Pbak - 2C - Kel 4
Pbak - 2C - Kel 4
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Pendidikan Budaya Anti Korupsi”
KELOMPOK 4 KELAS 2C
YOGYAKARTA
2022
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................................... i
BAB 1 ................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
A. Latar belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ................................................................................................. 2
C. Tujuan penulis....................................................................................................... 2
BAB II ................................................................................................................................ 3
KAJIAN PUSTAKA ......................................................................................................... 3
A. Konsep Korupsi dan Anti korupsi ....................................................................... 3
B.Pendidikan Anti Korupsi di Indonesia .................................................................... 4
C.Korupsi di Indonesia................................................................................................. 8
BAB III............................................................................................................................... 9
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 9
A. Hasil wawancara ................................................................................................... 9
B. Analisis Hasil Wawancara.................................................................................. 15
BAB IV ............................................................................................................................. 16
PENUTUP........................................................................................................................ 16
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 16
B. Saran .................................................................................................................... 17
DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………………………………………………………Error!
Bookmark not defined.18
ii
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana pandangan masyarakat terkait korupsi ?
2. Apa faktor-faktor penyebab korupsi ?
3. Apa dampak korupsi bagi masyarakat ?
4. Bagaimana mencegah korupsi ?
5. Bagaimana cara menanggulangi tindak pidana korupsi, jika korupsi
sudah terjadi ?
6. Hukum apa yang pantas yang di terima pelaku korupsi ?
C. Tujuan penulis
1. Untuk mengetahui pandangan masyarakat terkait korupsi.
2. Untuk mengetahui faktor penyebab korupsi.
3. Untuk mengetahui dampak korupsi bagi masyarakat
4. Mengetahui bagai mana mencegah korupsi
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
3
1. Korup artinya busuk, suka menerima uang suap/sogok, memakai
kekuasaan untuk kepentingan sendiri dan sebagainya;
Terdapat tiga konsep dari nilai antikorupsi, yaitu nilai inti, etos kerja, dan
nilai sikap. Nilai inti dari antikorupsi yaitu jujur, tanggung jawab, dan disiplin.
Ketiga nilai ini sudah menjadi suatu kewajiban kepemilikan untuk para pelayan
negara dalam menjalankan tugas-tugas yang diberikan. Dengan memiliki nilai-
nilai tersebut, maka akan selaras dengan etos kerja yang mandiri, kerja keras, dan
sederhana. Selanjutnya, nilai inti serta etos kerja dapat dicermikan melalui nilai
sikap yang berani, peduli, dan adil. Sesuai dengan modul integritas untuk umum
milik KPK, integritas adalah bertindak dengan cara yang konsisten dengan apa
yang dikatakan. Nilai-nilai antikorupsi sama dengan nilai-nilai integritas.
Integritas dapat berperan dengan baik dalam upaya pembenahan karakter dan
moral bangsa yang mendukung sikap antikorupsi. Korupsi dapat terjadi saat kita
tidak menanamkan nilai-nilai anti korupsi dalam diri, sehingga dengan
menumbuhkan nilai integritas dengan sangat baik dalam diri kita maka korupsi
dapat dihapuskan.
4
Pendidikan anti korupsi saat ini
pendidikan antikorupsi di sekolah, yaitu nilai kejujuran, adil, berani, hidup
sederhana, tanggung jawab, disiplin, kerja keras, hemat dan mandiri.
1. Kejujuran
Kejujuran berasal dari kata jujur yang dapat di definisikan sebagai sebuah
tindakan maupun ucapan yang lurus, tidak berbohong dan tidak curang
2. Kepedulian
Arti kata peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan menghiraukan.
Rasa kepedulian dapat dilakukan terhadap lingkungan sekitar dan berbagai
hal yang berkembang didalamnya.Nilai kepedulian sebagai mahasiswa
dapat diwujudkan dengan berusaha memantau jalannya proses
pembelajaran,.
