BAB I
Besaran Elektronik
Rangkaian listrik sangat diperlukan untuk mengatur transfer
energi dari dan ke suatu devais elektronik. Devias itu dipergunakan
untuk menghasilkan, memperkuat, memodulasi dan mendeteksi
sinyal elektronik. Untuk mengubah suatu bentuk energi ke bentuk
energi lain atau untuk mengubah suatu bentuk informasi ke bentuk
informasi lain diperlukan suatu transducer. Contohnya:
(a) microphone dipakai untuk mengubah energi suara menjadi
energi listrik,
(b) speaker digunakan untuk mengubah energi listrik menjadi
energi suara,
(c) tabung CRT (Cathode Ray Tube) dipakai untuk mengubah
informasi yang tersimpan di dalam memori solid-state menjadi
informasi grafis di layar,
(d) CCD (Charge Couple Device) dipakai untuk mengubah
informasi visual menjadi informasi listrik.
Sekumpulan devais elektronik yang membentuk suatu rangkaian
untuk maksud tertentu dikenal sebagai sistem. Contoh pada sistem
komunikasi terdiri atas:
(1) mikrofon sebagai transducer,
xxxxxxxxxxx
arus dan tegangan yang bervariasi terhadap waktu dengan nilai rata-
ratanya terhadap waktu sama dengan nol. Besaran listrik AC dengan
nilai rata-rata bukan nol juga penting, terutama pada saat pembahasan
filter
Tabel 2 merupakan beberapa besaran elektronik yang sering
dipergunakan, berikut notasi, satuan dan definisinya.
Pembawa muatan negatif adalah elektron, masing-masing
muatan yang dibawa adalah sebesarn 1,602 x 10-19 C. Kuat arus 1 A
adalah perpindahan muatan sebesar 1 C tiap detik, atau ada
perpindahan elektron sebanyak 6,24 x 1018 elektron tiap detiknya.
Perhatikan bahwa kita mengalami kesukaran mengukur arus listrik
sebesar 1 pA, padahal pada arus listrik sebesar itu terdapat lebih dari
6 juta elektron yang berpindah tiap detiknya.
Konduktivitas Listrik
Elektron dalam metal terus-menerus bergerak, arahnya berubah
jika terjadi tabrakan. Secara netto jumlah elektron yang berpindah
pada suatu luas penampang besarnya nol akibatnya arusnya juga nol.
Mudah atau sukarnya suatu bahan dialiri oleh arus listrik
bergantung pada konduktivitas listrik dari bahan tsb. Secara
⎛ I ⎞
matematik relasi antara rapat arus ⎜ J = ⎟ dengan medan listrik (E)
⎝ A⎠
yang bersifat linear yang dinyatakan sebagai: J = σ E. Dengan
pemberian medan listrik ini akan berakibat elektron akan bergerak
dengan kecepatan drift sebesar v = μ E , dengan μ : mobilitas
elektron.
Gambar berikut menunjukkan N elektron pada konduktor
sepanjang L dengan luas penampang A.
eEτ
v=
m
Jika kerapatan elektron di dalam konduktor itu adalah n, maka
kerapatan arusnya adalah:
ne 2τ E
J = nev =
m
Konduktivitas bahan bergantung pada jumlah elektron bebas dan
waktu tumbukan rata-rata, yaitu:
ne 2τ
σ= = neμ
m
dengan μ : mobilitas.
Dengan cara lain, bisa diambil dari definisi kerapatan arus, yaitu
I N ev
J= = = n ev = n e μ E = σ E
A LA
ev ev
dengan n : konsentrasi elektron, n = =
LA V
ρ = ne : rapat muatan,
σ : konduktivitas Æ J = σ E Æ Hukum Ohm.
σ = nev
Resistivitas
1
Resistivitas adalah kebalikan dari konduktivitas, ρ= ,
σ
sedangkan hambatan dari suatu konduktor adalah integrasi dari
resistivitas per unit luas penampang untuk sepanjang suatu konduktor
ρ
tsb, R = ∫ dl . Untuk konduktor uniform dengan panjang L, luas
A
l
penampang A, hambatannya adalah R = ρ .
