Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I


(DR.dr. Mohamad Isman Yusuf Sp.S)

Nama : Jarwati Eka Saputri


Nim : 841417105
Kelas : C ( Semester 3 )

Cardiomyopathy
A. Definisi
Kardiomiopati (cardiomyopathy) adalah istilah umum untuk
gangguan otot jantung yang menyebabkan jantung tidak bisa lagi
berkontraksi secara memadai. Ada banyak penyebab kardiomiopati,
penyakit jantung koroner adalah salah satunya. Konsumsi alkohol
berlebihan, infeksi virus, dan hipertensi adalah beberapa penyebab lainnya.
Sesak nafas merupakan gejala yang sering ditemui berkaitan dengan
kardiomiopati.

Kardiomiopati adalah kelainan fungsi otot jantung dengan


penyebab yang tidak diketahui dan bukan diakibatkan oleh penyakit arteri
koroner, kelainan jantung bawaan (congenital), hipertensi atau penyakit
katup.1-7 Kardiomiopati yang secara harfiah berarti penyakit miokardium,
atau otot jantung, ditandai dengan hilangnya kemampuan jantung untuk
memompa darah dan berdenyut secara normal. Kondisi semacam ini
cenderung mulai dengan gejala ringan, selanjutnya memburuk dengan
cepat. Pada keadaan ini terjadi kerusakan atau gangguan miokardium,
sehingga jantung tidak mampu berkontraksi secara normal. Sebagai
kompensasi, otot jantung menebal atau hipertrofi dan rongga jantung
membesar. Bersama dengan proses pembesaran ini, jaringan ikat
berproliferasi dan menginfiltrasi otot jantung. Miosit jantung
(kardiomiosit) mengalami kerusakan dan kematian, akibatnya dapat terjadi
gagal jantung, aritmia dan kematian mendadak. Oleh karena itu
kardiomiopati dianggap sebagai penyebab utama morbiditas dan mortilitas
kardiovaskular.

