Anda di halaman 1dari 21

TUGAS PROYEK KELOMPOK

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Pendidikan Budaya Anti Korupsi”

Dosen Mata Ajar : Trisna Sukmayadi

KELOMPOK 4 KELAS 2C

1. Izza maldova r. 3120203669


2. kurnia rachmawati 3120203670
3. Latifah nur i. 3120203671
4. Limit satria yuda 3120203672
5. Mustova saeul a. 3120203673
6. Yunita sihwati 3120203689
7. Yuyun ayundari 3120203690
8. Salma khoirunnisa 3120203692
9. Anis nur sa’adah 3120203697
10. Juniar ekaningrum 3120203700

PROGRAM STUDI DII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NOTOKUSUMO

YOGYAKARTA

2022

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................................... i
BAB 1 ................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
A. Latar belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ................................................................................................. 2
C. Tujuan penulis....................................................................................................... 2
BAB II ................................................................................................................................ 3
KAJIAN PUSTAKA ......................................................................................................... 3
A. Konsep Korupsi dan Anti korupsi ....................................................................... 3
B.Pendidikan Anti Korupsi di Indonesia .................................................................... 4
C.Korupsi di Indonesia................................................................................................. 8
BAB III............................................................................................................................... 9
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 9
A. Hasil wawancara ................................................................................................... 9
B. Analisis Hasil Wawancara.................................................................................. 15
BAB IV ............................................................................................................................. 16
PENUTUP........................................................................................................................ 16
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 16
B. Saran .................................................................................................................... 17
DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………………………………………………………Error!
Bookmark not defined.18

ii
iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Korupsi merupakan ancaman global di dunia dikarenakan adanya


penyalahgunaan kekuasaan oleh pemerintah atau pihak-pihak terkait untuk
kepentingan pribadi yang sangat merugikan. Indonesia merupakan negara
yang identik dengan tindakan korupsi, hal ini disebabkan karena buruknya
moral para pemimpin bangsa yang melakukan penyimpangan terhadap
kepercayaan masyarakat.
Tindakan korupsi dirasakan semakin buruk di negara kita ini, maka
dari itu banyak dilakukan upaya-upaya pemberantasan korupsi tetapi
faktanya masih banyak ditemukan para pejabat yang melakukan tindakan
tersebut. Salah satu upaya yang memang sedang gencar-gencarnya
dilakukan adalah melalui pendidikan. Upaya yang dilakukan bukan cuman
itu saja pemberantasan korupsi sudah dilakukan sejak lama dengan
menggunakan berbagai cara, sanksi terhadap pelaku korupsi sudah
diperberat, namun hampir setiap hari kita masih membaca atau mendengar
adanya berita mengenai korupsi.
Berita mengenai operasi tangkap tangan (OTT) terhadap pelaku
korupsi masih sering terjadi. Yang cukup menggemparkan adalah
tertangkap tangannya 41 dari 45 anggota DPRD Kota Malang oleh KPK.
Kemudian, tidak kalah menggemparkannya adalah berita mengenai
tertangkap tangannya anggota DPRD Kota Mataram yang melakukan
pemerasan terkait dengan dana bantuan rehabilitasi fasilitas pendidikan
yang terdampak bencana gempa bumi Lombok, NTB.

1
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana pandangan masyarakat terkait korupsi ?
2. Apa faktor-faktor penyebab korupsi ?
3. Apa dampak korupsi bagi masyarakat ?
4. Bagaimana mencegah korupsi ?
5. Bagaimana cara menanggulangi tindak pidana korupsi, jika korupsi
sudah terjadi ?
6. Hukum apa yang pantas yang di terima pelaku korupsi ?

C. Tujuan penulis
1. Untuk mengetahui pandangan masyarakat terkait korupsi.
2. Untuk mengetahui faktor penyebab korupsi.
3. Untuk mengetahui dampak korupsi bagi masyarakat
4. Mengetahui bagai mana mencegah korupsi

2
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Korupsi dan Anti korupsi


Kata “korupsi” berasal dari bahasa Latin “corruptio” (Fockema Andrea :
1951) atau “corruptus” (Webster Student Dictionary : 1960). Selanjutnya
dikatakan bahwa “corruptio” berasal dari kata “corrumpere”, suatu bahasa Latin
yang lebih tua. Dari bahasa Latin tersebut kemudian dikenal istilah “corruption,
corrupt” (Inggris), “corruption” (Perancis) dan “corruptie/korruptie” (Belanda).

