Anda di halaman 1dari 15

KISI-KISI ULANGAN SEMSTER 2 KELAS 10

 Tingkat keanekaragaman hayati

 Keanekaragaman gen
Setiap sifat organisme hidup dikendalikan oleh sepasang faktor keturunan (gen), satu dari induk
jantan dan lainnya dari induk betina. Keanekaragaman tingkat ini dapat ditunjukkan dengan
adanya variasi dalam satu jenis.
misalnya :
- variasi jenis kelapa : kelapa gading, kelapa hijau
- variasi jenis anjing : anjing bulldog, anjing herder, anjing kampung
 Keanekaragaman jenis (spesies)
 Keanekaragaman ini lebih mudah diamati daripada Keanekaragaman gen. Keanekaragaman
hayati tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya beraneka macam jenis mahluk hidup baik
yang termasuk kelompok hewan, tumbuhan dan mikroba.
misalnya : - variasi dalam satu famili antara kucing dan harimau. Mereka termasuk dalam satu
famili(famili/keluarga Felidae) walaupun ada perbedaan fisik, tingkah laku dan habitat.
 Keanekaragaman ekosistem
Keanekaragaman tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya variasi dari ekosistem di biosfir.
misalnya : ekosistem lumut, ekosistem hutan tropis, ekosistem gurun, masing-masing ekosistem
memiliki organisme yang khas untuk ekosistem tersebut. misalnya lagi, ekosistem gurun di
dalamnya ada unta, kaktus, dan ekosistem hutan tropis di dalamnya ada harimau.

Keanekaragaman Indonesia
Penyebaran flora di Indonesia
Hutan hujan tropis
Ciri:heterogen ,lebat dan lembab,pohon besar mencapai 60 m,
Contoh tumbuhan :eboni,meranti,rotan dsb
Hutan musim
Ciri homogen,dengan dan”yg meranggas ,
Contoh:jati cemara
Daerah sabana
Ciri :rumput banyak semak” pohon rendah
Padang rumput(stepa)
Ciri:daerah terkering tumbuhan hnya kaktus
  Keanekargaman fauna
 Garis Wallace adalah sebuah garis hipotetis yang memisahkan wilayah geografi hewan Asia dan
Australasia. Bagian barat dari garis ini berhubungan dengan spesies Asia; di timur kebanyakan
berhubungan dengan spesies Australia. Garis ini dinamakan atas Alfred Russel Wallace, yang
menyadari perbedaan yang jelas pada saat dia berkunjung ke Hindia Timur pada abad ke-19.
Garis ini melalui Kepulauan Melayu, antara Borneo dan Sulawesi; dan antara Bali (di barat) dan
Lombok (di timur). Adanya garis ini juga tercatat oleh Antonio Pigafetta tentang perbedaan
biologis antara Filipina dan Kepulauan Maluku, tercatat dalam perjalanan Ferdinand Magellan
pada 1521. Garis ini lalu diperbaiki dan digeser ke Timur (daratan pulau Sulawesi) oleh Weber.
Batas penyebaran flora dan fauna Asia lalu ditentukan secara berbeda-beda, berdasarkan tipe-tipe
flora dan fauna. Garis ini lalu dinamakan "Wallace-Weber".
 Garis Weber
Salah satu teorinya dalam biogeografi adalah apa yang disebut sebagai Garis Weber, yang
menandai perbatasan fauna mamalia Australasia. Sebagaimana yang ditengarai pada tumbuhan,
survai-survai fauna memperlihatkan bahwa untuk kelompok-kelompok vertebrata –kecuali
burung– Garis Wallace bukan merupakan perbatasan biogeografis yang paling signifikan. Alih-
alih Selat Lombok, adalah Kepulauan Tanimbar yang dilalui garis batas antara fauna Oriental
dan Australasia, khususnya mamalia dan kelompok vertebrata terestrial lainnya. Demikian pula,
untuk kebanyakan invertebrata, kupu-kupu, dan juga burung, Garis Weber yang lebih tepat
menggambarkan perbatasan itu ketimbang Garis Wallace.
 Fauna Asiatis
Wilayah = Indonesia bagian barat (sumatera, jawa, kalimantan hingga selat makassar dan selat
lombok)
Hewan = badak, harimau, orangutan, gajah, dsb.
