Anda di halaman 1dari 31

Tugas Kebijakan dan Manajemen Kesehatan

ORGANISASI

DISUSUN OLEH

ANDI PRAMESTI NINGSIH

K012181003

KELAS B

PROGRAM PASCASARJANA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2018
Kata pengantar

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT berkat limpahan
rahmat dan karuniaNya sehingga kami diberikan kemudahan dalam
menyusun dan menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini kami susun dengan tujuan untuk lebih memperdalam lagi
mengenai ilmu mengenai organisasi dan mendukung proses
pembelajaran pada mata kuliah Kebijakan dan Manajemen Kesehatan.

Dalam penyusunan makalah ini, tentu masih jauh dari harapan. Maka dari
itu saya terbuka terhadap saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Harapan saya makalah ini dapat memberi
wawasan dan pengetahuan mengenai hal – hal yang berkaitan dengan
organisasi dimana mencakup pengertian, ruang lingkup, dan lain
sebagainya.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

1
Daftar Isi

Kata pengantar....................................................................................................1
Daftar Isi.............................................................................................................. 2
Ringkasan........................................................................................................... 3
BAB I Pendahuluan............................................................................................4
A. Latar Belakang..........................................................................................4
B. Rumusan Masalah....................................................................................5
C. Tujuan........................................................................................................5
Bab 2 Pembahasan............................................................................................7
A. Definisi Organisasi...................................................................................7
B. Fungsi Organisasi....................................................................................8
C. Pengertian, Ruang lingkup organisasi....................................................9
D. Sejarah Perilaku Organisasi...................................................................9
E. Pendapat Ahli Mengenai Organisasi.....................................................11
F. Pembagian Organisasi...........................................................................13
G. Hirarki Organisasi...................................................................................17
H. Keuntungan dan kerugian.....................................................................20
I. Organisasi Kesehatan............................................................................25
Bab III Penutup..................................................................................................34
A. Kesimpulan.............................................................................................34
B. Saran.......................................................................................................34
Daftar Pustaka...................................................................................................35

2
Ringkasan

Organisasi merupakan sebuah perkumpulan yang dilakukan oleh


sekelompok manusia dengan maksud untuk mencapai tujuan yang sama.
Organisasi dibentuk agar para anggotanya dapat dengan sistematis
memenuhi tujuan mereka. Berkumpul, bekerja sama dengan rasional,
terkendali, dan terpimpin merupakan satu kesatuan di dalam organisasi.
Fungsi organisasi adalah sebagai penuntun tujuan, mengubah kehidupan
masyarakat, menawarkan karier, cagar ilmu pengetahuan dan pemberi
motivasi. Ada beberapa jenis organisasi jika ditinjau dari jumlah pucuk
pimpinan, segi keresmian, tujuan, luas wilayah, bentuk dan tipe. Model
hierarki dalam organisasi juga terdiri dari tiga model yaitu tradisional,
manusiawi dan sumber daya manusia. Beberapa organisasi kesehatan
yang ada yaitu World Health Organization (WHO), Kementerian
kesehatan, DInas Kesehatan dan Puskesmas. Sebagai salah satu
organisasi dalam bidang kesehatan ada beberapa strategi dan kebijakan
yang diterapkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
Beberapa strategi dan kebijakan kementerian kesehatan adalah
meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta dan masyarakat
madani dalam pembangunan kesehatan melalui kerja sama nasional dan
global, meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau,
bermutu dan berkeadilan, serta berbasis bukti; dengan pengutamaan
pada upaya promotif dan preventif, meningkatkan pembiayaan
pembangunan kesehatan, terutama untuk mewujudkan jaminan sosial
kesehatan nasional, meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan
SDM kesehatan yang merata dan bermutu, meningkatkan ketersediaan,
pemerataan, dan keterjangkauan obat dan alat kesehatan serta menjamin
keamanan, khasiat, kemanfaatan, dan mutu sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan makanan, meningkatkan manajemen kesehatan yang
akuntabel, transparan berdayaguna dan berhasil guna untuk
memantapkan desentralisasi kesehatan yang bertanggungjawab.

3
BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, kita mengenal berbagai jenis
organisasi yang memengaruhi smeua tingkatan kehidupan. Fakta
menunjukkan bahwa kebanyakan diantara kita menjalani sebagian
besar dari kehidupan dalam organisasi-organisasi. Kita merupakan
anggota dari organisasi yang dinamakan keluarga, menjadi anggota
dari organisasi tempat kita bekerja; berpartisipasi aktif sebagai
anggota organisasi pendidikan sebagai murid, sebagai mahasiswa,
kita merupakan anggota organisasi yang dinamakan masyarakat.
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa organisasi-organisasi
dibentuk oleh manusia. Tujuannya untuk melaksanakan atau
mencapai hal-hal tertentu yang tidak mungkin dilaksanakan secara
individual.

Organisasi merupakan elemen yang amat diperlukan didalam


kehidupan manusia. Organisasi membantu kita melaksanakan hal-
hal yang tidak dapat dilaksanakan dengan baik sebagai individu. Di
samping itu, dapat dikatakan lagi bahwa organisasi-organisasi
membantu masyarakat; membantu kelansungan pengetahuan dan
ilmu pengetahuan. Organisasi merupakan sumber penting aneka
macam karier di masyarakat.

Organisasi-organisasi dicirikan oleh perilaku yang diarahkan


kea rah pencapaian tujuan. Mereka mengupayakan pencapaian
tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran, yang dapat dilaksanakan
secara lebih efektif dan lebih efisien. Hal itu melalui tindakan-
tindakan individu-individu serta kelompok-kelompok secara
terpadu. Akan tetapi, perlu diingat bahwa organisasi-organisasi
lebih dari hanya alat untuk menciptakan barang-barang dan
menyelenggarakan jasa-jasa. Organisasi-organisasi menciptakan
kerangka yaitu banyak diantara kita yang melaksanakan proses
kehidupan. Sehubungan dengan itu dapat dikatakan bahwa
organisasi-organisasi menimbulkan pengaruh besar atas perilaku
kita.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini
adalah:

4
1. Apa definisi dari organisasi ?
2. Apa fungsi dari organisasi ?
3. Apa saja ruang lingkup dalam organisasi ?
4. Bagaimana sejarah organisasi ?
5. Bagaimana pendapat para ahli mengenai organisasi ?
6. Apa saja pembagian jenis-jenis organisasi ?
7. Bagaimana hierarki dalam organisasi ?
8. Apa keuntungan dan kerugian dari berorganisasi?
9. Apa saja jenis-jenis organisasi kesehatan beserta
fungsinya ?