Arti kata korupsi secara harfiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan,


ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian.
Risywah (suap) secara terminologis berarti pemberian yang diberikan seseorang
kepada hakim atau lainnya untuk memenangkan perkaranya dengan cara yang
tidak dibenarkan atau untuk memperoleh kedudukan (al-Misbah al-Munir–al
Fayumi, al-Muhalla–Ibnu Hazm). Semua ulama sepakat mengharamkan risywah
yang terkait dengan pemutusan hukum, bahkan perbuatan ini termasuk dosa besar.
Sebagaimana yang telah diisyaratkan beberapa Nash Qur’aniyah dan Sunnah
Nabawiyah yang antara lain menyatakan: ”Mereka itu adalah orang-orang yang
suka mendengar berita bohong, banyak memakan yang haram” (QS Al Maidah
42).

Istilah korupsi yang telah diterima dalam perbendaharaan kata bahasa


Indonesia, adalah “kejahatan, kebusukan, dapat disuap, tidak bermoral, kebejatan
dan ketidakjujuran”(S. Wojowasito-WJS Poerwadarminta: 1978). Pengertian
lainnya, “perbuatan yang buruk seperti penggelapan uang, penerimaan uang
sogok, dan sebagainya” (WJS Poerwadarminta: 1976).

Selanjutnya untuk beberapa pengertian lain, disebutkan bahwa (Muhammad Ali :


1998)

3
1. Korup artinya busuk, suka menerima uang suap/sogok, memakai
kekuasaan untuk kepentingan sendiri dan sebagainya;

2. Korupsi artinya perbuatan busuk seperti penggelapan uang,


penerimaan uang sogok, dan sebagainya; dan

3. Koruptor artinya orang yang melakukan korupsi.

Terdapat tiga konsep dari nilai antikorupsi, yaitu nilai inti, etos kerja, dan
nilai sikap. Nilai inti dari antikorupsi yaitu jujur, tanggung jawab, dan disiplin.
Ketiga nilai ini sudah menjadi suatu kewajiban kepemilikan untuk para pelayan
negara dalam menjalankan tugas-tugas yang diberikan. Dengan memiliki nilai-
nilai tersebut, maka akan selaras dengan etos kerja yang mandiri, kerja keras, dan
sederhana. Selanjutnya, nilai inti serta etos kerja dapat dicermikan melalui nilai
sikap yang berani, peduli, dan adil. Sesuai dengan modul integritas untuk umum
milik KPK, integritas adalah bertindak dengan cara yang konsisten dengan apa
yang dikatakan. Nilai-nilai antikorupsi sama dengan nilai-nilai integritas.
Integritas dapat berperan dengan baik dalam upaya pembenahan karakter dan
moral bangsa yang mendukung sikap antikorupsi. Korupsi dapat terjadi saat kita
tidak menanamkan nilai-nilai anti korupsi dalam diri, sehingga dengan
menumbuhkan nilai integritas dengan sangat baik dalam diri kita maka korupsi
dapat dihapuskan.

B.Pendidikan Anti Korupsi di Indonesia


Pendidikan anti korupsi adalah program pendidikan tentang korupsi yang
bertujuan untuk membangun dan meningkatkan kepedulian warganegara terhadap
bahaya dan akibat dari tindakan korupsi.
Pendidikan antikorupsi merupakan tindakan untuk mengendalikan dan
mengurangi korupsi berupa keseluruhan upaya untuk mendorong generasi
mendatang untuk mengembangkan sikap menolak secara tegas terhadap setiap
bentuk korupsi