Kardiomiopati adalah penyakit otot yang tidak diketahui sebabnya


(Jota, Shanta, 1996). Kardiomiopati adalah penyakit yang mengenai
miokardium secara primer dan bukan sebagai akiba hipertensi, kelainan
congenital, katup koroner, arterial dan perikardial. (Affandi Dedi, 1996
dan Winne Joshua, 2000). 
B. Etiologi
1.      Kardiomiopati Dilatasi
Etiologi kardiomiopati dilatasi tidak diketahui dengan pasti, tetapi
kemungkinan ada hubungannya dengan beberapa hal seperti pemakaian
alkohol berlebihan, graviditas, hipertensi sistemik, infeksi virus, kelainan
autoimun, bahan kimia dan fisik. Individu yang mengkonsumsi alkohol
dalam jumlah besar lebih dari beberapa tahun dapat mengalami gambaran
klinis yang identik dengan kardiomiopati dilatasi. Alkoholik dengan gagal
jantung yang lanjut mempunyai prognosis buruk, terutama bila mereka
meneruskan minum alkohol. Kurang dari ¼ pasien yang dapat bertahan
hidup sampai 3 tahun. Penyebab kardiomiopati dilatasi lain
adalah  kardiomiopati peripatum, dilatasi jantung dan gagal jantung
kongesti tanpa penyebab yang pasti serta dapat timbul selama bulan akhir
kehamilan atau dalam beberapa bulan setelah melahirkan. Penyakit
neuromuskuler juga merupakan penyebab kardiomiopati dilatasi.
2.      Kardiomiopati Restriktif
Etiologi penyakit ini tidak diketahui. Kardiomiopati sering ditemukan pada
amiloidosis, hemokromatis, defosit glikogen, fibrosis endomiokardial,
eosinofilia, fibro-elastosis dan fibrosis miokard dengan penyebab yang
berbeda.
Fibrosis endomiokard merupakan penyakit progresif dengan penyebab
yang tidak diketahui yang sering terjadi pada anak-anak dan orang dewasa
muda, ditandai dengan lesi fibrosis endokard pada bagian aliran masuk
dari ventrikel.
3.      Kardiomiopati hipertrofik
Etiologi kelainan ini tidak diketahui, diduga disebabkan oleh faktor
genetik, familiar, rangsangan katekolamin, kelainan pembuluh darah
koroner kecil. Kelainan yang menyebabkan iskemia miokard, kelainan
konduksi atrioventrikuler dan kelainan kolagen.
C. Patofisiologi
Miopati merupakan penyakit otot. Kardiomiopati merupakan sekelompok
penyakit yang mempengaruhi struktur dan fungsi miokardium.
Kardiomiopati digolongkan berdasar patologi, fisiologi dan tanda
klinisnya.
Penyakit ini dikelompokkan menjadi (1) kardiomiopati dilasi atau
kardiomiopati kongestif; (2) kardiomiopati hipertrofik; (3) kardiomiopati
restriktif. Tanpa memperhatikan kategori dan penyebabnya, penyakit ini
dapat mengakibatkan gagal jantung berat dan bahkan kematian.
1.      Kardiomiopati dilasi atau kongistif adalah bentuk kardiomiopati yang
paling sering terjadi. Ditandai dengan adanya dilasi atau pembesaran
rongga ventrikel bersama dengan penipisan dinding otot, pembesaran
atrium kiri, dan stasis darah dalam ventrikel. Pada pemeriksaan
mikroskopis otot memperlihatkan berkurangnya jumlah elemen kontraktil
serat otot. Komsumsi alkohol yang berlebihan sering berakibat berakibat
kardiomiopati jenis ini.
2.      Kardiomiopati hipertrofi jarang terjadi. Pada kardiomiopati
hipertrofi, massa otot jantung bertambah berat, terutama sepanjang
septum. Terjadi peningkatan ukuran septum yang dapat menghambat
aliran darah dari atrium ke ventrikel; selanjutnya, kategori ini dibagi
menjadi obstruktif dan nonobstruktif.
3.      Kardiomiopati restritif adalah jenis terakhir dan kategori paling
sering terjadi. Bentuk ini ditandai dengan gangguan regangan ventrikel dan
tentu saja volumenya. Kardiomiopati restriktif dapat dihubungkan dengan
amiloidosis (dimana amiloid, suatu protein, tertimbun dalam sel) dan
penyakit infiltrasi lain. Tanpa memperhatikan perbedaannya masing-
masing, fisiologi kardiomiopati merupakan urutan kejadian yang progresif
yang diakhiri dengan terjadinya gangguan pemompaan ventrikel kiri.
Karena volume sekuncup makin lama makin berkurang, maka terjadi
stimulasi saraf simpatis, mengakibatkan peningkatan tahanan vaskuler
sistemik. Seperti patofisiologi pada gagal jantung dengan berbagai
penyebab, ventrikel kiri akan membesar untuk mengakomodasi kebutuhan
yang kemudian juga akan mengalami kegagalan. Kegagalan ventrikel
kanan biasanya juga menyertai proses ini.
D. Patologi
• Gagal Jantung
• Endokarditis Infektif
• Penyakit Katup Jantung
• Peripartum Cardiomyopathy
• Perikarditis
• Penyakit Jantung Kongenital
• HT Pulmonal
• Penyakit Arteri Perifer
• Kelainan Sistem Vena dan Limfatik
E. Etimologi
Secara etimologi cardiomyopathy adalah penyakit yang berhubungan
dengan miokardium atau otot jantung di mana terdapat kelainan pada otot
jantung secara struktur dan fungsi tanpa adanya penyakit jantung koroner,
hipertensi, atau kelainan katup jantung. Bila penyakit ini terbatas hanya
pada kelainan atau kerusakan otot jantung, maka keadaan ini disebut
kardiomiopati primer. Bila kardiomiopati disebabkan oleh penyakit lain
yang mengakibatkan kelainan pada otot jantung, keadaan ini disebut
kardiomiopati sekunder.
F. Tanda dan gejala
Gejala umum adalah kelelahan, kurang mampu berolahraga dalam
waktu lama, dan sulit bernapas.  Di samping itu, kaki mungkin
membengkak, sesak napas atau jantung berdebarterlalu cepat.Mungkin
masih ada gejala lain yang tidak tercantum di atas. Jika ingin bertanya
tentang tanda ini, konsultasikanlah kepada dokter.
G. Treetment
Perawatan tergantung pada jenis kardiomiopati dan tingkat
keparahan gejala. [5] Perawatan mungkin termasuk perubahan gaya hidup,
obat-obatan, atau operasi. [5] Pada tahun 2015 kardiomiopati dan
miokarditis menyerang 2,5 juta orang. [6] Kardiomiopati hipertropik
mempengaruhi sekitar 1 dari 500 orang sementara kardiomiopati dilatasi
mempengaruhi 1 dalam 2.500. [3] [9] Mereka menghasilkan 354.000
kematian naik dari 294.000 pada tahun 1990. [7] [10] Arrhythmogenic
right ventricular dysplasia lebih sering terjadi pada orang muda.
H. Prognosis
Kebanyakan kardiomiopati terjadi sebagai akibat komplikasi
penyakit arteri koroner yang menyebabkan tersumbatnya aliran darah ke
otot jantung. Kelainan ini mengenai 1 dari 100 orang pasien, biasanya
laki-laki di atas umur 65 th. Pada pasien yang lebih tua biasanya lebih
banyak terjadi pada perempuan. Sementara itu, kardiomiopati bukan
sebagai akibat penyakit arteri koroner cukup jarang dan total diderita oleh
50.000 pasien di USA. Tetapi kelainan ini sering dijumpai pada orang
muda dan merupakan alasan utama untuk transplantasi jantung.
Kebanyakan kelainan ini disebabkan faktor genetis dan cenderung
dijumpai dalam keluarga

Anda mungkin juga menyukai