Anda di halaman 1dari 21

LEMBARAN PENGESAHAN

Judul : Pembesaran ikan cupang halfmoon ( betta sp)


Nama : Obianto Litbagai
Nim : 192381150
Jurusan : Perikanan dan Kelautan
Program studi : Teknologi Budidaya Perikanan
Laporan Proyek usaha mandiri (PUM) ini telah disetujui dan disepakati
dan disahkan pada tanggal seperti yang tertera dibawa ini :

Mengetahui Kupang……………2021
Kordinator PUM Pembimbing PUM

Ion Tarsando Sianturi,S.Pi.,MP Mikson M.D.Nalle,S.Pi.,M.Si


NIP. 199503132020121004 NIP. 197905242009121002

Mengesahkan ,
Ketua Jurusan Perikanan dan Kelautan

Alexander S. Tanody,S.Pi.,M.Si
NIP. 197311162008121001

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karna atas
berkat dan penyertaannya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Proyek Usaha
Mandiri (PUM) ini dengan baik. Ini berisi tenteng semua kegiatan yang
dilakukan dari usaha permbesaran ikan hias cupang halfmoon (betta sp) selama 3
bulan.

Sebagai pemula dalam pembuatan laporan, masukan baik itu saran maupun
kritikan dari pihak – pihak yang membantu menulis dalam menyelesaikan
Laporan Proyek Usaha Mandiri (PUM). Oleh karna itu, penulis menyampaikan
limpah terima kasih kepada :

1. Bapak Alexander S. Tanody, S,Pi.,M.Si. sebagai ketua Jurusan Perikanan dan


Kelautan
2. Bapak Mikson M. D. Nalle, S,Pi.,M.Si. sebagai ketua program studi
Teknologi Budidaya Perikanan
3. Bapak Mikson M. D. Nalle, S,Pi.,M.Si. sebagai pembimbing PUM
4. Bapak Ion Tarsando Sianturi,S.Pi.,MP sebagai kordinator PUM
5. Dosen dan teknisi yang memberikan kuliah dan praktek

Isi dari penulisan Laporan Proyek Usaha Mandiri (PUM) ini tentu masi jauh dari
kesempurnaan. Oleh karna itu penulis mengharapkan masukan dalam bentuk
saran maupun kritikan yang membangun agar dalam penulisan berikutnya dapat
lebih baik lagi.

Kupang ,………………2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

LEMBARAN PENGESAHAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Perumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2
1.4 Kegunaan 2
1.5 Luaran 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 3
2.1 Klasifikasi dan morfologi ikan cupang 3
2.2 Habitat ikan cupang (betta sp) 3
2.3 Teknik Pembesaran ikan cupang (Betta sp) 4
2.4 Analisis Data 5
BAB III. METODE PELAKSANAAN 7
3.1 Waktu dan Tempat 7
3.2 Alat dan Bahan 7
3.3 Prosedur Pelaksanaan 9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 10
4.1. Aspek Produksi 13
4.2 Aspek Keuangan 13
4..3 Total Biaya Produksi 14
4..4 Penerimaan 14
4..5 Keuntungan 14
4..6 Analisis Return Cost Ratio (R/C) 15
BAB V. PENUTUP 17
5.1 Kesimpulan 17
5.2 Saran 17
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I.
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proyek Usaha Mandiri (PUM) merupakan salah satu mata kuliah wajib yang
harus dilaksanakan oleh setiap mahasiswa semester 5,sebagai persyaratan sebelum
mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL). Kegiatan PUM dalam melaksanakan
dan mengevaluasi usaha di bidang perikanan secara ekonomis dan mandiri.

Ikan hias cukup dikenal oleh masyarakat sebagai hiasan akuarium.


Perkembangan ikan hias di Indonesia mengalami kemajuan yang terus meningkat,
dari tahun 2014-2017 ikan hias cupang mengalami peningkatan yang cukup
signifikan. Dalam periode 2014-2017 antar Provinsi di Indonesia mengalami
pertumbuhan rata-rata sebesar 27,51% pertahun (Strand et al. 2007). Terutama
ikan hias air tawar asli di Indonesia. Dari sekian banyak ikan hias di Indonesia,
ikan hias cupang memiliki harga tinggi. Harga ikan cupang bergantung pada
ukuran dengan corak. Saat ini harga satu ekor ikan cupang yang standart ukuran
5-7 cm Rp.50.000, sedangkan ikan cupang super ukuran 5-7 cm Rp.100.000

Ikan cupang halfmoon (betta sp ) merupakan salah satu jenis ikan hias yang
memiliki variasi warna yang menarik seperti warna merah, biru, kuning, dll.

