GERAKAN DI TEMPAT
Pasal 2
Pasal 3
Pasal 6
Berhitung :
(1) Berhitung dalam bentuk formasi
bersaf. a. Dari sikap sempurna
berdiri
b. Aba-aba: “HITUNG = MULAI”.
c. Pelaksanaan:
1. Setelah ada aba-aba peringatan: ”HITUNG”,
kemudian barisan yang berada di saf paling depan
semua memalingkan kepala secara serentak ke arah
kanan 45º, personel yang bertindak sebagai penjuru
kanan tetap bersikap sempurna. untuk saf kedua dan
seterusnya kepala tetap lurus ke depan.
2. Aba-aba pelaksanaan: ”MULAI” hitungan pertama
(satu)
diawali dari penjuru kanan dengan kepala
tidak dipalingkan.
3. Untuk urutan kedua dan seterusnya bersamaan
dengan
menyebut hitungan dua dan seterusnya
kepala dipalingkan ke arah semula (lurus ke depan).
4. Untuk personel paling kiri belakang melaporkan
jumlah
kekurangan atau “LENGKAP”.
Hadap Kiri :
Urutan kegiatan hadap kiri diatur dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Aba-aba “HADAP KIRI = GERAK”.
b. Saat aba-aba pelaksanaan kaki kanan diajukan
melintang
(serong) di depan kaki kiri dengan lekukan kaki kanan
berada di
ujung kaki kiri jarak satu kepalan tangan, berat
badan berpindah ke kaki kiri pandangan mata tetap lurus
kedepan.
c. Tumit kaki kiri dan badan diputar ke kiri 90 º dengan
poros tumit kaki kiri.
d. Kaki kanan dirapatkan kembali ke kaki kiri seperti
dalam keadaan sikap sempurna.
Balik Kanan :
Balik kanan. Dari sikap sempurna berdiri senjata disamping kanan. a.
Aba-aba: “BALIK KANAN= GERAK”.
b. Pelaksanaan:
1. Pada aba-aba peringatan tangan kanan
mengangkat
senjata setinggi 5 cm dengan tidak goyang, ujung depan
dasar popor lurus dengan ujung kaki kanan.
2. Kaki kiri diajukan melintang di depan kaki kanan,
lekukan kaki kiri di ujung kaki kanan membentuk
huruf ”T” dengan jarak satu kepalan tangan, tumpuan
berat badan berada di kaki kiri, posisi badan dan
pandangan mata tetap lurus kedepan.
3. Kaki kanan dan badan diputar ke kanan 180º
dengan poros tumit kaki kanan.
4. Tumit kaki kiri dirapatkan ke tumit kaki kanan tidak
diangkat, Senjata diletakkan kembali seperti
dalam keadaan sikap sempurna
.
Pasal 17
Lencang kanan/kiri dan lencang depan:
(2) Tata cara lencang kanan dan atau lencang kiri diatur
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Dilaksanakan pada saat pasukan dalam formasi bersaf.
b. Pada aba-aba pelaksanaan saf depan, kecuali
penjuru
mengangkat lengan kanan/kiri kesamping sampai
menyentuh bahu orang yang berada disebelah kanan/kiri,
jari-jari tangan menggenggam, punggung tangan menghadap
ke atas,bersamaan dengan itu kepala dipalingkan ke
kanan/kiri dengan tidak terpaksa.
c. Penjuru saf tengah dan belakang, melaksanakan lencang
depan
1 lengan ditambah 2 kepal, setelah lurus menurunkan
tangan
secara bersama-sama pandangan tetap
kedepan.
d. Masing-masing saf meluruskan diri hingga dapat melihat
dada orang-orang yang berada di sebelah kanan/kiri
sampai kepada
penjuru
kanan/kirinya.
e. Penjuru kanan/kiri tidak berubah tempat.
f. Setelah lurus aba-aba “TEGAK = GERAK”.
g. Kepala dipalingkan kembali ke depan bersamaan tangan
kanan kembali kesikap sempurna.
(3) Tata cara setengah lengan lencang kanan dan atau setengah
lengan lencang kiri diatur dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Secara umum pelaksanannya sama seperti lencang
kanan/kiri.
b. Tangan kanan/kiri diletakkan dipinggang (bertolak
pinggang) dengan siku menyentuh lengan orang yang berdiri
disebelah kanan/kirinya, pergelangan tangan lurus, ibu jari
disebelah belakang dan empat jari lainnya rapat di sebelah
depan.
c. Pada aba-aba “TEGAK = GERAK” semua serentak
menurunkan
lengan memalingkan kepala kembali ke depan dan berdiri
dalam sikap sempurna.
Pasal
10
PERUBAHAN ARAH
Haluan Kanan/Kiri : (Gerakan haluan kanan/kiri hanya dilakukan
dalam bentuk bersaf, guna merubah arah tanpa merubah bentuk )
GERAKAN BERJALAN
Pasal
12
Pasal 13 ( PPM )
Pelaksanaan Hormat Kanan/Kiri.
Pasal 14