Anda di halaman 1dari 13

s a lah a n d a n

Per m a m
e ka t an d ala
Pe nd n
g e m b an ga
Pen
Ilmu
Mata Kuliah : Filsafat Ilmu
Dosen Pengampu : Lusiana Wulansari, S.Pd, M.Pd
Program Studi : Bimbingan dan Kosenling
Kelas : XY2B
Kelompok 9
Nur Dwi Rahayu 201901500136
Rahmania Febrianti 201901500145
Aulia Azzahrah Wulandari 201901500148
Nadia Oktari 201901500152
Dita Fawziyah Ansar 201901500160

AUL• 2020
A.      PERMASALAHAN DALAM FILSAFAT ILMU
Dalam ilmu pendidikan ilmu filsafat menempati posisi
secara analog dengan ilmu pengetahuan yang lain dalam
mengajukan permasalahan dengan bentuk pertanyaan.
pada dasarnya filsafat ilmu ini berkaitan dengan objek apa
yang ditelaah oleh ilmu atau ontologi, bagaimana proses
pendapatan ilmu atau epistemologi dan bagaimana
manfaat ilmu yang disebut aksiologi.

AUL• 2020
Adapun masalah-masalah dalam filsafat ilmu pada
dasarnya menunjukan topik-topik kajian yang masuk
dalam lingkup filsafat ilmu pendidikan yaitu :
1. Problem epistemologis (teori pengetahuan), secara terminologi
epistemologi adalah teori mengenai hakikat ilmu pengetahuan atau ilmu
filsafat tentang pengetahuan. Sebenarnya seseorang baru dapat
dikatakan berpengetahuan apabila telah sanggup menjawab pertanyaan-
pertanyaan epistemologis,maksudnya pertanyaan epistimoligis dapat
menggambarkan bagaiamana manusia mencintai pengetahuan.

2. Problem metafisis (teori mengetahui apa yang ada), metafisis


berasal dari bahasa yunani yaitu metapysika yang artinya
segala sesuatu yang berada di balik hal hal yang sifatnya fisik.
Begitu juga metafisika itu dapat diartikan sebagai cabang
filsafat yang paling utana,yang membicarakan mengenai
eksistensi (keneradaan), dan esensi (hakikat). Jadi maksudnya
metafisika itu lebih mempelajari suatu pikuran tentang sifat
yang terdalam.
3. Problem metodologi (tentang metode), metodologi adalah penelaah
terhadap metode yang khusus dipergunakan dalam suatu ilmu.
4. Problem logika ( penyimpulan), cara penarikan kesimpulan
ini disebut logika. Jadi logika adalah didefinisakan sebagai
pengkajian untuk berfikir secara sahih. Maksudnya srtuktur
logis dari suatu ikmu mensyarakatkan agar suatu ilmu dalam
penyimpulannya tunduk pada kaidah-kaidah logika.

5. Problem etika (teori moralistik), moral berasal dari kata


mos/mores yang berarti kebiasaan. Dalam bahasa Indonesia istilah mor dapat
diartikan kesusilaan. Dalam etika objek materialnya adalah perilaku manusia
yang dilakukan secara sadar,sedangkan objek formalnya adalah pengertian
mengenai baik buruknya perilaku manusai

6. Problem estetika (teori keindahan), estetika disebut juga dengan teory


keindahan (pylosopi of beuty) yang berarti hal-hal yang dapat diserap
dengan indra. Jadi maksudnya estetika membahas tentang hal-hal yang
berkaitan dengan refleksi kritis terhadap nilai-nilai atas sesuatu disebut
indah
B.      PENDEKATAN DALAM PENGEMBANGAN
ILMU
Menurut Suriasumantri, bahwa filsafat ilmu merupakan telaah
secara filsafat yang ingin menjawab beberapa pertanyaan
mengenai hakikat ilmu yang berguna untuk membedakan jenis
pengetahuan yang satu dengan pengetahuan lainnya maka
pertanyaan yang dapat dikemukakan adalah: Apa yang dikaji
oleh pengetahuan tersebut (ontologis)? Bagaimana cara
mendapatkan pengetahuan tersebut (epistemologis)? Serta
untuk apa pengetahuan termaksud dipergunakan (aksiologi)?

AUL• 2020
1. Pendekatan Ontologi.
Pendekatan ontologi biasa juga disebut pendekatan metafisis yang
membicarakan objek ilmu, hubungan subjek dan subjek. Pada saat
manusia berusaha untuk menjawab objek ilmu, objek ilmu meliputi
objek material (subject matter) dan objek formal (focus of interest).
Dari segi objek material, maka dapat dibedakan menjadi dua yaitu
objek kongkret dan abstrak. Dari perbedaan objek material ilmu
tersebut, maka melahirkan dua faham yaitu

a. Faham realisme
Menitikberatkan pada kenyataan dalam ojektivitasnya
oleh karena itu hakekat yang ada adalah materi atau benda. hal
tersebut dapat
diketahui atau dipahami melalui indera manusia.
b. Faham idealisme
Berpandangan bahwa kenyataan yang sesungguhnya adalah bersifat
rokhani atau kejiwaan, oleh karena bersifat abstrak yang dapat
dipahami melalui persepsi mental berupa kegiatan berpikir, nalar
maupun intuisi.