Kelebihan ikan cupang tidak membutuhkan akuarium yang besar


disbanding dengan ikan hias yang lainnya, ikan hias cupang juga tidak
membutuhkan aerator. Aerator adalah alat yang digunakan untuk memompa
udara, ikan cupang dapat hidup dengan udara sedikit, sehingga tidak
membutuhkan aerator.Ikan cupang juga mudah dalam perawatan dengan memberi
makan secukupnya dan mengganti air maksima;l 3 hari sekali.

1.2 Perumusan Masalah

1. Bagaimana cara mendapatkan keuntungan dari pembesaran ikan hias


cupang halfmoon (betta) di laboratorium lingkungan perairan Politeknik
Pertanian Negeri Kupang

1
1.3 Tujuan

Tujuan dari proyek usaha mandiri adalah :


1. Untuk memperoleh keuntungan dari hasil penjualan ikan cupang
halfmoon (betta sp) di laboratorium lingkungan perairan Politeknik
Pertanian Negeri Kupang

1.4 Kegunaan

Adapun kegunaan dalam melaksanakan kegiatan PUM ini yaitu :


1. Untuk menambah wawasan dan keterampilan tentang teknik pembesaran
cupang.
2. Sebagai bahan pembelajaran dan melatih mahasiswa untuk persiapan
PKL.
3. Melatih mahasiswa untuk disiplin, bertanggung jawab dan mandiri
sebagai seorang pembudidaya.

1.5 Luaran

Luaran yang diharapkan dari mahasiswa dalam kegiatan PUM adalah sebagai
berikut :

1. Dapat menghasilkan pembesaran ikan cupang halfmoon (betta sp ) yang


unggul dan berkualitas.

Untuk mendapatkan keuntungan dari penjualan ikan cupang halfmoon


dilaboratorium lingkungan perairan Politeknik Pertanian Negeri Kupang.

2
BAB II.
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi dan morfologi ikan cupang

Klasifikasi dan morfologi ikan cupang (menurut Bleeker, 1850)

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Class : Actinopterygii

Ordo : Perciformes

Family : Osphronemidae

Genus : Betta

Species : Betta Presphone

Ikan cupang (betta sp) terkenal karna sifatnya yang agresif dan kebiasaan ,
hidupnya berkelahi dengan sesama jenis, sehingga dinamakan fighting fish.
Warna tubuh ikan ini berwarna – warni, sehingga menjadi daya tarik para
penggemar dan penghobi untuk mengoreksinya.

2.2 Habitat ikan cupang (betta sp)

Menurut Sitanggang (2008) ikan cupang (betta sp) hidup di daerah tropis terutama
di benua Asia sampai Afrika. Habitat asalknya berupa perairan dangkal berair
jernih, seperti daerah persawahan atau anak sunggai yang memeliki temperature
24 - 27℃ dengan kisaran PH 6,2 – 7,2 serta tingkat kandungan mineral terlarut
dalam air atau kesadahan (hardness) berkisar 5 – 12 Ph, bahkan jika beruntung
ikan cupang ini terkadang dapat dijumpai diselokan dangkal perumahan yang
berhubungan dengan perairan sawah, perairan dangkal sanggat mendukung
3
asupan oksigen bagi ikan ini dan pada umumnya ikan ini meletakan telurnya di
permukaan air. Akan tetapi ini masa canggihnya teknologi ini ikan cupang sudah
banyak dipelihara dalam aquascape atau akuarium bahkan dibudidayakan pada
tempat yang terkontrol seperti kolam, akuarium, bak, dan wadah budidaya
lainnya.

2.3 Teknik Pembesaran ikan cupang (Betta sp)

1. Persiapan Wadah

Menurut (Alexander, 2005) wadah budidaya yang biasa digunakan adalah


akuarium, akuarium dibersihkan dan dicuci sampai bersih setelah itu diisi air
bersih dengan ketinggian 10 cm.

