Mengetahui Kupang……………2021
Kordinator PUM Pembimbing PUM
Mengesahkan ,
Ketua Jurusan Perikanan dan Kelautan
Alexander S. Tanody,S.Pi.,M.Si
NIP. 197311162008121001
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karna atas
berkat dan penyertaannya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Proyek Usaha
Mandiri (PUM) ini dengan baik. Ini berisi tenteng semua kegiatan yang
dilakukan dari usaha permbesaran ikan hias cupang halfmoon (betta sp) selama 3
bulan.
Sebagai pemula dalam pembuatan laporan, masukan baik itu saran maupun
kritikan dari pihak – pihak yang membantu menulis dalam menyelesaikan
Laporan Proyek Usaha Mandiri (PUM). Oleh karna itu, penulis menyampaikan
limpah terima kasih kepada :
Isi dari penulisan Laporan Proyek Usaha Mandiri (PUM) ini tentu masi jauh dari
kesempurnaan. Oleh karna itu penulis mengharapkan masukan dalam bentuk
saran maupun kritikan yang membangun agar dalam penulisan berikutnya dapat
lebih baik lagi.
Kupang ,………………2021
Penulis
ii
DAFTAR ISI
LEMBARAN PENGESAHAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Perumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2
1.4 Kegunaan 2
1.5 Luaran 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 3
2.1 Klasifikasi dan morfologi ikan cupang 3
2.2 Habitat ikan cupang (betta sp) 3
2.3 Teknik Pembesaran ikan cupang (Betta sp) 4
2.4 Analisis Data 5
BAB III. METODE PELAKSANAAN 7
3.1 Waktu dan Tempat 7
3.2 Alat dan Bahan 7
3.3 Prosedur Pelaksanaan 9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 10
4.1. Aspek Produksi 13
4.2 Aspek Keuangan 13
4..3 Total Biaya Produksi 14
4..4 Penerimaan 14
4..5 Keuntungan 14
4..6 Analisis Return Cost Ratio (R/C) 15
BAB V. PENUTUP 17
5.1 Kesimpulan 17
5.2 Saran 17
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I.
PENDAHULUAN
Proyek Usaha Mandiri (PUM) merupakan salah satu mata kuliah wajib yang
harus dilaksanakan oleh setiap mahasiswa semester 5,sebagai persyaratan sebelum
mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL). Kegiatan PUM dalam melaksanakan
dan mengevaluasi usaha di bidang perikanan secara ekonomis dan mandiri.
Ikan cupang halfmoon (betta sp ) merupakan salah satu jenis ikan hias yang
memiliki variasi warna yang menarik seperti warna merah, biru, kuning, dll.
1
1.3 Tujuan
1.4 Kegunaan
1.5 Luaran
Luaran yang diharapkan dari mahasiswa dalam kegiatan PUM adalah sebagai
berikut :
2
BAB II.
TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Family : Osphronemidae
Genus : Betta
Ikan cupang (betta sp) terkenal karna sifatnya yang agresif dan kebiasaan ,
hidupnya berkelahi dengan sesama jenis, sehingga dinamakan fighting fish.
Warna tubuh ikan ini berwarna – warni, sehingga menjadi daya tarik para
penggemar dan penghobi untuk mengoreksinya.
Menurut Sitanggang (2008) ikan cupang (betta sp) hidup di daerah tropis terutama
di benua Asia sampai Afrika. Habitat asalknya berupa perairan dangkal berair
jernih, seperti daerah persawahan atau anak sunggai yang memeliki temperature
24 - 27℃ dengan kisaran PH 6,2 – 7,2 serta tingkat kandungan mineral terlarut
dalam air atau kesadahan (hardness) berkisar 5 – 12 Ph, bahkan jika beruntung
ikan cupang ini terkadang dapat dijumpai diselokan dangkal perumahan yang
berhubungan dengan perairan sawah, perairan dangkal sanggat mendukung
3
asupan oksigen bagi ikan ini dan pada umumnya ikan ini meletakan telurnya di
permukaan air. Akan tetapi ini masa canggihnya teknologi ini ikan cupang sudah
banyak dipelihara dalam aquascape atau akuarium bahkan dibudidayakan pada
tempat yang terkontrol seperti kolam, akuarium, bak, dan wadah budidaya
lainnya.
1. Persiapan Wadah
Menurut (Dermawan, 2001) ikan cupang yang baru ditebar dapat diberikan
makanan berupa artemia yang sudah disaring, setelah itu ikan cupang yang sudah
mencapai ukuran dewasa dapat diberikan makanan berupa culeks (jentik nyamuk)
sampai pada ukuran komersial yang diingin kan.
a. Pemberian Pakan
Menurut (Zainal Abidin dan Hutami P. Puspitasari, 2019) salah satu gizi yang
harus tersedia untuk pakan ikan cupang adalah protein yang memeliki kadar
minimal 45% dari krseluruhan komposisi. Selain itu, lemak juga diperlukan karna
berguna untuk proses metabolisme energy dan memperbaiki sel yang rusak pada
ikan cupang. Kemudian, diperlukan juga karbohidrat dalam jumlah sedikit
mineral, dan vitamin.
Pakan untuk ikan cupang juga di bedakan menjadi 2 jenis, yaitu alami dan buatan.
Pakan untuk ikan cupang biasanya yang diberikan berupa pakan alami dan pakan
buatan adalah pakan yang bahan dasarnya juga berasal dari pakan alami.
4
Pakan buatan umumnya berbentuk pellet yang kadar proteinnya dapat diatur
sesuai kebutuhan pertumbuhan ikan.
Menurut (Lesmana, 2008) pengendalian hama dan penyakit, hama yang perlu
tanggulangi adalah keong, katak, capung. Penyakit yang sering menyerang ikan
hias adalah penyakit yang disebabkan oleh bukan parasit (non parasit) dan
penyakit yang timbul karna serangan parasit.
Penyakit yang berasal dari non parasit biasanya dari faktor lingkungan dan
terutama adalah pakan. Pemberian pakan yang berlebihan dan tidak sesuai akan
mengakibatkan adanya kekurangan oksigen dan keracunan.
Pencegahan hama dan penyakit dengan cara melakukan pengontrolan hama yang
tidak sengaja masuk kedalam wadah pemeliharaan yang mengggangu
pemeliharaan misalnya memangsa, menyaingi, dan merusak akuarium, dan juga
membawa organisme penyakit seperti virus, parasite, bakteri, dan jamur. Dan
menjaga kesehatan ikan dengan memberikan pakan secukupnya dan bermutu serta
tepat waktu, dan pergantian air.
c. Pemanenan
Setelah ikan siap dipanen. Sistem panen yang digunakan bisa dengan panen
total, semua ikan cupang yang memiliki ukuran berbeda diangkut. Untuk panen
persial/panen sebagian disesuaikan dengan ukuran permintaan pasar yang belum
masuk ukuran pemeliharaan kembali( sistem sorting/grading).
d. Pemasaran
Permintaan untuknmemasarkan ikan cupang bisa langsung ke konsumen atau
menggunakan jasa pengumpul yang sudah mempunyai jaringan luas dan juga
yang dating langsung ke pembudidaya. Untuk mengemas menggunakan plastic
peacking hargga ikan cupang dalam perhitungan per ekor dimana harga mulai dari
Rp. 15.000 hingga Rp. 55.000 ini tergantung dari harga ikan cupang yang
dipasaran (Menurut Fari dan Andri)
5
2.4 Analisis Data
Rumus:
Harga beli−nilai sisa
Biaya tetap=
Taksiran pemakaian
7
BAB III.
METODE PELAKSANAAN
Alat dan bahan yang digunakan dalam melakukan PUM ini meliputi:
Tabel 3.2.1 Alat-alat yang digunakan dalam pembesaran ikan hias cupang
halfmoon (betta)
Tabel 3.2.1 alat –alat yang digunakan dalam pembesaran ikan cupang
8
Tabel 3,2,2 bahan yang digunakan dalam pembesaran ikan cupang
9
3.3 Prosedur Pelaksanaan
Alat dan bahan yang digunakan untuk pembesaran ikan hias cupang (betta
sp) yaitu, akuarium, ember, serok, timbangan analitik, penggaris, dan alat
pengukur kualitas air, sedangkan bahannya benih ikan cupang (betta sp), air,
pakan, garam ikan, obat biru, daun ketapang, dhapmia, dan plastic packing.
10
pertumbuhan benih ikan cupang adalah 27ᵒC - 30ᵒC, Ph 6-7 ppt, DO
4 mg\L.
7. Pencegahan Hama dan Penyakit
Pembersihan akuarium dan pergantian air dengan rendaman
daun ketapang untuk menetralkan ph, suhu, serta mencegah
penyakit.
8. Pemanenan
Ikan akan dipanen setelah pemeliharaan selama 3 bulan,
pemanen dilakukan dengan ukuran 7-8 cm.
Pemanenan ikan dengan menggunakan serok, setelah itu ikan
dimasukan kedalam plastic packing yang sudah diisi air setelah itu
masukan juga oksigen kedalam plastic packing. Pemanenan dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu, panen total dan panen bertahap.
Panen total adalah pemanenan dilakukan secara keseluruhan ikan
yang dibudidaya. Sedangkan panen bertahap adalah pemanenan
yang dilakukan dengan menyortir atau dengan memilih ikan yang
sudah mencapai ukuran atau sesuai permintaan pelanggan.
9. Pemasaran
a. Harga
Dalam menentukan harga yang sesuai dengan ukuran
ikan yang diinginkan pembeli, sesuai ukurang ikan yang
di jual Rp. 15.000 per ekor.
b. Promosi
Pemasaran akan dilakukan dengan kegiatan
memperkenalkan ikan cupang yang akan dijual melalui
sosial media.
11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam budidaya ikan hias cupang (betta sp) memiliki beberapa kegiatan
yaitu:
1. Persiapan Wadah
Lokasi pembesaran ikan hias cupang yaitu di kampus Politeknik pertanian
Negeri Kupang bertempat (Laboratorium Lingkungan Perairan) jenis wadah yang
digunakan dalam pembesaran ikan hias cupang yaitu botol 600 ml.Dalam
persiapan wadah ini dibutuhkan botol untuk memelihara cupang.
2. Pengisian Air
Air diisi kedalam botol setinggi 10 cm, air yang digunakan adalah air bersih
yang berasal dari PAM, air PAM merupakan air yang diambil langsung dari
sumber air yang bersih tidak mengandung zat kapur air di tampung dalam bak
penampungan air.
Proses pengisian air dilakukan pada sore hari setelah ikan hias cupang ditebar
setelah pengisian air, cupang yang di tebar dengan ukuran yang sama di masing-
masing tempat.
3. Penebaran ikan
12
Penebaran ikan cupang dilakukan pada sore hari 15.00 WITA jumlah
tebar 100 ekor sesudah penebaran sesudah penebaran ikan cupang
diwadah botol yang berjumlah 100 wadah. Penebaran dibagi masing-
masing wadah.
4. Pergantian Air
Pergantian air di lakukan setiap 2-3 hari karna pada saat air sudah keruh
maka warna ikan dan kesehatan ikan terganggu.
5. Pemanenan
Pemanenan dengan persial cara memanenan ikan hias cupang yaitu ikan
diambil menggunakan serok setelah itu masukan kedalam plastic peacking
yang sudah diisi air dan plastic peacking tersebut sudah diisi oksigen untuk
membantu proses pernapasan didalam plastic peacking.
6. Pemasaran
a. Harga
Harga ikan cupang adalah Rp.15.000 per ekor ikan yang dijual ke
dosen, teknisi, dan media sosial seperti whatsApp, facebook.
b. Promosi
Pemasaran dilakukan dengan menawarkan langsung kepada dosen dan
meminta bantuan teknisi dan teman-teman lain untuk memposting ikan melelui
media sosoial.
13
Gambar 3. pemasaran
Alat-alat dari kampus yang dipinjamkan pada selama PUM adalah bak
penampungan.
Total 810.000
= 35.00 + 810.000
= 845.000
4.2.4 Penerimaan
= 100 x 15.000
= Rp. 1.500.000
4.2.5 Keuntungan
Keuntungan adalah selisi antara hasil penjualan dengan jumlah biaya yang
dikeluarkan.
15
Keuntungan = Rp. 1.500.000 – Rp. 845.000
= Rp. 655.000
Analisis R/C merupakan prbandingan antara total penerimaan usaha yang dijalan
kan dengan total biaya yang dikeluar kan
total penerimaan
R/C ¿
biaya produksi
Rp .1 .500.000
¿
Rp . 845.000
= 1,77
Artinya, R/C > 1 maka mengalami keuntungan sehingga usaha tersebut layak
untuk dijalankan atau diteruskan.
16
BAB V.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
Dermawan, budidaya ikan hias air tawar, Penebar Swadaya, Jakarta, 2001
18