DI RSUD CIKALONGWETAN
Disusun oleh:
Nama :
NISN :
Nama :
NISN :
Kompetensi Keahlian : ASISTEN KEPERAWATAN
Kelas/Semester :
Temp. Tgl. Lahir :
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Nama Orang Tua
a. Ayah/Ibu :
b. Pekerjaan ayah/ibu : Buruh Harian Lepas/Ibu Rumah Tangga
Alamat Orang Tua :
…………………..
NISN. ..................
BIODATA INSTANSI
Tanggal, .........................2021
Disetujui oleh:
Tanggal, .........................2021
Disetujui oleh:
……………………………. ........................................
NIP.
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan Laporan Praktik
Kerja Lapangan (PKL) SMK Adidaya Nusantara Tahun pelajaran 2020-2021
yang bertempat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cikalongwetan.
Penyusunan laporan PKL ini merupakan pemaparan dari kegiatan Praktik
Kerja Lapangan (PKL) yang telah dilaksanakan oleh penulis dan sebagai salah
satu syarat untuk mengikuti Ujian Nasional dan Uji Kompetensi di SMK Adidaya
Nusantara.
Selama pembuatan laporan PKL ini penulis banyak menerima bantuan,
baik bantuan moral maupun material dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Alloh SWT, yang telah memberikan rahmat dan kesehatan kepada penulis
sehingga dapat melaksanakan dan menyelesaikan Praktik Kerja Lapangan
di RSUD Cikalongwetan.
2. Kedua orangtua yang senantiasa memberikan dukungan penuh secara
moral maupun material sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini.
3. Teman-teman yang turut mendukung selama penyusunan Laporan PKL
Bapak Iden Suparman, S.Pd selaku kepala sekolah SMK Adidaya
Nusantara.
4. Bapak Sepriana, S.Pd selaku Wakasek bidang humas SMK Adidaya
Nusantara.
5. Bapak Asep Jayanudin, SKM,MM.,Kes selaku kepala program keahlian
keperawatan di SMK Adidaya Nusantara yang telah mengurus dan
mendukung kami semua.
6. Bapak Dr. H. Ridwan Abdullah Putera, SpOG.(KFM) selaku kepala
RSUD Cikalongwetan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk melaksanakan ujian kompetensi di RSUD Cikalongwetan.
i
7. Bapak S. Muhamad Nur, A.Md.Kep selaku pembimbing PKL yang telah
banyak memberikan ilmu yang bermanfaat dan membimbing penulis
untuk melaksanakan ujian kompetensi di RSUD Cikalongwetan.
8. Bapak A.Yogaswara S.Kep selaku pembimbing dari sekolah yang
senantiasa membimbing penulis dengan memberikan kritik dan saran
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik.
9. Kakak-kakak dari RSUD Cikalongwetan yang telah banyak memberikan
pengetahuan serta dorongan kepada penulis.
10. serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
………………………
NISN.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Manfaat penulisan................................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................................2
1. Tujuan umum...................................................................................................2
2. Tujuan khusus..................................................................................................2
BAB II URAIAN UMUM...............................................................................................4
A. Pengertian dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan............................................4
B. Waktu dan tempat................................................................................................4
C. Sejarah Umum RSUD CIKALONGWETAN....................................................4
D. Visi, Misi, Motto dan Tujuan RSUD Cikalongwetan........................................5
E. Struktur organisasi RSUD Cikalong Wetan......................................................8
F. Metode Pelaksanaan............................................................................................9
G. Strategi Pelaksanaan............................................................................................9
BAB III TINJAUAN KASUS.......................................................................................10
A. Konsep Dasar Dengue Hemoragic Fever (DHF)..............................................10
1. Pengertian.......................................................................................................10
2. Etiologi............................................................................................................10
3. Tanda dan Gejala...........................................................................................11
4. Anatomi Fisiologi............................................................................................12
B. KONSEP KEPERAWATAN.............................................................................18
1. Diagnosa keperawatan...................................................................................18
2. Rencana Keperawatan...................................................................................19
3. Rencana tindakan...........................................................................................22
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................................23
A. Pengkajian..........................................................................................................23
