Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Kepemimpinan memiliki kedudukan yang menentukan dalam
organisasi. Pemimpin yang melaksanakan kepemimpinannya secara efektif
dapat menggerakkan orang/personel kearah tujuan yang dicita-citakan,
sebaliknya pemimpin yang keberadaannya hanya sebagai figur, tidak
memiliki pengaruh, kepemimpinannya dapat mengakibatkan lemahnya
kinerja organisasi, yang pada akhirnya dapat menciptakan keterpurukan.
Semakin tinggi kepemimpinan yang diduduki oleh seorang dalam
organisasi, nilai dan bobot strategic dari keputusan yang diambil semakin
besar. Sebaliknya, semakin rendah kedudukan seseorang dalam suatu
orgnisasi , keputusan yang diambilpun lebih mengarah kepada hal-hal yang
lebih operasional. Terlepas dari keputusan yang diambil , apakah pada
kategori strategic, taktis, teknis, atau operasional, semuanya tergolong pada
“penentuan arah” dari perjalanan yang hendak ditempuh oleh organisasi.
Kepemimpinan begitu kuat mempengaruhi kinerja organisasi sehingga
rasional apabila keterpurukan pendidikan salah satunya disebabkan  karena
kinerja kepemimpinan yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan
dan juga tidak membuat strategi pendidikan yuang adaptif terhadap
perubahan. Menyadari hal tersebut, setiap kepala sekolah dihadapkan pada
tantangan untuk melaksanakan pengembangan pendidikan  secara terarah,
berencana, dan berkesinambungan untuk meningkatkan  kualitas pendidikan.
Kepala sekolah harus memiliki visi dan misi,  serta strategi manajemen
pendidikan secara utuh dan berorentasi kepada mutu.
Oleh sebab itu masa depan ideal lembaga pendidikan sebenarnya
sangat ditentukan oleh eksistensi pemimpinnya.Pemimpin lembaga
pendidikan memiliki otoritas dan bertanggung jawab penuh sesuai jenjang
manajerialnya terhadap efektifitas pengelolaan sekolah.Pemimpin memiliki
peran pengambilan keputusan (decision role) yang sangat kuat dan perlu

1
menjalankannya secara benar dan tepat sasaran ,dengan peran ini dapat
dipastikan perubahan dan perkembangan masa depan pendidikan  menjadi
jauh lebih baik.Pada hakekatnya kondisi inilah yang menjadi harapan
masyarakat sebagai user output lembaga pendidikan  dan sudah seharusnya
menjadi paradigma berpikir pelaku institusi pendidikan.
Berangkat dari pembahasan diatas, maka pada kesempatan ini penulis
akan memaparkan makalah dengan judul “KEPEMIMPINAN
RANSFORMASIONAL.”

1.2 Rumusan masalah


a. Bagaimana pengertian kepemimpinan tranformasional?
b. Bagaimana model kepemimpinan tranformasional?
c. Bagaimana ciri – ciri kepemimpinan tranformasional?
d. Bagaimana komponen kepemimpinan tranformasi?
e. Bagaimana prinsip kepemimpinan tranformasional?
f. Bagaimana langkah – langkah untuk mewujudkan kepemimpinan
tranformasional?
g. Bagaimana implikasi kepemimpinan transformasional terhadap
organisasi?
h. Bagaiman kelebihan dan kekurangan kepemimpinan tranformasional?

1.3 Tujuan
a. Mendeskripsikan pengertian kepemimpinan tranformasional
b. Mendeskripsikan model kepemimpinan tranformasional
c. Mendeskripsikan ciri – ciri kepemimpinan tranformasional
d. Mendeskripsikan komponen kepemimpinan tranformasional
e. Mendeskripsikan prinsip kepemimpinan tranformasional
f. Mendeskripsikan langkah – langkah untuk mewujudkan kepemimpinan
tranformasional
g. Mendeskripsikan implikasi kepemimpinan transformasional terhadap
organisasi

2
h. Mendeskripsikan kelebihan dan kekurangan kepemimpinan
tranformasional

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian kepemimpinan tranformasional


