Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS TRANSPOR SEDIMEN SERTA PENGARUH

AKTIVITAS PENAMBANGAN PADA SUNGAI SOMBE,


KOTA PALU, SULAWESI TENGAH

Muhammad Iqbal Pratama1, Djoko Legono2, Adam Pamudji Rahardjo2


1)
Peneliti Keairan, Jl.Setia Budi Lrg IV B No.90, Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia;
Pratamaiqbal4554@gmail.com
2)
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

ABSTRAK : Permasalahan sedimentasi yang terjadi di Sungai Sombe merupakan


suatu fenomena terbawanya butiran atau partikel sedimen yang berasal dari longsoran
tebing sungai. Hal tersebut diperparah ketika terjadi hujan dengan intensitas sedang
hingga tinggi menyebabkan terbawanya material sedimen bersama banjir. Selain itu,
adanya aktivitas penambangan pasir di Sungai Sombe juga dapat mempengaruhi
terjadinya perubahan pada dasar sungai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi dan memperkirakan besaran angkutan sedimen dan pengaruh dari
adanya aktifikasi penambangan terhadap perubahan dasar sungai pada Sungai Sombe.
Pada penelitian ini dilakukan pengukuran langsung di Sungai Sombe untuk
memperoleh sampel sedimen dan data morfologi sungai serta pengamatan terhadap
aktivitas penambangan yang ada di Sungai Sombe, kemudian data – data yang telah
dikumpulkan akan di analisis menggunakan metode Rottner dan Van Rijn. Hasil
analisis diperoleh nilai rata – rata debit sedimen di Sungai Sombe dengan kala ulang 1
Tahunan, 2 Tahunan, 5 Tahunan dan 10 Tahunan, yaitu metode Rottner sebesar 2,1 x
107 - 3,8 x 107 Ton/tahun; dan metode Van Rijn sebesar 4,0 x107 – 6,9 x 107 Ton/tahun.
Kata Kunci : Angkutan sedimen, Sungai Sombe, Rottner, Van Rijn

ABSTRACT : Sedimentation problems occuring in Sombe River is a phenomenon of


sediment grainsor particles entrained from the riverbank avalanche. The problem is
exacerbated when there is moderate to high intensity rainfall, causing sediment
material transported by a flood. Moreover, sand mining activities also affect the
changes in the riverbed. The research aims to identify and estimate the quantity of
sediment transport and the effect of the mining activities on the riverbed changes in
Sombe River. In this research, direct measurement in Sombe river and observation of
the mining activities in Sombe River are conducted to collect sediment samples and
river morphology data. Thenceforth, the collected data will be analyzed using Rottner
and Van Rijn method. According to the result of the calculation, the average of
sediment discharge in Sombe River with a return period of 1 year, 2 years, 5 years and
10 years are Rottner method is 2.1 x 107 – 3.8 x 107 Tons/year; Van Rijn method is 4.0
x 107 – 6.9 x 107 Tons/years.
Keyword : Sediment transport, Sombe River, Rottner, Van Rijn.

84
Pratama, dkk, Analisis Transpor Sedimen Serta Pengaruh Aktivitas Penambangan 85

Sungai Sombe memiliki potensi yang dengan cara bergeser, menggelinding


sangat besar untuk berbagai keperluan baik ataupun meloncat.
untuk penduduk yang berada di sepanjang
Sungai disebut dalam keadaan seimbang
Sungai Sombe, maupun masyarakat Kota jika kapasitas sedimen yang masuk (Qin)
Palu. Selain dimanfaatkan untuk keperluan pada suatu penampang memanjang sungai
irigasi, dan air baku, juga digunakan untuk sama dengan kapasitas sedimen yang keluar
keperluan rekreasi yaitu dengan menyadap (Qout) dalam satuan waktu tertentu (Ismail
air Sungai Sombe bagi penyediaan air baku Saud, 2008). Proses pengendapan di sungai
di tempat pemandian Porame. Material di dapat terjadi apabila jumlah sedimen yang
sungai seperti pasir dan batu juga masuk melebihi kapasitas sedimen
dimanfaatkan warga untuk pembangunan seimbang dalam satuan waktu tertentu
infrastruktur. Tetapi, dengan potensi yang sedangkan proses erosi di sungai dapat
ada tersebut Sungai Sombe memliki terjadi apabila jumlah sedimen yang masuk
permasalahan yaitu sedimentasi. Hal ini kurang dari kapasitas sedimen seimbang
diperparah ketika musim penghujan tiba, dalam satuan waktu tertentu.
dimana hujan yang terjadi dengan intensitas
sedang hingga tinggi seringkali
menyebabkan banjir dan mengakibatkan
banyaknya material sedimen dari hulu
terbawa hingga ke hilir. Hal tersebut dapat
mengancam pemukiman penduduk, lahan
perkebunan dan pertanian serta infrastruktur
yang ada. Selain itu, adanya aktivitas
penambangan pasir di Sungai Sombe juga Gambar 1. Skema Angkutan Sedimen Melalui dua
mempengaruhi terjadinya perubahan pada tampang sungai
dasar sungai. Oleh karena itu, maka perlu
adanya suatu studi yang mengkaji mengenai Angkutan sedimen dapat menyebabkan
proses dan besaran angkutan yang terjadi terjadinya perubahan pada dasar sungai.
serta pengaruh aktifitas penambangan pada Gambar 1. diperlihatkan bahwa
terhadap perubahan dasar sungai pada angkutan sedimen pada suatu ruas sungai,
Sungai Sombe. akan mengalami penggerusan (erosi) atau
pengendapan (deposisi), tergantung dari
Angkutan Sedimen besar kecilnya angkutan sedimen yang
Menurut Mulyanto (2007) ada tiga macam terjadi sebagaimana yang ditampilkan pada
angkutan sedimen yang terjadi di dalam Tabel 1.
alur sungai, antara lain: Tabel 1. Klasifikasi Kondisi Dasar Sungai
a. Wash load atau muatan bilas adalah
angkutan partike halus yang berupa
lempung (silk) dan debu (dust) yang
ikut tebawa masuk kedalam sungai dan
melayang sampai mencapat laut atau
genangan air lainnya.
b. Suspended load atau muatan sedimen
melayang yang terdiri dari pasir halus Aktivitas Penambangan Pasir
dan bergerak secara melayang dalam Aktivitas penambangan yang dilakukan di
aliran. beberapa titik di Sungai Sombe semakin
c. Bed load atau muatan sedimen dasar meningkat dan tidak terkendali, hal dapat
adalah butiran material dengan ukuran mempengaruhi keseimbangan atau stabilitas
yang besar bergerak di dasar sungai sungai yang dapat menimbulkan terjadinya
erosi atau degradasi pada dasar sungai.
86 Jurnal Teknik Pengairan, Volume 10, Nomor 2, November 2019, hlm 84 -96

Analisis Hidrologi penelitian ini diasumsikan pola distribusi


Analisis hidrologi adalah kumpulan hujan selama 6 jam.
keterangan atau fakta mengenai fenomena b. Alternating Block Method (ABM)
hidrologi (hydrological phenomenon) Setelah diperoleh intensitas curah hujan
seperti besarnya : curah hujan, temperatur,
maka dilakukan pengalihragaman curah
penguapan, lama penyinaran matahari, hujan rancangan kedalam hujan jam –
kecepatan angin, debit sungai, tinggi muka jaman (Hyetograph) menggunakan model
air sungai, kecepatan aliran, dan konsentrasi distribusi hujan yaitu metode Alternating
sedimen sungai yang selalu berubah Block Method (ABM).
menurut waktu (Yuliana,2008)
c. Hujan Efektif
1. Analisis Frekuensi
Hujan efektif merupakan bagian dari hujan
Analisis frekuensi merupakan prakiraan yang tidak masuk kedalam tampungan dan
(forecasting) dalam arti probabilitas untuk tidak tertahan diatas permukaan tanah atau
terjadinya suatu peristiwa hidrologi dalam dapat disebut sebagai bagian hujan yang
bentuk hujan rancangan yang berfungsi menimbulkan terjadinya limpasan
sebagai dasar perhitungan perencanaan langsung. Dalam menghitung hujan efektif
hidrologi untuk antisipasi setiap pada penlitian ini digunakan persamaan
kemungkinan yang akan terjadi di masa indeks infiltrasi (ΦIndeks), tetapi dikarenakan
akan datang. Pada analisis ini dilakukan tidak tersedianya data debit aliran di sungai
pemilihan distribusi yang cocok untuk sombe, maka digunakan Metode SCS-CN
digunakan antara lain distribusi Normal, (Soil Conservation Service Curve Number)
Log Normal, Gumbel dan Log Pearson tipe untuk memperkirakan kedalaman limpasan
III. permukaan.
2. Uji kecocokan distribusi Debit Banjir Rancangan
Uji sebaran dilakukan dengan uji
Perencanaan banjir dapat dilakukan dengan
kecocokan distribusi yang dimaksudkan 2 cara, yaitu dengan analisis frekuensi data
untuk menentukan apakah persamaan banjir maksimum tercatat, atau perancangan
distribusi peluang yang telah dipilih dapat
dari analisis data hujan maksimum,
menggambarkan atau mewakili dari sebaran kemudian ditransformasikan ke banjir
statistik sampel data yang dianalisis rancangan dengan model hidrograf satuan
tersebut (Soemarto, 1999). Untuk dapat sintetis Dalam penelitian ini digunakan
menguji apakah jenis distribusi yang dipilih
hidrograf satuan sintetis (HSS) Nakayasu.
sesuai dengan data yang ada, maka dapat
digunakan uji Chi-Kuadrat dan Smirnov- Analisis Angkutan Sedimen
Kolmogorov (Sri Harto, 2009).
Persamaan yang digunakan untuk
Pola Distribusi Hujan memperkirakan angkutan sedimen dalam
penelitian ini yaitu antara lain:
a. Intensitas Curah Hujan
Lokasi penelitian yang berada di Sungai Metode Rottner
Sombe, dalam hal ini di Kota Palu Rottner mengembangkan suatu persamaan
khususnya belum memiliki pola distribusi untuk menyatakan debit pada angkutan
hujan jam – jaman, sehingga digunakan sedimen termasuk dalam parameter aliran
pola distribusi dari daerah lain yang dapat berdasarkan analisis regresi untuk
mewakili atau mendekati karakteristik pola mengetahui pengaruh parameter kekasaran
hujan yang ada di Kota Palu. Sehingga relatif. Bentuk persamaan Rottner dapat
digunakan pola distribusi hujan di Sulawesi dilihat pada Persamaan (1)
Utara yang berkisar antara 6 -10 jam, dalam
Pratama, dkk, Analisis Transpor Sedimen Serta Pengaruh Aktivitas Penambangan 87


 
 0,667d / h2 / 3  0,14  

3
(1)Water) yang dikondisikan dengan
Qs
 V
 0,778d / h
2/3  temperatur atau suhu air.
 s  s   w  /  w gh      /  gh3
3

 s w w 
b. Transport stage parameter
Dengan QS adalah debit sedimen (kg/s/m),
ρS adalah massa jenis sedimen (kg/m3), ρw T 
u* 2  u*cr 2 (4)
adalah massa jenis air, g adalah gravitasi u*cr 2
(m/s2), h adalah kedalaman aliran (m), V
adalah kecepatan aliran (m/s), d50 adalah Dimana T adalah transport stage parameter,
diameter butiran (mm). u* adalah kecepatan geser dasar
(berhubungan dengan butiran partikel, (m/s)
Metode Van Rijn yang dapat dihitung menggunakan
Menurut Van Rijn tingkat angkutan Persamaan (5), C’ adalah koefisien Chezy,
sedimen dapat didefinisikan dengan dua  12 
g  (5)
parameter pokok tak berdimensi u*    V
(dimensionless parameters), yaitu  C' 
 
parameter butiran (d*) dan transport stage
parameter (T). Nilai kecepatan geser dasar kritis (u*cr)
dapat diketahui dengan menggunakan
a. Parameter butiran (particle Persamaan (6)
parameter)
1
u*cr  s 1gd50cr (6)
 s  1g  3
(3)
d*  d 50   Nilai ϴcr diperoleh dari persamaan yang ada
  
2

pada diagram Shield (Gambar 2) dan


Dimana d* adalah parameter butiran, g disesuaikan dengan nilai dari perhitungan
adalah percepatan gravitasi (9,81 m/s2), ν parameter butiran (d*).
adalah viskositas kinematik yang diperoleh
dari Tabel sifat-sifat air (Properties of

Gambar 2. Diagram Shield

Untuk C’ (koefisien chezy) dapat dihitung angkutan sedimen dapat dihitung dengan
dengan persamaan (7). menggunakan Persamaan (8).
0,053T 2,1s  1g  d50
12 Rb 0, 5 1, 5
C '  18 log( ) (7) qs  (8)
3d 90 d*
0,3

Dimana Rb adalah jari-jari hidrolik, d90 Debit angkutan sedimen dasar untuk
adalah ukuran butiran (mm). Maka, jumlah seluruh lebar dasar saluran dihitung dengan
menggunakan Persamaan (9)
88 Jurnal Teknik Pengairan, Volume 10, Nomor 2, November 2019, hlm 84 -96

