LANDASAN TEORI
Kelas jalan kereta api yang digunakan sesuai dengan peraturan Kementian
Perhubungan Republik Indonesia (2012)
Gambar 3.1. Kelas jalan kereta api (Kementian Perhubungan Republik Indonesia 2012)
3.4. Rel
Menurut peraturan Kementian Perhubungan Republik Indonesia (2012) untuk
persyaratan rel kereta api adalah sebagai berikut :
a. Rel harus memenuhi persyaratan berikut:
Minimum perpanjangan (elongation) 10%;
Kekuatan tarik (tensile strength) minimum 1175 N/mm 2 ;
Kekerasan kepala rel tidak boleh kurang dari 320 BHN.
b. Penampang Rel harus memenuhi ketentuan dimensi rel seperti pada tabel
dan gambar berikut :
Gambar 3.2.(Tabel dan gambar jenis kereta api (Kementian Perhubungan Republik Indonesia
2012)
3.5. Pembebanan
Menurut peraturan Kementian Perhubungan Republik Indonesia (2012) untuk
persyaratan pembebanan kereta api adalah sebagai berikut :
a. Beban Mati
Berat jenis bahan yang biasanya digunakan dalam perhitungan beban mati
sebagaimana tersebut dalam Tabel 3-11.
Gambar 3.3. Tabel berat jenis bahan (Kementian Perhubungan Republik Indonesia 2012)
b. Beban Hidup
Beban hidup yang digunakan adalah beban gandar terbesar sesuai rencana
sarana perkeretaapian yang dioperasikan atau skema dari rencana muatan.
Gambar 3.4. Skema pembebanan rencana muatan 1921 (RM 21) (Kementian Perhubungan
Republik Indonesia 2012)
Pada prinsipnya, ada tiga indikator utama untuk menilai kinerja dari desain slab
track. Beberapa indikator ini terkait dengan nilai-nilai batas yang dinyatakan
dalam pedoman HSL-South guidelines dan Eurocode. Tiga indikator dibahas di
bawah ini :
Tegangan yang terjadi antara roda dan rel harus dibatasi. Sebuah cara
sederhana untuk mengungkapkan efek dinamis adalah dengan menggunakan
Dynamic Amplification Factor (DAF).
Dalam model interaksi tanah dengan pemodelan struktur, pendekatan yang umum
digunakan adalah memodelkan tanah sebagai links dengan menentukan reaksi
modulus tanah dasar dari tanah yang digunakan. Pemodelan link supports sebagai
pendekatan dari pemodelan tanah dipilih karena link supports lebih dapat
mengaktifkan perilaku nonlinier pada tanah.
q
k = ........................(3.1)
δ
Dengan:
q : Gaya, N
δ : Penurunan tanah, mm
Nilai kekakuan pada links mempunyai hubungan dengan modulus reaksi tanah
dasar seperti pada persamaan :
k =k s A ................(3.2)
Dengan: