Anda di halaman 1dari 8

EVALUASI ATAS SISTEM KLIRING DALAM RANGKA MENCAPAI TUJUAN

PENGENDALIAN INTERN
(Studi pada PT. Bank X (Persero) Tbk. Kantor Cabang Utama Mojokerto)

Citra Dewi Novitasari


Siti Ragil Handayani
Dwiatmanto
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
Email: citraadee@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan mengetahui pelaksanaan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia di PT.Bank X
(Persero) Tbk.Kantor Cabang Utama Mojokerto serta pengendalian intern yang diterapkan untuk mencapai
tujuan perusahaan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data primer
yang digunakan diperoleh dari wawancara langsung dengan petugas kliring, sedangkan data sekunder dari
dokumen yang digunakan. Hasil evaluasi menyimpulkan bahwa pelaksanaan sistem kliring cukup baik,
karena hampir semua tahapannya sudah sesuai dengan peraturan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia,
hal-hal yang sudah sesuai antaralain adalah pelaksanaan sistem kliring debet dan kredit, keikutsertaan dua
siklus kliring, kliring debet dan kredit penyerahan serta pengembalian, penggunaan warkat dan dokumen
kliring, serta pengecekan warkat dan/atau Kiriman Uang sebelum diproses.Beberapa hal yang kurang sesuai
dan menyebabkan tolakan kliring adalah penerimaan dan pemrosesan bilyet giro sebelum tanggal efektif,
saldo rekening tertarik tidak mencukupi, kekurangan pengisian persyaratan formal, rekening tertuju telah
ditutup, tandatangan tidak sesuai dengan specimen, dan sebagainya. Kesalahan yang menyebabkan
terjadinya tolakan kliring berasal dari human error. Berdasarkan dari itu peneliti menyarankan agar petugas
kliring dan nasabah peserta kliring meningkatkan ketelitian, baik dalam pengecekan maupun pengisian,
untuk meminimalisir terjadinya kesalahan. Pengendalian intern yang diterapkan PT. Bank X (Persero) Tbk.
Kantor Cabang Utama Mojokerto sudah mampu mencapai tujuan pengendalian intern.

Kata Kunci: Kliring, SKNBI, Sistem, Pengendalian Intern

Abstract

This research has purpose to know Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia’s implementation and internal
control that PT. Bank X (Persero) Tbk. Kantor Cabang Utama Mojokerto uses to reach company’s goals.
Model research type’s descriptive with qualitative approach. The researcher gets primary data from
interview with clearing’s staff, secondary data from documents that they use. The research concludes that
clearing’s implementation has good enough,it’s because almost all of the clearing implementation’s
appropriate to Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia; carrying out of debit and credit clearing system,
participation in 2 cycles of clearing (delivering,return), using warkat and clearing document,checking them
before processing,etc. Some things which isn’t approprite to Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia and
cause clearing rejection are accepting, processing bilyet giro before effective-date, saldo rekening doesn’t
enough, uncompleted fulfilling formal requirement, rekening number the money transfer to had been closed,
signature isn’t same with specimen, etc. The mistakes happened because of human errors.According to the
errors that happened, the researcher only suggest to clearing’s officer and customer of clearing to increase
the carefulness of checking and admission filling in order to minimization errors happen. Internal control of
PT.Bank X (Persero) Tbk.Kantor Cabang Utama Mojokerto could reach the goals of internal control.