A
Contoh: Pada tembaga, diketahui:
Contoh: Pada kondisi tipikal cuaca normal ada medan listrik sebesar
100 V/m yang arahnya ke bawah (menuju pusat bumi). Tentukan
muatan ekivalen di pusat bumi dan resistivitas atmosfir jika total arus
yang mengalir di atmosfir itu ke bumi adalah sebesar 2000 A.
1 Q
Dari medan listrik E =
4πε o r 2
artinya Q = 4πε o r 2 E
diketahui jari-jari bumi r = 6.4 × 106 m dan 4πε o = 1.1× 10−10 C2 /Nm 2 ,
diperoleh Q = 4.55 × 105 C
1
E 4π r 2
Resistivitas dihitung dari ρ = = = E
σ J I
Sehingga diperoleh ρ = 2.6 × 1013 Ωm Æ isolator
Hambatan
Hampir semua aplikasi elektronika menggunakan hambatan
(resistor). Hambatan digunakan pada amplifier sebagai beban,
rangkaian bias, dan elemen umpan balik.
Jika digunakan bersama dengan kapasitor dipakai untuk
mengatur time constant, dan bertindak sebagai pengaturan frekuensi
cut-off dari filter.
Untuk rangkaian sumber daya, hambatan digunakan untuk:
o mengurangi tegangan,
o mengukur tegangan, dan
o untuk men-discharge energi yang tersimpan di kapasitor,
segera setelah sumber daya dilepas.
Untuk sistem logika digital, hambatan digunakan sebagai
“bus” dan “line terminator”,
hambatan “pull-up” maupun “pull-down”.
Demikian juga pada rangkaian radio, hambatan seringkali digunakan
bahkan sebagai coil (induktor).
Secara sederhana, hambatan dapat dianggap sebagai devais linear,
mengikuti hukum Ohm, yaitu resistivitas tak bergantung (konstan)
terhadap medan listrik yang diberikan atau arus kerapatan arus
E = ρJ
atau
⎛V ⎞ ⎛ RA ⎞⎛ I ⎞
⎜ ⎟=⎜ ⎟⎜ ⎟
⎝l ⎠ ⎝ l ⎠⎝ A ⎠
Sehingga persamaan ini dapat dinyatakan sebagai:
V = R I,
Dalam rangkaian listrik, hukum Ohm dapat digambarkan sbb:
Catatan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam elemen listrik, misalnya
hambatan diantaranya adalah Rating dan nilai standar.
1. Rating
Sebuah komponen ada batas kerja operasinya, dinyatakan dalam
rating, umumnya dinyatakan dalam Pmax. Jika dioperasikan
melewati rating tsb maka komponennya akan rusak. Untuk
hambatan arus maksimum dinyatakan sebagai:
Pmax
I max = ,
R
sedangkan tegangan maksimum pada hambatan tsb adalah :
Vmax = Pmax R
Hambatan film metal juga memiliki presisi tinggi (0.1 – 1%) dan
relatif stabil. Namun bersifat kapasitif sehingga tidak dapat digunakan
untuk frekuensi tinggi ( < 1 MHz).
Sedangkan hambatan karbon relatif umum digunakan, karena
murah dan relatif dapat digunakan untuk berbagai rentang frekuensi,
namun tingkat ke-presisi-annya rendah (5 – 20%) dan juga relatif
tidak begitu stabil.
Nilai hambatan yang tersedia adalah 0,01 Ω hingga 1012 Ω dengan
kemampuan daya dari 1/8 watt hingga 250 watt dan dengan toleransi
0,05% hingga 20%. Standar nilai menggunakan E24 (5%), E48(2%)
dan E96(1%).
Kode warna untuk hambatan adalah sbb:
Tipe Resistor:
1. Hambatan Tetap
a. Carbon film resistor
b. Metal film resistor
c. Wirewound
d. Ceramic or Cement
e. Single In Line (SIL) network
Batere
Diagram Skematik
Gambar 2 Simbul Ground (a) ground bumi, (b) ground chasis, (c)
common
Rangkaian Listrik
Hambatan dapat dirangkai secara seri, paralel maupun
rangkaian kombinasi. Pada rangkaian kombinasi tidak dapat
dikelompokkan sebagai rangkaian seri maupun paralel, sehingga
untuk menghitung/menganalisanya perlu teknik perhitungan
tersendiri seperti memanfaatkan hukum Kirchoff, atau menggunakan
teorema rangkaian.