 2. Fauna Peralihan dan Fauna Asli
 Wilayah = Indonesia bagian tengah (sulawesi dan nusa tenggara)
Hewan = Babi rusa, kuskus, burung maleo, kera, dll.
 3. Fauna Australis
Wilayah = Indonesia bagian timur (papua)
Binatang = Burung cendrawasih, burung kakatua, kangguru, dsb.
 Ciri-ciri lumut, paku, dan spermatophyta, klasifikasi, contoh
 Ciri-ciri LUMUT :
Fotoautotrof
Multiseluler
berklorofil
Berukuran makroskopis
Merupakan tumbuhan peralihan antara Thalophyta (tumbuhan talus)
danChormophyta (tumbuhan kormus)
Nonvaskuler, belum memiliki akar sejati. Fungsi akar digantikan oleh rizoid
Tinggi 1-2 cm, tertinggi 40 cm
Habitat di tempat yang lembab, basah dan bersifat epifit
        Dikelompokkan menjadi 3 kelas :
Lumut hati (Hepaticopsida)
Ciri –ciri :
Tubuh berupa talus dan terbagi atas dua lobus sehingga tampak seperti lobus pada hati
Reproduksi secara aseksual menggunakan gemma cup (kuncup)
Gametofit membentuk anteridium dan arkegonium menyerupai payung
Tubuh lumut ini tipis, serupa kulit,
tumbuh menempel di atas medium penunjangnya (air tenang atau tanah basah).
banyak terdapat di permukaan dan dasar kolam.
Contoh : Marchantia polimorpha dan Ricciocarpus natans
 Lumut tanduk (Anthoceratopsida)
Ciri-ciri :
Bentuk tubuh berupa talus
Memiliki bentuk sporofit dengan kapsul yang tumbuh memanjang seperti tanduk
Selnya hanya memiliki satu kloroplas (berkloroplas tunggal)
Bentuk tubuh bagian bawah menyerupai lumut hati
Beberapa contoh dari Lumut Tanduk (Anthocerotopsida), yakni ; Anthoceros laevis, Anthoceros
fusiformis
Lumut daun (Bryopsida)
Ciri-ciri :
berklorofil
sering disebut dengan lumut sejati
Bentuk tubuh menyerupai tumbuhan tingkat tinggi, yang terdiri atas akar (rhizoid), batang, dan
daun kecil
Habitat umumnya ditempat lembab, dan sering ditemukan di daerah bebatuan ataupun tembok
rumah
Kehidupannya bergantung pada gametofitnya.
Beberapa contoh dari Lumut Daun, yaitu ;
Polytrichum commune
Pogonatum cirratum
Sphagnum innundatum (lumut gambut)
Leucobryum glaucum
Ciri-ciri Paku :
Berklorofil
Autotrof
Higrofit/ hidrofit/ epifit
Batangnya berpembuluh
Sudah memiliki pembuluh angkut (xilem dan floem)
Habitat di air (hidrofit), tempat lembab (higrofit), sebagi epifit atau saprofit
Reproduksi seksual denga antheridium dan arkhegonium
Reproduksi vegetatif dengan pembentukan spora haploid (n), fragmentasi rizom, kuncup tunas,
dan umbi batang.
Reproduksi generatif dengan penyatuan sel kelamin jantan dan betina yang dihasilkan protalium
Mengalami daur metagenesis, generasi dominan adalah sporofit yang merupakan tumbuhan paku
itu sendiri (diploid)
1. PAKU TELANJANG (PSYLOPHYTA)
Paku sederhana yang sporofinya berupa batang (rizom) tanpa akar dan daun
Termasuk tumbuhan paku homospora dan sudah hampir punah.
Pada generasi sporofit, jenis tumbuhan paku ini mempunyai ranting yang bercabang-cabang dan
tidak memiliki akar dan daun.
Sebagai pengganti akar, jenis tumbuhan paku ini memiliki akar yang diselubungi rambut-rambut
kecil yang disebut rizoid dan belum memiliki jaringan pengangkut
punya batang di atas tanah (tegakan / shoot) yang mengandung xylem dan phloem, serta
menghasilkan sporangium
fotosintesis berlangsung pada batang tegak
tiap butir homospora (isospora) yang jatuh berkembang menjadi dua gametofit kecil yang
membentuk antheridia (gamet jantan) dan archegomia (gamet betina)
fertilisasi dilakukan oleh sperma / antheridia yang berenang-renang menuju ke sel telur /
archegonia, karena tumbuhan ini hidup pada habitat basah.
Contoh : Psilotum nudum dan Rhynia
2. Paku kawat (Lycopodiophyta)
Sporofit berdaun kecil (mikrofil) dan tersusun spiral, batang seprti kawat, dan sporangia muncul
di ketiak daun yang terkumpul membentuk stobilus
Tumbuhan paku ini termasuk paku yang heterospora.
Hidup sebagai epifit di daerah tropis.
klas ini umumnya menghasilkan heterospora (2 macam spora yang berbeda), yakni mikrospora
(spora jantan) dan makrospora atau megaspora (spora betina);
mikrospora lalu tumbuh menjadi gametofit jantan dan megaspora menjadi gametofit
betinafertlisasi terjadi di dalam jaringan “basah” dari sporofit induk (tumbuhan itu sendiri)
Contoh : Lycopodium clavatum dan Selaginella wildenowii
3. Paku ekor kuda (Equisetophyta)
q  Sporofit berdaun kecil, tunggal dan tersusun melingkar. Sporangium terdapat dalamstrobilus
q  sering tumbuh di tempat berpasir,
q  menghasilkan heterosporabatangnya banyak mengandung silica
q  mempunyai batang di atas tanah (tegakan / shoot) dan batang di bawah tanah (rimpang /
rhizome)
q  Contoh : Equisetum debile
4. Paku sejati (Pterophyta)
q  Sporofit berdaun besar (makrofl)
q  Daun muda menggulung
q  Sporangium terdapat dalam sporofil (daun penghasil spora)
q  bersifat homospora / isospora (hanya menghasilkan satu macam spora), terletak pada sorrus di
bawah daun
q  spora yang jatuh berkembang menjadi prothalus yang mengandung organ kelamin jantan atau
betina, sehingga dalam fertilisasinya perlu air (lingkungan yang basah),
q  agar sperma bersilia dapat berenang menuju sel telur, karena itu tumbuhan paku banyak hidup
di habitat basah
q  penyebaran spora ke tempat-tempat baru dengan bantuan angin
q  punya batang di bawah tanah (rhizome) yang berakar dan batang di atas tanah (tegakan /
shoot).
q  Cotoh :
-          Adiatum cuneatum (suplir)        
-          Marsilea crenata              -  Dicksonia antartica
-          Platycerium                        -  Azolla pinnata
-          Asplenium
ciri-ciri  Tumbuhan berbiji
Menghasilkan biji melalui fertilisasi yang di dalamnya terdapat embrio/lembaga hasil
perkembangbiakan zigot
Biji à struktur yang di dalamnya terdapat tumbuhan muda yang dilindungi oleh selaput
Akar, batang dan daun tersusun oleh jaringan yang kompleks (jaringan parenkim, penyokong,
dan pembuluh angkut)
Pembuluh angkut terdiri dari :
                xilem à mengangkut air dan mineral-mineral dari tanah di angkut ke dalam tubuh
tumbuhan dari akar, batang dan daun
                floem à mengangkut makanan hasil fotosintesis ke seluruh tubuh tumbuhan
Habitat (perawakan tumbuhan biji) bervariasi seperti pohon, perdu, semak dan herba
Merupakan tumbuhan heterospora dan fotoautotrof
Alat perkembangbiakanya terlihat jelas, yaitu berupa bunga atau strobilus. Alat kelamin jantan
dan betina terpisah
Reproduksi :
Penyerbukan : jatuhnya serbuk sari di kepala putik untuk tumbuhan Angiospermae sedang untuk
Gymnospermae langsung pada bakal biji.
Pembuahan yang menghasilkan biji
Klasifikasi
Ciri utama Gymospermae:
- biji tidak terlindungi oleh daging buah
- biji terdapat pada strobilus
Dibedakan menjadi 4 kelas
Cycadinae, contoh : pakis haji (Cycas rumpii)
Coniferae, contoh : tusam (Pinus mercusii) dan damar (Agathis)
                Kelas Conifera atau Conferinae terbagi dalam beberapa ordo dengan contoh famili
sebagai berikut :
Ordo Taxales. Misalnya famili Taxaceae, contohnya :  Taxus
Ordo Araucariales. Misalnya famili Araucariaceae, contohnya : Araucaria danAgathis (damar)
Ordo Podocarpus. Misalnya famili Podocarpaceae, contohnya Podocarpus.