Keyword: Clearing, System, SKNBI, Internal Control

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 12 No. 2 Juli 2014| 1


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
1. PENDAHULUAN
Semakin berkembangnya perdagangan dan jasa layanan kliring. Kliring yang diterapkan oleh
ekonomi serta dunia usaha masyarakat kita Bank X adalah kliring SKNBI (Sistem Kliring
dewasa ini, menyebabkan semua orang Nasional Bank Indonesia) dan kliring RTGS
menginginkan segala sesuatu bisa dilakukan (Real Time Gross Settlement).
dengan cepat, efisien, dan aman, termasuk dalam Penerapan sistem pada PT. Bank X (Persero)
transaksi keuangan dan pembayaran.Kebutuhan Tbk Kantor Cabang Utama Mojokerto itu
masyarakat yang semakin bertambah dan ditujukan untuk meminimalisir terjadinya
kegiatan transaksi keuangan yang semakin kesalahan dalam kliring yang menyebabkan
meningkat setiap harinya membuat pembayaran tolakan kliring.Untuk mengkaji lebih lanjut
tidak hanya dengan uang kartal, namun dengan tentang sistem yang berkaitan dengan
uang giral. pelaksanaan kliring pada PT. Bank X (Persero)
Pembayaran dengan menggunakan uang giral Tbk Kantor Cabang Utama Mojokerto, sudah
adalah, pembayaran yang dilakukan dengan cek, sesuai atau belum dalam pelaksanaannyadengan
bilyet giro, bukti kiriman uang, wesel, dan warkat peraturan Sistem Kliring Nasional Bank
debet.Masyarakat dalam melakukan pembayaran Indonesia (SKNBI), serta untuk mengevaluasi
giral membutuhkan perantara bank.Salah satu sistem yang diterapkan sudah bisa berperan aktif
layanan jasa perbankan yang menyediakan untuk mencapai pengendalian intern perusahaan,
pembayaran giral disebut dengan kliring. atau belum, maka dalam penelitian ini peneliti
Pengertian kliring menurut pertukaran data mengambil judul : “Evaluasi Atas Sistem
keuangan elektronik dan/atau warkat antar Kliring Dalam Rangka Mencapai Tujuan
peserta kliring baik atas nama peserta maupun Pengendalian Intern .”
atas nama nasabah yang perhitungannya
diselesaikan berdasarkan waktu tertentu. Bank 2. TINJAUAN PUSTAKA
Indonesia sebagai bank penyelenggara kliring, A. Bank
jadi setiap bank yang ingin menjadi peserta Menurut Kasmir (2003:2), “Bank diartikan
kliring harus mendapatkan izin dan persetujuan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan
dari Bank Indonesia. usahanya adalah menghimpun dana dari
Setiap transaksi perbankan tanpa terkecuali, masyarakat dan menyalurkan kembali dana
termasuk juga kliring pasti berpotensi terjadinya tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-
risiko. Guna meminimalisir terjadinya risiko jasa bank lainnya.”Menurut Hasibuan (2006:2-3),
dalam pelaksanaannya, maka diperlukan adanya “Bank memiliki peran antara lain adalah sebagai
suatu pengendalian intern oleh setiap perusahaan, lembaga keuangan, bank selaku pencipta uang,
sedangkan pengawasan kliring secara nasional bank selaku penyimpan dana dari masyarakat dan
dilakukan oleh Badan Pengawasan Sistem penyalur dana dalam bentuk kredit, bank selaku
Pembayaran (PwSP) yang dibentuk berdasarkan pelaksana Lalu Lintas Pembayaran (LLG), bank
SuratEdaran Bank Indonesia selaku stabilisator perekonomian, dan bank
4/18/INTERN/tanggal 18 Juli 2002 dan Surat selaku dinamisator perekonomian.” Menurut
Edaran No.6/49/INTERN tanggal 2 November Kasmir (2004:9-10), “Kegiatan bank umum
2004 serta dibawah Direktorat Akunting dan terdiri dari saving, lending, service.”
Sistem Pembayaran.
Efektifitas pengendalian intern bisa terwujud B. Sistem
jika dalam sistem dan prosedur yang diterapkan Menurut Susanto (2004:24), “Sistem adalah
sesuai dengan unsur-unsur pengendalian intern. kumpulan dari group atau subsistem atau bagian
Unsur-unsur pengendalian intern antara lain atau komponen apapun baik dari physic ataupun
adalah control environment, risk assessment, non-physic yang saling berhubungan satu sama
control procedures, monitoring, information and lain dan bekerjasama secara harmonis untuk
communication. mencapai satu tujuan tertentu.” Menurut Effendi
Sebagai salah satu bank besaryang memiliki (2005:1) “Sistem adalah seperangkat unsur yang
banyak nasabah, PT. Bank X (Persero) Tbk secara teratur saling berkaitan sehingga
menawarkan berbagai macam produk dan membentuk suatu mekanisme yang sistematis
layanan jasa unggulan.Salah satu bentuk dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu.”
pelayanan jasa yang ditawarkan oleh Bank X Berdasarkan dari pengertian sistem tersebut,
adalah pembayaran giral, dengan menggunakan dapat disimpulkan bahwa sistem adalah suatu