Rangkaian Seri
R1 R2 Rs
Atau V = ∑Vi = I ∑ Ri
Rs = ∑ Ri
R2
Vin A
R1
Vout
R1
Vout = Vin
R1 + R2
Sedangkan jika ada 3 buah R1, R2 dan R3 dipasang secara seri dengan
sumber tegangan Vin, maka tegangan jatuh di hambatan R1 adalah:
R1
VR1 = Vin
R1 + R2 + R3
Contoh:
Tentukan tegangan V2 dari rangkaian pembagi tegangan berikut ini.
Rangkaian Paralel
R1 R2 R3 Rp
V
Atau I = ∑ Ii = ∑
i i Ri
1 I 1
= =∑
Rp V i Ri
∏ Ri
Rp = i
∑∏ R j
i j ≠i
Contoh:
Tentukan tegangan V2 dari rangkaian pembagi tegangan berikut ini.
Rangkaian Kombinasi
Hukum Kirchoff
Dikenal ada ada dua, yaitu KCL (Kirchoff Current Law) dan KVL
(Kirchoff Voltage Law). Dasarnya adalah hukum kekekalan. Namun
harus diingat bahwa penentuan kedua persamaan Kirchoff secara
sembarang tidak selalu menghasilkan satu set persamaan yang
independen. Cara berikut dapat digunakan untuk menghindari
kemungkinan itu: Æ Metoda Titik Cabang (KCL)
I1 I2
R1 1
I3
R3 R2
I4
E0 3 2
I5 R4 I6
R5 R6
Analisa Loop
Gantikan I1 = Ia
I2 = I b
I3 = Ia - Ib
I4 = Ib - Ic
I5 = Ia -Ic
I6 = I c
Selanjutnya diurutkan sesuai dengan jenis arus pada loop ybs menjadi
Ia (R1 + R3 + R5) + Ib (- R3 ) + Ic ( - R5 ) = E0
⎡R − R + R −R −R ⎤ ⎡ I ⎤ ⎡E ⎤
⎢ 1 3 5 3 5 ⎥ ⎢ a ⎥ ⎢ o⎥
⎢ −R R +R +R −R ⎥ ⎢I ⎥ = ⎢ 0 ⎥
⎢ 3 2 4 3 4 ⎥ ⎢ b⎥ ⎢ ⎥
⎢ −R −R R +R +R ⎥ ⎢ I ⎥ ⎣⎢ 0 ⎦⎥
⎣ 5 4 4 6 5⎦ ⎣ c⎦
Contoh:
Perhatikan rangkaian jembatan wheatstone seperti pada Gambar
8. Dengan memanfaatkan metoda loop arus dipilih tiga arus loop,
masing-masing I a (arus searah jarum jam pada loop luar), I b (arus
searah jarum jam pada loop dalam segitiga atas) dan I c (arus searah
jarum jam pada loop dalam segitiga bawah).
