Anda di halaman 1dari 31

1

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Tinjauan Tentang Manajemen Pembelajaran

1. Pengertian Manajemen Pembelajaran

Manajemen pembelajaran berasal dari dua kata, yaitu manajemen dan

pembelajaran. Kata manajemen berasal dari bahasa latin, yaitu dari asal manus

yang berarti tangan dan agere yang berarti melakukan. Managere diterjemahkan

ke dalam bahasa Inggris dalam bentuk kata kerja to manage, dengan kata benda

management diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi manajemen atau

pengelolaan.1

Menurut James AF Stoner yang dikutip oleh Handoko, manajemen

merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan

usaha-usaha para anggota organisasi dan pengguna sumber daya-sumber daya

organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.2

Pengertian di atas, dapat di ambil suatu pengertian manajemen

merupakan ilmu yang didasari untuk melakukan sebuah pekerjaan dengan

tindakan-tindakan yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan

dan pengawasan yang telah ditetapkan dan ditentukan sebelumnya.

Pembelajaran berasal dari kata “instruction” yang berarti “pengajaran”.

Menurut E. Mulyasa, pembelajaran pada hakikatnya berbagai interaksi peserta


1
Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktek dan Riset Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara,
2006), hal. 3.
2
T. Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta: BPKE Yogyakarta, 2001), edisi 11, hal. 8.
13

didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang

lebih baik. Pembelajaran merupakan proses yang diselenggarakan oleh guru

untuk membelajarkan siswa dalam belajar sebagaimana memperoleh dan

memproses pengetahuan, keterampilan dan sikap.3

Menurut Oemar Hamalik pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang

tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan

prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.4

Menurut Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

pendidikan. “Pembelajaran merupakan proses interaktif peserta didik dengan

pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.5

Pengertian di atas dapat diambil suatu pengertian pembelajaran adalah

proses interaksi yang berlangsung antara antara guru dan peserta didik sehingg

terjadi tingkah laku ke arah yang lebih baik, yang tersusun juga meliputi unsur-

unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling

mempengaruhi tujuan pembelajaran.

Jadi, Manajemen pembelajaran yakni sebagai usaha dan tindakan kepala

sekolah sebagai pemimpin instruksional di sekolah dan usaha maupun tindakan

guru sebagai pemimpin pembelajaran di kelas yang dilaksanakan sedemikian

3
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004), hal.
100.
4
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta : Bumi Aksara, 2001), h. 57.
5
Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan, (Semarang : CV Aneka
Ilmu, 2003), hal. 6.
14

rupa untuk memperoleh hasil dalam rangka mencapai tujuan program sekolah

dan juga pembelajaran.6

2. Langkah-Langkah Manajemen Pembelajaran

a. Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan merupakan proses penetapan dan pemanfaatan sumber

daya secara terpadu yang diharapkan dapat menunjang kegiatan-kegiatan dan

upaya-upaya yang akan dilaksanakan secara efisien dan efektif dalam

mencapai tujuan. Hal ini Gaffar menegaskan bahwa perencanaan dapat

diartikan sebagai proses penyusunan berbagai keputusan yang akan

dilaksanakan pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan yang

ditentukan. Sedangkan Banghart dan Trull, mengemukakan bahwa

perencanaan merupakan awal dari semua proses yang rasional dan

mengandung sifat optimisme yang didasarkan atas kepercayaan bahwa akan

dapat mengatasi berbagai macam permasalahan. konteks pembelajaran

perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran,

penggunaan media pembelajaran, penggunaan pendekatan atau metode

pembelajaran, dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan

dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang ditentukan. 7

Jadi, Konteks pembelajaran perencanaan dapat diartikan sebagai proses


6
Syaiful Syagala, Konsep dan Wawancara Pembelajaran, (Bandung : Al-Fabeta, 2003), hal.
140.
7
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), hal. 17.
15

penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pengajaran, penggunaan

pendekatan atau metode pengajaran dalam suatu lokasi waktu yang akan

dilaksanakan pada masa atau semester yang akan datang untuk mencapai

tujuan yang ditentukan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh seorang guru sehubungan dengan

kemampuan merencanakan pembelajaran antara lain:

a) Menentukanu Alokasi Waktu dan Minggu Efektif

Menentukan alokasi waktu pada dasarnya adalah menentukan

minggu efektif dalam setiap semesternya pada satu tahun ajaran.