Salah satu bentuk kepemimpinan yang mampu mengefektifkan organisasi
pembelajar (learning oganization) adalah kepemimpinan transformasional.
Kepemimpinan transformasi merupakan kemampuan kepemimpinan yang
komprehensif dan terpadu yang diperlukan bagi individu, kelompok, maupun
organisasi untuk menghasilkan transformasi yang ditandai dengan perubahan pada
setiap tahapan kegiatan (Hacker & Robberts, 2004 dalam Maryanto, 2015 ).
Akhir-akhir ini, kepemimpinan transformasi dikembangkan untuk menghadapi
perubahan pada masa yang akan datang dengan cara mentransformasi paradigma
dan nilai-nilai individu dalam organisasi untuk mendukung tercapainya tujuan dan
visi organisasi. Istilah kepemimpinan transformasi semula dimunculkan oleh
Downton pada tahun 1973 dan dikembangkan oleh seorang sosiolog di bidang
politik, MacGregor Burns pada tahun 1978 (Northouse, 2010 dalam Maryanto,
2015).
Berikut adalah beberapa pengertian kepemimpinan transfomasional :
1. Komariah dan Triatna, 2008 (Faraz, 2013) menyebutkan bahwa
kepemimpinan transformasional dapat dilihat secara mikro maupun makro.
Secara mikro kepemimpinan transformasional merupakan proses
mempengaruhi antar individu, sementara secara makro merupakan proses
memobilisasi kekuatan untuk mengubah sistem sosial dan mereformasi
kelembagaan.
2. Menurut Burns, 1978 (Faraz, 2013), kepemimpinan transformasional
merupakan sebuah proses saling menguatkan diantara para pemimpin dan
pengikut ke tingkat moralitas dan motivasi yang lebih tinggi.
Kepemimpinan transformasional bukan hanya langsung dan top-down
(dari atas ke bawah), namun juga dapat diamati secara tidak langsung, dari
bawah ke atas (Bottom up), dan secara horizontal. Pemimpin disini bukan
hanya mereka yang berada pada level-manajerial tertinggi didalam

4
organisasi, tetapi juga mereka yang berada pada level formal dan informal,
tanpa memperhatikan posisi atau jabatan mereka.
3. Bass, 1985 (Faraz, 2013) menyatakan bahwa kepemimpinan
transformasional memotivasi para pengikutnya untuk melakukan sesuatu
yang lebih dari yang diharapkan dengan melakukan hal-hal berikut ini: (a)
meningkatkan tingkat kesadaran pengikut tentang arti penting dan nilai
tujuan yang ditentukan dan diiinginkan, (b) meminta para pengikut untuk
mengutamakan kepentingan tim atau organisasi di atas kepentingan
pribadi, dan (c) menggerakkan pengikut untuk menuju kebutuhan pada
level yang lebih tinggi.
Dari pernyataan-pernyataan di atas, jelas bahwa dalam kepemimpinan
transformasional dibutuhkan berbagai kemampuan seperti kemampuan
mempengaruhi, kemampuan membangun kepercayaan, kemampuan
memfasilitasi, mentransformasikan nilai-nilai yang dianut oleh individu
bawahannya untuk mendukung pencapaian visi dan tujuan organisasi. Melalui
transformasi nilai-nilai tersebut, diharapkan hubungan baik antar anggota
organisasi dapat dibangun sehingga muncul rasa saling percaya.

1.2 Model kepemimpinan tranformasional


Kepemimpinan dipahami dalam dua pengertian, yaitu sebagai kekuatan
untuk menggerakkan orang dan mempengaruhi orang. Kepemimpinan adalah
proses mengarahkan  dan mempengaruhi aktivitas-aktivits yang ada hubungannya
dengan pekerjaan terhadap para anggota kelompok.
Pemimpin pada hakikatnya adalah seseorang yang mempunyai
kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain didalam kerjanya dengan
menggunakan kekuasaan. Kekuasaan adalah kemampuan untuk mengarahkan dan
mempengaruhi bawahan sehubungan dengan tugas-tugas yang harus
dilaksanakannya.  Menurut Stoner semakin banyak jumlah sumber kekuasaan
yang tersedia bagi pemimpin,akan makin besar potensi kepemimpinan yang
efektif.