Contoh 2:
A I1 B I2 C
I3
I II
Vs R
C
Pada loop I : Vs - Vc = 0
Pada loop II : Vc - VR = 0
Catatan Vc = q/c
V R = I2 R
dq
I3 = dt
Contoh 3:
Gunakan metoda loop arus untuk menentukan tegangan jatuh di
terminal AB pada rangkaian seperti
Loop B: V2 − I B (3R) + I A R = 0
⎛ V1 − V2 ⎞ ⎛ 2 R − R ⎞ ⎛ I A ⎞ ⎛ IA ⎞
=
⎜ V ⎟ ⎜ − R 3R ⎟ ⎜ I ⎟ ≡ R ⎜I ⎟
⎝ 2 ⎠ ⎝ ⎠⎝ B ⎠ ⎝ B⎠
1 ⎛ 3/ 5 1/ 5 ⎞
R −1 = ⎜
R ⎝ 1/ 5 2 / 5 ⎟⎠
Diperoleh:
1 ⎛3 1 ⎞ 1 ⎛3 2 ⎞
IA = ⎜ (V1 − V2 ) + V2 ⎟ = ⎜ V1 − V2 ⎟
R⎝5 5 ⎠ R⎝5 5 ⎠
1 ⎛1 2 ⎞ 1 ⎛1 1 ⎞
I B = ⎜ (V1 − V2 ) + V2 ⎟ = ⎜ V1 + V2 ⎟
R⎝5 5 ⎠ R⎝5 5 ⎠
1
Sehingga tegangan jatuh di terminal AB adalah VAB = I B R = (V1 + V2 )
5
Rs
VS VS
IDEAL REAL
IS IS
IDEAL REAL
Gambar 11, Sumber Arus Ideal dan Non Ideal
Contoh-contoh
1. Rangkaian Terbuka Æterjadi bila pada kedua titik terbuka tsb
tidak mengalir arus ( I = 0)
1 R 2
Vs Vout
Vs RL
RL
⇒ VL = Vs
Ri + RL
Untuk RL = 0 (hubung singkat) ⇒ VSC = 0
Jika RL >> Ri ⇒ pembebanan kecil ⇒ VL ~ Vs
Jika RL << Ri ⇒ pembebanan besar ⇒ VL << Vs
Vs
Jika RL = 0 ⇒ hubung singkat I sc =
R i
IS Ri RL
1
RL
IL = Is
1 1
+
Ri RL
Jika hubung singkat ⇒ Rl = 0 Ω, maka IL = Is
⇒ ISC = Is
Arus beban/output sama dengan arus sumber.
Jika ada beban RL ≠ 0 Ω, maka VL = IL RL
1
RL
= Is × RL
1 1
+
Ri RL
RR
= Is i L
Ri + RL
Beda tegangan pada saat hubung singkat Vsc = Is Ri (yaitu jika RL
= 0 Ω), sebaliknya beda tegangan pada saat circuit terbuka untuk
sumber arus ideal = ∞.
1
Rl
Ioc = 0 Isc = Is Il = Is Ioc = 0 Isc = Is Il = I s
1 1
+
Ri Rl
Catatan
indeks oc: open circuit (terbuka)
sc: short circuit (tertutup)
Contoh 4:
Iin B Iout
I3
R1 ?Iin R3
Vin R4
I2
I R2 II
Diperoleh :
Iin = 11,1 mA
I2 = 88,88 mA
I3 = - 33, 33 mA
Iout = 77,77mA
Vout = -Iout R4 = - 7,78 V
RS
VS
RL
RL
Tegangan jatuh di beban RL adalah V = VS dan akan
RS + RL
maksimum jika V = Vs = VOC . Sedangkan arus yang mengalir di beban
VS V
RL adalah I = dan akan maksimum jika I = I SC = s . Daya
RS + RL Rs
yang di transfer ke beban RL adalah :
⎛ RL ⎞ ⎛ VS ⎞ ⎛ RL ⎞ 2
P = VI = ⎜ V
⎟ S⎜. =
⎟ ⎜ V
2 ⎟ S
R
⎝ S + RL ⎠ R
⎝ S + R L ⎠ (
⎝ SR + RL ) ⎠
Untuk mencari transfer daya secara maksimum, untuk itu persamaan
daya tsb di-deferensialkan terhadap RL, diperoleh:
∂ P [( RS + RL ) 2 − 2 RL ( RS + RL )]VS 2 RS 2 − RL 2
= =
∂ RL ( RS + RL ) 2 ( RS + RL ) 2
∂P
Daya maksimum yang ditransfer terjadi jika = 0 dan dari
∂ RL
persamaan di atas berlaku jika
RL = Rs .
