Anda di halaman 1dari 5

KOMPLIKASI-KOMPLIKASI PADA MASA POST PARTUM

A. Pengertian Post Partum

Post partum atau bisa disebut periode nifas merupakan masa yang
dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil) dan berlangsung selama kira-
kira 6 minggu. Akan tetapi seluruh alat genital baru pulih kembali seperti
semula sebelum kehamilan dalam waktu 3 bulan. Batasan waktu nifas yang
paling singkat tidak ada batas waktunya,bahkan bisa jadi dalam waktu relative
pendek darah sudah keluar sedangkan batasan maksimumnya adalah 42 hari
(Ari dan Esti,2010)

Masa nifas (puerperium) didefinisikan sebagai masa persalinan selama


dan segera setelah kelahiran , masa ini juga meliputi minggu- minggu
berikutnya pada waktu saluran reproduktif kembali ke keadaan tiak hamil
yang normal. Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya
plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Reni H, 2012)

Komplikasi yang bisa terjadi pada masa nifas adalah infeksi nifas,
perdarahan dalam masa nifas, patologi menyusui dan postpartum blues.

Kompilkasi-komplikasi pada masa nifas yaitu :

1. Infeksi Nifas
Infeksi pada dan melalui traktus genitalis setelah persalinan disebut
infeksi nifas. Suhu 38°C atau lebih yang terjadi antara hari ke 2 – 10 post
partum dan diukur per oral sedikitnya 4 kali sehari disebut sebagai
morbiditas puerperalis. Kenaikan suhu tubuh yang terjadi di dalam masa
nifas, dianggap sebagai infeksi nifas jika tidak diketemukan sebab – sebab
ekstragenital.
faktor predisposisi yang menyebabkan infeksi pada ibu nifas :
a. Kurang gizi atau malnutrisi
b. Anemia
c. Masalah kebersihan
d. Kelelahan
e. Proses persalinan bermasalah seperti partus lama / macet,
korioamnionitis, persalinan traumatik, Pencegahan Infeksi yang tidak
baik, manipulasi intrauteri (ekplorasi uteri dan manual plasenta).
2. Metritis
Metritis adalah infeksi uterus setelah persalinan yang merupakan salah
satu penyebab terbesar kematian ibu. Bila pengobatan terlambat atau
kurang adekuat dapat menjadi abses pelvik, peritonitis, syok septik,
thrombosis vena yang dalam, emboli pulmonal, infeksi pelvic yang
menahun, dispareunia, penyumbatan tuba dan infertilitas.
3. Mastitis
Mastitis adalah infeksi payudara. mastitis terjadi akibat invasi jaringan
payudara oleh organisme infeksius atau adanya cedera payudara. cedera
payudara mungkin disebabkan memar karena manipulasi yang kasar,
pembesaran payudara, stasis air susu ibu dalam duktus, atau pecahnya
atau fisura putting susu. Putting susu yang pecah atau fisura dapat
menjadi jalan masuk terjadinya infeks S. aureus. Pengolesan beberapa
tetes air susu di area putting pada akhir menyusui dapat mempercepat
penyembuhan.
4. Hematoma
Hematoma adalah pembengkakan jaringan yang berisi darah. Bahaya
hematoma adalah kehilanagan sejumlah darah karena hemoragi, anemia
dan infeksi.
5. Hemoragi Post Partum Lambat
Hemoragi post partum lambat (tertunda) adalah hemoragi yang terjadi
setelah 24 jam pertama post partum.
6. Sub Involusi
Sub involusi terjadi jika proses kontraksi uterus tidak terjadi seperti
seharusnya dan kontraksi ini lama atau berhenti. Proses involusi mungkin
dihambat oleh retensi sisa plasenta, miomata atau infeksi. Retensi sisa
plasenta atau membran janin adalah penyebab yang paling sering terjadi.
7. Inversio Uteri
Inversio uteri dapat menyebabkan pendarahan pasca persalinan segera,
akan tetapi kasus inversio uteri ini jarang sekali ditemukan. Pada inversio
uteri bagian atas uterus memasuki kavum uteri, sehingga fundus uteri
sebelah dalam menonjol ke dalam kavum uteri.

8. Perdarahan pasca melahirkan 

Perdarahan pasca melahirkan dapat menjadi tanda bahaya. Hal ini perlu
dicurigai jika Anda harus mengganti pembalut lebih dari satu kali per jam.
Keadaan ini juga bisa disertai dengan pusing dan detak jantung yang tidak
teratur.

Bila mengalaminya, Anda dianjurkan untuk segera mencari pertolongan


medis ke dokter atau rumah sakit terdekat. Kondisi ini mungkin
menandakan masih ada plasenta atau ari-ari yang tertinggal di dalam
rahim, sehingga perlu dilakukan tindakan kuretase sebagai
penanganannya

9. Demam tinggi lebih dari 38°C

Demam tinggi lebih dari 38°C dan tubuh mengigil bisa menjadi tanda infeksi.
Keluhan ini juga bisa disertai dengan nyeri pada bagian perut, selangkangan,
payudara, ataupun bekas jahitan, bila melahirkan dengan operasi. Selain
demam, darah nifas yang berbau menyengat juga dapat menjadi gejala infeksi.

10. Sakit Kepala Hebat

Sakit Kepala yang hebat terjadi satu minggu pertama masa nifas mungkin
merupakan efek sisa pemberian obat anestesi saat melahirkan. Namun, jika
sakit kepala terasa sangat mengganggu disertai dengan penglihatan kabur,
muntah, nyeri ulu hati, ataupun bengkaknya pergelangan kaki perlu
diwaspadai.

11.Nyeri tak tertahankan pada betis

Nyeri tak tertahankan pada betis yang disertai dengan rasa panas,
pembengkakan, dan kemerahan bisa menjadi tanda adanya penggumpalan
darah. Kondisi ini dikenal dengan deep vein thrombosis (DVT) dan bisa
berakibat fatal bila gumpalan darah tersebut berpindah ke bagian tubuh lain,
misalnya paru-paru.

12.Kesulitan bernafas dan nyeri dada

Nyeri dada yang disertai dengan sesak napas bisa menjadi tanda emboli paru.
Emboli paru adalah kondisi tersumbatnya aliran darah di paru-paru akibat
gumpalan darah. Kondisi ini bisa mengancam nyawa, apalagi bila disertai
muntah darah atau penurunan kesadaran.

13.Gangguan buang air kecil

Tidak bisa buang air kecil (BAK), tidak bisa mengontrol keinginan BAK,
ingin BAK terus-menerus, nyeri saat BAK, hingga gelapnya warna air kencing
bisa menjadi tanda kondisi medis tertentu.

Tergantung gangguan BAK yang dialami, masalah tersebut bisa menjadi tanda
dehidrasi, gangguan pada otot usus atau panggul, bahkan infeksi pada
kandung kemih ataupun ginjal.

14.Merasa sedih terus menerus

Perubahan kadar hormon dan munculnya tanggung jawab setelah melahirkan


bisa membuat ibu mengalami baby blues. Gejala yang muncul bisa berupa
perasaan gelisah, marah, panik, lelah atau sedih. Kondisi ini umumnya hilang
dalam beberapa hari atau minggu.

Namun, bila perasaan tersebut tak juga hilang, bahkan disertai rasa benci,
keinginan bunuh diri, dan halusinasi, kemungkinan itu merupakan
tanda depresi pascamelahirkan. Kondisi ini tergolong berbahaya dan perlu
segera mendapat penanganan.
 

Anda mungkin juga menyukai