3. Kemandirian
Di dalam beberapa buku pembelajaran, dikatakan bahwa mandiri berarti
dapat berdiri diatas kaki sendiri, artinya tidak banyak bergantung kepada
orang lain dalam berbagai hal. Kemandirian dianggap sebagai suatu hal
yang penting harus dimiliki oleh seorang pemimpin, karena tampa
kemandirian seseorang tidak akan mampu memimpin orang lain.
4. Kedisiplinan
Definisi dari kata disiplin ialah ketaatan atau kepatuhan kepada peraturan.
Sebaliknya untuk mengatur kehidupan manusia memerlukan hidup yang
disiplin.
5. Tanggung Jawab
Kata tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala
sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan dan
diperkarakan
6. Kerja Keras
Kerja keras didasari dengan adanya kemauan. Di dalam kemauan
terkandung ketekadan, ketekunan, daya tahan, daya kerja, pendirian
keberanian, ketabahan, keteguhan dan pantang mundur. Bekerja keras
merupakan hal yang penting guna tercapainya hasil yang sesuai dengan
target.
5
7. Kesederhanaan
Gaya hidup merupakan suatu hal yang sangat penting bagi interaksi
dengan masyarakat disekitar. Dengan gaya hidup yang sederhana manusia
dibiasakan untuk tidak hidup boros, tidak sesuai dengan kemampuannya..
8. Keberanian
Keberanian dapat diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan dan
membela kebenaran, berani mengakui kesalahan, berani bertanggung
jawab, dan sebagainya. Keberanian sangat diperlukan untuk mencapai
kesuksesan dan keberanian akan semakin matang jika diiringi dengan
keyakinan, serta keyakinan akan semakin kuat jika pengetahuannya juga
kuat.
9. Keadilan
Berdasarkan arti katanya, adil adalah sama berat, tidak berat sebelah dan
tidak memihak. Keadilan dari sudut pandang bangsa Indonesia disebut
juga keadilan sosial, secara jelas dicantumkan dalam pancasila sila ke-2
dan ke-5, serta UUD 1945. Keadilan adalah penilaian dengan memberikan
kepada siapapun sesuai dengan apa yang menjadi haknya, yakni dengan
bertindak proposional dan tidak melanggar hukum.
Sedangkan Kebijakan/Prinsip anti korupsi, yaitu :
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kesesuaian antara aturan dan pelaksanaan kerja.
Semua lembaga mempertanggung jawabkan kinerjanya sesuai aturan main
baik dalam bentuk konvensi (de facto) maupun konstitusi (de jure), baik
pada level budaya (individu dengan individu) maupun pada level lembaga.
2. Transparansi
Prinsip transparansi penting karena pemberantasan korupsi dimulai dari
transparansi dan mengharuskan semua proses kebijakan dilakukan secara
terbuka, sehingga segala bentuk penyimpangan dapat diketahui oleh
publik.
3. Kewajaran
Prinsip fairness atau kewajaran ini ditunjukkan untuk mencegah terjadinya
manipulasi (ketidakwajaran) dalam penganggaran, baik dalam bentuk
6
mark up maupun ketidakwajaran dalam bentuk lainnya. Sifat-sifat prinsip
ketidakwajaran ini terdiri dari lima hal penting komperehensif dan disiplin,
fleksibilitas, terprediksi, kejujuran dan informatif. Komperehensif dan
disiplin berarti mempertimbangkan keseluruhan aspek, berkesinambungan,
taat asas, prinsip pembebanan, pengeluaran dan tidak melampaui
4. Kebijakan
Kebijakan ini berperan untuk mengatur tata interaksi agar tidak terjadi
penyimpangan yang dapat merugikan negara dan masyarakat.
5. Kontrol Kebijakan
Kontrol kebijakan merupakan upaya agar kebijakan yang dibuat betul-
betul efektif dan mengeliminasi semua bentuk korupsi.