1. Penebaran Ikan Cupang

Menurut (Wlance, 2000) kepadatan penebaran ikan cupang harus disesuaikan


dengan luasan media budidaya cukup 1 ekor permedia budidaya.

2. Pemeliharaan ikan cupang

Menurut (Dermawan, 2001) ikan cupang yang baru ditebar dapat diberikan
makanan berupa artemia yang sudah disaring, setelah itu ikan cupang yang sudah
mencapai ukuran dewasa dapat diberikan makanan berupa culeks (jentik nyamuk)
sampai pada ukuran komersial yang diingin kan.

a. Pemberian Pakan

Menurut (Zainal Abidin dan Hutami P. Puspitasari, 2019) salah satu gizi yang
harus tersedia untuk pakan ikan cupang adalah protein yang memeliki kadar
minimal 45% dari krseluruhan komposisi. Selain itu, lemak juga diperlukan karna
berguna untuk proses metabolisme energy dan memperbaiki sel yang rusak pada
ikan cupang. Kemudian, diperlukan juga karbohidrat dalam jumlah sedikit
mineral, dan vitamin.

Pakan untuk ikan cupang juga di bedakan menjadi 2 jenis, yaitu alami dan buatan.

Pakan untuk ikan cupang biasanya yang diberikan berupa pakan alami dan pakan
buatan adalah pakan yang bahan dasarnya juga berasal dari pakan alami.

4
Pakan buatan umumnya berbentuk pellet yang kadar proteinnya dapat diatur
sesuai kebutuhan pertumbuhan ikan.

b. Pengendalian Hama dan Penyakit

Menurut (Lesmana, 2008) pengendalian hama dan penyakit, hama yang perlu
tanggulangi adalah keong, katak, capung. Penyakit yang sering menyerang ikan
hias adalah penyakit yang disebabkan oleh bukan parasit (non parasit) dan
penyakit yang timbul karna serangan parasit.

Penyakit yang berasal dari non parasit biasanya dari faktor lingkungan dan
terutama adalah pakan. Pemberian pakan yang berlebihan dan tidak sesuai akan
mengakibatkan adanya kekurangan oksigen dan keracunan.

Pencegahan hama dan penyakit dengan cara melakukan pengontrolan hama yang
tidak sengaja masuk kedalam wadah pemeliharaan yang mengggangu
pemeliharaan misalnya memangsa, menyaingi, dan merusak akuarium, dan juga
membawa organisme penyakit seperti virus, parasite, bakteri, dan jamur. Dan
menjaga kesehatan ikan dengan memberikan pakan secukupnya dan bermutu serta
tepat waktu, dan pergantian air.

c. Pemanenan

Setelah ikan siap dipanen. Sistem panen yang digunakan bisa dengan panen
total, semua ikan cupang yang memiliki ukuran berbeda diangkut. Untuk panen
persial/panen sebagian disesuaikan dengan ukuran permintaan pasar yang belum
masuk ukuran pemeliharaan kembali( sistem sorting/grading).

d. Pemasaran
Permintaan untuknmemasarkan ikan cupang bisa langsung ke konsumen atau
menggunakan jasa pengumpul yang sudah mempunyai jaringan luas dan juga
yang dating langsung ke pembudidaya. Untuk mengemas menggunakan plastic
peacking hargga ikan cupang dalam perhitungan per ekor dimana harga mulai dari
Rp. 15.000 hingga Rp. 55.000 ini tergantung dari harga ikan cupang yang
dipasaran (Menurut Fari dan Andri)

5
2.4 Analisis Data

Menurut Harahap 2004:189 bahwa pengertian analisis adalah


memecahkan atau menguraikan sesuatu unit menjadi unit kecil.
2.4.1 Biaya tetap
Biaya tetap (fixed cost), menurut hansen (2001). Biaya tetap
merupakan biaya yang jumlahnya tetap konstan tidak dipengaruhi
perubahan volume kegiatan atau aktifitas sampai tingkat kegiatan
tertentu.

Rumus:
Harga beli−nilai sisa
Biaya tetap=
Taksiran pemakaian

2.4.2 Biaya Variabel


Biaya Variabel (variabel cost), menurut Henry Simamora
(2002) biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan
perubahan volume kegiatan atau aktifitas, contohnya biaya bahan
baku, dan biaya tenaga kerja langsung.
2.4.3 Analisis Keuntungan
Menurut (Raharja,1996) keuntungan adalah selisih antara
hasil penjualan dengan jumlah biaya yang dikeluarkan keuntungan
=penerimaan – total biaya.
2.4.4 Return Cost Ratio(R/C)
R\C adalah jumlah ratio yang digunakan untuk melihat
keuntungan relative yang akan didapatkan dalam sebuah proyek
(Efendi 2004)
R Penerimaan
=
C Total biaya
Adapun kriteria R\C adalah sebagai berikut:
1. Nilai R\C > 1, artinya usaha yang dilakukan mengalami
keuntungan sehingga secara ekonomis layak untuk
dikembangkan
2. Nilai R\C = 1, artinya usaha yang dilakukan tidak mengalami
6
keuntungan atau kerugian

3. Nilai R\C = < 1, artinya usaha yang dilakukan mengalami


kerugian sehingga secara ekonimis dikatakan tidak layak
untuk dekembangkan.

7
BAB III.
METODE PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Tempat


Kegiatan proyek usaha mandiri (PUM),dilaksanakan selama 3 bulan yang
terhitung mulai dari bulan September sampai Desember 2021 yang berlangsung di
Laboratorium lingkungan perairan Perikanan dan Kelautan Politeknik Pertanian
Negeri Kupang.

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam melakukan PUM ini meliputi:

Tabel 3.2.1 Alat-alat yang digunakan dalam pembesaran ikan hias cupang
halfmoon (betta)

Tabel 3.2.1 alat –alat yang digunakan dalam pembesaran ikan cupang

No Nama alat Kegunaan


1 Botol Wadah untuk pembesaran ikan
2 Ember Mengangkat air
3 Serok Menangkapkan ikan dalam akuarium dan
membersikan kotoran dalam akurium
4 Timbangan analitik Pengukuran berat ikan
5 Penggaris Mengukur panjang ikan
6 Selang Penyiponan air
7 Termometer Mengukur suhu air
8 PH Mengukur kadar asam dan basa pada air
9 DO Mengukur kadar oksigen terlarut

8
Tabel 3,2,2 bahan yang digunakan dalam pembesaran ikan cupang

No Jenis bahan Fungsi


1 Ikan cupang Komuditas yang akan di besarkan
2 Pakan alami Makanan ikan cupang
3 Air Sebagai media dalam budidaya ikan cupang
4 Plastic packing Untuk mempacking ikan cupang
5 Karet Untuk mengikat plastic packing
6 Obat biru Sebagai pengobatan kulit pada ikan cupang
7 Garam ikan Untuk mematikan bakteri yang ada di air
8 Daun ketapang Untuk netralkan Ph air

9
3.3 Prosedur Pelaksanaan

1. Persiapan alat dan bahan

Alat dan bahan yang digunakan untuk pembesaran ikan hias cupang (betta
sp) yaitu, akuarium, ember, serok, timbangan analitik, penggaris, dan alat
pengukur kualitas air, sedangkan bahannya benih ikan cupang (betta sp), air,
pakan, garam ikan, obat biru, daun ketapang, dhapmia, dan plastic packing.

2. Pembersihan wadah budidaya


Pembersihan akuarium dilkaukan terlebih dahulu dengan cara
mengisi air dan membersihkan dinding akuarium dan dasar
akuarium kemudian dibilas hingga bersih.
3. Pengisian air pada wadah budidaya
Akuarium yang dibersihkan dan diisi air secukupnya
4. Penebaran ikan Cupang halfmoon (betta sp )
a. Penebaran dilakukan pada pagi hari, karena pada pagi
hari suhu pada akuarium rendah dan benih di tebar tidak
mengalami stres
b. Sebelum benih dimasukkan ke dalam akuarium, benih di
diamkan selama 10-15 menit atau di sebut aklimatisasi
c. Penebaran benih ikan cupang halfmoon (betta sp )
dimasukan ke dalam tiap-tiap akuarium sebanyak 20 ekor
d. Pembersihan akurium dilakukan 3 kali dalam seminggu
dan juga memperhatikan kualitas air, Ph, suhu, DO, hama
dan penyakit.
5. Pemberian pakan
Cara pemberian pakan dilakukan secara adlibitum atau sampai
kenyang. Frekuensi pemberian pakan dilakukan 2 kali sehari yaitu:
pagi dan sore
6. Pengukuran kualitas air
Pengukuran kualitas air yang baik untuk kehidupan ikan cupang
(betta sp) tersebut sebagai berikut: suhu air optimum dalam
pemeliharaan ikan cupang adalah 27ᵒC- 30ᵒC. Sedangkan suu untuk

