuk memfasilitasi setiap potensi aktivitas bisnis yang melibatkan perusahaan
tersebut, pelanggan dalam mempertimbangkan hubungan sekarang dan
kedepannya dengan perusahaan tersebut, pemerintah dalam memberikan
pertimbangan hubungan bisnis ataupun pemberian izin ataupun kualifikasi
sehubungan dengan aktivitas
berbisnis dari perusahaan tersebut bahkan karyawan dari perusahaan tersebut
sendiri misalnya, dalam melihat masa depan dari keberadaannya dalam
perusahaan tersebut serta masyarakat lainnya.

Dalam Kasus ini tindakan yang dilakukan oleh SNP Finance untuk mengatasi
kredit bermasalah tersebut adalah melalui penerbitan MTN.

Etika dan Aturan Akuntan

1. Tanggung Jawab profesi


Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap
anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan
profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya. Anggota juga harus
selalu bertanggungjawab untuk bekerja sama dengan sesama anggota
untuk mengembangkan profesi akuntansi, memelihara kepercayaan
masyarakat dan menjalankan tanggung jawab profesi dalam mengatur
dirinya sendiri. Usaha kolektif semua anggota diperlukan untuk
memelihara dan meningkatkan tradisi profesi.
2.  Kepentingan Publik
Dimana publik dari profesi akuntan yang terdiri dari klien, pemberi kredit,
pemerintah, pemberi kerja, pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan,
dan pihak lainnya bergantung kepada obyektivitas dan integritas akuntan
dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis secara tertib. Kepentingan
utama profesi akuntan adalah untuk membuat pemakai jasa akuntan paham
bahwa jasa akuntan dilakukan dengan tingkat prestasi tertinggi sesuai
dengan persyaratan etika yang diperlukan untuk mencapai tingkat prestasi
tersebut. Dan semua anggota mengikat dirinya untuk menghormati
kepercayaan publik. Atas kepercayaan yang diberikan publik kepadanya,
anggota harus menunjukkan dedikasi untuk mencapai profesionalisme
yang tinggi. Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik,
setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan
integritas setinggi mungkin.
3. Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan
standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan
keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk
melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut
sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas. Standar teknis dan
standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar yang
dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Internasional Federation of
Accountants, badan pengatur, dan pengaturan perundang-undangan yang
relevan.
4. Integritas
Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, bersikap jujur dan
berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa.
Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh
keuntungan pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak
disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak menerima
kecurangan atau peniadaan prinsip.

Daftar Pustaka

https://dharmotinambunan.wordpress.com/2012/12/04/8-prinsip-kode-
etik-akuntansi/

https://www.e-akuntansi.com/2018/03/peran-akuntan-publik-akuntan-
independen.html

https://keuangan.kontan.co.id/news/simak-perjalanan-kasus-snp-finance-
dari-gagal-bayar-mtn-hingga-sanksi-pembekuan-usaha

Anda mungkin juga menyukai