5
Setiap pemimpin dipilih karena dianggap memiliki visi dan misi yang
jelas, dan sebaiknya seseorang sulit untuk menjadi pemimpin jika ia dianggap
tidak memiliki visi dan misi yang jelas. Kejelasan visi dan Misi mampu memberi
arah bagi kelanjutan suatu organisasi dimasa yang akan datang.
Salah satu model kepemimpinan pendidikan  yang diperdiksi mampu
mendorong terciptanya efektifitas institusi pendidikan adalah kepemimpinan
transformasional. Jenis kepemimpinan ini menggambarkan adanya tingkat
kemampuan pemimpin untuk mengubah mentalitas dan perilaku pengikut menjadi
lebih baik dengan cara menunjukkan dan mendorong mereka untuk melakukan
sesuatu yang kelihatan mustahil. Konsep kepemimpinan ini menawarkan
perspektif perubahan pada keseluruhan institusi pendidikan, sehingga pengikut
menyadari eksistensinya untuk membangun institusi yang siap menyongsong
perubahan bahkan menciptakan perubahan.

1.3 Ciri – Ciri kepemimpinan tranformasional


Kepemimpinan transformasional merupakan jenis kepemimpinan yang
menekankan pentingnya sistem nilai untuk meningkatkan  kesadaran pengikut
tentang masalah-masalah etis, memobilisasi energy dan sumber daya untuk
mereformasi institusi. Pemimpin yang transformasional mampu menggerakkan
pengikut untuk terlibat aktif dalam proses perubahan.Oleh karena itu pemimpin
transformasional biasanya memiliki kepribadian yang kuat sehingga mampu
membangun ikatan emoisional pengikut untuk mewujudkan tujuan ideal institusi.
Pemimpin transformasional  membangun loyalitas dan ikatan emosional pengikut
atas dasar kepentingan dan sistem nilai ideal yang diyakini strategis untuk
kepentingan jangka panjang.
Ciri pemimpin transformasional :
a. Mampu mendorong pengikut untuk menyadari pentingnya hasil pekerjaan.
b. Mendorong pengikut untuk lebih mendahulukan kepentingan tim/organisasi.
c. Mendorong untuk mencapai kebutuhan yang lebih tinggi.
d. Proses untuk membangun komitmen bersama terhadap sasaran organisasi
dan  memberikan kepercayaan kepada pengikut untuk mencapai sasaran.

6
Perilaku pemimpin transformasional antara lain :
a. Pengaruh ideal.
Dalam hal ini pemimpin membangkitkan  emosi dan identifikasi yang kuat
terhadap visi organisasi.
b. Stimulasi Intelektual.
Upaya pemimpin untuk meningkatkan  kesadaran terhadap permasalahan
organisasional dengan sudut pandang yang baru.
c. Pertimbangan individual.
Bentuk perhatian, dukungan dan pengembangan bagi pengikut.

1.4 Komponen kepemimpinan tranformasional


Bass dan Avolio, 1994 (Suryanto, 2008) menemukan bahwa
kepemimpinan transformasional memiliki empat komponen perilaku, yaitu:
idealized influence, inspirational motivation, intellectual stimulation, and
individualized consideration. Butir 1 hingga 4 berikut adalah penjelasan ringkas
dari komponen-komponen itu. Anda akan menemukan bahasan panjang lebar
pada pembahasan-pembahasan selanjutnya. Empat komponen perilaku pemimpin
transformasional adalah:
a. Idealized Influence, adalah perilaku seorang pemimpin transformasional
yang memiliki keyakinan diri yang kuat. Komitmen yang tinggi selalu
mengiringi langkah pemimpin ini. Pemimpin transformasional
memberikan contoh dan bertindak sebagai role model positif dalam
perilaku, sikap, prestasi maupun komitnen bagi bawahannya yang
tercermin dalam standar moral dan etis yang tinggi. Pemimpin sangat
memperhatikan para bawahannya, menanggung resiko bersama, hanya
menggunakan kekuasaan jika perlu dan tidak memanfaatkan untuk
kepentingan pribadi, memberi visi dan sense of mission serta menanamkan
rasa bangga pada bawahannya. Melalui pengaruh seperti ini, para bawahan
akan menaruh respek, rasa kagum dan percaya pada pemimpinnya,
sehingga mereka berkeinginan untuk melakukan hal yang sama
sebagaimana dilakukan oleh sang pemimpin.