C. Tujuan
Adapan tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui definisi dari organisasi


2. Untuk mengetahui fungsi organisasi
3. Untuk mengetahui ruang lingkup dalam organisasi
4. Untuk mengetahui sejarah organisasi
5. Untuk mengetahui pendapat para ahli mengenai
organisasi
6. Untuk mengetahui jenis-jenis organisasi dan organisasi
kesehatan
7. Untuk mengetahui hierarki dalam organisasi
8. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian dari
berorganisasi

5
Bab 2

Pembahasan

A. Definisi Organisasi
Ada banyak pengertian organisasi yang dikemukakan oleh
para ahli. Pada dasarnya, organisasi merupakan sebuah
perkumpulan yang dilakukan oleh sekelompok manusia dengan
maksud untuk mencapai tujuan yang sama. Organisasi dibentuk
agar para anggotanya dapat dengan sistematis memenuhi tujuan
mereka. Berkumpul, bekerja sama dengan rasional, terkendali, dan
terpimpin merupakan satu kesatuan di dalam organisasi. Cara-cara
seperti itu merupakan cara yang dilakukan di dalam organisasi
untuk mencapai tujuan bersama.
Organisasi terbentuk berdasarkan kesatuan visi dan misi
dari para anggotanya. Organisasi bergerak dan bekerja
berdasarkan visi dan misi organisasi itu sendiri. Misalnya organisasi
profesi seperti IDI, PGRI, dan lain-lain, merupakan organisasi yang
bergerak untuk mempermudah para anggota profesinya untuk
menjalankan profesi itu. Contoh lainnya, organisasi mahasiswa
seperti BEM, Mapala, HMI, adalah organisasi yang berjalan dengan
visi menyatukan mahasiswa di dalam sebuah wadah, dengan
tujuan untuk mengembangkan intelektual para anggotanya.
Definisi organisasi berlandaskan sejumlah fakta yang
merupakan ciri umum semua organisasi. Ciri-ciri tersebut
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Sebuah organisasi senantiasa mencakup sejumlah orang
2. Orang-orang tersebut terlibat satu sama lain dengan satu atau
lain cara
3. Interaksi tersebut selalu dapat diatur atau diterangkan dengan
jenis struktur tertentu
4. Masing-masing orang di dalam sesuatu organisasi memiliki
sasaran-sasaran pribadi, beberapa diantaranya merupakan
alasan bagi tindakan-tindakan yang dilakukannya. Ia
mengekspektasi bahwa keterlibatannya didalam organisasi
tersebut akan membantunya mencapai sasaran-sasarannya.

6
B. Fungsi Organisasi
1. Sebagai Penuntun Tujuan
Organisasi merupakan perkumpulan dengan orang-orang
yang memiliki tujuan yang sama. Mereka berhimpun menjadi
satu agar mempermudah dalam mencapai tujuan mereka.
Namun, apabila anggotanya ada yang salah jalan, maka
organisasi lah yang menjadi penuntun agar anggota tersebut
kembali untuk mencapai tujuannya.
2. Mengubah Kehidupan Masyarakat
Sebuah organisasi menginginkan sebuah konsistensi dan
kepercayaan dari masyarakat. Hal itulah yang menjadi latar
belakang sebuah organisasi untuk kembali ke tengah-tengah
masyarakat. Contohnya seperti organisasi kesehatan yang
melakukan program penyuluhan kepada masyarakat tentang
pentingnya menjaga kesehatan. Maka diharapkan dengan
adanya program ini, masyarakat dapat semakin mengerti dan
peduli terhadap kesehatan mereka.
3. Menawarkan Karier
Di dalam organisasi, proses pembelajaran dapat sangat
mudah di dapatkan. Pembelajaran tersebut dapat menjadi modal
sebelum terjun langsung ke masyarakat. Maka dari itu,
organisasi menawarkan pembelajaran keterampilan dan
pengetahuan, agar para anggotanya siap untuk menjalani karier
nya masing-masing.
4. Cagar Ilmu Pengetahuan
Fenomena-fenomena terkait dengan perubahan zaman
menuntut sebuah organisasi untuk berpikir agar konsistensi dan
keberadaannya tetap ada. Maka dibutuhkan sebuah penelitian
dan pengembangan sebgaai dokumentasi, agar suatu saat
organisasi tidak mati dimakan zaman.
5. Pemberi Motivasi
Dalam menjalani tujuan, seringkali para anggota organisasi
kehilangan orientasi dan arah dalam menjalankan tugasnya.
Maka dari itu, sudah menjadi fungsi organisasi untuk menjadi
motivator bagi anggota tersebut.
C. Ruang lingkup organisasi
Organisasi memiliki ruang lingkup yang luas dan detail.
Berikut ini adalah beberapa kegiatan yang termasuk dalam ruang
lingkup organisasi:

7
1. Analisis organisasi
2. Komunikasi dalam organisai
3. Tentang tenaga kerja, prosedur kerja dan system kerja.
5. Pentingnya jangka waktu penyimpanan data dan dokumen
6. Pentingnya formulir dari segi Organisasi & Metode
7. Pendayagunaan mesin kantor
8. Pendayagunaan perabotan dan peralatan kantor
9. Pentingnya penulisan laporan
10. Pentingnya buku pedoman kerja
11. Pentingnya anggaran belanja
12. Analisis kepegawaian
13. Pentingnya penyederhanaan kerja
14. Organisasi unit
15. Kesimpulan akhir
D. Sejarah Perilaku Organisasi
Teori dalam mempelajari perilaku manusia terbagi dalam
tiga periode diantaranya periode klasik, neo-klasik dan modern.
Pada masing-masing periode telah muncul para pemikir-pemikir
yang banyak sedikitnya ikut andil dalam perkembangan sejarah
perilaku organisasi diantaranya Max Weber yang ikut andil dengan
analisis perilaku organisasi lewat konsep struktur birokrasinya,
Henry Fayol dengan orientasi pendekatan fungsionalnya dalam
perilaku organisasi dan manajemen yang mendominir banyak
pemikiran-pemikiran modern tentang administrasi, dan Frederick
Winslow Taylor yang mengenalkan prinsip-prinsip manajemen
ilmiah. Pemikir lain yaitu Chester Barnard, Mary Parker
Follett, Frederick Herzberg, Abraham Maslow, David McClelland,
dan Victor Vroom.
Setelah Perang Dunia I, fokus dari studi organisasi bergeser
kepada analisis tentang bagaimana faktor-faktor manusia dan
psikologi memengaruhi organisasi. Ini adalah transformasi yang
didorong oleh penemuan tentang Dampak Hawthorne. Gerakan
hubungan antar manusia ini lebih terpusat pada tim, motivasi, dan
aktualisasi tujuan-tujuan individu di dalam organisasi.
Perang Dunia II menghasilkan pergeseran lebih lanjut dari
bidang ini, ketika penemuan logistik besar-besaran dan penelitian
operasi menyebabkan munculnya minat yang baru terhadap sistem
dan pendekatan rasionalistik terhadap studi organisasi.

8
Pada tahun 1960-an dan 1970-an, bidang ini sangat
dipengaruhi oleh psikologi sosial dan tekanan dalam studi
akademiknya dipusatkan pada penelitian kuantitatif.
Sejak tahun 1980-an, penjelasan-penjelasan budaya tentang
organisasi dan perubahan menjadi bagian yang penting dari studi
ini. Metode-metode kualitatif dalam studi ini menjadi makin diterima,
dengan memanfaatkan pendekatan-pendekatan
dari antropologi, psikologi dan sosiologi.
Perilaku organisasi saat ini merupakan bidang studi yang
berkembang. Jurusan studi organisasi pada umumnya ditempatkan
dalam sekolah-sekolah bisnis, meskipun banyak universitas yang
juga mempunyai program psikologi industri dan ekonomi industri
pula.
Bidang ini sangat berpengaruh dalam dunia bisnis dengan
para praktisi seperti Peter Druckerdan Peter Senge yang
mengubah penelitian akademik menjadi praktik bisnis. Perilaku
organisasi menjadi semakin penting dalam ekonomi global ketika
orang dengan berbagai latar belakang dan nilai budaya harus
bekerja bersama-sama secara efektif dan efisien. Namun bidang ini
juga semakin dikritik sebagai suatu bidang studi karena asumsi-
asumsinya yang etnosentris dan pro-kapitalis.
E. Pendapat Ahli Mengenai Organisasi
Berikut ini adalah beberapa pendapat para ahli mengenai
organisasi:

1. Louis Allen, Organisasi adalah proses mengidentifikasi dan


mengelompokkan pekerjaan yang harus dilakukan, mendefinisikan
dan mendelegasikan tanggung jawab dan otoritas dan membangun
hubungan untuk tujuan memungkinkan orang-orang bekerja secara
efektif bersama-sama dalam mencapai tujuan. Dalam kata-kata
Allen, organisasi adalah instrumen untuk mencapai tujuan
organisasi. Pekerjaan, wewenang, tanggung jawab ditetapkan
untuk mencapai hal yang sama.
2. Wheeler, Organisasi internal adalah kerangka kerja struktural dari
tugas dan tanggung jawab yang diperlukan personil dalam
melakukan berbagai fungsi dalam perusahaan. Pada dasarnya
organisasi adalah sebuah tindakan yang menghasilkan mekanisme
untuk melaksanakan fungsi untuk mencapai tujuan yang ditetapkan
oleh manajemen perusahaan. Dalam pandangan Wheeler,

9
organisasi adalah proses menetapkan tugas dan tanggung jawab
orang dalam suatu perusahaan sehingga tujuan bisnis tercapai.
3. Koontz dan O’Donnell, organisasi adalah pembentukan hubungan
otoritas dengan ketentuan untuk koordinasi di antara anggotanya,
baik secara vertikal maupun horizontal dalam struktur perusahaan.
Mereka memandang organisasi sebagai titik koordinasi di antara
berbagai orang dalam bisnis.
4. Oliver Sheldon, Organisasi adalah proses sehingga
menggabungkan pekerjaan yang harus dilakukan oleh individu atau
kelompok dengan fasilitas yang diperlukan untuk pelaksanaannya,
sehingga tugas yang dilakukan memberikan sebuah cara terbaik
untuk penerapan upaya yang efisien, sistematis, positif, dan
terkoordinasi. Organisasi membantu dalam pemanfaatan sumber
daya secara efisien dengan membagi tugas dari berbagai orang.
5. Spriegel, Dalam arti yang paling luas, organisasi mengacu pada
hubungan antara berbagai faktor yang ada dalam suatu usaha
tertentu. Organisasi pabrik terutama berkepentingan dengan
hubungan internal di dalam pabrik seperti tanggung jawab
personel, pengaturan dan pengelompokan mesin dan kontrol
material. Dari sudut pandang perusahaan secara keseluruhan,
organisasi adalah hubungan struktural antara berbagai faktor dalam
perusahaan.
6. George Terry, Organisasi adalah penciptaan hubungan di antara
orang-orang yang bekerjasama sehingga dapat pekerjaan
dilakukan dengan cara yang lebih baik dan efisien.
7. C.H. Northcott, organisasi adalah pengaturan di mana tugas
ditugaskan untuk pria dan wanita sehingga upaya masing-masing
berkontribusi secara efektif untuk beberapa tujuan yang
didefinisikan dengan lebih jelas di mana mereka telah disatukan.
Menurut Northcott tujuan organisasi adalah untuk
mengkoordinasikan kegiatan berbagai individu yang bekerja di
organisasi untuk pencapaian tujuan perusahaan.
8. L.H. Haney, Organisasi adalah penyesuaian yang harmonis dari
bagian-bagian khusus untuk pencapaian beberapa tujuan umum
atau tujuan. Organisasi adalah penyesuaian berbagai kegiatan
untuk pencapaian tujuan bersama.

F. Pembagian Organisasi
Organisasi terdapat beberapa macam tergantung dari segi
pandangannya, seperti yang dikemukakan Wursanto (2003:61)

10
yang membagi beberapa macam organisasi yang dilihat dari
berbagai segi, yaitu dari:

1. Segi jumlah pucuk pimpinan Dari segi jumlah pucuk


pimpinan, organisasi dibedakan menjadi: 1) Organisasi
tunggal (single organization) Dinamakan organisasi tunggal
apabila pucuk pimpinan organisasi itu ada di tangan satu
orang. 2) Organisasi jamak (plural organization atau plural
executive organization) Dinamakan organisasi jamak apabila
pucuk pimpinan organisasi tersebut berada di tangan
beberapa orang. Beberapa orang pimpinan tersebut
merupakan suatu kesatuan.
2. Segi keresmian Menurut keresmiannya, organisasi
dibedakan menjadi dua macam, yaitu: 1) Organisasi formal
(formal organization) Dikatakan organisasi formal apabila
kegiatan yang dilakukan oleh beberapa orang yang
tergabung dalam suatu kelompok secara sadar
dikoordinasikan guna tercapainya tujuan yang telah
ditetapkan, sehingga orang-orang yang tergabung dalam
kelompok itu mempunyai struktur yang jelas. Struktur
menunjukkan suatu aliran hubungan yang menggambarkan
wewenang, kekuasaan, dan tanggung jawab. Hubungan
formal biasanya telah tergambar dalam bagan organisasi
atau struktur organisasi. 2) Organisasi informal (informal
organization) Organisasi informal adalah organisasi yang
disusun secara bebas dan spontan dan keanggotaannya
disusun secara sadar atau secara tidak sadar, dimana dan
kapan seseorang menjadi anggota sulit ditemukan. Dalam
organisasi informal tidak ada perincian secara tegas tentang
tujuan organisasi. Biasanya organisasi informal bersifat
sementara karena pembentukannya tidak direncanakan atas
rencana matang yang dan jelas.
3. Segi tujuan Dari segi tujuan yang hendak dicapai, organisasi
dibedakan menjadi dua macam, yaitu: 1) Organisasi niaga
atau organisasi ekonomi Organisasi niaga atau organisasi
ekonomi adalah organisasi yang tujuan utamanya
mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.
Organisasi niaga dibedakan menjadi organisasi niaga
swasta dan organisasi niaga pemerintah. 2) Organisasi
sosial atau organisasi kemasyarakatan Organisasi
kemasyarakatan adalah organisasi yang dibentuk oleh

11
anggota masyarakat Indonesia secara sukarela atas dasar
kesamaan kegiatan, profesi, fungsi, agama, dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa untuk
berperan serta dalam pembangunan dalam rangka
mencapai tujuan nasional.
4. Segi luas wilayah Menurut luas wilayahnya, organisasi dapat
dibedakan menjadi empat macam, yaitu: 1) Organisasi
daerah (local organization) Organisasi daerah adalah
organisasi yang luas wilayahnya meliputi suatu wilayah atau
daerah tertentu. 2) Organisasi nasional (national
organization) Organisasi nasional adalah organisasi yang
luas wilayahnya meliputi seluruh wilayah dalam suatu
negara. 3) Organisasi regional (regional organization)
Organisasi regional adakah organisasi yang luas wilayahnya
meliputi beberapa negara tertentu saja. 4) Organisasi
internasional (international organization) Organisasi
internasional adalah organisasi yang anggota-anggotanya
meliputi negara-negara di dunia.
5. Segi bentuk Menurut bentuknya, organisasi dibedakan
menjadi: 1) Organisasi staf (staff organization) 2) Organisasi
garis (line organization) 3) Organisasi fungsional (functional
organization) 4) Organisasi staf dan garis (line and staff
organization) 5) Organisasi garis dan fungsional (line and
functional organization) 6) Organisasi fungsional dan staf
(functional and staff organization) 7) Organisasi garis,
fungsional, dan staf (line, functional, and staff organization)
8) Organisasi panitia (committee organization)
6. Segi tipe Menurut tipenya, organisasi dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu: 1) Organisasi dengan tipe piramid mendatar
2) Organisasi dengan tipe piramid terbalik 3) Organisasi
dengan tipe kerucut

Pengertian bentuk organisasi sering disamakan dengan macam


organisasi, padahal keduanya berbeda. Bentuk organisasi
memandang dari segi tata hubungan, wewenang, dan tanggung jawab
yang ada dalam suatu organisasi.

Dengan demikian, Wursanto (2003:81) menyatakan bahwa


terdapat berbagai macam bentuk organisasi antara lain:

12
1. Bentuk organisasi staff (staff organization) Dalam organisasi
staf hanya terdapat pucuk pimpinan dan staf yang
memberikan bantua pemikiran berupa saran atau nasihat
kepada pucuk pimpinan. Oleh karena itu, dalam organisasi
staf tidak ada garis komando kebawah karena tidak ada
pejabat pimpinan lini.
2. Bentuk organisasi lini (line organization) Bentuk organisasi
lini adalah suatu bentuk organisasi dimana pucuk pimpinan
dipandang sebagai sumber kekuasaan tunggal. Segala
ketentuan, keputusan, atau segala kebijaksanaan ada di
tangan satu orang, yaitu pucuk pimpinan.
3. Bentuk organisasi fungsional (functional organization)
Organisasi fungsional disusun berdasarkan sifat dan
macam-macam fungsi sesuai dengan kepentingan
organisasi. Tiap-tiap fungsi saling berhubungan karena
antara satu fungsi dengan lainnya saling bergantung.
Dengan demikian, wewenang dalam organisasi fungsional
dilimpahkan oleh pucuk pimpinan kepada unit-unit (satuan
organisasi) dibawahnya atas dasar fungsi, dan pimpinan
dari tiap unit berhak untuk memerintah kepada semua
pelaksana yang ada dibawahnya sepanjang menyangkut
tugas masing- masing.
4. Bentuk organisasi staf dan garis (line and staff organization)
Bentuk ini merupakan perpaduan antara dua bentuk
organisasi, yaitu organisasi lini dan organisasi staf.
Wewenang diserahkan dari pucuk pimpinan kepada unit-unit
organisasi yang ada dibawahnya dalam semua bidang
pekerjaan dan di bawah pucuk pimpinan ditempatkan staf.
Staf ini tidak mempunyai wewenang lini atau garis
(wewenang komando) ke bawah. Staf berfungsi hanya
sebagai pemberi nasihat, pemberi pertimbangan sesuai
bidang keahliannya.
5. Bentuk organisasi garis dan fungsional (line and functional
organization) Merupakan perpaduan antara organisasi
fungsional dan organisasi lini/garis. Wewenang dari pucuk
pimpinan dilimpahkan kepada unit-unit organisasi yang ada
dibawahnya dalam bidang-bidang pekerjaan tertentu sesuai
kebutuhan organisasi. Masing-masing pimpinan dari setiap
unit berhak memerintah semua satuan pelaksana yang ada
sepanjang menyangkut bidang tugas masng-masing. Setiap

13
satuan pelaksana mempunyai wewenang dalam semua
bidang pekerjaan.
6. Bentuk organisasi garis, fungsional, dan staf Bentuk
organisasi garis, fungsional, dan staf adalah suatu
organisasi yang merupakan perpaduan dari tiga bentuk
organisasi, yaitu organisasi fungsional, organisasi lini, dan
organisasi staf. Bentuk organisasi lini, fungsional, dan staf
adalah organisasi dimana wewenang dari pucuk pimpinan
dilimpahkan kepada unit-unit organisasi yang ada
dibawahnya dalam bidang-bidang pekerjaan tertentu sesuai
kebutuhan organisasi. Masing- masing pimpinan dari setiap
unit berhak memerintah semua satuan pelaksana sepanjang
menyangkut tugas masing-masing. Setiap satuan pelaksana
mempunyai wewenang dalam bidang pekerjaannya, dan di
bawah pucuk pimpinan ditempatkan staf sebagai pembantu
atau sebagai penasihat pimpinan. Jadi pada dasarnya sama
dengan bentuk organisasi fungsional dan lini, hanya di
bawah pucuk pimpinan ditempatkan staf sebagai pembantu
atau sebagai nasihat.
7. Bentuk organisasi panitia (committee organization) Bentuk
organisasi panitia yaitu apabila kegiatan itu dilakukan
kelompok sementara yang terdiri daripada orang-orang yang
memiliki keahlian tertentu.

G. Hirarki Organisasi
Suatu organisasi mempunyai pola wewenang (yaitu suatu
kekuasaan yang diakui masyarakat) yang berbentuk piramida.
Dengan demikian beberapa orang didudukkan dalam posisi yang
lebih tinggi dari anggota lainnya. Sehubungan dengan itu maka
peranan mereka pun berbeda secara menonjol. Suatu organisasi
sosial paling sedikit harus mempunyai tingkatan wewenang.
Berikut ini akan dibahas tiga model struktur organisasi, yaitu:
(1) Model tradisional, (2) Model manusiawi, (3) Model sumber daya
manusia (Reksohadiprodjo, 2001).
a. Model Tradisional. Bentuk umum model struktur tradisional
secara esensial adalah piramida. Masing-masing tingkatan
hierarkis menggambarkan segmen struktur (satuan kerja,
departemen, divisi, bagian, dan sebagainya) dan hubungan-
hubungan pekerjaan atasan dan bawahan.

14
Struktur bentuk umum berdasar pada anggapan-anggapan
model tradisional. Dalam hal ini dilakukan spesialisasi dan
utilitas pengambilan keputusan dan kegiatan-kegiatan secara
maksimum. Lebih lanjut dalam struktur organisasi tradisional,
pemegang setiap posisi hierarki organisasi bertanggung jawab
terhadap tindakan-tindakan bawahannya yang berada di tingkat
yang lebih rendah. Hal ini terjadi di setiap posisi yang
mempunyai hubungan hierarki secara langsung. Oleh karena
manajer memikul tanggung jawab segala tindakan bawahan,
maka dia cenderung untuk menetapkan atau mempertahankan
prosedur tentang keharusan mendapatkan persetujuan
pimpinan bagi bawahan yang akan melakukan tindakan penting.
Struktur organisasi tradisional menjadi tidak efisien dalam
lingkungan yang sangat bergejolak, tetapi struktur organisasi
akan efisien dalam kondisi lingkungan yang stabil, bila asumsi-
asumsi yang berkaitan dengan sikap dan kemampuan para
anggota sebagai landasan bentuk strukturnya adalah akurat.
b. Model Hubungan Manusiawi. Model hubungan manusiawi tidak
mengalami perubahan mendasar dalam struktur formalnya
dibandingkan model tradisional. Anggapan tentang kemampuan
manusia tidak terlalu jauh berbeda dari model tradisional,
karena itu model hubungan manusia juga diterima sebagai
konsep spesialisasi rutinitas. Model hubungan manusia tidak
menyarankan struktur formalnya dimodifikasi, tetapi
mengusulkan beberapa penyesuaian, seperti:
a. Model hubungan manusia mempersilakan para manajer
mempergunakan kemampuan kepemimpinannya, serta
mengembangkan hubungan kerja sama yang baik antarpara
anggota organisasi. Manajer dituntut untuk bersikap lugas,
selalu memberi dorongan/semangat, mendengarkan
keluhan-keluhan dan berusaha untuk memecahkan atau
menghilangkan sumber konflik. Manajer harus mengadakan
kontak dengan bawahannya untuk mengenali mereka secara

15
individu, sehingga dapat membuat penyesuaian-
penyesuaian dalam kegiatan rutin, aturan dan
penugasanpenugasan. Selain itu manajer harus mengenali
bawahannya sebagai kelompok dan mengizinkan mereka
mengajukan pertanyaan serta mendiskusikan masalah-
masalah.
b. Model hubungan manusia menyarankan manajer
memanfaatkan organisasi informal, yang menunjukkan
bahwa mereka memberikan tanggapan yang koperatif.
Manajer disarankan untuk mengenal dan menaruh
kepercayaan pada pemimpin informal, memanfaatkan
saluran komunikasi informal, serta memelihara hubungan-
hubungan perorangan yang mungkin terbentuk di antara
para bawahannya. Bekerja melalui pemimpin-pemimpin
informal dapat meningkatkan prestise mereka dan membuat
mereka merasa dibutuhkan, dan pada saat yang sama
membuat mereka lebih kooperatif. Hal ini akan mengurangi
keluhan-keluhan anggota dan menyebabkan para anggota
lebih tahan terhadap tekanantekanan dan tuntutan-tuntutan
di dalam sistem.
c. Model hubungan manusiawi ditunjukkan dengan sejumlah
teknik atau program di bawah kewenangan personalia yang
dirancang untuk melayani kebutuhan-kebutuhan seluruh
anggota organisasi. Sebagai contoh, sistem anjuran sering
digunakan untuk memberi kesempatan kepada para anggota
untuk merasa berpartisipasi dalam organisasi.
c. Model Sumber Daya Manusia. Pada hakikatnya, dalam model
ini manusia mempunyai kemampuan untuk mempelajari
pengarahan dan pengendalian diri yang lebih kreatif daripada
pekerja sekarang. Manajer mempunyai tugas untuk
menciptakan suatu lingkungan di mana mereka dapat
meningkatkan sumbangan kapasitas pada organisasi. Selain itu
manajer harus merancang suatu struktur yang berlawanan
dengan hierarki tradisional. Konsep model sumber daya
manusia mencoba untuk memaksimalkan fleksibilitas baik di
dalam maupun diantara posisi-posisi yang berinteraksi. Hal ini
mengharuskan anggota-anggota organisasi mempunyai: a.
Suatu tujuan tingkat operasional yang telah disetujui bersama,
b. Jalur untuk memperoleh sumber informasi vertikal dan
horisontal yang relevan, serta c. Kemampuan untuk

16
memberikan tanggapan terhadap informasi dengan keputusan
dan perilaku yang mengarahkan pencapaian tujuan dengan
efisien. Tujuan organisasi model sumber daya manusia
ditetapkan bersama oleh manajer dan bawahannya. Hal ini
memungkinkan bawahan memberikan tanggapan terhadap
pekerjaannya tidak hanya sekedar melaksanakan perintah.

H. Keuntungan dan kerugian


Pengorganisasian merupakan salah satu fungsi dasar dalam
manajemen untuk mencapai sasaran yang ditetapkan oleh
Organisasi. Pengorganisasian ini berkaitan dengan pengelompokan
kegiatan, pengaturan orang maupun sumber daya lainnya dan
mendelegasikannya kepada individu ataupun unit tertentu untuk
menjalankannya sehingga diperlukan penyusunan struktur
organisasi yang memperjelas fungsi-fungsi setiap bagian dan sifat
hubungan antara bagian-bagian tersebut.

Dengan demikian, jelas bahwa penyusunan Struktur


Organisasi merupakan hal yang sangat penting dalam suatu
organisasi atau perusahaan, baik organisasi tersebut berskala kecil
maupun besar tetap memerlukan Struktur Organisasi yang jelas
untuk mencapai sasaran organisasi yang ditetapkan. 
Dalam organisasi, terdapat keuntungan dan kelemahan
pada setiap bentuk-bentuk organisasi. Berikut ini adalah
keuntungan dan kelemahan dari berbagai macam struktur
organisasi yang ada:

Organisasi Lini
Keuntungan:
Ada kesatuan komando yang terjamin dengan baik.
1. Disiplin pegawai tinggi dan mudah dipelihara
(dipertahankan).
2. Koordinasi lebih mudah dilaksanakan.
3. Proses pengambilan keputusan dan instruksi-instruksi dapat
berjalan cepat.
4. Garis kepemimpinan tegas, tidak simpang siur, karena
pimpinan langsung berhubungan dengan bawahannya
sehingga semua perintah dapat dimengerti dan dilaksanakan
5. Rasa solidaritas pegawai biasanya tinggi.
6. Pengendalian mudah dilaksanakan dengan cepat.

17
7. Tersedianya kesempatan baik untuk latihan bagi
pengembangan bakat-bakat pimpinan.
8. Adanya penghematan biaya.
9. Pengawasan berjalan efektif.
Kerugian:
1. Tujuan dan keinginan pribadi pimpinan seringkali sulit
dibedakan dengan tujuan organisasi.
2. Pembebanan yang berat dari pejabat pimpinan , karena
dipegang sendiri.
3. Adanya kecenderungan pimpinan bertindak secara
otoriter/diktaktor, cenderung bersikap kaku (tidak fleksibel).
4. Kesempatan pegawai untuk berkembang agak terbatas
karena sukar untuk mengabil inisiatif sendiri.
5. Organisasi terlalu tergantung kepada satu orang, yaitu
pimpinan.
6. Kurang tersedianya staf ahli.

Organisasi Lini dan Staff


Keuntungan:
1. Asas kesatuan komando tetap ada. Pimpinan tetap dalam
satu tangan.
2. Adanya tugas yang jelas antara pimpian staf dan pelaksana.
3. Tipe organisasi garis dan staf fleksibel (luwes) karena dapat
ditempatkan pada organisasi besar maupun kecil.
4. Pengembalian keputusan relatif mudah, karena mendapat
bantuan/sumbangn pemikiran dari staf.
5. Koordinasi mudah dilakukan, karena ada pembagian tugas
yang jelas.
6. Disiplin dan moral pegawai biasanya tinggi, karena tugas
sesuai dengan spesialisasinya.
7. Bakat pegawai dapat berkembang sesuai dengan
spesialisasinya.
8. Diperoleh manfaat yang besar bagi para ahli.
Kerugian:
1. Kelompok pelaksana terkadang bingung untuk membedakan
perintah dan bantuan nasihat.
2. Solidaritas pegawai kurang, karena adanya pegawai yang
tidak saling mengenal.
3. Sering terjadi persaingan tidak sehat, karena masing-masing
menganggap tugas yang dilaksanakannyalah yang penting.

18
4. Pimpinan lini mengabaikan advis staf.
5. Apabila tugas dan tanggung jawab dalam berbagai kerja
antara pelajat garis dan staf tidak tegas, maka akan
menimbulkan kekacauan dalam menjalankan wewenang.
6. Penggunaan staf ahli bisa menambah pembebanan biaya
yang besar.
7. Kemungkinan pimpinan staf melampaui kewenangan stafnya
sehingga menimbulkan ketidaksenangan pegawai lini.
8. Kemungkinan akan terdapat perbedaan interpretasi antara
orang lini dan staf dalam kebijakan dan tugas-tugas yang
diberikan sehingga menimbulkan permasalahan menjadi
kompleks.

Organisasi Fungsional
Keuntungan:
1. Spesialisasi dapat dilakukan secara optimal.
2. Para pegawai bekerja sesuai ketrampilannya masing-
masing.
3. Produktivitas dan efisiensi dapat ditingkatkan.
4. Koordinasi menyeluruh bisa dilaksanakan pada eselon atas,
sehingga berjalan lancar dan tertib.
5. Solidaritas, loyalitas, dan disiplin karyawan yang
menjalankan fungsi yang sama biasanya cukup tinggi.
6. Pembidangan tugas menjadi jelas.

Kerugian:
1. Pekerjaan seringkali sangat membosankan.
2. Sulit mengadakan perpindahan karyawan/pegawai dari satu bagian
ke bagian lain karena pegawai hanya memperhatikan bidang
spesialisasi sendiri saja.
3. Sering ada pegawai yang mementingkan bidangnya sendiri,
sehingga koordinasi menyeluruh sulit dan sukar dilakukan.
Organisasi Lini dan Fungsional
Keuntungan:
1. Solodaritas tinggi.
2. Disiplin tinggi.
3. Produktifitas tinggi karena spesialisasi dilaksanakan
maksimal.

19
4. Pekerjaan – pekerjaan yang tidak rutin atau teknis tidak
dikerjakan.
Kelemahan:
1. Kurang fleksibel dan tour of duty.
2. Pejabat fungsional akan mengalami kebingungan karena
dikoordinasikan oleh lebih dari satu orang.
3. Spesiaisasi memberikan kejenuhan.
Organisasi Matrik
Keuntungan:
Pada fleksibelitas dan kemampuannya dalam memperhatikan masalah-
masalah yang khusus maupun persoalan teknis yang unik serta
pelaksanaan kegiatan organisasi matrik tidak mengganggu struktur
organisasi yang ada.

Kelemahan:
Manajer proyek tak bisa mengkoordinir berbagai bagian yang berbeda
hingga menghadapi kesulitan dalam mengembangkan team yang terpadu
dikarenakan penyimpangan pclaksanaan perintah untuk masing-masing
individu. Untuk mengatasi kesulitan yang mungkin timbul, maka manajer
proyek biasanya diberi wewenang khusus yang penting, misalnya: dalam
menentukan gaji, mempromosikan atau melakukan perlakuan personalia.
Organisasi Komite
Keuntungan:
1. Pelaksanaan decision making berlangsung baik karena
terjadi musyawarah dengan pemegang saham maupun
dewan.
2. Kepemimpinan yang bersifat otokratis sangat kecil.
3. Dengan adanya tour of duty maka pengembangan karier
terjamin.
Kelemahan:
1. Proses decesion making sangat lamban.
2. Biaya operasional rutin sangat tinggi.
3. Kalau ada masalah sering kali terjadi penghindaran siapa
yang bertanggung jawab.
I. Organisasi Kesehatan
1. WHO (World Health Organization)

Organisasi Kesehatan Pemerintah Tingkat Internasional yang


paling terkenal saat ini adalah WHO (World Health Organization).
Markas besarnya berada di Switzerland dan di dunia terdapat enam

20
kantor regional. Nama Akronim dan Kota, serta tempat kantor
regional WHO itu berada antara lain sebagai berikut :

- Afrika (AFRO), Harare, Zimbabwe ; Americas/Pan American


Health Organization (AMRO/PAHO), Washington D.C., Amerika
Serikat ; Timur Tengah (SEARO), New Delhi, India ; Pasifik Barat
(WPRO) ; Manila, Filipina.
Walau WHO saat ini merupakan organisasi internasional
terbesar, organisasi tersebut bukan yang tertua. Di antara organisasi
– organisasi (terdata dengan tanggal terbentuknya) yang mendahului
WHO adalah

- International D’Hygiene Publique (1907), yang melebur ke dalam


WHO ;
- The Health Organization of The League of Nations (1919), yang
menghilang saat WHO didirikan ;
- The United Nations Relief and Rehabilitation Administration
(UNRAA)
- The United Nations Children’s Fund (UNICEF) (1946), yang
sebelumnya dikenal sebagai The United Nations Internasional and
Children’s Emergency Fund ;
- The Pan American Health Organization (PAHO) (1902), yang masih
menjadi organisasi yang independen tetapi bergabung dengan
WHO dalam sebuah kantor regional.
Pada tahun 1946, dalam Konfrensi Kesehatan Internasional,
perwakilan dari semua negara yang tergabung dalam PBB berhasil
membentuk dan mensahkan konstitusi WHO. Namun, baru pada 7
April 1948, konstitusi tersebut benar – benar berlaku dan organisasi
tersebut secara resmi mulai berfungsi. Keanggotaan WHO terbuka
bagi negara manapun yang bersedia mengikuti konstitusi WHO dan
menerima suara terbanyak dalam Dewan Kesehatan Dunia (World
Helath Assembly). 191 negara terdaftar sebagai anggota.

Tujuan utama WHO seperti yang dinyatakan dalam


konstitusi adalah pencapaian derajat kesehatan yang paling baik oleh
semua orang. WHO memiliki 4 fungsi utama yakni :

1.Memberikan panduan di seluruh dunia tentang bidang kesehatan.


2.Menetapkan standar global untuk kesehatan.

21
3.Bekerja sama dengan pemerintah dalam memperkuat program
kesehatan nasional.
4.Mengembangkan dan menyalurkan teknologi, informasi dan standar
kesehatan yang sesuai.
2. Kementerian Kesehatan

Kementerian Kesehatan memiliki Visi yaitu “Masyarakat Sehat


Yang Mandiri dan Berkeadilan”. Oleh karena itu, adapun Misi
Kementerian Kesehatan yaitu :
1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui
pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat
madani
2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya
upaya kesehatan yang paripurna, merata bermutu dan berkeadilan
3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan
4. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik
Untuk mencapai Visi dan Misinya beberapa Strategi
Kementerian Kesehatan antara lain :

1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta dan masyarakat


madani dalam pembangunan kesehatan melalui kerja sama
nasional dan global.
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau,
bermutu dan berkeadilan, serta berbasis bukti; dengan
pengutamaan pada upaya promotif dan preventif.
3. Meningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan, terutama
untuk mewujudkan jaminan sosial kesehatan nasional.
4. Meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan SDM
kesehatan yang merata dan bermutu.
5. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat
dan alat kesehatan serta menjamin keamanan, khasiat,
kemanfaatan, dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
makanan.
6. Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan
berdayaguna dan berhasil guna untuk memantapkan desentralisasi
kesehatan yang bertanggungjawab.
Nilai – Nilai dalam Kementerian Kesehatan :

1. Pro Rakyat

Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan,


Kementerian Kesehatan selalu mendahulukan kepentingan rakyat

22
dan harus menghasilkan yang terbaik untuk rakyat. Diperolehnya
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi setiap orang adalah
salah satu hak asasi manusia tanpa membedakan suku, golongan,
agama dan status sosial ekonomi.
2. Inklusif

Semua program pembangunan kesehatan harus melibatkan


semua pihak, karena pembangunan kesehatan tidak mungkin
hanya dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan saja. Dengan
demikian, seluruh komponen masyarakat harus berpartisipasi aktif,
yang meliputi lintas sektor, organisasi profesi, organisasi
masyarakat pengusaha, masyarakat madani dan masyarakat akar
rumput.
3. Responsif

Program kesehatan harus sesuai dengan kebutuhan dan keinginan


rakyat, serta tanggap dalam mengatasi permasalahan di daerah,
situasi kondisi setempat, sosial budaya dan kondisi geografis.
Faktor-faktor ini menjadi dasar dalam mengatasi permasalahan
kesehatan yang berbeda-beda, sehingga diperlukan penangnganan
yang berbeda pula.
4. Efektif

Program kesehatan harus mencapai hasil yang signifikan sesuai


target yang telah ditetapkan dan bersifat efisien.
5. Bersih

Penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus bebas dari


korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), transparan, dan akuntabel.
Dalam melaksanakan tugas, Kementerian Kesehatan RI
menyelenggarakan fungsi :
1. Perumusan kebijakan nasional, kebijakan pelaksanaan dan
kebijakan teknis di bidang kesehatan
2. Pelaksanaan urusan pemerintahan sesuai dengan bidang tugasnya
3. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung
jawabnya
4. Pengawasan atas pelaksanaan tugasnya
5. Penyampaian laporan hasil evaluasi, saran dan pertimbangan di
bidang tugas dan fungsinya kepada Presiden
Dalam menyelenggarakan fungsi, Kementerian Kesehatan RI
mempunyai kewenangan :

23
1. Penetapan kebijakan nasional di bidang kesehatan untuk
mendukung pembangunan secara makro
2. Penetapan pedoman untuk menetukan standar pelayanan minimal
yang wajib dilaksanakan oleh kabupaten/Kota di bidang Kesehatan
3. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidang kesehatan
4. Penetapan persyaratan akreditasi lembaga pendidikan dan
sertifikasi tenaga profesional/ahli serta persyaratan jabatan di
bidang kesehatan
5. Pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan otonomi
daerah yang meliputi pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan,
arahan dan supervisi di bidang kesehatan
6. Pengaturan penerapan perjanjian atau persetujuan internasional
yang disahkan atas nama Negara di bidang kesehatan;
7. Penetapan standar pemberian izin oleh daerah di bidang kesehatan
8. Penanggulangan wabah dan bencana yang berskala nasional di
bidang kesehatan
9. Penetapan kebijakan sistem informasi nasional di bidang
kesehatan
10. Penetapan persyaratan kualifikasi usaha jasa di bidang kesehatan
11. Penyelesaian perselisihan antar Propinsi di bidang kesehatan
12. Penetapan kebijakan pengendalian angka kelahiran dan penurunan
angka kematian ibu, bayi, dan anak
13. Penetapan kebijakan sistem jaminan pemeliharaan kesehatan
masyarakat
14. Penetapan pedoman standar pendidikan dan pendayagunaan
tenaga kesehatan
15. Penetapan pedoman pembiayaan pelayanan kesehatan
16. Penetapan pedoman penapisan, pengembangan dan penerapan
teknologi kesehatan dan standar etika penelitian kesehatan
17. Penetapan standar nilai gizi dan pedoman sertifikasi teknologi
kesehatan dan gizi
18. Penetapan standar akreditasi sarana dan prasarana kesehatan
19. Surveilans epidemiologi serta pengaturan pemberantasan dan
penanggulangan wabah, penyakit menular dan kejadian luar biasa
20. Penyediaan obat esensial tertentu dan obat untuk pelayanan
kesehatan dasar sangat essential (buffer stock nasional)
Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku yaitu :
1. Penempatan dan pemindahan tenaga kesehatan tertentu

24
2. pemberian izin dan pembinaan produksi dan distribusi alat
kesehatan

25
3. Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota adalah unsur pelaksana
Otonomi daerah dalam bidang kesehatan dan dipimpin langsung oleh
seorang Kepala Dinas (Kadin). Kadin berkedudukan di bawah Bupati
serta bertanggung jawab langsung pada bupati melalui Sekretaris
Daerah (Sekda). (Hasanbasri, 2013)
Tugas pokok Dinas Kesehatan adalah melaksanakan urusan
pemerintah daerah sesuai dengan asas otonomi serta kewajiban
pembantuan dalam bidang kesehatan di lingkup daerah atau
kabupaten. Dalam melaksanakan tugasnya, Dinkes memiliki beberapa
fungsi, di antaranya adalah:
1. Fungsi penyelenggara urusan pemerintah dan layanan umum
dalam bidang medis di ruang lingkup kabupaten.
2. Fungsi pelaksanaan dan pembinaan tugas dalam bidang
pelayanan, pencengahan penyakit, dan rujukan, usaha
kesehatan masyarakat, serta sumber daya kesehatan di ruang
lingkup kabupaten.
3. Fungsi pemantauan, pelaporan, dan evaluasi dalam bidang
medis di ruang lingkup kabupaten.
4. Fungsi pelaksana tugas kesekretariatan dinas.
5. Fungsi pelaksana tugas-tugas dalam bidang kesehatan yang
diserahkan dari Bupati sesuai dengan tugas pokok serta
fungsinya.

26
4. Puskesmas

Pusat Kesehatan Masyarakat, disingkat Puskesmas, adalah


organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang
bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau
oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan
menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan
masyarakat. Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan
menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna
mencapai derajad kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu
pelayanan kepada perorangan.

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu


sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang amat penting di
Indonesia. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas
kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatau wilayah kerja (Depkes, 2007).

Visi puskesmas adalah tercapainya kecamatan sehat menuju


Indonesia sehat. Indikator utama yakni:
1.Lingkungan sehat. 
2.Perilaku sehat. 
3.Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu. 

27
4.Derajat kesehatan penduduk kecamatan.
Misi puskesmas, yaitu:
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di
wilayah kerjanya. 
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan
masyarakat di wilayah kerjanya. 
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan. 
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga
dan masyarakat berserta lingkungannya.

28
Bab III

Penutup

A. Kesimpulan
Organisasi merupakan sebuah perkumpulan yang dilakukan
oleh sekelompok manusia dengan maksud untuk mencapai tujuan
yang sama. Organisasi dibentuk agar para anggotanya dapat
dengan sistematis memenuhi tujuan mereka. Beberapa organisasi
kesehatan yang ada yaitu World Health Organization (WHO),
Kementerian kesehatan, DInas Kesehatan dan Puskesmas. Setiap
organisasi memiliki kebijakan dalam upaya meningkatkan
pelayanan kesehatan yang ada di wilayah kerja masing-masing
organisasi.

B. Saran
Dalam setiap organisasi memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing. Sehingga tiap-tiap organisasi kesehatan harus
saling berkoordinasi dan bekerjasama dalam upaya peningkatan
pelayanan kesehatan. Khususnya dalam hal pembuatan kebijakan
maka organisasi yang memiliki wilayah kerja yang lebih luas harus
memperbaiki koordinasinya kebawah sehingga kebijakan yang
diterapkan dapat menyeluruh ke semua lapisan organisasi dan
wilayah yang ada.

29
Daftar Pustaka

Organization: Meaning, Definition, Concepts and Characteristics


http://www.yourarticlelibrary.com/organization/organization-meaning-
definition-concepts-and-characteristics/53217

Kurniadi, Dedi. Struktur Organisasi Departemen Pendidikan Nasional diakses


Melalui
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195603221982031- /
MAKALAH/PENGELOLAAN_PENDIDIKAN_ABK/BAB_III.pdf

Satari, A. Organisasi Sosial dan Kepemimpinan diakses melalui


http://repository.ut.ac.id/4454/1/LUHT4327-M1.pdf

http://digilib.unila.ac.id/15607/17/BAB%20II.pdf

McKenzie, James F (2005) An Introduction to Community Health Fifth Edition

Winardi, J. (2017). Teori Organisasi dan Pengorganisasian. Jakarta: Rajagrafindo


Persada

30

Anda mungkin juga menyukai