Ordo Pnales. Misalnya famili Pinaceae, contonya Albies alba dan Pinus mercisii
3. Gnetinae, contoh : melinjo (Gnetum gnemon)
                 di bagi menjadi  3 ordo :
Ordo Ephedrales, misalnya famili Ephedraceae
                contoh : Ephedra alitilis
Ordo Gnetales. Misalnya famili Gnetaceae
                contoh ; Gnetum gnemon
Ordo Welwitschiales. Misalnya famili Welwitschiaceae, contohnya :Welwitschiales
4. Ginkgoinae, contoh : Ginkgo biloba
CIRI-CIRI Angiospermae
Daun lebar, tunggal, dan majemuk dengan komposisi beranekaragam
Bakal biji diselubungi daun buah/karpel
Sudah memiliki bunga yang sesungguhnya dimana ada yang terdiri atas bunga legkap dan bunga
tidak lengkap
                bunga lengkap à memiliki perhiasan bunga yang terdiri atas kelopak bunga, mahkota
bunga, alat kelamin jantan dan betina (benang sari dan putik)
                bunga tidak lengkap à bunga yang tidak memiliki salah satu dari perhiasan bunga
tersebut
Akar berupa tunggang atau serabut
Batang sebagian besar bercabang
Memiliki habitus herba, semak, perdu atau pohon
Pembuahan ganda :
                a. sperma + ovum à zigot àembrio à bakal biji
                b. sperma + inti kandung lembaga sekunder à endosperma
Dibedakan menjadi 2 kelas, yaitu monokotil (Monocotyledoneae) dan dikotil (Dicotyledoneae)
Kelas dikotil (Dicotyledoneae)
                berdasarkan ada atau tidaknya daun mahkota bunga (petala) dan susunan aun-daun
mahkotanya, dikotil dibedakan menjadi 3 subkelas, yaitu :
Subkelas monoklamida (Monochlamydeae)à mono : tunggal; chlamydos : bungkus
v  Tumbuhan berkayu
v  Bunganya berkelamin tunggal dengan penyerbukan anemogami (bantuan angin) dan jarang
entomogami (bantuan serangga)
v  Tidak memiliki perhiasan bunga, jika ada hanya kelopak bunga saja
v  Beberapa tumbuhan  yang termasuk subkelas ini adalah
Ordo Casuarinales. Misalnya famili Casuarinaceae, contohnya : Casuarina equsetifolia (cemara
laut)
Ordo Fagales, misalnya famili Betulaceae, contohnya Betula nona
Ordo Urticales. Misalnya famili Moraceae, contohnya Artocarpus integra(nangka)
Ordo Piperales. Misalnya famili Piperaceae, contohnya Piper nigrum (lada)
Ordo Caryophyllales. Misalnya famili Nyctaginaceae, contohnya Mirabilis jalapa (bunga pukul
empat)
2.            Subkelas dialipetala (Dialypetalae)
v  Tumbuhan dengan habitus terna, semak, perdu, dan pohon
v  Memiliki bunga yang segera menarik perhatian dan memiliki perhiasan bunga yang lengkap,
sehingga dapat dengan jelas dibedakan antara kelopak dan mahkota bunga
v  Daun mahkota umumnya saling berlepasan
Beberapa tumbuhan yang termasuk subkelas dialipetala :
Ordo Ranales (Polycarpicae), misalnya famili Ranaceae. Contohnya Ranunculus
arvensis dan Anemone blanda. Famili Annonaceae, contohnya Anenona
muricata (sirsak), Annona squamosa (srikaya), dan  Caanga odoratum(kenanga)
Ordo rosales. Misalnya famili Mimosaceae, contohnya Leucaena glauca(lamtoro), dan Parkia
speciosa (petai). Famili Rosaceae, contohnya Rosa canina(mawar), dan Fragaria vesca (arbei)
Ordo Brassicales (Rhoeadales). Misalnya famili Papaveraceae, contohnyaCorydalis
salidae. Famili Capparidaceae, contohnya Cleome hassleriana (bunga laba-laba)
Ordo Malvales (Columniferae). Misalnya famili Malvaceae, contohnya Gossypium
hirsutum (kapas) dan Hibiscus rosa-sinensia (kembang sepatu)
Ordo Rutales. Misalnya famili Rutaceae, contohnya Citrus nobilis (jeruk keprok) dan Murraya
paniculata (kemuning)
Invertebrata : porifera, coelenterate, platyhelmintes, annelida, nemathelmintes, arthropoda (ciri
masing-masing kelas, contoh), echinodermata, vertebrata (ikan, aves, mamalia)
 Invertebrata
Porifera (latin, porus =  pori, fer = membawa)
v  Hewan multiseluler (metazoa) yang paling sederhana
v  Umumnya hidup di laut dan sesil
v  Diploblastik à lapisan ektoderm (epidermis) dan endoderm (koanosit)
v  Bentuk tubuh tidak beraturan
v  Tidak memiliki susunan saraf
v  Terdapat rongga tubuh disebut spongosol. Di spongosol, makanan ditelan secara fagositosis
dan oksigen diserap secara difusi oleh koanosit
v  Sistem pencernaan berupa pori/lubang
ü  Lubang/pori-pori masuk saluran air à ostium
ü  Lubang/pori-pori keluarnya sisa makanan dan air à oskolum
v  Pencernaan intraseluler terjadi pada sel koanosit
v  Belum memiliki alat respirasi dan ekskresi khusus, kedua proses tersebut dilakukan oleh
seluruh sel dipermukaan tubuhnya secara difusi
 Contoh : Spon, Niphates digitalis, Clathrina
 v  Coelenterata (Yunani, coelenteron = rongga)
v  Umumnya hidup di laut berupa polip (sesil) atau medusa (motil)
v  Hewan diploblastik (lapisan ektoderm dan endoderm)
v  Tubuh memiliki rongga yang berfungsi sebagai pencernaan dan bentuk tubuhnya simetri radial
yang berupa polip dan medusa
v  Sistem saraf masih sangat sederhana, berupa saraf difus berbentuk jala
v  Makanan dicerna dalam rongga gastrovaskuler yang berfungsi sebagai usus (pencernaan
ekstravaskuler). Sisa makanan dikeluarkan melalui mulut (belum memiliki anus)
v  Memiliki tentakel yang dilengkapi sel knidoblas/knidosit yang mengandung sel penyengat
(nematokis), tentakl berfungsi untuk menangkap mangsa dan memasukkan ke dalam mulut
v  Respirasi dan ekskresi dilakukan oleh seluruh permukaan tubuh secara difusi
v  Reproduksi :
v  aseksual : membentuk tunas (kuncup) à Coelenterata berbentuk polip
v  seksual : peleburan sel gamet menjadi zigot yang akan tumbuh menjadi larva
bersilia(planula) à Coelenterata berbentuk medusa
 Contoh: Hydra,turbinaira ,koral
 Platyhelminthes (Yunani, platy = pipih, helminthes = cacing)
Ciri –ciri :
v  Hewan triploblastik aselomata (ektoderm, mesoderm, dan endoderm), tubuh pipih, lunak,
tidak bersegmen, dan simetris bilateral
v  Tidak memiliki rongga tubuh sehingga disebut hewan aselomata
v  Bergerak dengan kontraksi otot dinding tubuh
v  Sistem pencernaan : mulut à faring à usus (tanpa anus)
v  Respirasi : secara difusi oleh seluruh tubuh
v  Ekskresi oleh sel-sel api (flame cell). Pada kelompok tertentu, sistem ekskresi berfungsi untuk
menjaga kadar air
v  Sistem saraf : sistem tangga tali (terdiri atas sepasang simpul saraf dan sepasang tali saraf),
beberapa spesies memiliki bintik mata, indera peraba, dan alat keseimbangan (statosista)
v  Bersifat hermaprodit, pembuahan berlangsung secara internal. Reproduksi aseksual dengan
fragmentasi
 ANNELIDA (CACING GELANG)
Termasuk hewan triploblastik selomata karena memiliki rongga sejati
Bentuk tubuh simetri bilateral dan bersegmen
Setiap segmen dibatasi oleh sekat à septa
Bergerak dengan kontraksi otot tubuh atau dengan seta
Alat pencernaan sempurna terdiri atas : mulut, faring, esofagus (kerongkongan), usus dan anus
Respirasi oleh seluruh permukaan tubuh secara difusi, ekskresi oleh nefridium (saluran),
nefrostom (corong), dan nefrotor (pori tempat kotoran keluar)
Sistem peredaran darah tertutup
Sistem saraf tangga tali dan bersifat hermaprodit
Reproduksi : seksual (fertilisasi), aseksual (fregmentasi)
 NEMATHELMINTHES (CACING GILIG)
Hewan tripoblastik pseudoselomata karena memiliki rongga tubuh semu
Tubuh silindris memanjang, tidak beruas-ruas, tidak bersilia, dan bilateral simetris
Memiliki kutikula yang berfungsi untuk melindungi dari dari enzim pencernaan inangnya
Tidak memiliki sistem sirkulasi dan sirkulasi dan sistem respirasi melalui permukaan tubuh
Alat ekskresi : sel glanduler/ nefridium
Alat pencernaan berupa mulut, usus, dan anus
Tidak memiliki sistem pembuluh darah dan jantung, tetapi memiliki cairan tubuh seperti darah
Reproduksi : gonokoris (organ kelamin jantan dan betina terpisah pada individu yang berbeda à
fertilisasi internal)
 ARTHROPODA (Hewan Berbuku-buku)
Arthra : ruas, buku, segmen; podos : kaki
Tubuh beruas-ruas, umumnya dapat dibedakan atas kepala (caput), dada (toraks), dan perut
(abdomen)
Tubuh bilateral simetris, triploblastik celomata
Tubuh terlindungi oleh kerangka luar (eksoskeleton) tersusun atas kutikula/kitin, pada waktu
tertentu kulit akan berganti mengalami ekdisis/molting
Sistem peredaran darahnya terbuka tidak mengandung hemoglobin
Sistem pencernaan : mulut, esofagus, lambung, usus dan anus
Alat respirasi : insang, trakea, permukaan tubuh dan paru-paru buku
Alat ekskresi : tubulus malpighi, pada crustacea berupa kelenjar hijau
Sistem saraf ; tangga tali
Habitat ; dapat dijumpai disemua tempat (laut, perairan awar, pasir dan padang rumput)
Cara hidup : bebas, parasit, komensal (bersimbiosis)
Reproduksi : seksual (dioseus), hermaprodit dan partenogenesis (pembentukan individu tanpa
fertilisasi) dan paedogenesis
Echinodermata (hewan berkulit duri)
q  Pada rangka bagian dalam (endoskeleton) terdapat duri yang menembus kulit
q  Bentuk tubuh simetri birateral (larva) dan simetri radial (dewasa)
q  Hewan troploblastik celomata
q  Alat pencernaan terdiri atas mulut, kerongkongan, lambung dan usus
q  Tidak memiliki sistem ekskresi
q  Memiliki sistem pembuluh/saluran air yang disebut dengan sistem ambulakraluntuk mengatur
pergerakan kaki ambulakral atau kaki tabung. Mekanisme gerak melalui sistem kaki ambulakral
adalah sebagai berikut : air masuk melalui madreporit (lempeng berpori) à turun kesaluran cincin
à masuk kedalam saluran radial à air masuk ke kaki-kaki tabung à air disemprotkan à kaki tabung
muncul tekanan hidrolik dari air à kaki tabung menjulur keluar, akibatnya ampula melekat pada
benda lain sehingga bisa berpindah tempat
q  Sistem pernapasan : ada yang menggunakan kai tabung (ambulakral), insang kecil
q  Sistem reproduksi secara aseksual dengan regenerasi atau dengan pembelahan sel. Secara
seksual dengan fertilisasi telur dan sperma di dalam air (fertilisasi ekternal).