10
pertumbuhan benih ikan cupang adalah 27ᵒC - 30ᵒC, Ph 6-7 ppt, DO
4 mg\L.
7. Pencegahan Hama dan Penyakit
Pembersihan akuarium dan pergantian air dengan rendaman
daun ketapang untuk menetralkan ph, suhu, serta mencegah
penyakit.
8. Pemanenan
Ikan akan dipanen setelah pemeliharaan selama 3 bulan,
pemanen dilakukan dengan ukuran 7-8 cm.
Pemanenan ikan dengan menggunakan serok, setelah itu ikan
dimasukan kedalam plastic packing yang sudah diisi air setelah itu
masukan juga oksigen kedalam plastic packing. Pemanenan dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu, panen total dan panen bertahap.
Panen total adalah pemanenan dilakukan secara keseluruhan ikan
yang dibudidaya. Sedangkan panen bertahap adalah pemanenan
yang dilakukan dengan menyortir atau dengan memilih ikan yang
sudah mencapai ukuran atau sesuai permintaan pelanggan.
9. Pemasaran
a. Harga
Dalam menentukan harga yang sesuai dengan ukuran
ikan yang diinginkan pembeli, sesuai ukurang ikan yang
di jual Rp. 15.000 per ekor.
b. Promosi
Pemasaran akan dilakukan dengan kegiatan
memperkenalkan ikan cupang yang akan dijual melalui
sosial media.

11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Aspek Produksi

Dalam budidaya ikan hias cupang (betta sp) memiliki beberapa kegiatan
yaitu:
1. Persiapan Wadah
Lokasi pembesaran ikan hias cupang yaitu di kampus Politeknik pertanian
Negeri Kupang bertempat (Laboratorium Lingkungan Perairan) jenis wadah yang
digunakan dalam pembesaran ikan hias cupang yaitu botol 600 ml.Dalam
persiapan wadah ini dibutuhkan botol untuk memelihara cupang.

2. Pengisian Air
Air diisi kedalam botol setinggi 10 cm, air yang digunakan adalah air bersih
yang berasal dari PAM, air PAM merupakan air yang diambil langsung dari
sumber air yang bersih tidak mengandung zat kapur air di tampung dalam bak
penampungan air.
Proses pengisian air dilakukan pada sore hari setelah ikan hias cupang ditebar
setelah pengisian air, cupang yang di tebar dengan ukuran yang sama di masing-
masing tempat.

Gambar 1. Pengisian air

3. Penebaran ikan
12
Penebaran ikan cupang dilakukan pada sore hari 15.00 WITA jumlah
tebar 100 ekor sesudah penebaran sesudah penebaran ikan cupang
diwadah botol yang berjumlah 100 wadah. Penebaran dibagi masing-
masing wadah.

Gambar 2. Penebaran ikan cupang

4. Pergantian Air
Pergantian air di lakukan setiap 2-3 hari karna pada saat air sudah keruh
maka warna ikan dan kesehatan ikan terganggu.

5. Pemanenan
Pemanenan dengan persial cara memanenan ikan hias cupang yaitu ikan
diambil menggunakan serok setelah itu masukan kedalam plastic peacking
yang sudah diisi air dan plastic peacking tersebut sudah diisi oksigen untuk
membantu proses pernapasan didalam plastic peacking.

6. Pemasaran
a. Harga
Harga ikan cupang adalah Rp.15.000 per ekor ikan yang dijual ke
dosen, teknisi, dan media sosial seperti whatsApp, facebook.
b. Promosi
Pemasaran dilakukan dengan menawarkan langsung kepada dosen dan
meminta bantuan teknisi dan teman-teman lain untuk memposting ikan melelui
media sosoial.

13
Gambar 3. pemasaran

4.2 Aspek Keuangan

4.2.1 Biaya Tetap


Biaya tetap adalah biaya yang timbul akibat pengguna sumber daya tetap
dalam proses produksi. Sifat utama biaya tetap adalah jumlahnya tidak berubah
walaupun jumlah produksi mengalami perubahan (naik turun). Biaya tetap
tersebut sebagai berikut:
Tabel 4.1 Format Ringkasan Anggaran Biaya tetap
Harga Total Biaya
No Uraian Jumlah
(Rp) (Rp)

1. Serok 1 15.000 15.000

2. Ember 1 buah 20.000 20.000

Total 35. 000

Alat-alat dari kampus yang dipinjamkan pada selama PUM adalah bak
penampungan.

4.2.2 Biaya Variabel

Biaya variabel adalah jumlah biaya produksi berubah menurut tinggi


rendahnya jumlah pengeluaran yang akan dikeluarkan. Semakin besar
pengeluaran atau barang yang dihasilkan, maka besar juga biaya variabel yang
akan dikeluarkan. Biaya variabel sebagai berikut:
14
Tabel 4.2 Biaya Variabel
Harga Total Biaya
No Uraian Jumlah
(Rp) (Rp)

1. Benih Ikan 100 ekor 7.500 750.000

2. Methylene Blue 1 botol 15.000 15.000

3. Lukastop 1 botol 5.000 5.000

4. Serok 1 buah 20.000 20.000

5. Garam Ikan 1 kg 10.000 10.000

6. Pakan Pelet 1 botol 10.000 10.000

Total 810.000

4.2.3 Total Biaya Produksi

Total = biaya tetap + biaya variabel

= 35.00 + 810.000

= 845.000

4.2.4 Penerimaan

Jumlah ikan = 100 ekor

Harga jual = Rp. 15.000

Penerimaan = jumlah produksi x harga jual/ekor

= 100 x 15.000

= Rp. 1.500.000

4.2.5 Keuntungan

Keuntungan adalah selisi antara hasil penjualan dengan jumlah biaya yang
dikeluarkan.

Keuntungan = Penerimaan – Total Biaya

15
Keuntungan = Rp. 1.500.000 – Rp. 845.000

= Rp. 655.000

4.2.6 Analisis Return Cost Ratio (R/C)

Analisis R/C merupakan prbandingan antara total penerimaan usaha yang dijalan
kan dengan total biaya yang dikeluar kan

total penerimaan
R/C ¿
biaya produksi

Rp .1 .500.000
¿
Rp . 845.000

= 1,77

Artinya, R/C > 1 maka mengalami keuntungan sehingga usaha tersebut layak
untuk dijalankan atau diteruskan.

16
BAB V.
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil proyek usaha mandiri (PUM) yang sudah dijalankan


tersebut dapat disimpulkan bahwa:
1. Kegiatan PUM meliputi persiapan wadah, pengisian air, penebaran
ikan, pemberian pakan, pergantian air, pemeliharaan, pemanenan, dan
pemasaran.
2. Hasil analisis usaha pembesaran ikan hias cupang dapat nilai R/C =
Artinya, R/C > 1 maka mengalami keuntungan sehingga usaha tersebut
layak untuk dijalankan

5.2 Saran

Disarankan bawah dalam kegiatan budidaya ikan hias cupang perlu


melakukan proses aklimatisasi dan pergatian aur secara rutin untuk
menguragi tingat mortalitas

17
DAFTAR PUSTAKA

Admadjaja, J. 2008. Panduan Lengkap Memelihara Cupang Hias dan Cupang


Adu. Jakarta : Penebar Swadaya.

Admadjaja, J. dan M. Sitanggang. 2008. Panduan lengkap budidaya dan


perawatan cupang hias. Jakarta : Agro Media.

Alexander. 2005. Pembesaran Ikan Cupang. Jokyakarta : Pembaharuan.

Dermawan, budidaya ikan hias air tawar, Penebar Swadaya, Jakarta, 2001

Effendi. 2004. Kumpulan ikan hias air tawar. Jakarta : Swadaya

Harahap. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan

Sitanggang M.. Panduan Lengkap Budidaya dan Perawatan Cupang Hias.


Jakarta 164 hal.

18

Anda mungkin juga menyukai