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 12 No. 2 Juli 2014| 2


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
jaringan kerja yang terdiri dari beberapa prosedur setiap awal hari kerja sebelum kliring debet dan
yang saling berkaitan antara satu dengan yang kliring kredit dimulai.”
lainnya. Sistem kliring bisa diartikan sebagai
rangkaian-rangkaian prosedur yang dijalankan F. Dokumen Kliring
secara terstruktur dan sistematis dan dilakukan Menurut Judisseno (2005:195-196) Dokumen
setiap hari. Kontrol Kliring yaitu, “Bukti Penyerahan Warkat
Debet, Bukti Penyerahan Warkat Kredit, Kartu
C. Kliring Batch, Sampul Penunjang.
Menurut SKNBI, “Kliring adalah pertukaran
warkat atau Data Keuangan Elektronik antar 3. METODE PENELITIAN
peserta kliring, baik atas nama peserta maupun A. Jenis Penelitian
atas nama nasabah peserta yang perhitungannya Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah
diselesaikan pada waktu tertentu.” Kasmir penelitian deskriptif dengan pendekatan
(2003:51), menjelaskan bahwa, “Pengertian kualitatif.
kliring adalah jasa penyelesaian hutang piutang
antar bank dengan carasaling menyerahkan B. Lokasi Penelitian
warkat-warkat yang akan di kliringkan ke Penelitian dilakukan di PT.Bank X (Persero)
lembaga kliring (BI). Penyelesaian hutang Tbk. Kantor Cabang Utama Mojokerto,yang
piutang yang dimaksud adalah penagihan cek beralamat di Jalan Majapahit, no.372 Kota
atau bilyet giro melalui bank. Sedangkan Mojokerto.
pengertian warkat-warkat adalah surat-surat
berharga seperti cek, bilyet giro, dan surat C. Fokus Penelitian
piutang lainnya. Fokus penelitian dalam penyusunan skripsi ini
adalah :
D. Pengendalian Intern 1. Sistem kliring; sistem kliring debet
Horngren dkk (2005:324) mengemukakan (paperbased), sistem kliring kredit (paperless).
bahwa, “Pengendalian intern (internal control) 2. Tujuan pengendalian intern perusahaan.
adalah rencana organisasi dan semua langkah-
langkah untuk mencapai empat tujuan, yaitu D. Sumber Data
sebagai pelindungan terhadap aset, mendorong Sumber data yang digunakan dalam penelitian
pegawai untuk mengikuti kebijakan-kebijakan ini adalah orang atau dokumen yang berkaitan
perusahaan, meningkatkan efisiensi operasional, dengan penelitian sebagai sumber informasi atau
dan memastikan catatan akuntansi yang handal sebagai narasumber.Adapun jenis sumber data
dan akurat.Lima unsur pengendalian intern dalam penelitian ini adalah data primer dan data
menurut Fess (2006:237) adalah, “lingkungan sekunder.Data primer merupakan data yang
pengendalian, penilaian risiko, pemantauan, diperoleh dari tangan pertama atau diperoleh
kontrol prosedur, serta komunikasi dan informasi. secara langsung dari narasumber tanpa perantara.
Data primer yang digunakan dalam penelitian ini
E. Pengendalian Risiko Kliring Oleh Bank adalah hasil wawancara langsung yang ditulis
Indonesia oleh penulis dalam bentuk file note dari PT. Bank
Menurut Mengenal Sistem Pembayaran yang X (Persero) Tbk. Kantor Cabang Utama
Diselenggarakan oleh Bank Indonesia, 2013:23), Mojokerto. Data sekunder adalah data-data yang
“Bank Indonesia selaku bank sentral diperoleh peneliti secara tidak langsung, atau data
penyelenggara sistem pembayaran dan kliring, pendukung dari dokumen-dokumen perusahaan
melakukan upaya untuk mendukung kelancaran PT.Bank X (Persero) Tbk. Kantor Cabang Utama
implementasi Sistem Kliring Nasional (SKN), Mojokerto.
dengan menetapkan sistemFailure to Settle.
Failure to Settle adalah ketetapan yang E. Teknik Penelitian
diberlakukan Bank Indonesia, dimana setiap Menurut Sangadji (2010:48), tehnik yang
peserta kliring diwajibkan untuk menyediakan digunakan penulis dalam penelitian ini adalah,
pendanaan awal (prefund) untuk mengantisipasi “Tehnik wawancara, tehnik pengamatan, dan
kemungkinan kegagalan peserta dalam memenuhi tehnik dokumentasi.
kewajibannya dalam penyelesaian akhir pada F. Instrumen Penelitian