7
C.Korupsi di Indonesia
Korupsi merupakan wabah penyakit bagi Indonesia dan bagi seluruh
dunia. Korupsi merupakan penyalahgunaan uang yang biasa dilakukan oleh pihak-
pihak tertentu. Korupsi bisa terjadi dalam ruang lingkup perusahaan maupun
dalam ruang lingkup pemerintahan, hal ini dikarenakan mereka merasa kurang
dengan apa yang diperoleh dari gaji atau pendapatan mereka yang sudah
ditentukan. Korupsi merupakan suatu tindak pidana atau suatu tindakan kriminal ,
ia tercatat dalam undang-undang dan apabila ada pelaku korupsi maka akan ada
sanksi yang setara dengan apa yang sudah dilakukannya.
Pada saat ini para penegak hukum kurang tegas dalam menghadapi masalah serius
seperti kasus-kasus korupsi ini, mereka kurang dalam penanganannya salah satu
faktornya karena sangat banyaknya para korupsi dan karena malasnya para
penegak dalam menanganinya, mereka lebih memilih jalan pintasnya masing-
masing yaitu dengan pura-pura tidak tahu menahu apa yang terjadi sebenarnya.
Pada saat ini memang banyak sekali para pelaku korupsi terutama pada kalangan
legislatif. Mereka seharusnya mengatur keuangan untuk dapat didanakan kepada
para masyarakat atau kepada yang lebih membutuhkan namun tidak seperti itu
pada prakteknya, mereka malah mengotak-atik dana yang seharusnya mereka
salurkan pada masyarakat.
Para penegak hukum pun kurang dalam menangani kasus korupsi terutama pada
kalangan legislatif karena biasanya mereka merasa berada di posisi yang lebih atas
dan mbisa bermain dengan uang. Bisa dikatakan ada uang ada kebebasan. Solusi
untuk hal ini ada di masyarakat, masyarakat perlu dalam membantu kasus-kasus
korupsi yang terutama pada badan legislatif, dan kesadaran penuh dari oknum
atau para penegk hukum yang sudah sewajibny menjalankan tugasnya untuk
memberantas seua kasus-kasus korupsi terutama yang ada di seluruh Indonesia
ini.
8
BAB III
PEMBAHASAN
A. Hasil wawancara
Biodata Narasumber
1.Nama : Bapak R
Alamat :Imogiri,Bantul,Yogyakarta.
Jabatan:Masyarakat umum.
Usia:56 tahun.
2.Nama :Ibu A
Alamat :Imogiri,Bantul,Yogyakarta
Usia:54 tahun.
Pertanyaan Wawancara
3. Menurut Anda, faktor - faktor penyebab apa saja yang membuat orang
melakukan tindak pidana korupsi?
4. Menurut Anda, dampak apa yang bisa dirasakan oleh Anda dari perilaku
tindak pidana korupsi?
9
6. Menurut Anda, bagaimana cara menanggulangi tindak pidana korupsi, jika
tindak pidana korupsi sudah terjadi, jelaskan!
7. Menurut Anda, hukuman apa yang pantas diterima oleh pelaku tindak
pidana korupsi? Berikan alasannya!
10
dihadapan hukum tanpa harus membedakan kedudukan, pangkat,
suku, agama, golongan social, profesi, pendapatan, dan lain
sebagainya.
b. Perkecil peluang melakukan korupsi; tindakan kotrupsi dilakukan
kerapkali karena ada peluang atau dapat diciptakan peluang.
Seseorang mungkin mula-mula tidak tertarik melakukan korupsi,
tetapi karena ada peluang maka orang tersebut ikut.