7
b. Individualized Consideration, adalah pemimpin transformasional
memberikan perhatian khusus pada kebutuhan setiap individu untuk
berprestasi dan berkembang, dengan bertindak sebagai pelatih dan
penasehat (mentor). Pemimpin menghargai dan menerima perbedaan-
perbedaan individu dalam hal kebutuhan dan minat. Misalnya beberapa
karyawan menginginkan dorongan semangat yang lebih banyak, sebagian
menginginkan otonomi yang besar, sebagian lagi menuntut standar yang
lebih tegas dan yang lain menginginkan struktur tugas yang lebih luas.
c. Inspirational Motivation, adalah upaya pemimpin transformasional dalam
memberikan inspirasi para pengikutnya agar mencapai kemungkinan-
kemungkinan yang tidak terbayangkan. Pemimpin transformasional
memotivasi dan menginspirasi bawahnnya dengan cara
mengkomunikasikan ekspektasi tinggi dan tantangan kerja secara jelas,
menggunakan berbagai simbol untuk memfokuskan usaha atau tindakan
dan mengekspresikan tujuan penting dengan cara-cara sederhana.
Pemimpin juga membangkitkan semangat kerja sama tim, antusiasme dan
optimisme di antara rekan kerja dan bawahannya.
d. Intellectual Stimulation, adalah senjata pemimpin transformasional dalam
mengajak karyawan melihat perspektif baru. Imajinasi, dipadu dengan
intuisi namun dikawal oleh logika dimanfaatkan oleh pemimpin ini dalam
mengajak karyawan berkreasi. Pemimpin transformasional berupaya
menciptakan iklim yang kondusif bagi berkembangnya inovasi dan
kreativitas. Perbedaan pendapat dipandang sebagai hal yang biasa terjadi.
Pemimpin mendorong bawahan untuk me munculkan ide-ide baru dan
solusi kreatif atas masalah-masalah yang dihadapi.

1.5 Prinsip – prinsip kepemimpinan tranformasional


Paradigma baru dari kepemimpinan transformasional mengangkat tujuh
prinsip untuk menciptakan kepemimpinan transformasional yang sinergis (Rees,
2001) yaitu :

8
a. Simplifikasi, keberhasilan dari kepemimpinan diawali dengan sebuah visi
yang akan menjadi cermin dan tujuan bersama. Kemampuan serta
keterampilan dalam mengungkapkan visi secara jelas, praktis dan tentu
saja transformasional yang dapat menjawab “Kemana kita akan
melangkah?” menjadi hal pertama yang penting untuk di implementasikan.
b. Motivasi, kemampuan untuk mendapatkan komitmen dari setiap orang
yang terlibat terhadap visi yang sudah dijelaskan adalah hal kedua yang
perlu dilakukan pemimpin transformasional. Pada saat pemimpin
transformasional dapat menciptakan suatu sinergitas di dalam organisasi,
berarti seharusnya pemimpin dapat pula mengoptimalkan, memotivasi dan
memberi energi kepada setiap pengikutnya. Praktisnya dapat saja berupa
tugas atau pekerjaan yang betul-betul menantang serta memberikan
peluang bagi mereka pula untuk terlibat dalam suatu proses kreatif baik
dalam hal memberikan usulan ataupun mengambil keputusan dalam
pemecahan masalah, sehingga hal ini pula akan memberikan nilai tambah
bagi karyawan.
c. Fasilitasi, secara efektif memfasilitasi “pembelajaran” yang terjadi di
dalam organisasi secara kelembagaan, kelompok, ataupun individual. Hal
ini akan berdampak pada semakin bertambahnya modal intektual dari
setiap orang yang terlibat di dalamnya.
d. Inovasi, yaitu kemampuan untuk berani bertanggung jawab melakukan
suatu perubahan bilamana diperlukan dan menjadi suatu tuntutan dengan
perubahan yang terjadi. Dalam suatu organisasi yang efektif dan efisien,
setiap orang yang terlibat perlu mengantisipasi perubahan dan seharusnya
tidak takut akan perubahan tersebut. Dalam kasus tertentu, pemimpin
transformasional harus sigap merespon perubahan tanpa mengorbankan
rasa percaya dan tim kerja yang sudah dibangun.
e. Mobilitas, yaitu pengerahan semua sumber daya yang ada untuk
melengkapi dan memperkuat setiap orang yang terlibat di dalamnya dalam
mencapai visi dan tujuan. Pemimpin transformasional akan selalu
mengupayakan pengikut memeiliki rasa penuh dengan tanggung jawab.