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 12 No. 2 Juli 2014| 3


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Menurut Sangadji (2010:46), “ Instrumen b. Teller akan melakukan pengecekan untuk
adalah alat-alat yang digunakan untuk memastikan keaslian dan kelengkapan warkat,
memperoleh atau mengumpulkan data dalam serta kelengkapan formulir setoran rekening
rangka memecahkan masalah penelitian atau
yang diserahkan oleh nasabah tersebut,
mencapai tujuan penelitian.”Instrumen penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah kemudian teller akan melakukan input data
pedoman wawancara, observasi, dan pedoman warkat kedalam sistem computer, dan
dokumentasi. melakukan registrasi penerimaan warkat.
c. Kemudian teller akan memberikan bukti
G. Analisis Data validasi setoran rekening kepada nasabah
Analisis data menurut Sugiyono (2009:244), penarik Cek atau Bilyet Giro/BG, beserta
adalah, “Proses mencari dan menyusun secara dengan copy formulir setoran rekening
sistematis data yang diperoleh dari hasil (formulir setoran rekening lembar kedua).
wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan Teller akan membubuhkan tandatangan teller,
lain, sehingga dapat mudah difahami, dan stempel Bank Negara Indonesia, stempel
temuannya dapat diinformasikan kepada orang tanggal, nama dan Nomor Induk Pegawai
lain.” Adapun tahap-tahap dalam analisis data (NIP) teller yang bertugas saat itu pada bukti
dalam penelitian kali ini adalah; validasi setoran rekening dan formulir setoran
1. Menggambarkan sistem kliringserta rekening, setelah itu menyerahkan kembali
pengendalian intern yang diterapkan pada PT. kepada nasabah.
Bank X (Persero) Tbk Kantor Cabang Utama d. Teller akan menyerahkan buku register
Mojokerto. penerimaan warkat kepada petugas kliring.
2. Menjelaskan formulir-formulir yang e. Petugas kliring selanjutnya akan memproses
digunakan oleh PT. Bank X (Persero) Tbk kliring pada hari itu kedalam sistem komputer,
Kantor Cabang Utama Mojokerto. setelah selesai dan benar nominalnya, petugas
3. Mengevaluasi data yang telah dikumpulkan kliring akan membawa warkat dan register
dan mengadakan perbandingan dengan teori- kliringt tersebut ke Penyelenggara Kliring
teori yang telah dijelaskan sebelumnya, Lokal (PKL).
sehingga akan diketahui kelemahan- f. Di Penyelenggara Kliring Lokal (PKL)
kelemahan dan permasalah-permasalahan yang dilakukan pertukaran warkat-warkat kliring
terdapat pada pengendalian intern dan sistem antar bank peserta. Setiap bank peserta akan
kliring pada PT. Bank X(Persero) Tbk. Kantor kembali ke kantornya masing-masing dengan
Cabang Utama Mojokerto. membawa warkat kliring, kemudian diproses,
4. Langkah terakhir adalah mencari alternatif apabila ditemukan tolakan maka warkat kliring
pemecahan masalah dalam sistem kliring yang tersebut akan dikembalikan pada saat kliring
dilaksanakan pada PT. Bank X (Persero) Tbk. pengembalian.
Kantor Cabang Utama Mojokerto, serta
mencari solusi dari kekurangan atau 2. Pelaksanaan Kliring Kredit (Paperless) PT.
kelemahan dari pengendalian intern yang Bank X (Persero) Tbk. Kantor Cabang
diterapkan. Utama Mojokerto.
Langkah-langkah dalam pelaksanaan kliring
4. PEMBAHASAN kredit antara lain adalah sebagai berikut :
A. Analisis dan Interprestasi Data a. Sebelum melakukan kliring kredit, nasabah
1. Pelaksanaan Kliring Debet (Paperbased) harus mengisi aplikasi Kiriman Uang (KU),
PT. Bank X (Persero) Tbk. Kantor Cabang kemudian menyerahkannya ke teller,
Utama Mojokerto. selanjutnya teller akan memeriksa
Tahapan-tahapan dalam pelaksanaan kliring kelengkapan dari aplikasi Kiriman Uang (KU)
debet (paperbased) antaralain adalah sebagai tersebut, jika sudah lengkap aplikasi Kiriman
berikut : Uang (KU) dan lolos validasi, maka teller
a. Penyetor warkat menyerahkan warkat, cek akan memprosesnya.Kiriman uang tersebut
atau Bilyet Giro/BG beserta formulir setoran akan diproses teller Bank X Kantor Cabang
rekening yang sudah diisi lengkapkepada Utama Mojokerto untuk diteruskan ke Bank X
teller.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 12 No. 2 Juli 2014| 4