q  Fertilisasi ekternal, dihasilkan larva yang mikroskopis, bersilia dan bersifat medusa (berenang
bebas) larva telah memilliki alat pencernaan yang lengkap
q  Alat kelamin terpisah
q  Sistem saraf berupa cincin di sekitar mulut dan berupa sistem saraf redial
q  Habitat : di air laut
 VERTEBRATA
Pisces
Hidup di air
Hewan polikilotermal karena suhu tubuh tidak tetap (berdarah dingin), yaitu berpengaruh suhu
lingkungan
Alat gerak aktif berupa otot bersegmen yang disebut miotom. Mmpunyai sirip untuk berenang,
berpasangan atau tunggal. Sirip ekor berfungsi  sebagai kemudi
Macam-macam sirip ikan : sikloid, stenoid, plakoid, dan ganoid
Sistem pencernaan makanan : mulut – faring – esofagus – asus – anus
Bernapas dengan insang yang memiliki operkulum (tutup insang) dan celah insang sebanyak 4,
5, 6, 7 atau lebih
Gelembung renang berisi oksigen, N2, CO2 dan berfungsi sebagai alat hidrostatatis dan alat
bantu pernapasan
Sistem peredaran darah tertutup, jantung beruang 2 : sebuah serambi dan sebuah bilik (ventrikel).
Darah mendapat O2 dalam filamen-filamen insang
Sistem ekskresi : memiliki pronefron atau mesonefron atau ginjal
Reproduksi : kelamin terpisah atau hermaprodit. Fertilisasi eksternal atau internal
                Aves (burung)
Alat gerak berupa kaki dan sayap
Tidak memiliki gigi, kerangka kuat tetapi ringan
Tubuh ditutupi bulu dan memiliki indera peglihata sangat tajam
Bernapas dengan paru-paru, tetapi keika di udara menggunakan pundi-pundi udara
Pada beberapa burung memiliki taju dada, yang berfunsi untuk menyokong otot dada sehingga
memberi kekuatan ketika terbang
Jantung 4 ruang (2 ventrikel, 2 atrium)
Fertilisasi secara internal dan tergolong dalam hewan ovipar
Contoh : Columba livia (merpati), dan Streptopelia chinensis (perkutut)
            Mammalia
ü  Memiliki glandula mammae à menghasilkan susu untuk makanan anaknya (terdapat di daerah
dada dan perut)
ü  Alat gerak berupa kaki dan memilki rambut
ü  Bernapas dengan paru-paru
ü  Berdaun telinga, kecuali Monotremata, Cetaceae, dan sirenia
ü  Memiliki uterus dan plasenta
ü  Fertilisasi secara internal dan tergolong vivipar
ü  Contoh : kanguru, singa, kambing, orang utan, dan sebagainya
Rantai makanan, daur biogeokimia
Rantai makanan adalah perpindahan energi makanan dari sumber daya tumbuhan melalui seri
organisme atau melalui jenjang makan (tumbuhan - herbivora - carnivora - omnivora). Pada
setiap tahap pemindahan energi, 80%–90% energi potensial hilang sebagai panas, karena itu
langkah-langkah dalam rantai makanan terbatas 4-5 langkah saja. Dengan perkataan lain,
semakin pendek rantai makanan semakin besar pula energi yang tersedia.
Ada dua tipe dasar rantai makanan:
Rantai makanan rerumputan (grazing food chain). Misalnya: tumbuhan - herbivora - carnivora -
omnivora.
Rantai makanan sisa (detritus food chain). Bahan mati mikroorganisme (detritivora = organisme
pemakan sisa) predator dan bangkai.
 Definisi dan Fungsi Daur Biogeokimia
Definisi
Biogeokimia adalah pertukaran atau perubahan yang terus menerus, antara komponen biosfer
yang hidup dengan tak hidup.
Dalam suatu ekosistem, materi pada setiap tingkat trofik tidak hilang. Materi berupa unsur-unsur
penyusun bahan organik tersebut didaur-ulang. Unsur-unsur tersebut masuk ke dalam komponen
biotik melalui udara, tanah, dan air. Daur ulang materi tersebut melibatkan makhluk hidup dan
batuan (geofisik) sehingga disebut Daur Biogeokimia.
 Fungsi
Fungsi Daur Biogeokimia adalah sebagai siklus materi yang mengembalikan semua unsur-unsur
kimia yang sudah terpakai oleh semua yang ada di bumi baik komponen biotik maupun
komponen abiotik, sehingga kelangsungan hidup di bumi dapat terjaga.
Macam-macam Daur Biogeokimia
Daur Nitrogen
Daur Karbon dan Oksigen
Daur Air
Daur Belerang
Daur Posfor
Pencemaran lingkungan : penyebab, akibat, cara penanggulangan
Baca Cetak ama presentasi

Anda mungkin juga menyukai