9
f. Siap Siaga, yaitu kemampuan untuk selalu siap belajar tentang diri mereka
sendiri dan menyambut perubahan dengan paradigma baru yang positif.
g. Tekad, yaitu tekad bulat untuk selalu menyelesaikan sesuatu sampai pada
akhir, tekad bulat untuk menyelesaikan sesuatu dengan baik dan tuntas.
Untuk ini tentu perlu pula didukung oleh pengembangan disiplin
spiritualitas, emosi, dan fisik serta komitmen.

1.6 Langkah – langkah untuk mewujudkan kepemimpinan transformasional


Kepemimpinan transformasional tidak dapat diterapkan begitu saja pada
organisasi. Dalam menerapkan gaya kepemimpinan ini, pemimpin harus
meyakinkan orang-orang disekitarnya agar kepemimpinan transfomasional dapat
dibudidayakan dengan baik. Oleh karena itu, ada langkah-langkah yang dapat
diambil pemimpin untuk mewujudkannya.
a. Menentukan Gaya Kepemimpinan dan Manajemen
Sebelum para pemimpin memutuskan tipe kepemimpinan
transformasional sesuai yang diinginkan, mereka harus terlebih dahulu
menentukan seperti apa gaya manejemen itu sendiri. Semua yang
bersangkutan dengan proses kerja pada suatu organisasi dapat berdampak
pada gaya kepemimpinan. Memahami gaya manajemen akan membantu
seorang pemimpin dalam mengeksplorasi bagaimana mereka dapat
menerapkan taktik kepemimpinan transformasional.
b. Memahami Misi dan Visi Perusahaan
Untuk menjadi pemimpin, penting untuk memahami bahwa setiap
bisnis memiliki visi dan misi yang ingin dituju. Kepemimpinan transformasi
dalam satu organisasi sangat perlu untuk memahami latar belakang organisasi
dan bagaimana misi dan nilai perusahaan dapat disesuaikan dengan gaya
kepemimpinan yang dipilih.
c. Mendorong Inovasi dan Kreativitas
Cara terbaik untuk memulai gerakan menuju kepemimpinan
transformasional adalah dengan membiarkan karyawan melakukan sesuatu
yang baru berdasarkan kreativitas yang dimilikinya. Mengapresiasi setiap

10
pekerjaan yang dilakukan dengan cara meberikan perhatian pada pekerjaan
yang mereka lakukan dan memberi tahu betapa berartinya hal tersebut bagi
perusahaan.
d. Mengomunikasikan Praktik Transformasional
Jika budaya kepemimpinan transformasional akan menjadi norma
dalam suatu organisasi, para pemimpin harus memiliki percakapan dengan
para pekerja tentang bagaimana hal ini akan mempengaruhi pekerjaan mereka
untuk pengembangan lebih lanjut.
e. Jadikan Coaching dan Mentorship sebagai Prioritas
Salah satu aspek yang paling penting dari kepemimpinan
transformasional adalah kemampuan untuk menginspirasi orang lain untuk
menjadi hebat. Pemimpin harus mengembangkan rencana untuk membimbing
dan melatih karyawan.

1.7 Implikasi kepemimpinan tranformasional terhadap organisasi


Pemimpin transformasioanal adalah orang yang membantu perusahaan dan
orang lain untuk membuat perubahan positif dalam aktivitas mereka. Perubahan
tersebut bisa terjadi dalam skala besar. Menurut Durbin (2005) yang dikutip oleh
Riadi (2017), setelah menetapkan arah baru yang menarik bagi perusahaan dalam
menciptakan masa depan menggunakan gaya kepemimpinan transformasional,
dapat menyebabkan beberapa perubahan pada organisasi seperti berikut :
a. Mengubah kultur organisasi.
Tindakan paling luas yang dilakukan pemimpin transformasional
adalah mengubah kultur organisasi. Artinya bahwa nilai, sikap, dan bahkan
atmosfer organisasi diubah. Perubahan paling umum adalah mengubah kultur
dari kultur birokratis, kaku dan sedikit mengambil resiko menjadi kultur di
mana orang bisa lebih bergerak dan tidak terlalu dibatasi oleh aturan dan
regulasi.
b. Meningkatkan kesadaran orang tentang imbalan.
Pemimpin transformasional membuat anggota kelompok sadar akan
arti penting imbalan tertentu dan bagaimana cara mendapatkannya. Dia

11
mungkin menyebutkan kebanggaan yang akan dirasakan karyawan jika
perusahaan menjadi nomor satu dibidangnya.
c. Membantu orang tidak sekedar mengejar kepentingan diri.
Pemimpin transformasional membantu anggota kelompok untuk
melihat pada gambaran yang lebih besar demi kebaikan tim dan organisasi.
Sedikit demi sedikit pemimpin membuat pekerja menyadari bahwa tindakan
mereka memberi kontribusi pada tujuan yang lebih luas ketimbang sekedar
memenuhi kepentingan diri sendiri.
d. Membantu orang mencari pemenuhan diri.
Pemimpin transformasional membantu orang lain untuk tidak sekedar
berfokus pada kesuksesan kecil-kecilan, tetapi juga pada usaha mencari
pemenuhan diri.
e. Memberi pemahaman kepada orang lain tentang keadaan darurat.
Untuk menciptakan transformasi, pemimpin mengumpulkan para
manajer kritis dan karyawan lainnya dan melibatkan mereka dalam diskusi
urgensi perubahan.
f. Mengejar kejayaan.
Tindakan transformasional tertinggi adalah membuat orang lain
bersemangat untuk melakukan kerja keras demi kebesaran dan kejayaan
organisasi. 

1.8 Kelebihan dan kekurangan kepemimpinan tranformasional


Kepemimpinan transformasional memiliki beberapa kelemahan dalam
implementasinya. Menurut Northouse (2013) yang dikutip oleh Muallidin (2013)
terdapat kelemahan dan kritik dari teori kepemimpinan transformational ini, yaitu;
a. Kepemimpinan dengan gaya transfomasional ini tidak memiliki kejelasan
konseptual. Karena adanya tumpang tindih substansial antara masing-
masing empat komponen (pengaruh ideal, motivasi inspirasional, stimulasi
intelektual , dan pertimbangan individual) menunjukkan bahwa dimensi
itu tidak jelas. Selanjutnya, parameter kepemimpinan transformasional
sering tumpang tindih dengan konseptualisasi kepemimpinan serupa.

12
Misalnya, menunjuk bahwa kepemimpinan transformasional dan
karismatik sering diperlakukan sinonim, meskipun di beberapa model
kepemimpinan karisma hanya salah satu komponen dari kepemimpinan
transformasional.
b. Kepemimpinan transformasional memperlakukan kepemimpinan sebagai
ciri kepribadian atau kecenderungan bersifat pribadi daripada perilaku
melatih orang. Melatih orang-orang dalam pendekatan ini menjadi masalah
karena sulit untuk mengajar orang untuk mengubah sifat mereka .
Meskipun banyak ahli, termasuk Weber, House, dan Bass, menekankan
bahwa kepemimpinan transformasional berkaitan dengan perilaku
pemimpin, seperti bagaimana pemimpin melibatkan diri dengan pengikut,
ada kecenderungan untuk melihat pendekatan ini dari perspektif sifat.
Masalah ini diperparah karena kata transformasional menciptakan gambar
dari satu orang menjadi komponen yang paling aktif dalam proses
kepemimpinan. Sebagai contoh, meskipun "menciptakan visi" melibatkan
input dari pengikut, ada kecenderungan untuk melihat pemimpin
transformasional sebagai visioner. Ada juga kecenderungan untuk melihat
pemimpin transformasional sebagai orang yang memiliki kualitas khusus
yang mengubah orang lain.
c. Para peneliti belum menetapkan bahwa pemimpin transformasional
sebenarnya mampu mengubah individu dan organisasi. Ada bukti yang
menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional dikaitkan dengan
hasil positif, seperti efektivitas organisasi. Namun dalam penelitian belum
menunjukkan hubungan sebab akibat antara pemimpin transformasional
dan perubahan pengikut atau organisasi yang jelas.
d. Kepemimpinan transformasional adalah elitis dan anti-demokrasi.
Pemimpin transformasional sering memainkan peran langsung dalam
menciptakan perubahan, membangun visi, dan advokasi arah baru. Hal ini
memberikan kesan yang kuat bahwa pemimpin bertindak secara
independen dari pengikut atau menempatkan dirinya di atas kebutuhan
para pengikut.

13
Berikut merupakan kelebihan dari kepemimpinan tranformasional:
a. Tidak membutuhkan biaya yang besar (organisasi profit)
b. Komitmen yang timbul pada karyawan bersifat mengikat emosional
c. Mampu memberdayakan potensi karyawan
d. Meningkatkan hubungan interpersonal

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa kepemimpinan
transformasi merupakan kemampuan kepemimpinan yang komprehensif dan
terpadu yang diperlukan bagi individu, kelompok, maupun organisasi untuk
menghasilkan transformasi yang ditandai dengan perubahan pada setiap tahapan
kegiatan.
Dalam kepemimpinan transformasional dibutuhkan berbagai kemampuan
seperti kemampuan mempengaruhi, kemampuan membangun kepercayaan,
kemampuan memfasilitasi, mentransformasikan nilai-nilai yang dianut oleh
individu bawahannya untuk mendukung pencapaian visi dan tujuan organisasi.
Melalui transformasi nilai-nilai tersebut, diharapkan hubungan baik antar anggota
organisasi dapat dibangun sehingga muncul rasa saling percaya.

3.2 Saran
Semoga makalah ini bermanfaat untuk para pembaca khususnya penulis
sehingga dapat pula dimengerti dan dipahami tiap point dan paragraph agar
kiranya dapat diterapkan dikehidupan sehari – hari. Kritik maupun saran yang
bersifat membangun sangat diharapkan penulis demi perbaikan makalah ini.

15
DAFTAR PUSTAKA

Yukl, Gary. 2010. Kepemimpinan dalam Organiasasi. Jakarta: Indeks.


Triantoro, Safaria. 2004. Kepemimpinan. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Robbins dan Judge. 2008. Perilaku Organisasi, Edisi Duabelas. Jakarta: Salemba
Empat.
Andy Pradana, Martha. 2013. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional
dan Transaksional terhadap Kinerja Karyawan: studi kasus pada
karyawan tetap PT. Mustika Bahana Jaya. Lumajang: Universitas
Brawijaya.
Anonim. What is Transformational Leadership? (The Benefits and Impact).
Tersedia di https://status.net/articles/transformational-leadership/ (Diakses
24 September 2018).
Narsa, I.M. 2012. Karakteristik Kepemimpinan: Transformasional Versus
Transaksional. Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, Vol.14, No. Hal :
102-108.
Nurhayati, T. 2012. Hubungan Kepemimpinan Transformasional dan Motivasi
Kerja. Jurnal Edueksos Vol I No 2.
Rees, E. 2001. Seven Principles of Transformational Leadership: Creating A
Synergy of Energy. Tersedia di cicministry.org (Diakses 20 September
2018).
Mualidin, I. 2013. Kepemimpipnan Transformasional dalam Kajian Teoritik dan
Empiris. Tugas mata kuliah Leadership pada Program Doktor Jurusan
Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Administrasi Universitas
Brawijaya.
Sari, M.N. 2012. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Atasan
terhadap Peningkatan Kreativitas Pegawai dengan memberikan Workshop
Coaching pada Atasan di Bank XYZ Syariah. Tesis. Universitas Indonesia.
Maryanto, 2015. Kepemimpinan Transformasi : Gaya Kepemimpinan Masa
Depan. Tersedia di
http://www.bppk.kemenkeu.go.id/id/publikasi/artikel/168-artikel-

16
pengembangan-sdm/20485-kepemimpinan-transformasi-gaya-
kepemimpinan-masa-depan (Diakses 23 September 2018).
Riadi, M. 2017. Kepemimpinan Transformasional. Tersedia di
https://www.kajianpustaka.com/2017/08/kepemimpinan-
transformasional.html (Diakses 23 September 2018).
Suryanto, D. 2008. Pengantar (bag 16) : Komponen Perilaku Kepemimpinan
Transformasional. Tersedia di
http://www.pemimpinunggul.com/buku/komponen.html (Diakses 20
September 2018).

17

Anda mungkin juga menyukai