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Pusat Kantor dan masuk ke bagian Divisi Peneliti katakan sudah cukup baik karena sistem
Operasional (Divisi Opr). kliring yang diterapkan sudah sesuai dengan
b. Karena PT. Bank X (Persero) Tbk. merupakan peraturan Sistem Kliring Nasional Bank
bank yang sistem kliring kreditnya sudah Indonesia (SKNBI). Pelaksanaan kliring SKNBI
tersentralisasi, maka data kliring kredit atau pada PT. Bank X(Persero) Tbk. Kantor Cabang
transfer yang masuk pada PT. Bank X Utama Mojokerto sebagaimana tertera pada
(Persero) Tbk. akan disimulasi secara nasional peraturan Bank Indonesia tentang kliring, terdiri
oleh Divisi Operasional (Div. Opr). Kemudian dari kliring debet (paperbased) dan kliring kredit
data rekaman transfer tersebut yang berupa (paperless). Sistem kliring debet (paperbased)
Data Keuangan Elektronik (DKE) akan yang meliputi sistem kliring debet (paperbased)
diserahkan ke Bank Indonesia bersama dengan penyerahan dan sistem kliring debet (paperbased)
rekapan jumlah nominal uang yang akan pengembalian. Sama dengan sistem kliring debet,
dikreditkan. kliring kredit (paperless) juga terdiri dari kliring
c. Setelah Data Keuangan Elektronik diserahkan kredit (paperless) penyerahan dan kliring kredit
ke Bank Indonesia, selanjutnya Bank (paperless) pengembalian.Warkat kliring yang
Indonesia akan melakukan simulasi Failure to untuk kliring debet (paperbased) yang digunakan
Settle (Fts), yaitu penyelesaian kliring kredit oleh PT. Bank X (Persero) Tbk. Kantor Cabang
nasabah PT. Bank X (Persero) Tbk, dan Utama Mojokerto yaitu, cek, bilyet giro, dan nota
mendistribusikan Data Keuangan Elektronik debet. Kliring kredit (paperless) adalah kliring
(DKE) tersebut ke bank-bank penerima yang tidak menggunakan warkat, dan hanya
transfer. Apabila bank menang kliring, maka mengggunakan aplikasi Kiriman Uang (KU).
kewajiban Bank X untuk mengkredit rekening Penggunaan warkat kliring dan/atau aplikasi
nasabahnya untuk ditransfer ke rekening kiriman uang tersebut sesuai dengan ketetapan
penerima sudah bisa tercover semua, namun peraturan Bank Indonesia dalam pelaksanaan
apabila hasil simulasi Failure to Settle negatif, kliring.
yang berarti bank kalah kliring, bank bisa Pengecekan keaslian dan kelengkapan warkat,
menambahkan dana cadangan (prefund) serta kelengkapan aplikasi Kiriman Uang (KU)
sampai dengan batas waktu yang ditentukan. yang dilakukan oleh teller dan petugas kliring PT.
d. Apabila ada transfer nasabah yang gagal, Bank X (Persero) Tbk. Kantor Cabang Utama
dikarenakan alasan dan ketentuan yang Mojokerto sudah berpedoman dan sesuai dengan
ditetapkan oleh Bank Indonesia, misalnya peraturan Bank Indonesia tentang kliring.
nama penerima tidak sesuai dengan nomor Pengecekan tersebut dilakukan oleh teller
rekening, sehingga data nasabah tidak sebelum memproses warkat yang atau kiriman
ditemukan, maka kliring tersebut akan diretur uang yang disetorkan oleh nasabah. Pengecekan
kembali dari bank penerima transfer pada saat tersebut dilakukan oleh teller untuk menghindari
kliring pengembalian, yang kemudian oleh terjadinya kesalahan dan meminimalisir tolakan
Bank Indonesia akan dilakukan returke PT. kliring.
Bank X (Persero) Tbk pusat, yang selanjutkan
oleh Bank X Kantor Cabang Pusat akan 4. Alasan Penolakan Kliring Debet
dikembalikan ke Bank X Kantor Cabang (Paperbased)dan Kliring Kredit
dimana transaksi kliring tersebut dilakukan. (Paperless)yang Terjadi di PT. Bank X
(Persero) Tbk. Kantor Cabang Utama
3. Analisis Sistem Kliring pada PT. Bank X Mojokerto.
(Persero) Tbk. Kantor Cabang Utama a. Persyaratan formal Cek atau Bilyet Giro/BG
Mojokerto dalam Rangka Mencapai tidak dipenuhi oleh nasabah peserta kliring,
Tujuan Pengendalian Intern Perusahaan seperti tulisan Cek atau bilyet giro dan nomor
Sistem kliring yang diterapkan oleh PT. Bank Cek atau bilyet giro yang bersangkutan, nama
X (Persero) Tbk. Kantor Cabang Utama tertarik, perintah yang jelas dan tanpa syarat
Mojokerto sudah baik dalam pelaksanaannya, dan untuk membayar atau memindahbukukan dana
sesuai dengan peraturan yang ditetapkan Bank atas beban rekening penarik.
Indonesia dalam Sistem Kliring Nasional Bank b. Kesalahan dalam menuliskan kode dan nama
Indonesia (SKNBI) Peraturan Bank Indonesia bank oleh nasabah, apabila terjadi kesalahan
Nomor: 7/18/PBI/2005 Tentang Bank Indonesia. menuliskan kode bank, sehingga data nasabah

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 12 No. 2 Juli 2014| 5


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
penerima tidak ditemukan, sehingga warkat a. Warkat kliring debet yang digunakan oleh PT.
yang dikliringkan akan ditolak. Bank X (Persero) Tbk. Kantor Cabang Utama
c. Kesalahan penulisan nomor rekening dan Mojokerto adalah Cek, Bilyet Giro (BG), dan
nama penerima. Nota Debet.
d. Saldo tidak mencukupi. b. Pelaksanaan kliring kredit hanya
e. Rekening telah ditutup. menggunakan aplikasi Kiriman Uang (KU).
f. Perubahan teks atau perintah yang ada pada c. Formulir yang digunakan nasabah untuk
Bilyet Giro tidak disertakan tandatangan melakukan setor warkat adalah formulir
pemilik rekening, sehingga Bilyet Giro/BG Setoran Rekening.
diragukan keabsahannya. d. Formulir yang Digunakan dalam Kliring Debet
g. Tandatangan tertarik tidak sesuai dengan (Paperbased) Penyerahan dan Kliring Debet
specimen yang ada di sistem bank. (Paperbased) Pengembalian.
h. Belum jatuh tempo tanggal efektif, bilyet giro e. Formulir yang Digunakan dalam Kliring
sudah diterima petugas. Kredit (Paperless) Penyerahan dan Kliring
Kredit (Paperless) Pengembalian.
5. Prosedur Penolakan f. Formulir Keterangan Penolakan Kliring.
Setelah bank peserta kliring mendapatkan
tolakan dari Penyelenggara Kliring Lokal (PKL) 7. Pencapaian Tujuan Pengendalian Intern
maka petugas kliring di Divisi Dalam Negeri dan PT. Bank X (Persero) Tbk. Kantor Cabang
Kliring (DNK) akan menginput penolakan, dan Utama Mojokerto
kemudian mencetak Surat Keterangan Penolakan Keempat tujuan pengendalian intern dari
(SKP) untuk nasabah. Prosedur penolakan kliring pelaksanaan sistem kliring tersebut adalah :
dan penerbitan Surat Penolakan Kliring (SPK) a. Keamanan aset-aset dan data perusahaan bisa
adalah : tercapai dengan penerapan kata sandi
a. Setelah menerima warkat dari kliring (password) pada masing-masing personal
penyerahan, petugas kliring akan melakukan computer (PC) pegawai, dan penggantian
pengecekan kesesuaian data warkat dengan secara berkala. Wujud pengendalian intern
data nasabah yang ada pada sistem komputer untuk menjaga keamanan aset juga dilakukan
PT. Bank X (Persero) Tbk. Kantor Cabang penerapan sistem kliring yang menekankan
Utama Mojokerto. ketelitian teller dan petugas kliring sebelum
b. Untuk warkat yang lolos pengecekan menerima dan memproses warkat, serta
kelengkapan fisik dan sesuai dengan penetapan minimum uang yang ada di kluis
databased nasabah yang ada pada sistem teller dan pemegang kunci kluis.
komputer PT. Bank X (Persero) Tbk. Kantor b. Dipatuhi dan ditaatinya peraturan yang
Cabang Utama Mojokerto akan dilakukan ditetapkan oleh perusahaan bisa terwujud
penyelesaian (setllement) karena adanya pengawasan yang dilakukan
c. Untuk warkat yang tidak lolos pengecekan, oleh masing-masing penyelia divisi dan
petugas kliring PT. Bank X (Persero) Tbk. pengawasan oleh Divisi Branch Quality
Kantor Cabang Utama Mojokerto akan Assurance (BQA) secara umum.
melakukan input data tolakan warkat. c. Efisiensi dalam operasional diwujudkan
d. Setelah itu, petugas akan menerbitkan Surat dengan pembagian perusahaan menjadi
Penolakan Kliring (SPK). beberapa divisi secara sistematis dan terstrukur
e. Selanjutnya petugas akan menghubungi dengan tanggungjawab dan kewenangan
nasabah tersebut untuk memberitahukan masing-masing tentunya setiap pekerjaan akan
penolakan kliring, dan menyerahkan warkat bisa diselesaikan dengan baik.
tolakan yang sudah dilampiri dengan alasan d. Bentuk pengendalian intern untuk menjamin
penolakan dari bank tertarik. keakuratan dan kehandalan data akuntansi
adalah dengan adanya penerbitan bukti
6. Analisis Formulir yang Digunakan dalam validasi untuk setiap transaksi perbankan yang
Sistem Kliring dilakukan.
Formulir-formulir yang digunakan dalam
kliring antaralain adalah :

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 12 No. 2 Juli 2014| 6


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
5. KESIMPULAN DAN SARAN belum jatuh tempo tanggal efektif. Kesalahan
A. Kesimpulan penulisan nomor rekening nasabah tertarik atas
Setelah dilakukan penelitian dan pembahasan, warkat Bank X sendiri yang dilakukan oleh
maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan customer service juga menyebabkan tolakan.
sistem kliring lokal, kliring debet (paperbased) Sementara alasan penolakan lainnya, seperti
dan kliring kredit (paperbased) berdasarkan kurang lengkapnya pengisian formal warkat,
peraturan Sistem Kliring Nasional Bank kesalahan nama dan nomor rekening
Indonesia (SKNBI) yang diterapkan oleh PT. tujuan,tandatangan pada warkat yang tidak sesuai
Bank X (Persero) Tbk. Kantor Cabang Utama dengan specimen merupakan penyebab tolakan
Mojokerto sudah cukup sesuai. Peneliti yang berasal dari faktor ekstern atau dari nasabah
mengatakan sudah cukup sesuai dikarenakan dan/atau penarik cek atau bilyet giro. Tolakan
masih ada beberapa yang belum sesuai dengan kliring yang terjadi sebagian besar disebabkan
peraturan Sistem Kliring Nasional Bank karena kurangnya ketelitian customer service,
Indonesia (SKNBI). Pelaksanaan sistem kliring teller, dan/atau petugas kliring (human error).
yang sudah sesuai dengan peraturan Sistem Pelaksanaan pengendalian intern yang
Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) salah dilakukan oleh PT. Bank X (Persero) Tbk. Kantor
satunya adalah dalam melaksanakan kliring lokal Cabang Utama Mojokerto,khususnya
Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia pengendalian intern perusahaan untuk kliring
(SKNBI), PT. Bank X (Persero) Tbk. Kantor dilakukan dengan pengendalian melalui sistem,
Cabang Utama Mojokerto sudah melaksanakan pengendalian melalui prosedur, dan pengendalian
sistem kliring debet (paperbased) penyerahan dan melalui struktur organisasi yang sudah
pengembalian, kliring kredit (paperless) baik.Pengendalian intern PT. Bank X (Persero)
penyerahan dan pengembalian dengan baik. Tbk. Kantor Cabang Utama Mojokerto ,
Petugas kliring pada saat melakukan kliring khususnya terkait dengan kliring sudah dilakukan
penyerahan dan/atau pengembalian sesuai dengan dengan baik dan tercapainya 4 (empat) tujuan
waktu kliring yang telah ditentukan oleh Bank dari pengendalian intern itu sendiri, yaitu
Indonesia, untuk kliring penyerahan (kliring menjaga keamanan asset perusahaan, mendorong
siklus pertama) adalah pukul 10.00 WIB, ditaatinya peraturan dan kebijakan perusahaan
sedangkan untuk kliring pengembalian (kliring oleh pegawai, efisiensi dalam operasional, dan
siklus kedua) pukul 12.30 WIB. Warkat yang kehandalan serta keakuratan data akuntansi.
digunakan dalam kliring debet, yaitu cek, bilyet
giro, dan nota debet, serta aplikasi Kiriman Uang B. Saran
(KU) digunakan dalam kliring sudah sesuai Secara umum, pelaksanaan Sistem Kliring
dengan ketentuan Bank Indonesia. Selain itu, Nasional Bank Indonesia (SKNBI) yang
pengecekan terhadap keaslian dan kelengkapan diterapkan oleh PT. Bank X (Persero) Tbk.
pengisian warkat atau aplikasi Kiriman Uang Kantor Cabang Utama Mojokerto sudah berjalan
(KU) sudah dilaksanakan dengan baik oleh teller dan dilaksanakan dengan cukup baik. Namun,
dan petugas kliring. PT. Bank X (Persero) Tbk. terkadang kurangnya ketelitian dan kecermatan
Kantor Cabang Utama Mojokerto juga nasabah peserta kliring, teller, dan/atau petugas
menerapkan penolakan kliring yang sudah sesuai kliring menyebabkan terjadinya tolakan atas
dengan peraturan Bank Indonesia tentang warkat kliring atau kiriman uang (human error).
penolakan cek atau bilyet giro dalam kliring. Untuk beberapa tolakan akan dikenakan biaya
Ketidaksesuaian dalam pelaksanaan sistem dan sifatnya mendebet rekening. Tentu hal
kliring tersebut dengan peraturan Sistem Kliring tersebut sangat merugikan cashflow baik nasabah
Nasional Bank Indonesia (SKNBI), yang pada ataupun bank yang bersangkutan. Berdasarkan
akhirnya menimbulkan terjadinya tolakan kliring. hal tersebut peneliti menyarankan kepada petugas
Alasan tolakan kliring yang berasal dari pihak maupun teller, serta nasabah peserta kliring, baik
intern PT. Bank X (Persero) Tbk. Kantor Cabang atas nama Bank X ataupun atas nama bank
Utama Mojokerto karena ketidaksesuaian dengan lainuntuk lebih meningkatkan ketelitian. Sebelum
ketentuan peraturan Sistem Kliring Nasional menyetorkan warkat, nasabah harus meneliti
Bank Indonesia adalah penerimaan cek atau dengan cermat warkat yang akan disetorkan, dan
bilyet giro yang belum dituliskan tanggal sebelum memproses warkat ke dalam sistem
penerbitan, dan penerimaan bilyet giro yang komputer, teller harus benar-benar meneliti

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 12 No. 2 Juli 2014| 7


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
keaslian dan kelengkapan warkat. Seiring dengan
peningkatan ketelitian dan kecermatan, baik
petugas ataupun teller, dan juga nasabah peserta
kliring, tentu terjadinya kesalahan yang
menyebabkan tolakan kliring bisa diminimalisir
lagi.

DAFTAR PUSTAKA
Bank Indonesia. 2013. Mengenal Sistem
Pembayaran Yang Diselenggarakan Oleh
Bank Indonesia. Jakarta: Bank Indonesia.
Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Efendi, AR. Haris. 2005. Sistem Akutansi Bank
Indonesia. Jakarta: Pusat Pendidikan & Study
Kebanksentralan.
Fess, Warren. (2006). Accounting. Jakarta:
Salemba Empat
Horngren, Charles T. ,dkk. (2005). Accounting
Sixth Edition. USA: Pearson Prentice Hall
Judisseno, K.Rimsky. 2005. Sistem Moneter dan
Perbankan di Indonesia, Revisi Kedua.
Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama
Kasmir. 2003.Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
_____. 2004. Pemasaran Bank. Jakarta:
KENCANA.
Sangadji, M. Etta. & Sopiah. (2010). Metodologi
Penelitian Pendekatan Praktis Dalam
Penelitian. Yogyakarta: CV Andi Offset.
Suhardjono, Bastian Indra. 2006. Akutansi
Perbankan. Jakarta: Selemba Empat.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitaf
Kualitatif dan R&D

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 12 No. 2 Juli 2014| 8


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai