Anda di halaman 1dari 11

Tantangan

Mengatur Konflik
Kepentingan
J. Danang Widoyoko
Sekjen Transparansi Internasional
Indonesia
Pertanyaan
•  Adakah aturan soal konflik kepentingan di
Indonesia?
•  Apakah problem konflik kepentingan perlu
diatur dengan regulasi khusus atau cukup
menggunakan aturan yang ada?
Konflik kepentingan stafsus Presiden
Business in politics
Problem fundamental
•  Demokrasi
elektoral – ongkos
politik semakin
mahal.
•  Partai politik
bergantung pada
dana publik.
•  Plutokrasi – uang
menjadi faktor
penting dalam
politik elektoral.
Pengaruh besar oligarki
•  Penguasa sumber daya material
dalam jumlah besar,
berpengaruh dalam ekonomi
dan politik serta kebijakan
publik.
•  Sumber pendanaan utama
kegiatan politik.
•  Lemahnya institusi peradilan
membuat oligarki muncul
sekaligus mencari jalan sendiri
untuk mempertahankan
kekuasaannya.
KPK dan oligarki
•  KPK mulai
menyentuh
kepentingan banyak
oligarki.
•  Ancaman terhadap
independensi KPK,
bukan hanya dari
politisi dan penegak
hukum, tetapi juga
oligarki.
Regulasi konflik kepentingan
•  UU No.31 tahun 1999 jo UU No. tentang
Pemberantasan Korupsi mengatur soal konflik
kepentingan dalam pengadaan barang dan jasa.
•  UU No. 7 tahun 2006 tentang ratifikasi UNCAC
menganjurkan pemerintah mengatur konflik
kepentingan.
•  Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi No. 37 tahun 2012 tentang
Pedoman Umum Penanganan Benturan Kepentingan
•  Ada berbagai aturan internal lain di badan negara,
BUMN, dll
Mengatur konflik kepentingan
•  Akar persoalan, semakin banyak pebisnis yang menjadi
politisi. Perlu memperkuat regulasi pendanaan politik
dan rekrutmen politik.
•  Politisi masuk ke politik untuk mempertahankan
kekayaan. Hukum belum memberikan jaminan bagi
mereka sehingga merasa perlu menjadi bagian dalam
pembuatan dan pengaturan kebijakan publik.
•  Memperkuat institusi pemberantasan korupsi untuk
mencegah konflik kepentingan.
•  Dalam jangka panjang, pengaturan konflik kepentingan
menjadi bagian dari mendorong independensi dan
kredibilitas institusi peradilan.
Kesimpulan
•  Indonesia memiliki aturan konflik
kepentingan, tetapi tidak cukup kuat untuk
mencegah konflik kepentingan.
•  Daripada membuat aturan khusus soal konflik
kepentingan, lebih baik fokus pada
memperkuat regulasi pendanaan politik dan
institusi pemberantasan korupsi dalam
konteks besar meningkatkan independensi
dan kredibilitas peradilan.
Sekian dan terima kasih

Anda mungkin juga menyukai