B. Riwayat kesehatan..............................................................................................24
C. Pemeriksaan fisik...............................................................................................26
iii
D. Data Penunjang......................................................Error! Bookmark not defined.
E. Analisa Data........................................................................................................30
F. Tindakan.............................................................................................................34
H. Evaluasi..............................................................................................................36
BAB V PENUTUP.........................................................................................................38
A. Saran...................................................................................................................38
B. Kesimpulan.........................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................39
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengue Haemoragic Fever (DHF) pertama kali ditemukan di Manila
(Philipina). Pada masyarakat awam sering disebut Demam Berdarah Dengue
(DBD). Di Indonesia pertama kali ditemukan di Surabaya pada tahun 1968. DBD
disebabkan oleh virus Dengue dengan gejala utama demam,nyeri otot dan sendi
diikuti dengan gejala pendarahan spontan, seperti: bintik merah pada kulit,
mimisan bahkan pada keadaan yang parah disertai muntah atau BAB darah.
Menurut perkiraan pusat pengendalian dan pencegahan penyakit (center for
disease control and prefention) Amerika Serikat, bahwa setiap tahun diseluruh
dunia terjadi 50juta-100juta kasus DHF.
Alasan saya mengambil judul ini dikarenakan beberapa waktu lalu penyakit
Dengue Haemoragic Fever (DHF) atau lebih dikenal dengan Demam Berdarah
Dengue (DBD) menjadi wabah yang sangat mengerikan dibeberapa daerah, di
RSUD Cikalong Wetan hampir semua pasien menderita penyakit yang sama yaitu
DBD.
Oleh karena itu, saya ingin menginformasikan kepada masyarakat untuk
menjaga kebersihan lingkungan terutama pada saat musim hujan. Dengan
beberapa cara yaitu: Jangan biarkan ada air yang menggenang karena disitu
tempat jentik jentik nyamuk berkembang dan tidak membuang sampah
sembarangan, lebih baik sampahnya dikubur.
B. Manfaat penulisan
1. Manfaat penulisan bagi siswa
Mengasah keterampilan yang diberikan sekolah menengah kejuruan
(SMK), Menambah keterampilan, pengetahuan, gagasan-gagasan seputar
dunia usaha serta industri yang profesional dan handal. Mengenalkan
siswa-siswi pada pekerjaan lapangan di dunia industri dan usaha sehingga
1
pada saat mereka terjun ke lapangan pekerjaan yang sesungguhnya dapat
beradaptasi dengan cepat. Meningkatkan efesiensi waktu dan tenaga dalam
mendidik dan melatih tenaga kerja yang berkualitas. Sebagai bentuk
pengakuan dan penghargaan bahwa pengalaman kerja sebagai bagian dari
proses pendidikan. Sehingga pada saat mereka terjun ke lapangan
pekerjaan yang sesungguhnya dapat beradaptasi dengan cepat.
2. Manfaat penulisan bagi sekolah
Menjalankan kewajiban undang-undang, meningkatkan citra sekolah,
meningkatkan hubungan sekolah dengan masyarakat, meningkatkan
popularitas sekolah dimata masyarakat dan memberikan kontribusi dan
tenaga kerja bagi perusahan.
3. Manfaat penulisan bagi perusahaan
Laporan PKL dapat menjadi kualitas pelayanan dan menciptakan
peluang kerjasama saling menguntungkan.
4. Manfaat penulisan bagi masyarakat
Memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat dan memberikan
informasi tentang prosedur pelayanan kesahatan bagi masyarakat.
2
c. Dapat membuat rencana tindakan keperawatan pada Nn.S dengan
diagnosa Dengue Haemoragic Fever (DHF) di ruang IIIF-3
Burangrang RSUD Cikalongwetan.
d. Dapat melakukan tindakan keperawatan pada Nn.S dengan diagnosa
Dengue Haemoragic Fever (DHF) di ruang IIIF-3 Burangrang RSUD
Cikalongwetan.
e. Dapat mengevaluasi tindakan keperawatan pada Nn.S dengan diagnosa
Dengue Haemoragic Fever (DHF) di ruang IIIF-3 Burangrang RSUD
Cikalongwetan.
f. Dapat mendokumentasikan asuhan keperawatan Pada Nn.S dengan
diagnosa Dengue Haemoragic Fever (DHF) di ruang IIIF-3
Burangrang RSUD Cikalongwetan.
g. Dapat membandingkan kesenjangan anatara tinjauan teoritis dengan
tinjauan kasus yang didapat di lapangan.
3
BAB II
URAIAN UMUM
4
Rumah Sakit Umum Daerah Cikalongwetan adalah rumah sakit milik Pemda
Kabupaten Bandung Barat yang didirikan pada tahun 2015. Rumah sakit milik
pemerintah daerah ini melengkapi kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat
Kab. Bandung Barat setelah RSUD Cililin dan RSUD Lembang.
1. Pembangunan RSUD Cikalongwetan telah dimulai sejak tahun 2008 yang lalu
dengan uji kelayakan.
2. Pada tahun 2011 dibuat masterplan dan pada tahun 2012 dibuat Detail
Engineering Design (DED).
3. Akhir tahun 2015, pembangunan fisik dimulai, ditandai peletakan batu
pertama oleh Bupati Bandung Barat.
4. RSUD Cikalongwetan merupakan Rumah Sakit Tipe D didirikan dengan
luas lahan: 2.455 Ha dan kapasitas 130 tempat tidur.
5. Posisi dari rumah sakit ini berada di jalur padalarang - puwakarta dan
merupakan posisi strategis dalam penerimaan pasien dari Subang -
purwakarta ataupun rujukan dari rumah sakit daerah Kabupaten Bandung
Barat.
D. Visi, Misi, Motto dan Tujuan RSUD Cikalongwetan
1. Visi RSUD Cikalongwetan
Dalam upaya menjadi salah satu rumah sakit kebanggaan masyarakat
Kabupaten Bandung Barat dan Jawa Barat, kami ingin tumbuh menjadi
rumah sakit yang “Unggul Berkualitas dan Mandiri” sehingga kami bisa
mengabdi dan memberikan pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat.
2. Misi RSUD Cikalong wetan
Dengan semangat pengabdian dan kepedulian terhadap sesama kami
akan selalu berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
bermutu, paripurna dan mandiri.
3. Moto RSUD Cikalong wetan
Friendly And Homy Hospital merupakan komitmen mewujudkan
rumah sakit yang nyaman, penuh keramahan dalam pelayanan dan
menghadirkan suasana yang menunjang kesembuhan pasien.
“Someah hade kasemah, genah, merenah tur tumaninah”.
5
4. Tujuan RSUD Cikalong wetan
a. Memberikan pelayana kesehatan yang terbaik.
b. Meningkatkan mutu kesehatan masyarakat.
c. Meningkatkan kesejahteraan karyawan.
d. Menjadikan role model sebagai Rumah Sakit pusat rujukan Provinsi
Jawa Barat dan menjadikan Rumah Sakit pendidikan yang bermutu.
1) Instalasi
1. Instalasi Farmasi
2. Instalasi Radiologi
3. Instalasi Laboratorium
4. Instalasi Gizi
5. Instalasi CSSD (Central Sterilization Kepala Bidang Penunjang
Supply Departement)
6. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah
Sakit
7. Instalasi Kesehatan Lingkungan
8. Instalasi Laundry
Tabel 2.1 Macam-macam Instalasi di RSUD Cikalongwetan
6
2) Poli
7
E. Struktur organisasi RSUD Cikalong Wetan
Direktur
Rumah Casemix
Instalasi rawat Instalsasi high tangga
Instalasi gizi Instalasi CSSD
inap care
Cleaning
Instalasi bedah Instalasi Instalasi Instalasi kamar service
sentral kebidanan dan laundry jenazah
kandungan
keamanan
logistik
Kesehatan
lingkungan
IPSRS
Umum
Perencanaan HRD
Humas dan
hukum
8
F. Metode Pelaksanaan
G. Strategi Pelaksanaan
Sebelum melakukan tindakan terhadap pasien saya terlebih dahulu melakukan
pendekatan sampai pasien merasa nyaman serta percaya terhadap saya. Setelah itu
saya menawarkan beberapa tindakan keperawatan seperti memotong kuku,
mencuci rambut, memandikan (seka), menyisir rambut dan lain-lain.
Selama saya melakukan pendekatan dengan pasien, saya pun selalu
mengunakan metode 5S yaitu: Senyum, Sapa, Salam, Sopan dan Santun. Metode
ini sangat penting untuk mengambil hati dan kepercayaan pasien juga keluarga
pasien.
9
BAB III
TINJAUAN KASUS
2. Etiologi
Penyebab DHF dinamakan virus dengue tipe 1, tipe 2, tipe 3, dan tipe 4.
Vector dari DHF adalah aedes aegypti, aedes albopictus, aedes aobae, aedes
10
cooki, aedes hakanssani, aedes polynesis, aedes pseudoscutellaris, aedes
rotumae. (sumarmo,2005)
Virus dengue termasuk flavivirus secara serologi terdapat 4 tipe yaitu tipe
1, tipe 2, tipe 3, dan tipe 4. Dikenal 3 macam arbovirus chikungunyam
onyong-nyong dari genus Togavirus dan Nest Nile Virus dari genus flavivirus,
yang mengakibatkan gejala demam dan ruam yang mirip DB. ( widagdo,
2011).
- Edema paru
- Sianosis
- Syok ireversibel.
11
spontan
DBD III Gejala tersebut diatas, +kegagalan
sirkulasi
4. Anatomi Fisiologi
a. Eritrosit
12
Eritrosit dibuat di sumsum tulang yang masih berinti, dalam
pembentukannya dibutuhkan zat besi, vit B12, asam folat, dan rantai
globulin, yang merupakan senyawa protein. Pematangan eritrosit
diperlukan hormone eritropoetin yang diproduksi oleh ginjal. Umur
peredarannya 105-120 hari. Eritrosit dihancurkan di limfa. Jumlah
normalnya pada laki-laki 5,5 juta sel/mm pada perempuan 4,8 juta
sel/mm.
b. Leukosit
Leukosit fungsi utamanya adalah sebagai pertahanan tubuh dengan
cara menghangcurkan antigen (kuman, virus, toksin) yang masuk. Ada
5 jenis leukosit yaitu : neutrofil, eosinofil, basophil, limfosit, dan
monosit. Jumlah normal leukosit 5000-9000/mm.
c. Trombosit
Trombosit merupakan keeping-keping darah yang dibuat di
sumsum tulang, paru-paru, limfa. Umur peredarannya hanya 10 hari.
Trombosit mempunyai kemampuan untuk melakukan :
1) Daya aglutinasi (membeku dan menggumpal)
2) Daya adesi (saling melekat)
3) Daya agregasi (berkelompok)
d. Plasma Darah
Plasma merupakan bagian yang encer tanpa sel-sel darah, berwarna
kekuningan hamper 40% terdiri dari air. Struktur dinding kapiler
tersusun atas satu lapisan uniseluler sel-sel endothelial dan disebelah
13
luarnya dikelilingi membrane dasar. Ada 2 jalan penghubung yaitu
celah intraseluler yang merupakan celah intraseluler, yang merupakan
celah tipis diantara sel-sel endothelial. Tiap celah ini diselingi
sekelompok protein yang mengikat sel endothelial agar bersama-sama.
Celah tersebut berada ditepi endothelial, pada sel endothelial terdapat
juga banyak gelombang plasma lemak untuk menghambat paket
plasma kecil/ cairan ekstravaskuler.
Proses pemindahan cairan melalui difusi, zat-zat yang larut dalam
lemak dapat berdifusi secara langsung melewati dinding endothelial
kapiler, zat yang larut dalam lemak terutama oksigen, dan carbon
dioksida. Zat yang larut dalam air hanya dapat berdifusi melalui pori-
pori interseluler pada membrane kapiler. Zat tersebut misalnya
natrium, klorida, dan air itu sendiri.
Tekanan dalam kapiler cenderung mendorong cairan dan zat
terlarutnya melewati pori-pori kapiler kedalam ruang interstisial,
sebaliknya tekanan osmotic yang ditimbulkan oleh protein plasma
cenderung menimbulkan gerakan cairan osmosis dari ruang interstisial
ke dalam darah. Tekanan osmotic ini mencegah hilangnya volume
cairan yang cukup bermakna dari darah kedalam ruang interstisial.
e. PATOFISIOLOGI
Virus dengue masuk ke dalam tubuh kemudian akan bereaksi
dengan antibody dan terbentuklah kompleks virus antibody, dalam
sirkulasi akan mengaktivasi system komplemen, akibat aktivasi C3 dan
C5 akan dilepas C3a dan C5a, dua peptida yang berdaya untuk
melepaskan histamine dan merupakan mediator kuat sebagai factor
meningginya pemeabilitas dinding kapiler mengakibatkan
berkurangnya volume plasma, sehingga terjadi hipotensi,
hemokonsentrasi, dan hipoproteinemia, serta efusi dan renjatan (syok)
(suriadi, 2010).
14
f. KOMPLIKASI
Menurut Wilagdo (2012) komplikasi DBD adalah sebagai berikut:
1) Gagal ginjal
2) Efusi pleura
3) Hepatomegaly
4) Gagal jantung
g. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Susalaningrum .R (2013) pada pemeriksaan darah pasien
DHF akan dijumpai sebagai berikut :
1) Hb dan PCV meningkat (>20%)
2) Trombositopenia (<100.000/ml)
3) Ig. D dengue positif
4) Hasil pemeriksaan kimi adarah menunjukan hipoproteinemia,
hipokloremia, hiponatremia
5) Leukopenia (mungkin normal atau leukisotosis)
6) Urin dan pH darah mungkin meningkat
7) Asidosis metabolic : PC O2 <35-40 mmHg, HCO3 rendah
8) SGOT /SGPT mungkin meningkat
h. PENCEGAHAN
Menurut Prasetyo, D.S (2013) pencegahan yang dilakukan dengan cara
menghindari gigitan nyamuk di waktu pagi sampai sore, karena nyamuk
aedes aktif disiang hari, terutama di daerah yang ada penderita DBD-nya.
Berikut beberapa cara paling efektif dalam mencegah penyakit demam
berdarah:
1) Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui pengelolaan sampah
padat, manusia, dan perbaikan desain rumah.
2) Pemeliharaan ikan pemakan jentik (ikan adu/ikan cupang) di
tempat air kolam
15
3) Pengasapan (fogging) dengan menggunakan malathion dan
fenthion
4) Memberikan bubuk abate (themopos) pada tempat-tempat
penampungan air, seperti gentong air, vas bunga, kolam, dan lain-
lain.
i. PENATALAKSANAAN
Menurut WHO (2009) tatalaksana DHF yaitu:
1) Tatalaksana demam berdarah dengue tanpa syok
Anak dirawat di rumah sakit
Berikan anak banyak minum larutan oralit atau jus buah, air
tajin,air sirup, susu, untuk mengganti cairan yang hilang akibat
kebocoran plasma, demam, muntah/diare. Berikan paracetamol bila
demam, jangan berikan asetosal atau ibuprofen karena obat-obatan
ini dapat merangsang terjadinya perdarahan.
16
tatalaksana sesuai dengan tatalaksana syok terkompensasi.
(compensated shock)
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Diagnose keperawatan
Menurut aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkan diagnose medis
dan Nanda Nic-Noc (2015) diagnose yang mungkin muncul pada kasus
DHF yaitu :
a. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan jalan nafas terganggu
akibat spasme otot-otot pernafasan, nyeri, hipoventilasi,.
b. Hipertermi berhubungan dengan infeksi virus dengue
17
c. Kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan
perpindahan cairan intra vaskuler ke ekstra vaskuler.
d. Resiko terjadinya perdarahan berhubungan dengan penurunan
trombosit
e. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
mual, muntal, anoreksia.
f. Resiko tinggi terjadi syok hivopolemik berhubungan dengan
perdarahan yang berlebihan, pindahnya cairan intravaskuler ke
ekstravaskuler
g. Kurang pengetahuan keluarga tentang penyakit, prognosis, dan
perawatan anggota keluarga yang sakit berhubungan dengan minimnya
sumber informasi dan meningat informasi.
2. Rencana Keperawatan
Rencana keperawatan pada pasien anak dengan penyakit DHF menurut
aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnose medis dan Nanda Nic-
Noc (2015), yaitu :
a. Hipertermi berhubungan dengan infeksi virus
Tujuan : suhu tubuh dapat kembali normal selama 2-3 hari berturut-
turut.
Rencana tindakan :
1) Observasi suhu tiap tiga jam
2) Beri kompres hangat dan dingin bila suhu 38
3) Berikan minimum 2-2,5 liter air / 24 jam bila tanpa kontraindikasi
4) Anjurkkan klien untuk membatasi aktivitas
5) Anjurkan menggunakan pakaian tipis
6) Kolaborasi medic untuk pemberian antipiretik
18
1) Observasi keadaan umum (turgor kulit, palpebrae)
2) Kaji TTV (suhu, nadi, tekanan darah) tiap 4 jam.
3) Hitung balance cairan
4) Berikan minum 2-2,5 liter / 24 jam
5) Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian therapy cairan dan cek
serum elektrolit
19
6) Kolaborasi dokter untuk pemberian cairan infus, anti perdarahan
dan cek lab.
20
g. Kurang pengetahuan keluarga tentang penyakit, diagnosis, dan
perawatan anggota keluarga yang sakit berhubungan dengan
minimnya sumber informasi dan mengingat informasi.
Tujuan : orang tua menjelaskan tentang pemaaman kondisi, dan proses
pengobatan.
3. Rencana tindakan
a. Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya.
b. Berikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang penyakitnya dan
kondisinya sekarang.
c. Anjurkan klien dan keluarga untuk memperhatikan diet makanannya.
d. Anjurkan keluarga untuk memperhatikan perawatan diri dan
lingkungan bagi anggota keluarga yang sakit.
21
BAB IV
RUANG F. BURANGRANG
A. Pengkajian
1. Identitas
Identitas pasien
Nama : Ny. I
Umur : 60 th
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Sunda
Kategori pasien : Umum swasta
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status pernikahan : Menikah
Alamat : kp. Cibodas
Pendidikan terakhir : Tidak Sekolah
Penanggung jawab : Tn. Y
Hubungan : Anak Kandung
Diagnose medis : Dengue Hemoragic Fever (DHF)
22
Identitas penanggung jawab
Nama : Tn. Y
Umur :-
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan :-
Pekerjaan : Belum Bekerja
Alamat : Kp. Cibodas
Hubungan dengan pasien : Ibu Kandung
B. Riwayat kesehatan
1. Keluhan utama
Nyeri pada semua anggota tubuh disertai demam.
23
Klien mengatakan ia mengetahui tentang penyakit yang dideritanya
saat ini.
1. Pola aktivitas dan perilaku
2 ISTIRAHAT TIDUR
a. Malam
Berapa jam 8 jam 4 jam
b. Siang
Suka tidur siang tidak tidak
Berapa jam? - -
24
Dari jam? - -
3 ELIMINASI
A. BAB
Frekuensi 2× sehari 2×sehari
B. BAK
*Frekuensi 2x sehari *2× sehari
sendiri
4. Hubungan peran
Akibat penyakit yang dideritanya saat ini, klien merasa terganggu
dengan aktifitas belajarnya , karena klien merupakan seorang pelajar.
a. Data psikososial
Hubungan klien dengan perawat dan pasien lain baik, hubungan
dengan keluarganya juga baik.
b. Data spiritual
Klien beragama islam, saat dirumah selalu beribadah tapi saat
dirumah sakit menjadi jarang, tapi klien selalu berdoa untuk
kesembuhannya.
C. Pemeriksaan fisik
1. Penampilan umum
Kesadaran : composmentis (sadar penuh)
Penampilan : klien terlihat bersih.
25
Nilai GCS : E 4, M 5, V 6
Wajah
Inpeksi : bentuk wajah simetris, warna kulit sawo matang.
Palpasi : tidak terdapat benjolan.
Mata
Inpeksi : Bentuk mata simetris, klien tidak memakai alat
bantu penglihatan.
Palpasi : Tidak ada benjolan.
Hidung
Inspeksi : Bentuk hidung simetris, hidung klien terlihat
bersih, lubang hidung normal, tidak ada lesi dan
penciuman normal.
Mulut
26
Inspeksi : Bentuk simetris, bibir telihat pucat, keadaan mulut
pasien terlihat bersih, jumlah gigi lengkap, warna
gigi putih.
Telinga
Inspeksi : Telinga bersih, bentuk simetris, warna kulit sawo
matang.
Leher
Inspeksi : Tidak terlihat ada lesi di sekitaran leher, bentuk
simetris.
Palpasi : Tidak ada benjolan.
Abdomen
Inspeksi :Bentuk simetris, tidak ada lesi, warna kulit sama
dengan warna kulit lainnya. Bentuk abdomen datar.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada ulu hati.
Perkusi : tidak ada kembung
Auskultasi : bising usus 7×/ menit.
27
Ekstermitas atas 5 5
(bahu,siku,tangan)
Inspeksi : bentuk simetris, jumlah jari lengkap, kuku
pendek dan bersih terdapat selang cairan infusan di tangan
kanan,tidak terdapat lesi, warna kulit sama dengan kulit lainnya.
Palpasi : Tidak terdapat benjolan, turgor kulit cukup
baik karena untuk kembali kesemula memerlukan waktu <2 detik,
CRT <2 detik, Rom normal karena tangan klien dapat bergerak
bebas ke semua arah, kekuatan otot (5,5).
Ekstermitas bawah
(panggul,lutut,
Pergelangan kaki, 4 4
Telapak kaki)
Inspeksi : Bentuk simetris, jumlah jari lengkap, kuku
pendek dan bersih, tidak terdapat lesi, warna kulit sama dengan
kulit lainnya.
Palpasi : Tidak terdapat benjolan, turgor kulit cukup
baik karena untuk kembali kesemula memerlukan waktu <2 detik,
CRT <2 detik, Rom normal karena klien dapat bergerak bebas ke
semua arah, kekuatan otot (4,4) karena klien dibantu saat berjalan.
28
1. Hasil pengobatan
2. RL : 1000 cc/ 24 jam
3. Omeprazole : 2× Sehari 40mg
4. Nexa : 2× Sehari
5. Ondansentron : 3x Sehari 4mg
6. Keterolac : 2x Sehari
7. Metformin : 3x Sehari 500mg
D. Analisa Data
TTV hipotalamus
Peningkatan kerja
thermostat
29
Peningkatan suhu tubuh
hipertermi
Abdomen
Ascites
Mual muntah
Ketidakseimbangan
30
nutrisi
F. Diagnosa Keperawatan
1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan (hipertermi) sehubungan dengan
kerusakan kontrol suhu sekunder terhadap infeksi
2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan dengan adanya
mual.
G. Perencanaan
31
menit demam dehidrasi
turun dengan 4. Kolaboras
kriteria hasil: i
1. Suhu pemberian
37̊ C antipiretik 4. Antipiretik
a menurunka
bahwa n demam
badan
nya
sudah
tidak
dema
m
32
keperawatan relaksasi menjadi
selama 1×15 5. Kolaboras lebih
menit mual i dalam tenang
berkurang pemberian
dengan obat anti 5. Untuk
kriteria hasil : mual mengurang
1. Klien i rasa mual
menga
takan
mual
sudah
berkur
ang
2. Nafsu
makan
bertam
bah
E. Tindakan
33
TD: 120/70mmHg. Nadi:
82×/menit. Respirasi:
5 12/06.00 I 20×/menit. Suhu: 39̊ C
6 12/07.00 I e. Melakukan kompres hangat
7 12/11.00 I,II f. Memberikan therapy
8 12/12.00 I paracetamol
g. Memonitoring cairan infus
9 12/12.00 I h. Menganjurkan
10 12/14.00 I,II menggunakan pakaian tipis
11 12/15.00 I i. Mengobservasi suhu
12 12/17.00 I,II pasien. Suhu: 36̊C
j. Mengobservasi keadaan
umum pasien
13 12/19.00 I,II
k. Memberikan therapy
14 12/22.00 II
paracetamol
l. Mengobservasi tanda-tanda
vital
TD: 120/80mmHg. Nadi:
82×/menit. Respirasi:
20×/menit. Suhu: 36̊C
m. Memonitoring cairan infus
n. Memberikan therapy
esomeprazole
15 13/07.00 II o. Memberikan makanan
hangat dan menarik
16 13/12.00 II p. Memberikan therapy
esomeprazole
H. Evaluasi
34
NO TANGGAL DX EVALUASI PARAF
1 11/02-2020 I S: pasien mengeluh demam
O: pasien terlihat lemas dengan
TD:120/80mmHg .Nadi:
88×/menit. Respirasi: 22×/menit.
Suhu: 39,1̊C
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
I: anjurkan menggunakan pakaian
tipis
E: setelah dilakukan intervensi,
2 12/02-2020 I suhu tubuh pasien turun : 37,5̊C
R: masalah teratasi sebagian
35
A: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi
I: anjurkan tekhnik relaksasi
E: setelah dilakukan intervensi,
pasien merasakan sudah tidak ada
mual.
R: hentikan intervensi.
BAB V
PENUTUP
36
A. Saran
Saran saya untuk penderita demam berdarah pencegahan yang dilakukan
dengan cara menghindari gigitan nyamuk di waktu pagi sampai sore, karena
nyamuk aedes aktif disiang hari, terutama di daerah yang ada penderita DBD-nya.
Berikut beberapa cara paling efektif dalam mencegah penyakit demam berdarah:
1. Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui pengelolaan sampah padat,
manusia, dan perbaikan desain rumah.
2. Pemeliharaan ikan pemakan jentik (ikan adu/ikan cupang) di tempat air
kolam
3. Pengasapan (fogging) dengan menggunakan malathion dan fenthion
4. Memberikan bubuk abate (themopos) pada tempat-tempat penampungan
air, seperti gentong air, vas bunga, kolam, dan lain-lain.
B. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
37
https://www.academia.edu/9410828/
LAPORAN_PENDAHULUAN_Dengue_Haemoracis_Fever_DHF
https://www.academia.edu/37683562/PATHWAY_DHF
Panduan praktik kerja lapangan tahun 2021
38