Teorema Rangkaian :
1. Teorema Thevenin
A
Rth
A
Rangkaian Vth
Kompleks
B
B
R1
V1 R2 RL
R2
Vth = VAB = V1
R1 + R2
Rth adalah hambatan di terminal AB pada saat V1 = 0 (dihubung
RR
singkat), sehingga Rth = RAB V =0 = 1 2
1
R1 + R2
Dengan demikian arus yang mengalir di hambatan RL adalah
Vth 1 R2 R2V1
IL = = × V1 =
R1 R2
Rth + RL + Rl R2 + R1 R1 R2 + R1 Rl + R2 Rl
R1 + R2
A R1 B R3 C
V1 R2 R4 RL
R1 R2
dan hambatan theveninnya adalah Rth1 = RBD V =0 =
1
R1 + R2
Contoh 5:
Tentukan rangkaian pengganti Thevenin pada terminal AA’
I1 R1 A I2 Rth A
1
Vs ?I1 R2 Vth
A' A'
Jawab:
I
Pada titik simpul A : I1 + β I1 = I2 ⇒ I1 =1+ 2β
Pada loop luar (1) -Vs + I1 R1 + I2 R2 = 0
I ⎛ R ⎞
Vs = 1+ 2β R1 + I2 R2 = ⎜⎝1+ 1β + R 2 ⎟I 2
⎠
Vs
atau I2 = R1
+ R2
1+ β
Dengan demikian tegangan Theveninnya adalah
V R2 (1 + β )Vs
Vth = I2 R2 = R s R2 =
1
+ R2 R1 + R2 (1 + β )
1+ β
Bila Isc adalah arus hubung singkat (short circuit) di terminal AA’,
V (1 + β )V
artinya arus I2 bila R2 = 0, naka Isc = I2⏐R2=0 = Rs = R s
1 1
1+ β
Contoh 6:
A R1 B
Iin I2
?Iin
Vin I
R2 R3
A'
Vin
Tentukan hambatan input Rin = pada terminal AA’
I in
(Perhatikan bahwa sumber arus β Iin merupakan sumber arus
dependen sehingga tidak bisa di -open kan sedangkan Rth pada
terminal AA’ merupakan hambatan output).
Jawab:
Pada titik simpul B : Iin + β Iin = I2
loop I : -Vin + Iin R1 + I2 R2 = 0
Vin = Iin R1 + (1 + β) Iin R2
Vin = Iin {R1 + (1+ β) R2}
Vin
Diperoleh Rin = = R1 + (1 + β ) R2
I in
2. Teorema Norton
R th
A A
A
Rangkaian IN
Kompleks RN Vth
B
B B
Is R1 RL
Vth = Is R1
Rth = R1 + R2
Vth
IL =
Rth + RL
3. Prinsip Superposisi
Contoh :
hitung IL pada beban RL.
R1
IL
V Io R2 RL
Ia
V R2 RL
R2
Vth1 = V
R1 + R2
R1 R2
Rth1 =
R1 + R2
Vth1
Ia =
Rth1 + RL
Jika berasal dari sumber arus saja
R1
Ib
Io R2 RL
1
RL
Ib = 1
Rth1 + R1L
R1 R2
Rth1 =
R1 + R2
Simulasi Komputer
Latihan
1. Sebuah hambatan Rl dihubungkan dengan sumber tegangan Vo =
10 volt yang memiliki hambatan dalam Rin = 2 Ω.
a. Hitung tegangan jatuh pada beban Rl bilaRl = 0,1 Ω ; 1,0 Ω ; 10
Ω dan 1000 Ω
1 1 R
b. Buktikan bahwa tegangan jatuh pada Rl adalah V = V (1 + Rin )
l o l
6V 6? 10? RL 5?
R1 R2
V R2 Is R1 Is R1 R2
R1 R2 R1
R2
V I3 Io R1 R2
V
R4
R3
(d) (f)
(e)
50k? B
a) Hitung tegangan jatuh, VBA
R R
2R 2R 2R
2R
V V V
R2
setimbang hambatannya berlaku R1 =
R1
VS
R2 = R3 = RSG =RL = R dengan RSG
IB LR adalah hambatan dari strain gauge.
R3
SG
R Nilai hambatan RSG bervaiasi
terhadap tekanan. Tentukan :
a. perubahan arus IB akibat RSG yang berubah.
b. nilai ΔIB jika VS = 10 volt, R = 1 kΩ dan ΔRSG = 1 Ω.