Qs  q S  B   s (9) dilakukan dengan mengumpulkan data


primer yaitu pengambilan sampel sedimen
Dimana QS adalah angkutan sedimen dasar sebanyak 10 sampel di 10 titik di Sungai
total (m2/s) dan b adalah lebar sungai (m) Sombe, dengan jarak tiap titik yaitu ± 150
dan ρs adalah massa jenis sedimen (m3/s) m. Sampel-sampel tersebut kemudian di uji
di Laboratorium dengan pengujian analisa
BAHAN DAN METODE saringan untuk memperoleh nilai gradasi
Lokasi penelitian berada di Sungai Sombe butiran.
yang merupakan salah satu anak Sungai Data sekunder berupa data curah hujan
Palu. Sungai Sombe memiliki luas DAS (antara 2003-2017) dan data karakteristik
yaitu 56,67 km2, panjang sungai 10,65 km DAS (mencakup peta kelerengan, peta
dan kemiringan 7,54%. Secara adminstratif geologi dan peta tataguna lahan) yang
terletak di Kabupaten Sigi, Kota Palu, diperoleh dari BWS Sulawesi III.
Provinsi Sulawesi Tengah. Penelitian

Gambar 3. Titik Lokasi pengambilan sampel dan penambangan pasir di Sungai Sombe

Data curah hujan dianalisis untuk aliran. Sehingga diperoleh nilai debit
memperoleh debit banjir rancangan. Dari puncak banjir rancangan adalah 28,50 m3/s;
hasil pengumpulan data dan pengujian 45,81 m3/s; 48,66 m3/s; 49,01 m3/s dengan
dilakukan perhitungan angkutan sedimen interval kejadian (periode ulang) yaitu 1
menggunakan metode Rottner dan Van tahunan, 2 tahunan, 5 tahunan dan 10
Rijn. Dari kedua metode tersebut akan tahunan. Diasumsikan debit puncak banjir
dibandingkan dan dipilih metode yang yang diperoleh dari perhitungan merupakan
cocok sebagai tolak ukur dalam analisis debit banjir yang terjadi sekali dalam
angkutan sedimen yang ada di Sungi peristiwa atau kejadian banjir dengan kala
Sombe. Debit banjir rancangan yang ulang yang ada. sedangkan data sampel
digunakan adalah bersumber dari data curah yang diperoleh dari pengujian analisa
hujan yang dianalisis dengan analisis saringan di Laboratorium dapat dilihat pada
frekuensi, selanjutnya digunakan metode Tabel 2.
Hidrograf satuan sintetik (HSS) Nakayasu
untuk mentransformasikan hujan menjadi
Pratama, dkk, Analisis Transpor Sedimen Serta Pengaruh Aktivitas Penambangan 89

Tabel 2. Data Sampel Sedimen Hasil pengujian aliran (h) menggunakan persamaan
analisa saringan di Laboratorium manning dengan data yang ada serta data
Ukuran Sedimen tambahan (diasumsikan) yaitu nilai
Sampel d35 d50 d90 manning, n = 0,035 dan nilai m = 1.
mm mm mm Persamaan yang digunakan, yaitu :
1 3,6 6,5 25,5 A  b  mhh ;
2 3,2 8,2 33,3
3 3,7 7 23,6 P  b  2h 1  m 2 ;
4 3,8 7,3 28 1
5 3,4 7,7 27 V  R 2 / 3 S 1 / 2 , maka ;
6 2,3 7,2 28,4
n
7 2,1 6,6 32,5 Q  A V
1  b  mhh
2/3
8 2 4,6 26 
9 3,4 8 30 Q  (b  mh)h    
  S 1/ 2
n  b  2h 1  m 2 
10 1,9 4,2 25
1  36,5  1 hh 
2/3

28,51  (36,5  1 h)h    0,0754 1 / 2


0,035  36,5  2h 1  12 
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada contoh perhitungan dibawah ini Dengan menggunakan cara coba-coba
digunakan sampel 1 dengan data sebagai dengan h = 0,25 m, diperoleh :
1  36,5  1 0,25  0,25 
2/3
berikut:
28,51  (36,5  1 0,25)  0,25    0,0754 1/ 2
Sampel =1 
0,035  36,5  2  0,25 1  1 
2 
Massa jenis air, ρw = 1000 kg/m3
= 1 gram/cm3
28,51  28,51
Massa jenis sedimen, ρs = 2650 kg/m3
Maka diperoleh nilai h = 0,25 m = 25,1 cm,
= 2,65 gram/cm3
sehingga kecepatan aliran dapat dihitung :
Gravitasi, g = 9,81 m/s2
Q 28,51
= 981 cm/s2 V 
Kemiringan sungai, S = 0,0754 A (36,5  1 0,25)  0,25
Lebar sungai, b = 36,5 m = 3,09 m/s = 309,44 cm/s
= 3650 cm
Suhu air, T = 28,10C Kemudian dilakukan perhitungan angkutan
= 82,580F sedimen menggunakan persamaan Rottner
Gradasi butiran, (Persamaan 1), sehingga :
3
 
d35 = 3,6 mm
= 0,360 cm 
 0,667d / h  0,14  
2/3

Qs 
 V 

= 0,0036 m  
d50 = 6,5 mm s  s   w  /  w gh 3
  s   w  /  w gh 
3

 
0,778d / h
= 0,650 cm  2/3


= 0,0065 m
d90 = 22,5 mm
 
3
 
 0,667 0,650 / 25,1  0,14 
2/3
= 2,550 cm
= 0,0255 m Qs  309,44 
  
Debit 1 tahunan, Qb = 28,51 m3/s 2,65 2,65  1 / 1 981  25,13  2,65  1 / 1 981  25,13 
= 2,85 x 107 cm3/s  
0,7780,650 / 25,12/3


Sebelum melakukan perhitungan angkutan Qs = 177,37 g/s/cm


sedimen, dilakukan perhitungan luas = 177,37 g/s/cm x 3650 cm
penampang (A), keliling basah (P), 5 2
= 6,5 x 10 g/s ≈ 6,5 x 10 kg/s
kecepatan rata-rata (V) dan kedalaman = 6,5 x 10-1 Ton/s x (24 x 60 x 60)
90 Jurnal Teknik Pengairan, Volume 10, Nomor 2, November 2019, hlm 84 -96

= 5,6 x 104 Ton/hari x (365 hari) metode Rottner dan Van Rijn dapat dilihat
= 2,0 x 107 Ton/tahun pada Tabel 3 dan Tabel 4 serta Gambar 4
s/d Gambar 7.
Selanjutnya hasil perhitungan debit
angkutan sedimen dengan menggunakan

Tabel 3. Rekapitulasi perhitungan debit sedimen metode Rottner

Debit Sedimen Dasar (Bed Load) dengan Periode ulang (Ton/Tahun)


Nomor Sampel

1 Tahun 2 Tahun 5 Tahun 10 Tahun


1 2,0 x 107 3,5 x 107 3,8 x 107 3,8 x 107
2 2,1 x 107 3,7 x 107 3,9 x 107 4,0 x 107
3 2,1 x 107 3,6 x 107 3,8 x 107 3,9 x 107
4 2,1 x 107 3,6 x 107 3,9 x 107 3,9 x 107
5 2,1 x 107 3,6 x 107 3,9 x 107 3,9 x 107
6 2,1 x 107 3,6 x 107 3,8 x 107 3,9 x 107
7 2,0 x 107 3,5 x 107 3,8 x 107 3,8 x 107
8 1,9 x 107 3,3 x 107 3,6 x 107 3,6 x 107
9 2,1 x 107 3,7 x 107 3,9 x 107 4,0 x 107
10 1,9 x 107 3,3 x 107 3,5 x 107 3,6 x 107
Rata - Rata 2,1 x 107 3,5 x 107 3,8 x 107 3,8 x 107

Tabel 4. Rekapitulasi perhitungan debit sedimen metode Van Rijn

Debit Sedimen Dasar (Bed Load) dengan Periode ulang (Ton/Tahun)


Nomor Sampel

1 Tahun 2 Tahun 5 Tahun 10 Tahun


1 3,4 x 107 5,6 x 107 6,0 x 107 6,1 x 107
2 3,8 x 107 6,1 x 107 6,5 x 107 6,5 x 107
3 2,9 x 107 4,8 x 107 5,1 x 107 5,2 x 107
4 3,4 x 107 5,6 x 107 6,0 x 107 6,0 x 107
5 3,1 x 107 5,1 x 107 5,4 x 107 5,5 x 107
6 3,5 x 107 5,8 x 107 6,1 x 107 6,2 x 107
7 4,6 x 107 7,3 x 107 7,8 x 107 7,9 x 107
8 5,4 x 107 8,8 x 107 9,4 x 107 9,5 x 107
9 3,4 x 107 5,5 x 107 5,9 x 107 5,9 x 107
10 6,0 x 107 9,8 x 107 1,0 x 107 1,0 x 107
Rata - Rata 4,0 x 107 6,4 x 107 6,9 x 107 6,9 x 107
Pratama, dkk, Analisis Transpor Sedimen Serta Pengaruh Aktivitas Penambangan 91