11
Ibu A : menurut ibu A, Keempat faktor yang biasanya mendorong
orang untuk melakukan korupsi antara lain faktor kebutuhan, tekanan,
kesempatan dan rasionalisasi, Biasanya dorongan korupsi dari faktor
kebutuhan ini dilakukan oleh orang-orang bersentuhan langsung dengan
pengelolaan keuangan Faktor tekanan ini bisa dilakukan oleh pengelola
keuangan, bisa juga oleh pejabat tertinggi di lingkungan instansi
pemerintah, Pajabat yang melakukan korupsi ini merasa bahwa kalau dia
memiliki rumah mewah atau mobil mewah, orang lain akan
menganggapnya rasional atau wajar karena dia adalah bupati atau
gubernur,
D. Menurut anda, dampak apa yang bisa dirasakan anda dari perilaku tindak
pidana korupsi?
12
tindak korupsi maka ini bisa menghalangi orang-orang yang berada
di bawahnya melakukan tindak korupsi.
b. Bangun Pendidikan Moral Sejak Kecil
Bapak R :Apabila sudah terjadi kasus korupsi itu maka harus diusut
sampai tuntas sampai akarnya dan melaporkan.ke atasan yang lebih tinggi
atau kepada pihak yang berwajib seperti KPK karena mereka lebih
mengetahui cara proses hukum untuk kasus korupsi tersebut.Serta
penyuluhan tentang bahaya yang ditimbulkan dari korupsi itu baik dari
uud tentang korupsi hukuman yang didapatkan dari tindakan korupsi.
13
G. Menurut anda, hukuman apa yang pantas diterima pelaku tindak pidana
korupsi? Berikan alasannya!
14
B. Analisis Hasil Wawancara
15
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Arti kata korupsi secara harfiah adalah kebusukan, keburukan,
kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan
dari kesucian. Terdapat tiga konsep dari nilai antikorupsi, yaitu nilai inti,
etos kerja, dan nilai sikap. Nilai inti dari antikorupsi yaitu jujur, tanggung
jawab, dan disiplin. Ketiga nilai ini sudah menjadi suatu kewajiban
kepemilikan untuk para pelayan negara dalam menjalankan tugas-tugas
yang diberikan.
Korupsi merupakan wabah penyakit bagi Indonesia dan bagi
seluruh dunia. Korupsi merupakan penyalahgunaan uang yang biasa
dilakukan oleh pihak-pihak tertentu. Korupsi bisa terjadi dalam ruang
lingkup perusahaan maupun dalam ruang lingkup pemerintahan, hal ini
dikarenakan mereka merasa kurang dengan apa yang diperoleh dari gaji
atau pendapatan mereka yang sudah ditentukan. Para penegak hukum pun
kurang dalam menangani kasus korupsi terutama pada kalangan legislatif
karena biasanya mereka merasa berada di posisi yang lebih atas dan mbisa
bermain dengan uang. Bisa dikatakan ada uang ada kebebasan. Solusi
untuk hal ini ada di masyarakat, masyarakat perlu dalam membantu kasus-
kasus korupsi yang terutama pada badan legislatif, dan kesadaran penuh
dari oknum atau para penegk hukum yang sudah sewajibny menjalankan
tugasnya untuk memberantas seua kasus-kasus korupsi terutama yang ada
di seluruh Indonesia ini.
16
B. Saran
Setelah melihat perkembangan korupsi di indonesia, maka penulis
memunculkan saran sebagai berikut
1. Pemberantasan dan pencegahan korupsi haruslah dilakukan dari
atas secara konsisten
2. Membiasakan hidup sederhana dan produktif, jangan menjadi
boros dan serakah dalam hal konsumtif
3. Peraturan perundang-undangan pemberantasan korupsi yang jelas
dengan sanksi yang dapat menimbulkan kejeraan serta proses
peradilan yang cepat
17
DAFTAR PUSTAKA
Arifin Ridwan, Putri Wiki Oktama. 2019. Penegakan Hukum Terhadap Anggota Legislatif
Dalam Kasus Tindak Pidana Korupsi di Indonesia.
M.Agus. 2017. Pendidikan Anti Korupsi untuk Perguruan Tinggi. Jakarta : Kemendikbud.
18