Rancana alokasi waktu berfungsi untuk mengetahui berapa jam waktu

efektif yang tersedia untuk dimanfaatkan dalam proses pembelajaran

dalam satu tahun ajaran. Hal ini diperlukan untuk menyesuaikan

dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar minimal yang harus

dicapai sesuai dengan rumusan standar isi yang ditetapkan.

b) Menyusun Program Tahunan (Prota)

Program tahunan (prota) merupakan rencana program umum

setiap mata pelajaran untuk setiap kelas, yang dikembangkan oleh guru

mata pelajaran yang bersangkutan, yakni dengan menetapkan alokasi

dalam waktu satu tahun ajaran untuk mencapai tujuan (standar

kompetensi dan kompetensi dasar) yang telah ditetapkan. Program ini

perlu dipersiapkan dan dikembangkan oleh guru sebelum tahun ajaran,


16

karena merupakan pedoman bagi pengembangan program-program

berikutnya.

c) Menyusun Program Semesteran (Prosem)

Program semester (prosem) merupakan penjabaran dari

program tahunan. Kalau program tahunan disusun untuk menentukan

jumlah jam yang diperlukan untuk mencapai kompetensi dasar, maka

dalam program semester diarahkan untuk menjawab minggu keberapa

atau kapan pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar itu

dilakukan.

d) Menyusun Silabus Pembelajaran

Silabus merupakan rancangan pembelajaran yang berisi

rencana bahan ajar mata pelajaran tertentu pada jenjang dan kelas

tertentu. Sebagai hasil dari seleksi, pengelompokan pengurutan dan

penyajian materi kurikulum yang dipertimbangkan berdasarkan ciri

dan kebutuhan daerah setempat.

e) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) disusun untuk setiap

Kompetensi dasar (KD) yang dapat dilaksanakan dalam satu kali

pertemuan atau lebih. Komponen-komponen dalam menyusun RPP

meliputi :

(a) Identitas Mata Pelajaran

(b) Standar Kompetensi


17

(c) Kompetensi Dasar

(d) Indikator Tujuan Pembelajaran

(e) Materi Ajar

(f) Metode Pembelajaran

(g) Langkah-langkah Pembelajaran

(h) Sarana dan Sumber Belajar

(i) Penilain dan Tindak Lanjut.8

Jadi, Melalui perencanaan pembelajaran yang baik, guru dapat

mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan peserta didik dalam belajar.

b. Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran merupakan proses berlangsungnya belajar

mengajar di kelas yang merupakan inti dari kegiatan di sekolah. Jadi

pelaksanaan pengajaran merupakan interaksi guru dengan murid untuk rangka

menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa dan untuk mencapai tujuan

pengajaran.

Fungsi pelaksanaan ini memuat kegiatan pengelolaan dan

kepemimpinan pembelajaran yang dilakukan guru dikelas dan pengelolaan

peserta didik.

8
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), hal. 38-39.
18

Hal pelaksanaan pembelajaran mencakup dua hal yaitu, pengelolaan

kelas dan peserta didik serta pengelolaan guru. Dua jenis pengelolaan tersebut

secara rinci akan diuraikan sebagai berikut:

a) Pengelolaan kelas dan peserta didik

Pengelolaan kelas adalah suatu upaya memperdayakan potensi

kelas yang ada seoptimal mungkin untuk mendukung proses interaksi

edukatif mencapai tujuan pembelajaran.9 Berkenaan dengan

pengelolaan kelas sedikitnya terdapat tujuh hal yang harus

diperhatikan, yaitu ruang belajar, pengaturan sarana belajar, susunan

tempat duduk, penerangan, suhu, pemanasan sebelum masuk ke materi

yang akan dipelajari (pembentukan dan pengembangan kompetensi)

dan bina suasana dalam pembelajaran.10

Menurut Nana Sudjana yang dikutip oleh Suryobroto

pelaksanaan proses belajar mengajar meliputi tahapan sebagai berikut:

(a) Tahap sebelum pembelajaran

Yaitu tahap yang ditempuh pada saat memulai sesuatu

proses belajar mengajar :

(1) Guru menanyakan kehadiran siswa dan mencatat siswa

yang tidak hadir.

9
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2000), hal. 173.
10
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), hal. 165.
19

(2) Bertanya kepada siswa sampai dimana pembahasan

sebelumnya.

(3) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

mengenai bahan pelajaran yang belum dikuasainya

dari pelajaran yang sudah disampaikan.

(4) Mengulang bahan pelajaran yang lain secara singkat.

(b) Tahap pembelajaran

Yakni tahap pemberian bahan pelajaran yang dapat

diidentifikasikan beberapa kegiatan sebagai berikut:

(1) Menjelaskan kepada siswa tujuan pengajaran yang harus

dicapai siswa.

(2) Menjelaskan pokok materi yang akan dibahas.

(3) Membahas pokok materi yang sudah dituliskan.

(4) Pada setiap pokok materi yang dibahas sebaiknya

diberikan contoh-contoh yang kongkret, pertanyaan,

tugas.

(5) Penggunaan alat bantu pengajaran untuk memperjelas

pembahasan pada setiap materi pelajaran.

(6) Menyimpulkan hasil pembahasan dari semua pokok

materi
20

(c) Tahap evaluasi dan tindak lanjut

Tahap ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan tahap

instruksional, kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu:

(1) Mengajukan pertanyaan kepada kelas atau kepada beberapa

murid mengenai semua aspek pokok materi yang telah

dibahas pada tahap instruksional.

(2) Apabila pertanyaan yang diajukan belum dapat dijawab

oleh siswa (kurang dari 70%), maka guru harus mengulang

pengajaran.

(3) Untuk memperkaya pengetahuan siswa mengenai materi

yang dibahas, guru dapat memberikan tugas atau PR.

(4) Akhiri pelajaran dengan menjelaskan atau memberitahukan

pokok materi yang akan dibahas pada pelajaran

berikutnya.11

b) Pengelolaan guru

Guru merupakan orang yang bertugas membantu murid untuk

mendapatkan pengetahuan sehingga guru dapat mengembangkan

potensi yang dimilikinya.12 Guru sebagai salah satu komponen

pembelajaran memiliki posisi sangat menentukan keberhasilan

pembelajaran, karena fungsi utama guru ialah merancang, mengelola,


11
Suryobroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), hal.
36-37.
12
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), hal. 123.
21

melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran. Di samping itu pula ,

kedudukan guru dalam kegiatan belajar mengajar juga sangat strategis

dan menentukan. guru yang memilah dan memilih bahan pelajaran

yang akan disajikan kepada peserta didik. Salah satu faktor yang

mempengaruhi keberhasilan guru ialah kinerjanya di dalam merancang

atau merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran.

Guru harus dapat menempatkan diri dan menciptakan suasana

kondusif, karena fungsi guru di sekolah sebagai “bapak” kedua yang

bertanggung jawab atas pertumbuhan dan perkembangan jiwa anak.

Dalam rangka mendorong peningkatan profesionalitas guru, secara

tersirat Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun

2003 pasal 35 ayat 1 mencantumkan standar nasional pendidikan

meliputi: isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana

dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian.13

c) Evaluasi Pembelajaran atau Penilaian

Istilah evaluasi berasal dari bahasa inggris yaitu“evaluation”.

Menurut Wand dan Gerald W. Brown evaluasiadalah suatu tindakan

atau suatu proses untuk menentukannilai dari sesuatu.14

Evaluasi merupakan suatu upaya untuk mengetahui berapa

banyak hal-hal yang telah dimiliki oleh siswa dari hal-hal yang telah

13
Syaiful sagala, Konsep dan Wacana Pembeajaran, (Bandung: Al-Fabeta, 2003), hal. 146.
14
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta : Bumi Aksara , 2008), hal. 156
22

diajarkan oleh guru. Evaluasi pembelajaran mencakup evaluasi hasil

belajar dan evaluasi proses pembelajaran. Evaluasi hasil belajar

menekankan padadiperolehnya informasi tentang seberapakah

perolehan siswadalam mencapai tujuan pengajaran yang ditetapkan.

Sedangkan evaluasi pembelajaran merupakan prosessistematis untuk

memperolehinformasi tentang keefektifanproses pembelajaran dalam

membantu siswa mencapai tujuanpengajaran secara optimal.

Dengan demikian evaluasi hasil belajar menetapkan baik

buruknya hasil dari kegiatan pembelajaran. Sedangkan evaluasi

pembelajaran menetapkan baik buruknya proses dari kegiatan

pembelajaran.15 Dalam melakukan penilaian, yang harus diperhatikan

adalah:

a) Sasaran penilaian

Sasaran/objek evaluasi belajar adalah perubahan tingkah

laku yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotor

secara seimbang.

b) Alat penilaian

15
Suryobroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, ( Jakarta: PT. Rineka Cipta 2002), hal. 53
23

Penggunaan alat penilaian hendaknya komprehensif,

yang meliputi tes dan non tes, sehingga diperoleh gambaran

hasil belajar yang objektif.

Penilaian hasil belajar dalam Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) dapat dilakukan antara lain:

1) Penilaian kelas

Penilaian kelas dilakukan dengan ulangan

harian, ulangan umum dan ujian akhir.16 Penilaian kelas

dilakukan oleh guru untuk mengetahui kemampuan dan

hasil belajar peserta didik, mendiagnosa kesulitan

belajar, memberikan umpan balik untuk perbaikan

proses pembelajaran dan penentuan kenaikan kelas.

2) Tes kemampuan dasar

Tes kemampuan dasar dilakukan untuk

mengetahui kemampuan membaca, menulis dan

berhitung yang diperlukan dalam rangka memperbaiki

program pembelajaran (program remedial). Tes

kemampuan dasar dilakukan pada setiap tahun akhir

kelas III.

3) Penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi

16
E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Bandung : Remaja Rosdakaya, 2006),
hal. 258.
24

setiap akhir semester dan tahun pelajaran

diselenggarakan kegiatan penilaian guna mendapatkan

gambaran secara utuh dan menyeluruh mengenai

ketuntasan belajar peserta didik dalam satuan waktu

tertentu.

4) Benchmarking

Benchmarkingmerupakan suatu standar untuk

mengukur kinerja yang sedang berjalan, proses dan

hasil ntuk mencapai suatu keunggulan yang

memuaskan. Ukuran keunggulan dapat ditentukan di

tingkat sekolah, daerah, atau nasional. Penilaian

dilaksanakan secara berkesinambungan sehingga

peserta didik dapat mencapai satuan tahap keunggulan

pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan usaha

keuletannya.

5) Penilaian program

program dilakukan oleh Departemen

Pendidikan Nasional dan Dinas Pendidikan secara

kontinu dan berkesinambungan. Penilaian program

dilakukan untuk mengetahui kesesuaian KTSP dengan

dasar, fungsi dan tujuan pendidikan nasional, serta


25

kesesuaiannya dengan tuntutan perkembangan

masyarakat, dan kemajuan zaman.17

B. Tinjauan Tentang Peningkatan Prestasi Belajar PAI

1. Pengertian Prestasi Belajar

Kata prestasi belajar terdiri dari dua kata dasar, yakni kata “prestasi

dan belajar”. Pengertian dari prestasi yakni hasil usaha, prestasi selalu di

hubungkan dengan aktivitas tertentu, seperti dikemukakan oleh Robert M.

Gagne bahwa dalam setiap proses akan selalu terdapat hasil nyata yang dapat

diukur dan dinyatakan sebagai hasil belajar seseorang.18

Menurut Oemar Hamalik belajar mengandung pengertian terjadinya

perubahan dari persepsi dan prilaku, termasuk juga perbaikan perilaku. 19

Dalam arti prestasi belajar bukan merupakan hasil intelektual saja, melainkan

harus meliputi 3 aspek yang dimiliki peserta didik, yaitu aspek kognitif,

afektif dan psikomotorik.

Pendidikan Agama Islam (PAI) ialah usaha sadar, yakni suatu kegiatan

bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan yang dilakukan secara berencana dan

sadar atas tujuan yang hendak dicapai.20

17
E. Muyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Bandung : Remaja Rosdakaya, 2006),
hal. 261.
18
Abu Muhammad Ibnu Abdullah, Prestasi Belajar, E:/ Spesialis-torch-com-Prestasi Belajar
Mengajar .Mht.
19
Oemar Hamalik, Psikologi Belajar Mengajar ,(Bandung : PT Sinar Baru Al-Gensindo,
2000), hal. 45.
20
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam
di Sekolah, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004), hal. 76.
26

Berangkat dari pengertian di atas, maka dapat diambil kesimpulan

bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai oleh peserta didik

dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam setelah melakukan suatu latihan

atau praktik tertentu baik hasil itu berupa angka, huruf maupun tindakan.

Belajar merupakan usaha yang dilakukan seseorang melalui interaksi

dengan lingkungannya untuk mengubah perilakunya. Hasil dari kegiatan

belajar adalah berupa perubahan prilaku yang relatif permanen pada diri orang

yang belajar. Tentu saja, perubahan yang diharapkan adalah perubahan ke

arah yang positif atau yang lebih baik, jadi sebagai pertanda bahwa seseorang

telah melakukan proses belajar adalah terjadinya perubahan menjadi mengerti,

dari tidak bisa menjadi terampil, dari pembohong menjadi jujur dan lain

sebagainya. Kegiatan belajar sering dikaitkan dengan kegiatan mengajar.

Begitu eratnya kaitannya sehingga keduanya sulit dipisahkan. Kegiatan

mengajar dikatakan berhasil hanya apabila dapat

mengakibatkan/menghasilkan kegiatan belajar pada diri murid atau peserta

didik.

2. Pendidikan Agama Islam

Islam menghendaki agar manusia di didik supaya ia mampu

merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah

Swt. Tujuan hidup manusia itu menurut Allah ialah beribadah kepada Allah. Ini

diketahui dari ayat 56 Q.S. Adz-Dzaariyaat : 56.


27

      


Terjemahnya :
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”21

Menurut Omar Muhammad Attoumy Asy-Syaibani, tujuan pendidikan

Islam memiliki 4 ciri pokok antara lain:

1) Sifat yang bercorak agama dan akhlak

2) Sifat menyeluruhnya yang mencakup segala aspek pribadi pelajar

(subjek didik) dan semua aspek perkembangan dalam masyarakat

3) Sifat keseimbangan, kejelasan tidak adanya pertentangan antara unsur-

unsur dan cara pelaksanaannya

4) Sifat realistik dan dapat dilaksanakan penekanan pada perubahan yang

dikehendaki pada tingkah laku dan pada kehidupan. Memperhitungkan

perbedaan-perbedaan di antara individu, masyarakat kebudayaan

dimana-mana dan kesanggupannya untuk berubah dan berkembang

bila diperlukan.22

Tujuan pendidikan agama Islam tidak hanya berorientasi pada

pembentukan pribadi yang taat beragama, berilmu dan beramal. Jadi,

mendidik anak tidak hanya menitikberatkan pada aspek kognitif dan

psikomotorik saja, melainkan juga afektifnya, yaitu penghayatan anak

untuk mengamalkan ajaran agama.

21
Departemen Agama Islam RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: Diponegoro,
2000), hal. 862.
22
Ahmadi, Idelogi Pendidikan Islam, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2005), hal. 91-92.
28

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

dibedakan atas 2 faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua

faktor tersebut saling mempengaruhi pada proses pembelajaran individu

sehingga menentukan kualitas hasil belajar.

a. Faktor internal

Faktor internal berasal dari dalam diri individu dan dapat

mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal ini

meliputi faktor fisiologi dan psikologis.23

b. Faktor Eksternal

Seperti faktor internal siswa, faktor eksternal siswa juga terdiri

atas 2 macam yakni faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan

non sosial.24

4. Indikator-Indikator Hasil Belajar

Hasil belajar yang dikuasai siswa mencakup 3 aspek, yaitu aspek

kognitif meliputi perubahan-perubahan dalam segi penguasaan pengetahuan

dan kemampuan yang diperlukan untuk menggunakan pengetahuan tersebut.

Kedua aspek afektif, meliputi perubahan-perubahan dari segi mental,

23
Baharudin dan Era Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta : Ar-Ruzz
Media Group, 2007), hal. 19.
24
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Pendekatan Baru, (Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 2006), hal. 137.
29

perasaan, dan kesadaran. Ketiga aspek psikomotorik, meliputi perubahan-

perubahan dalam segi bentuk-bentuk tindakan motorik.25

5. Upaya peningkatan Prestasi Belajar Pendidkan Agama Islam

Setiap kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik akan

menghasilkan perubahan-perubahan dalam dirinya, yang dikelompokkan ke

dalam kawasan kognitif, afektif dan psikomotorik.

Perubahan prilaku sebagai hasil belajar mempunyai ciri-ciri sebagai

berikut:

a. Perubahan bersifat intensitas, dalam arti pengalaman dan praktek

latihan itu dengan sengaja dan disadari dilakukan dan bukan secara

kebetulan.

b. Perubahan bersifat positif, dalam arti sesuai dengan diharapkan

(normatif), atau kriteria keberhasilan (criteria of success), dipandang

dari segi peserta didik dan dari segi guru, dan

c. Perubahan bersifat efektif, dalam arti perubahan hasil belajar itu

relative tetap dan setiap saat di perlukan dapat diproduksikan dan

dipergunakan.26

Berhasil atau tidaknya peserta didik belajar sebagian terletak

pada usaha dan kegiatannya sendiri, di samping faktor kemauan,

minat, ketekunan, tekad untuk sukses, dan cita-cita tinggi yang

25
Hamzah B., Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), hal. 35.
26
E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran, (Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2005), cet 11, hal. 189-190.
30

mendukung setiap usaha dan kegiatannya. Hasil belajar juga

tergantung pula pada cara-cara belajar yang memuaskan.

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam upaya

peningkatan prestasi belajar, antara lain keadaan jasmani, keadaan sosial,

emosional, lingkungan, memulai pelajaran, membagi pekerjaan, kontrol,

sikap yang optimis, menggunakan waktu, cara mempelajari buku, dan

mempertinggi kecepatan membaca peserta didik. Untuk melancarkan

belajar dan meningkatkan prestasi belajar, hal-hal di bawah ini perlu

diperhatikan, antara lain:

a. Hendaknya dibentuk kelompok belajar, karena dengan bersama

peserta didik yang kurang paham dapat diberitahu oleh siswa yang

telah paham.

b. Semua pekerjaan dan latihan yang diberikan guru hendaknya

dikerjakan segera dan sebaik-baiknya.

c. Mengesampingkan perasaan negative dalam bahasa atau berdebat

mengenai suatu masalah atau pekerjaan.

d. Rajin membaca buku atau majalah yang bersangkutan dengan

pelajaran.

e. Berusaha melengkapi atau merawat dengan baik alat-alat belajar

(alat tulis dan sebagainya).

f. Selalu menjaga kesehatan agar dapat belajar dengan baik.


31

g. Waktu rekreasi gunakan sebaik-baiknya, terutama untuk

menghilangkan kelelahan.

h. Untuk mempersiapkan dan mengikuti ujian harus melakukan

persiapan minimal seminggu sebelum ujian berlangsung.27

27
E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran, (Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2005), cet 11, hal. 194-195.

Anda mungkin juga menyukai