4
Pendidikan anti korupsi saat ini
pendidikan antikorupsi di sekolah, yaitu nilai kejujuran, adil, berani, hidup
sederhana, tanggung jawab, disiplin, kerja keras, hemat dan mandiri.
1. Kejujuran
Kejujuran berasal dari kata jujur yang dapat di definisikan sebagai sebuah
tindakan maupun ucapan yang lurus, tidak berbohong dan tidak curang
2. Kepedulian
Arti kata peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan menghiraukan.
Rasa kepedulian dapat dilakukan terhadap lingkungan sekitar dan berbagai
hal yang berkembang didalamnya.Nilai kepedulian sebagai mahasiswa
dapat diwujudkan dengan berusaha memantau jalannya proses
pembelajaran,.
3. Kemandirian
Di dalam beberapa buku pembelajaran, dikatakan bahwa mandiri berarti
dapat berdiri diatas kaki sendiri, artinya tidak banyak bergantung kepada
orang lain dalam berbagai hal. Kemandirian dianggap sebagai suatu hal
yang penting harus dimiliki oleh seorang pemimpin, karena tampa
kemandirian seseorang tidak akan mampu memimpin orang lain.
4. Kedisiplinan
Definisi dari kata disiplin ialah ketaatan atau kepatuhan kepada peraturan.
Sebaliknya untuk mengatur kehidupan manusia memerlukan hidup yang
disiplin.
5. Tanggung Jawab
Kata tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala
sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan dan
diperkarakan
6. Kerja Keras
Kerja keras didasari dengan adanya kemauan. Di dalam kemauan
terkandung ketekadan, ketekunan, daya tahan, daya kerja, pendirian
keberanian, ketabahan, keteguhan dan pantang mundur. Bekerja keras
merupakan hal yang penting guna tercapainya hasil yang sesuai dengan
target.

5
7. Kesederhanaan
Gaya hidup merupakan suatu hal yang sangat penting bagi interaksi
dengan masyarakat disekitar. Dengan gaya hidup yang sederhana manusia
dibiasakan untuk tidak hidup boros, tidak sesuai dengan kemampuannya..
8. Keberanian
Keberanian dapat diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan dan
membela kebenaran, berani mengakui kesalahan, berani bertanggung
jawab, dan sebagainya. Keberanian sangat diperlukan untuk mencapai
kesuksesan dan keberanian akan semakin matang jika diiringi dengan
keyakinan, serta keyakinan akan semakin kuat jika pengetahuannya juga
kuat.
9. Keadilan
Berdasarkan arti katanya, adil adalah sama berat, tidak berat sebelah dan
tidak memihak. Keadilan dari sudut pandang bangsa Indonesia disebut
juga keadilan sosial, secara jelas dicantumkan dalam pancasila sila ke-2
dan ke-5, serta UUD 1945. Keadilan adalah penilaian dengan memberikan
kepada siapapun sesuai dengan apa yang menjadi haknya, yakni dengan
bertindak proposional dan tidak melanggar hukum.
Sedangkan Kebijakan/Prinsip anti korupsi, yaitu :
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kesesuaian antara aturan dan pelaksanaan kerja.
Semua lembaga mempertanggung jawabkan kinerjanya sesuai aturan main
baik dalam bentuk konvensi (de facto) maupun konstitusi (de jure), baik
pada level budaya (individu dengan individu) maupun pada level lembaga.
2. Transparansi
Prinsip transparansi penting karena pemberantasan korupsi dimulai dari
transparansi dan mengharuskan semua proses kebijakan dilakukan secara
terbuka, sehingga segala bentuk penyimpangan dapat diketahui oleh
publik.
3. Kewajaran
Prinsip fairness atau kewajaran ini ditunjukkan untuk mencegah terjadinya
manipulasi (ketidakwajaran) dalam penganggaran, baik dalam bentuk

6
mark up maupun ketidakwajaran dalam bentuk lainnya. Sifat-sifat prinsip
ketidakwajaran ini terdiri dari lima hal penting komperehensif dan disiplin,
fleksibilitas, terprediksi, kejujuran dan informatif. Komperehensif dan
disiplin berarti mempertimbangkan keseluruhan aspek, berkesinambungan,
taat asas, prinsip pembebanan, pengeluaran dan tidak melampaui
4. Kebijakan
Kebijakan ini berperan untuk mengatur tata interaksi agar tidak terjadi
penyimpangan yang dapat merugikan negara dan masyarakat.
5. Kontrol Kebijakan
Kontrol kebijakan merupakan upaya agar kebijakan yang dibuat betul-
betul efektif dan mengeliminasi semua bentuk korupsi.

7
C.Korupsi di Indonesia
Korupsi merupakan wabah penyakit bagi Indonesia dan bagi seluruh
dunia. Korupsi merupakan penyalahgunaan uang yang biasa dilakukan oleh pihak-
pihak tertentu. Korupsi bisa terjadi dalam ruang lingkup perusahaan maupun
dalam ruang lingkup pemerintahan, hal ini dikarenakan mereka merasa kurang
dengan apa yang diperoleh dari gaji atau pendapatan mereka yang sudah
ditentukan. Korupsi merupakan suatu tindak pidana atau suatu tindakan kriminal ,
ia tercatat dalam undang-undang dan apabila ada pelaku korupsi maka akan ada
sanksi yang setara dengan apa yang sudah dilakukannya.
Pada saat ini para penegak hukum kurang tegas dalam menghadapi masalah serius
seperti kasus-kasus korupsi ini, mereka kurang dalam penanganannya salah satu
faktornya karena sangat banyaknya para korupsi dan karena malasnya para
penegak dalam menanganinya, mereka lebih memilih jalan pintasnya masing-
masing yaitu dengan pura-pura tidak tahu menahu apa yang terjadi sebenarnya.
Pada saat ini memang banyak sekali para pelaku korupsi terutama pada kalangan
legislatif. Mereka seharusnya mengatur keuangan untuk dapat didanakan kepada
para masyarakat atau kepada yang lebih membutuhkan namun tidak seperti itu
pada prakteknya, mereka malah mengotak-atik dana yang seharusnya mereka
salurkan pada masyarakat.
Para penegak hukum pun kurang dalam menangani kasus korupsi terutama pada
kalangan legislatif karena biasanya mereka merasa berada di posisi yang lebih atas
dan mbisa bermain dengan uang. Bisa dikatakan ada uang ada kebebasan. Solusi
untuk hal ini ada di masyarakat, masyarakat perlu dalam membantu kasus-kasus
korupsi yang terutama pada badan legislatif, dan kesadaran penuh dari oknum
atau para penegk hukum yang sudah sewajibny menjalankan tugasnya untuk
memberantas seua kasus-kasus korupsi terutama yang ada di seluruh Indonesia
ini.

8
BAB III

PEMBAHASAN

A. Hasil wawancara
Biodata Narasumber

1.Nama : Bapak R

Alamat :Imogiri,Bantul,Yogyakarta.

Jabatan:Masyarakat umum.

Usia:56 tahun.

2.Nama :Ibu A

Alamat :Imogiri,Bantul,Yogyakarta

Jabatan :Masyarakat umum

Usia:54 tahun.

Pertanyaan Wawancara

1. Bagaimana pandangan (persepsi) Anda tentang korupsi dan pendidikan


anti korupsi! Apakah perlu pendidikan korupsi saat ini? Jelaskan!

2. Menurut Anda bentuk - bentuk korupsi apa saja? Jelaskan!

3. Menurut Anda, faktor - faktor penyebab apa saja yang membuat orang
melakukan tindak pidana korupsi?

4. Menurut Anda, dampak apa yang bisa dirasakan oleh Anda dari perilaku
tindak pidana korupsi?

5. Menurut Anda, bagaimana cara mencegah terjadinya tindak pidana


korupsi (sebelum tindak pidana korupsi dilakukan), jelaskan!

9
6. Menurut Anda, bagaimana cara menanggulangi tindak pidana korupsi, jika
tindak pidana korupsi sudah terjadi, jelaskan!

7. Menurut Anda, hukuman apa yang pantas diterima oleh pelaku tindak
pidana korupsi? Berikan alasannya!

A. Bagaimana pandangan (presepsi) anda tentang korupsi dan Pendidikan


antikorupsi! apakah diperlukan Pendidikan antikorupsi saat ini? jelaskan?

Bapak R : menurut Bapak.R Tingkat kesadaran dan persepsi


masyarakat Pendidikan antikorupsi sangat di perlukan, agar nilai-nilai anti
korupsi. Dalam pendidikan tersebut, maka pendidikan antikorupsi bukan
hanya sekedar media bagi transfer pengalihan pengetahuan (kognitif),
namun juga menekankan pada upaya pembentukan karakter (afektif) dan
kesadaran moral dalam melakukan perlawanan (psikomotorik) terhadap
penyimpangan perilaku korupsi. Agar pendidikan antikorupsi ini berhasil,
maka perlu adanya dukungan dari seluruh elemen bangsa, terutama dari
sekolah. Membentuk pribadi anti korupsi dan kebal terhadap tindakan
korupsi bukanlah sesuatu yang mudah. Hal yang harus dilakukan adalah
membangunnya secara terusmenerus dari usia sedini mungkin. Hal
tersebut dapat dimulai dengan memberikan pendidikan di lingkungan
keluarga terlebih dahulu.

Ibu A : Menurut ibu A. Upaya untuk mengatasi antikorupsi adalah


pemerintah harus memiliki komitmen yang kuat, disamping itu masyarakat
juga harus dilibatkan secara aktif. Cara-cara yang dilakukan antara lain:

a. Tegakkan fungsi hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan


bernegara; dengan pengertian tersebut maka pelaku tindak
kejahatan korupsi harus mendapatkan perlakuan yang sama

10
dihadapan hukum tanpa harus membedakan kedudukan, pangkat,
suku, agama, golongan social, profesi, pendapatan, dan lain
sebagainya.
b. Perkecil peluang melakukan korupsi; tindakan kotrupsi dilakukan
kerapkali karena ada peluang atau dapat diciptakan peluang.
Seseorang mungkin mula-mula tidak tertarik melakukan korupsi,
tetapi karena ada peluang maka orang tersebut ikut.

B. Menurut anda, bentuk-bentuk korupsi itu apa saja? Jelaskan!

Bapak R : Menurut bapak R. bentuk-bentuk korupsi dalam lingkup


besar / negara itu ada kasus suap menyuap dengan tujuan menguntungkan
diri sendiri, gratifikasi, pengadaan barang dan penggelapan keuangan.

Ibu A : Menurut ibu A. bentuk bentuk korupsi itu ada


penggelapan dana, perbuatan curang, suap menyuap, pemerasan dan
banyak lagi.

C. Menurut anda faktor-faktor penyebab apa yang membuat orang


melakukan tindak pidana korupsi?

Bapak R : Menurut Bapak R, penyebabnya bisa dari faktor internal


yaitu korupsi yadatang dari diri pribadi. Faktor ini terdiri dua aspek
perilaku, yaitu individu meliputi sifat tamak atau rakus manusia, moral
yang kurang kuat, san gaya hidup konsumtif dan sosial dapat terjadi
karena dorongan perilaku keluarga. Dan faktor eksternal berupa politik,
ekonomi, dan organisasi.

11
Ibu A : menurut ibu A, Keempat faktor yang biasanya mendorong
orang untuk melakukan korupsi antara lain faktor kebutuhan, tekanan,
kesempatan dan rasionalisasi, Biasanya dorongan korupsi dari faktor
kebutuhan ini dilakukan oleh orang-orang bersentuhan langsung dengan
pengelolaan keuangan Faktor tekanan ini bisa dilakukan oleh pengelola
keuangan, bisa juga oleh pejabat tertinggi di lingkungan instansi
pemerintah, Pajabat yang melakukan korupsi ini merasa bahwa kalau dia
memiliki rumah mewah atau mobil mewah, orang lain akan
menganggapnya rasional atau wajar karena dia adalah bupati atau
gubernur,

D. Menurut anda, dampak apa yang bisa dirasakan anda dari perilaku tindak
pidana korupsi?

Bapak R : Menurut Bapak R, berdampak pada penurunanan kualitas


moral dan akhlak, karena bisa dilihat sekarang ini meningkatnya
ketamakan dan kemiskinan sehingga menimbulkan berbagai kejahatan
dimana-mana dan hilangnya rasa keperdulian sesama.

Ibu A : Menurut ibu A, dampaknya adalah naik harga-harga


akibat anggaran yang dikorupsi,bertambahnyarakyat miskin dikarenakan
uang tunjangan bagi rakyat miskin yang seharusnya disalurkan malah
dikorupsi.

E. Menurut Anda, bagaimana cara mencegah terjadinya tindak pidana


korupsi (sebelum tindak pidana korupsi dilakukan), jelaskan!

Bapak R :Menurut Bapak R.

a. Jadi Pemimpin Yang Berintegritas. Jika seluruh pemimpin suatu


negara, pemerintahan, perusahaan atau usaha tidak melakukan

12
tindak korupsi maka ini bisa menghalangi orang-orang yang berada
di bawahnya melakukan tindak korupsi.
b. Bangun Pendidikan Moral Sejak Kecil

Pendidikan moral merupakan pondasi yang harus diberikan sedari kecil.


Dengan pendidikan moral maka setiap insan tidak mudah tergiur dengan
praktik korupsi. Orang yang bermoral tidak akan berlaku adil, berintegritas
dan bermartabat. Mereka menyadari bahwa perbuatan korupsi akan
merugikan orang lain.

Ibu A :Menurut Ibu A. Pemerintah harus melaporkan pendapatan


dan aset yang dimiliki kepada lembaga terkait untuk dicatat agar lebih
mudah mendapat informasi apabila terdapat tindak pidana korupsi.Dan
Tanamkan Nilai Religi Secara Intensif sudah bukan rahasia lagi jika
menanamkan nilai-nilai religi maka dapat berperan memberantas korupsi.
Setiap agama pada dasarnya tidak pernah mengajarkan perbuatan tercela.
Maka orang-orang yang beriman biasanya tidak akan terjebak dalam
tindak korupsi.

F. Menurut anda bagaimana cara menangulangi tindak pidana korupsi, jika


korupsi itu sudah terjadi?

Bapak R :Apabila sudah terjadi kasus korupsi itu maka harus diusut
sampai tuntas sampai akarnya dan melaporkan.ke atasan yang lebih tinggi
atau kepada pihak yang berwajib seperti KPK karena mereka lebih
mengetahui cara proses hukum untuk kasus korupsi tersebut.Serta
penyuluhan tentang bahaya yang ditimbulkan dari korupsi itu baik dari
uud tentang korupsi hukuman yang didapatkan dari tindakan korupsi.

Ibu A :Melaporkan ke pihak yang berwajib serta pemecatan


secara tidak terhormat.Karena korupsi merugikan orang lain karena hak
mereka diambil.serta mengecek setiap anggaran yang keluar dan masuk.

13
G. Menurut anda, hukuman apa yang pantas diterima pelaku tindak pidana
korupsi? Berikan alasannya!

Bapak R. : Menurut bapak R. hukuman yang pantas diterima pelaku


tindak pidana korupsi yaitu dipenjara dan wajib mengembalikan yang
telah dikorupsi. Menurutnya dengan pelaku dipenjara akan memberikan
ketegasan akan perbuatan yang telah ia (pelaku korupsi) lakukan. Selain
itu menurut bapak R. Selain merugikan negara, korupsi ini tentu
merugikan rakyat, juga generasi kedepan. Sehingga beliau sangat berharap
tindakan korupsi diIndonesia ini ditindaklanjuti dengan tegas, agar
generasi selanjutnya tidak ada yang melakukan hal tidak terpuji tersebut.

Ibu A. : Menurut ibu A. hukuman yang pantas diterima pelaku


tindak pidana korupsi yaitu dipenjara dan wajib mengembalikan yang
telah dikorupsi serta denda yang memberatkan, dan jika pelaku korupsi
tersebut adalah orang yang mempunyai jabatan, maka jabatan tersebut
harus dicabut. Menurutnya tindakan korupsi tersebut hal yang masih
kurang ditegaskan atas hukuman yang diberikan diIndonesia, sehingga
masih banyak sekali orang-orang yang melakukan tindak pidana korupsi.
Contohnya pada pejabat yang melakukan tindak pidana korupsi bisa saja
menyuap agar terbebas dari hukuman. Beda dengan rakyat kecil yang
dengan mudahnya diberi hukuman. Sehingga dalam tindakan pidana
korupsi ini harusnya tidak ada perbedaan antara rakyat kecil maupun
rakyat yang menengah keatas atas hukuman yang diberikan. Sehingga
dengan hukuman tersebut diharapkan memberikan efek jera bagi pelaku.
Beliau (Ibu A.) juga mengatakan agar generasi selanjutnya terbebas dari
tindak pidana korupsi, dan indonesia akan semakin maju.

14
B. Analisis Hasil Wawancara

Analisis dari hasil 2 narasumber yang didapat dalam wawancara tersebut


yaitu bahwa Korupsi adalah perbuatan yang sangat tidak pantas untuk dilakukan,
namun juga masih kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya
Pendidikan antikorupsi. Pemerintah juga sangat perlu untuk memegang teguh
komitmen tentang korupsi, karena dari kasus yang selalu mencuat adalah dari
kalangan pemerintahan baik nasional maupun daerah. Menurut narasumber
korupsi tidak hanya melibatkan tentang material atau uang, suap menyuap, namun
juga ada korupsi waktu yang setiap orang dapat melakukannya.
Faktor terjadinya korupsi menurut narasumber adalah adanya kebutuhan
hidup yang mengandalkan kemewahan atau rasa rakus yang tidak ada habisnya,
kemudian adanya kesempatan dalam menjalankan tugas. Terjadinya korupsi
dalam suatu negara akan sangat berdampak pada masyarakat luas, khususnya
dapat meningkatkan angka kemiskinan, menurunnya martabat negara, dan
hilangnya moral kemanusiaan bagi para koruptor uang negara.
Menurut narasumber ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk
mencegah Tindakan korupsi, diantaranya membangun Pendidikan moral sejak
dini dan menjadi pemimpin yang berintregitas serta pemerintah dapat terbuka
terhadap masyarakat apapun bentuknya atau lebih transparasi mengenai keuangan
negara. Dari para narasumber tidak ada yang mengemukakan hukuman mati bagi
para koruptor, namun dijerat penjara sesuai dengan undang undang adalah
hukuman yang setimpa, dan mengembalikan apa yang sudah dikorupsi oleh
koruptor. Namun banyak masyarakat umum yang menginginkan hukuman jera
adalah hukiman mati bagi para koruptor, karena orang yang melakukan tindak
pidana korupsi dalam suatu negara sudah hilang rasa kemanusian dan nilai religi
orang tersebut.

15
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Arti kata korupsi secara harfiah adalah kebusukan, keburukan,
kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan
dari kesucian. Terdapat tiga konsep dari nilai antikorupsi, yaitu nilai inti,
etos kerja, dan nilai sikap. Nilai inti dari antikorupsi yaitu jujur, tanggung
jawab, dan disiplin. Ketiga nilai ini sudah menjadi suatu kewajiban
kepemilikan untuk para pelayan negara dalam menjalankan tugas-tugas
yang diberikan.
Korupsi merupakan wabah penyakit bagi Indonesia dan bagi
seluruh dunia. Korupsi merupakan penyalahgunaan uang yang biasa
dilakukan oleh pihak-pihak tertentu. Korupsi bisa terjadi dalam ruang
lingkup perusahaan maupun dalam ruang lingkup pemerintahan, hal ini
dikarenakan mereka merasa kurang dengan apa yang diperoleh dari gaji
atau pendapatan mereka yang sudah ditentukan. Para penegak hukum pun
kurang dalam menangani kasus korupsi terutama pada kalangan legislatif
karena biasanya mereka merasa berada di posisi yang lebih atas dan mbisa
bermain dengan uang. Bisa dikatakan ada uang ada kebebasan. Solusi
untuk hal ini ada di masyarakat, masyarakat perlu dalam membantu kasus-
kasus korupsi yang terutama pada badan legislatif, dan kesadaran penuh
dari oknum atau para penegk hukum yang sudah sewajibny menjalankan
tugasnya untuk memberantas seua kasus-kasus korupsi terutama yang ada
di seluruh Indonesia ini.

16
B. Saran
Setelah melihat perkembangan korupsi di indonesia, maka penulis
memunculkan saran sebagai berikut
1. Pemberantasan dan pencegahan korupsi haruslah dilakukan dari
atas secara konsisten
2. Membiasakan hidup sederhana dan produktif, jangan menjadi
boros dan serakah dalam hal konsumtif
3. Peraturan perundang-undangan pemberantasan korupsi yang jelas
dengan sanksi yang dapat menimbulkan kejeraan serta proses
peradilan yang cepat

17
DAFTAR PUSTAKA

Arifin Ridwan, Putri Wiki Oktama. 2019. Penegakan Hukum Terhadap Anggota Legislatif
Dalam Kasus Tindak Pidana Korupsi di Indonesia.

M.Agus. 2017. Pendidikan Anti Korupsi untuk Perguruan Tinggi. Jakarta : Kemendikbud.

18

Anda mungkin juga menyukai