1. Pendekatan Ontologi
memiliki peranan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi hal tersebut
dikarenakan :
Mengajarkan cara berpikir cemat dan tidak lelah untuk menjawab
persoalan-persoalan yang bersifat teka-teki,
Adanya tuntutan orisinalitas berpikir untuk mengupayakan
penemuan-penemuan baru maupun untuk menguji kebenaran-
kebenaran yang pernah ditemukan,
Memberikan bahan pertimbangan dan pijakan yang kuat terutama
dalam pra anggapan
Memberikan ruang pada perbedaan visi dalam memahami realitas,
sehingga dapat menghargai perbedaan pandangan yang muncul
dalam mencari solusi problematika.
2. Pendekatan Epistemologis (Theory of knowledge)
Inti dari pendekatan epistemologi adalah mempersoalkan bagaimana
proses terjadinya ilmu pengetahuan, termasuk didalamnya sarana ilmiah,
sikap ilmiah, metode, kebenaran ilmiah. Pemikiran merupakan landasan
utama dalam melakukan kegiatan ilmiah yang akan menggabungkan
kemampuan akal dengan
pengalaman dan data yang diperoleh selama melakukan kegiatan ilmiah.
Dalam hubungan ini muncul dua faham yaitu :
a. faham Rasionalisme
menekankan pada perananakal dalam memperoleh pengetahuan.
Faham ini berpandangan bahwa sumber pengetahuan manusia adalah
akal atau rasio. Ilmu pengetahuan yang memenuhi syarat adalah yang
diperoleh melalui kegiatan akal, Faham rasionalisme awalnya dari faham
idealisme, faham ini menggunakan metode deduktif, akal, apriori dan
koherensi. Adapun faham yang menekankan pada pengalaman sebagai
sumber pengetahuan manusia dinamakan faham Empirisme, faham ini
berpandangan bahwa pengalaman manusia meliputi pengalaman lahir
yang menyangkut dunia dan pengalaman batin yang menyangkut pribadi
manusia
3. Pendekatan Aksiologis
Melalui pendekatan aksiologis kita dimungkinkan untuk
menjawab permasalahan menyangkut pertanyaan untuk apa
pengetahuan itu?. Bagaimana hubungan antara ilmu dan nilai
(moral)?. Inti dari pendekatan aksiologis adalah menjawab
apakah manfaat ilmu pengetahuan dalam meningkatkan harkat
dan martabat manusia serta pengembangan ilmu itu sendiri.
Jawaban atas pertanyaan bagaimana hubungan antara ilmu dan
nilai, masih menjadi perdebatan diantara para ahli.
Pandangan pertama menyatakan bahwa ilmu untuk ilmu, dalam
arti ilmu bebas nilai. Pandangan kedua menyatakan bahwa ilmu
tidak bebas nilai. Dua kelompok pendapat di atas didukung oleh
aliran Positivisme dan Kritik Idiologi.
Ciri-ciri pokok faham Rasionalisme yaitu:
Adanya pendirian bahwa kebenaran yang hakiki itu secara langsung
dapat diperoleh dengan menggunakan akal sebagai sarananya.
Adanya suatu penjabaran secara logis atau deduksi yang dimaksudkan
untuk memberikan pembuktian seketat mungkin mengenai seluruh sisi
bidang pengetahuan berdasarkan atas apa yang dianggap sebagai
kebenaran-kebenaran hakiki tersebut di atas.

a. Faham empirisme
Bersumber dari faham realisme yang menggunakan metode induktif dalam
mencari kebenaran ilmiah. Kedua faham ini, tampak perbedaan yang
sangat mencolok, sehingga ada usaha untuk mempersatukan kedua
pandangan tersebut, maka muncul faham Kritisme yang dipelopori oleh
Immanuel Kant. Faham kritisme berpandangan bahwa pengetahuan pada
dasarnya adalah hasil yang diperoleh adanya kerja sama antara bahan
bahan yang bersifat pengalaman inderawi yang kemudian diolah oleh akal.
Kesimpulan
Setiap jenis pengetahuan mempunyai ciri-ciri yang spesifik mengenai apa (ontologi), bagaimana
(epistemologi) dan untuk apa (aksiologi) pengetahuan tersebut disusun. Ketiga landasan ini saling
berkaitan. Ontologi merupakan kajian tentang hakikat segala sesuatu atau realitas yang ada yang
memiliki sifat universal, untuk memahami adanya eksistensi. Epistemologi merupakan salah satu cabang
filsafat yang membicarakan tentang asal-muasal, sumber, metode, struktur, dan validitas atau kebenaran
pengetahuan. Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia
menggunakan ilmunya.
Ilmu mempelajari alam sebagaimana adanya dan terbatas pada lingkup pengalaman manusia.
Pengetahuan dikumpulkan oleh ilmu dengan tujuan untuk menjawab permasalahan kehidupan
yang dihadapi sehari-hari manusia. Pengetahuan pada hakikatnya merupakan segenap apa yang
kita ketahui tentang suatu objek tertentu. Pengetahuan merupakan khasanah kekayaan mental yang
secara langsung atau tidak langsung turut memperkaya kehidupan kita.

Sensitive Intuitive Charismatic


Thha
annk
k
T
y
yoou
u!!

Anda mungkin juga menyukai