1,2,E+08

Metode Van Rijn


1,0,E+08
Metode Rottner

8,0,E+07
Ton/tahun

6,0,E+07

4,0,E+07

2,0,E+07

0,0,E+00
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Sampel
Gambar 4. Hasil analisis debit sedimen dasar (bed load) pada periode ulang 1 Tahunan

1,2,E+08
Metode Van Rijn
1,0,E+08 Metode Rottner

8,0,E+07
Ton/tahun

6,0,E+07

4,0,E+07

2,0,E+07

0,0,E+00
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Sampel
Gambar 5. Hasil analisis debit sedimen dasar (bed load) pada periode ulang 2 Tahunan
92 Jurnal Teknik Pengairan, Volume 10, Nomor 2, November 2019, hlm 84 -96

1,2,E+08
Metode Van Rijn
1,0,E+08 Metode Rottner

8,0,E+07
Ton/tahun

6,0,E+07

4,0,E+07

2,0,E+07

0,0,E+00
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Sampel

Gambar 6. Hasil analisis debit sedimen dasar (bed load) pada periode ulang 5 Tahunan
1,2,E+08
Metode Van Rijn

1,0,E+08 Metode Rottner

8,0,E+07
Ton/tahun

6,0,E+07

4,0,E+07

2,0,E+07

0,0,E+00
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Sampel
Gambar 7. Hasil analisis debit sedimen dasar (bed load) pada periode ulang 10 Tahunan

Hasil perhitungan dan analisis debit Menurut Van Rijn (1984), persamaan
sedimen menggunakan metode yang ada dalam menghitung angkutan sedimen dapat
yaitu metode Rottner dan Van Rijn, sesuai atau disyaratkan untuk diameter
menunjukan nilai yang berbeda-beda. butiran yang memiliki nilai range antara
Perbedaan tersebut dikarenakan 200 -2000 μm (0,2 – 2 mm) sedangkan
karakteristik serta parameter – parameter hasil diameter butiran sampel (untuk
yang dimiliki kedua metode, selain itu nilai metode Van Rijn, diameter butiran yang
gradasi butiran dari tiap sampel yang digunakan adalah d50 dan d90) yang
berbeda juga menjadi faktor. diperoleh dari hasil pengukuran melebihi 2
mm.
Pratama, dkk, Analisis Transpor Sedimen Serta Pengaruh Aktivitas Penambangan 93

Sedangkan Rottner dalam metode Rottner sendiri dari nilai diameter


persamaannya menggunakan atau merujuk butiran dan hasil perhitungan sudah sesuai
dari data pengukuran yang dilakukan untuk menggambarkan kondisi dilapangan.
Gilbert, C.H.MacDougall, S.D.Chyn, Sehingga metode Rottner dipilih sebagai
Jorissen, U.S.W.E.S., T.Y Liu, C.H.Yen, tolak ukur dalam analisis angkutan
M.P.O’Brien, H.C Casey dan Pang-Yuang sedimen di Sungai Sombe.
Ho. Dimana pada pengukuran tersebut Analisis terkait aktivitas penambangan
digunakan diameter butiran yang memiliki dilakukan untuk mengetahui pengaruhnya
nilai range 0,2 – 15 mm yang artinya terhadap perubahan dasar sungai di Sungai
diameter butiran yang diperoleh dari hasil Sombe. Pengamatan aktivitas
pengukuran sesuai atau termasuk dalam penambangan dilakukan selama 7 hari
range yang ada. dengan durasi pengamatan selama 2 jam.
Atas pertimbangan nilai diameter Dimana lokasi penambangan tersebut
butiran yang tidak sesuai dan nilai berada diantara titik 9 dan titik 10 dari
perhitungan yang diperoleh dari metode pengambilan sampel (T.L9 – T.L10)
Van Rijn, maka metode tersebut tidak sehingga diperoleh data sebagai berikut,
sesuai untuk digunakan sedangkan untuk terlihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Data Penambangan Pasir di Sungai Sombe


Total
Volume penambangan
Penambangan
Jumlah
Hari Jam (Total Penambangan x Kapasitas
Truk (Jumlah Truk x Truk)
Jam Kerja)
m3/hari Ton/tahun
1 08.36 -10.03 3 21 147 116,87
2 08.20 - 10.08 3 21 147 116,87
3 08.12 - 10.05 10 70 490 389,55
4 08.20 - 10.08 9 63 441 350,60
5 08.02 - 10.04 3 21 147 116,87
6 08.01 - 09.58 9 63 441 350,60
7 08.11 - 10.09 2 14 98 77,91
Total 1911 1519,25
Keterangan :

Kapasitas 1 truk = 7 m3

Jam kerja penambang rata – rata berkisar antara 7 jam (08.00 – 15.00) dengan waktu kerja
selama 25 hari dalam sebulan (300 hari kerja)

Pengamatan dilakukan selama 2 jam (artinya 5 jam sisanya diasumsikan jumlah truk yang
menambang sama dengan pada saat diamati)

Dari Tabel 5 dapat diketahui bahwa Volume Penambangan = Total


volume aktivitas penambangan pasir yang Penambangan x Kapasitas Truk
ada di Sungai Sombe adalah sebesar 1911 = 21x 7 m3
m3/hari. Dengan perkiraan waktu kerja = 147 m3/hari
selama 25 hari dalam sebulan (300 hari = 147 m3/hari x 300 hari x  s
kerja dalam setahun), maka diperoleh 1000
volume penambangan per tahun adalah = 147 m /hari x 300 hari x 2,65
3
sebesar 1519,25 Ton/tahun. 1000
Adapun hasil perhitungan volume = 116, 87 Ton/tahun
penambangan dapat dijabarkan seperti Seperti dipaparkan pada bab sebelumnya ,
berikut ini : bahwa sungai dapat dikatakan dalam
keadaan seimbang apabila kapasitas
94 Jurnal Teknik Pengairan, Volume 10, Nomor 2, November 2019, hlm 84 -96

sedimen yang masuk (Qin) pada suatu maka terjadi penggerusan atau erosi,
penampang memanjang sungai sama sebaliknya ketika kapasitas sedimen yang
dengan kapasitas sedimen yang keluar masuk lebih dari kapasitas sedimen yang
(Qout) dalam satuan waktu tertentu. keluar maka terjadi pengendapan atau
Apabila kapasitas sedimen yang masuk deposisi. sehingga diperoleh hasil seperti
kurang dari kapasitas sedimen yang keluar pada Tabel 6 dan Gambar 8.
Tabel 6. Imbangan Sedimen di Sungai Sombe

penambangan. Adapun beberapa opsi lain


atau pilihan lokasi yang bisa dipilih selain
ruas T.L9 – T.L10 sebagai lokasi
penambangan yaitu pada ruas T.L2 – T.L3;
ruas T.L5 – T.L6; ruas T.L6 – T.L7 dan ruas
T.L7 – T.L8.

KESIMPULAN
1. Pada perhitugan dan analisis diperoleh
besaran debit sedimen dengan interval
Gambar 8. Skema Angkutan Sedimen dan aktivitas kejadian (Periode ulang) yaitu 1
penambangan pasir yang ada pada ruas T.L9-T.L10 tahunan, 2 tahunan, 5 tahunan, dan 10
di Sungai Sombe. tahunan yaitu Metode Rottner sebesar
Dari Tabel 6 dan Gambar 8 diketahui 2,1x 107 – 3,8 x 107 Ton/tahun,
bahwa, debit sedimen yang terdapat metode Van Rijn sebesar 4,0 x107 –
aktivitas penambangan didalamnya, 6,9 x 107 Ton/tahun. Berdasarkan
memiliki nilai yaitu T.L9 = 2,1 x 107 dan perbandingan dari kedua metode yang
T.L10 = 1,9 x 107, maka : digunakan, diperoleh bahwa metode
= T.L9 – T.L10 Rottner dipilih sebagai tolak ukur
= 2,1 x 107 – 1,9 x 107 dalam analisis angkutan sedimen di
= 2,0 x 106 Sungai Sombe.
Aliran yang masuk (Qin) pada ruas T.L9 2. Adanya perbedaan hasil debit sedimen
memiliki nilai lebih besar dibandingkan yang diperoleh dari kedua metode,
aliran yang keluar T.L10 (Qout), artinya dipengaruhi oleh nilai gradasi atau
pada lokasi tersebut terjadi pengendapan diameter butiran dari tiap sampel yang
atau deposisi. Oleh karena itu, pada lokasi berbeda, serta karakteristik dari
tersebut masih dapat untuk dilakukan
Pratama, dkk, Analisis Transpor Sedimen Serta Pengaruh Aktivitas Penambangan 95

metode yang digunakan juga Mulyanto H R., 2007. Sungai Fungsi &
menentukan hasil tersebut. Sifat – sifatnya. Yogyakarta :
3. Hasil pengamatan yang dilakukan Graha Ilmu
selama 7 hari dilapangan diperoleh Pratama, Muhammad Iqbal., 2019.
volume penambangan pasir di Sungai Analisis Angkutan Sedimen pada
Sombe adalah sebesar 1911 m3/hari. Sungai Sombe, Palu, Sulawesi
Dengan perkiraan waktu kerja selama Tengah. Tesis. Yogyakarta :
25 hari dalam sebulan (300 hari kerja Departemen Teknik Sipil dan
dalam setahun), maka diperoleh Lingkungan, Fakultas Teknik,
volume penambangan per tahun Universitas Gadjah Mada.
adalah sebesar 1519,25 Ton/tahun. Pratama, Muhammad Iqbal.,Djoko
4. Berdasarkan analisis diketahui bahwa Legono.,dan Adam Pamudji
aliran yang masuk (Qin) pada lokasi Raharjo 2019. Analisis Angkutan
penambangan pasir yakni pada ruas Sedimen pada Sungai Sombe,
T.L9 – T.L10 memiliki nilai lebih besar Palu, Sulawesi Tengah. Civil
dibandingkan dengan debit yang Engineering and Enviromental
keluar (Qout), yang artinya pada lokasi Symposium. 1 September: V-1
tersebut terjadi pengendapan atau Rafsanjani, H., 2017. Bed Load Analysis
deposisi. Oleh karena itu, pada lokasi of Sesayap River, Malinau
tersebut tidak disarankan untuk District, North Kalimantan
dilakukan penambangan. Adapun Province. Journal of The Civil
pilihan atau opsi lokasi yang bisa Engineering Forum, Vol.3 No.3
dipilih sebagai lokasi penambangan Rijn, L. C. Van., 1981. Computation of
selain ruas T.L9 – T.L10 yaitu pada Bed-Load Concentration and Bed-
ruas T.L2 – T.L3; ruas T.L5 – T.L6; Load Transport. Delft Hydraulics
ruas T.L6 – T.L7 dan ruas T.L7 – T.L8. Laboratory, Research Report 487-
I, Delft, The Netherlands
DAFTAR PUSTAKA Rottner, J., 1959. A Formula for Bed-Load
Asdak, Chay., 2010. Hidrologi dan Transportation. LaHouille
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Blanche, Vol.14 No.3. pp. 285-307
Gadjah Mada University Press. Saud, Ismail., 2008, Prediksi Sedimentasi
Yogyakarta Kali Mas Surabaya, Surabaya :
Chow, V.T.,Maidment, D.R., and Mays, FTSP-ITS
L.W., 1988. Applied Hydrology. Soemarto, CD., 1995. Hidrologi Teknik,
McGraw-Hill International Edisi II, Erlangga, Jakarta.
Edition, New York. Sri Harto Br., 2009, Hidrologi, Teori-
Fauziyah, Risky., 2018. Study of Sediment Masalah-Penyelesaian, Nafiri
Transport At Pabelan River, Offset, Yogyakarta
Magelang Regency, Central Java. Sudira, I Wayan., Tiny Mananoma.,
Tesis. Yogyakarta: Departemen H.Manalip. 2013. Analisis
Teknik Sipil dan Lingkungan, Angkutan Sedimen Pada Sungai
Fakultas Teknik, Universitas Mansahan. Publikasi. Jurnal
Gadjah Mada. Ilmiah Media Engineering, Vol.3,
Ikhwan, Rifyanul., Siddhi Saputro., dan No.1, Hal. 54-57.
Hariadi, 2015. Studi Sebaran Sumarauw, Jeffry., 2016. Pola Distribusi
Sedimen Dasar di Sekitar Muara Hujan Jam – Jaman Daerah
Sungai Pekalongan, Kota Minahasa Selatan dan Tenggara.
Pekalongan. Jurnal Oseanografi, Jurnal Sipil Statik. Vol.4 No.11
Vol.4, No.3. Hal. 617-624,
Semarang.
96 Jurnal Teknik Pengairan, Volume 10, Nomor 2, November 2019, hlm 84 -96

Triatmodjo, B., 2009, Hidrologi Terapan, Sediment Loads in Stream.


Cetakan kedua, Beta Offset, Minneapolis, Minnesota
Yogyakarta Yuliana, Silvya., 2008. Kajian Ulang
U.S. Interagency Committe., 1957. Hidrologi. Buku Ajar Fakultas
Measurement and Analysis of Teknik Universitas Indonesia,
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai