Anda di halaman 1dari 5

2.3.

3 Analisa Penyebab Masalah

2.3.3.1 Masukan (input)

Masukan merupakan elemen yang diperlukan untuk berfungsinya sebuah sistem.


Terdapat beberapa aspek yang dikategorikan sebagai masukan (input) dalam pelaksanaan
yaitu : SDM, sarana dan prasarana.

Sumber daya adalah kecukupan baik kualitas maupun kuantitas untuk menunjang
terlaksananya kegiatan. Sumber daya manusia terbagi menjadi dua yaitu kuantitas tenaga
pelaksana dan kualitas tenaga pelaksana.

Untuk menjalankan suatu fungsi dengan baik, maka dibutuhkan sumber daya
manusia yang cukup dan terlatih. Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan telaah
dokumen yang dilakukan penulis, di unit rawat jalan bagian pre-op Rumah Sakit Khusus Mata
Padang Eye Centre shift kerja dibagi menjadi :

- Shift pagi : 2 orang dari pukul 07.30-14.00


- Shift Middle : 1 orang dari pukul 10.00-17.00
- Shift Sore : 1-2 orang dari pukul 14.00-21.00
Di Rumah Sakit Khus Mata Padang Eye Centre masih kekurangan SDM baik berupa
perawat ataupun petugas yang bertujuan untuk pelayanan dan pengawasan pasien pasca one
day surgery. Dimana pengawasan dan pelayanan pasien pasca bedah diserahkan kepada
perawat pre-op yang juga bertugas untuk melakukan pemeriksaan pra operasi seperti
pemeriksaan vital sign, pemeriksaan keadaan umum dan memastikan kelengkapan syarat
untuk opersasi. Hal ini jelas tidak efektif dan efisien, mengingat jumlah pasien one day
surgery bisa mencapai 15-20 pasien setiap hari nya.

Secara analisis beban kerja belum dapat ditentukan saat ini begaimana tupoksi yang
seharusnya, hal ini dikarenakan pembagian kerja akan staf tersebut masih belum terbuat
secara sistematis dan masih banyak nya tumpang tindih. Dikarenakan kurang nya petugas,
sehingga jelas pasien yang keluar dari ruang operasi tidak mendapatkan standar pelayanan
minimal yang harusnya diterima pada pasien pasca bedah one day surgery. Beberapa perawat
terkadang meminta bantuan cleaning service untuk membantu pasien yang memiliki
keterbatan fisik atau kondisi tertentu untuk turun yang semakin menambah ketidak-efektifan
kerja dikarenakan cleaning service memiliki job desk sendiri dan tidak selalu stay di lantai 3
daerah kamar operasi.
Pelayanan terakhir yang diterima adalah edukasi dan pemberian obat pada keluarga
pasien saat pasien di recovery room pasca bedah. Dengan keterbatan pegawai/perawat
mengakibatkan juga tidak adanya petugas yang bertugas khusus untuk membantu pasien
pasca bedah sehari untuk turun dari lantai 3 sampai ke lobi. Semua hal diserahkan kepada
keluarga pasien.

Dari hasil observasi penulis, beberapa pasien one day surgery adalah lansia yang
jelas memiliki keterbatasan fisik untuk turun tangga dari lantai tiga dimana kamar operasi
berada, dan rata-rata wali/pendamping pasien juga adalah lansia. Sehingga hal ini dapat
meningkatkan resiko jatuh dan menjadi kejadian potensial cedera.

Juga menjadi catatan bahwa tidak ada nya petugas ahli yang bertanggung jawab
untuk mem follow up kondisi pasien pasca bedah yang telah pulang ke rumah. Dimana
seharusnya pasien pasca bedah harus di follow up terkait kondisi dan keadaan umum. Walau
tanpa prosedur rawat inap, diharapkan tetap ada petugas yg bertanggung jawab untuk
memantau kondisi pasien baik via call centre Rumah Sakit ataupun whatsapp Rumah Sakit.

Sarana dan prasarana adalah segala sesuatu yang digunakan sebagai penunjang
dalam melaksanakan suatu kegiatan. Salah satu sarana dan prasarana yang diperlukan untuk
mendukang optimalisasi pelayanan dan keselamatan pasien pasca bedah di unit one day
surgery adalah akses lift dan adanya kursi roda yang siap pakai di lantai yang sama.

Pada kenyataan nya di lapangan tidak adanya kursi roda di lantai 3, yaitu ruang
tunggu yang berhadapan langsung dengan ruang operasi. Terminal Kursi roda berada di lantai
1, berjumlah 3 buah untuk seluruh Rumah Sakit. Jumlah ini jelas kurang mengingat banyak
nya pasien rawat jalan, rawat inap ataupun pasien bedah di RSKM PEC. Dan untuk
mendapatkan akses terhadap kursi roda, perawat pre-op harus menelpon ke lantai 1 terlebih
dahulu dan kursi roda tidak selalu tersedia, karna lebih diprioritaskan untuk pasien rawat jalan
yang memiliki disabilitas dan pasien rawat inap.

Permasalahan di bagian sarana dan prasarana yang lain adalah akses lift yang
terbatas. Dimana lift tidak dapat diakses secara umum, harus menggunakan kartu akses yang
berada di nurse station dan hanya dapat digunakan petugas terkait. Sedangkan seperti telah
dibahas di paragraf awal, petugas penanggung jawab One Day Surgery adalah petugas pre-op
yang rangkap tugas. Sehingga akses lift semakin terbatas, karna padat nya beban kerja
petugas, mengakibatkan petugas/perawat sulit untuk membantu pasien untuk mengakses lift.
Akhirnya pasien/keluarga pasien memilih untuk turun melalui tangga.
2.3.3.2 Proses

Merupakan suatu kegiatan yang berfungsi untuk mengubah masukan sehingga


menghasilkan (keluaran) yang direncanakan. Dari hasil wawancara dan observasi, didapatkan
bahwa tidak adanya Standar Prosedur Operasional (SPO) yang berkaitan dengan pelayanan
pasien pasca One Day Surgery di Rumah Sakit Khusus Mata Padang Eye Centre. Sehingga
menyebabkan tidak optimal nya pelayanan setelah pasien keluar dari ruang operasi.

Bagian rawat jalan dan pre-op yang seharusnya “bertanggung jawab” terhadap pasien
One Day Surgery tidak mencantumkan alur pelayanan pasca bedah. Alur yang tertulis hanya
berbatas sampai pasien masuk ruang OK. Dan dari perawat kamar operasi alur pelayanan
yang ditetapkan hanya berbatas di pemberian edukasi perawatan pasca bedah dan pemberian
obat ke keluarga pasien di ruang tunggu yang disediakan di dalam ruang operasi.

Pada praktik nya, perawat ruang operasi akan menelpon perawat pre-op jika ada
pasien yang butuh pendampingan untuk keluar. Tapi ini hanya berlaku untuk kasus-kasus
tertentu, seperti pasien yang memiliki disability, tidak merata di semua pasien. Prosedur yang
tebang pilih ini salah satunya dikarenakan tidak adanya uraian tugas resmi dan tertulis
mengenai pelayanan pasca bedah untuk pasien one day surgery. Seringkali juga perawat pre-
op terpaksa harus meminta tolong kepada Cleaning Service atau security jika tidak dapat
membantu pasien untuk turun dari ruang operasi yang ada di lantai 3, dikarenakan pasien pre-
op yang harus dilayani sudah banyak. Prosedur ini jelas tidak efisien dan memakan waktu.
Karna Cleaning Service serta security tidak berada di tempat yang bukan daerah tupoksi nya.

Dalam proses nya juga tidak ada prosedur yang sekiranya dapat menjadi alat kontrol
untuk pasien One Day Surgery yang telah pulang ke rumah. Sembari menunggu jadwal
kontrol ke dokter spesialis 7-8 hari pasca bedah, pasien tidak mendapatkan pelayanan yang
optimal seperti nomor Whatsapp/hotline call centre yang dapat dihubungi jika ada keluhan
tanpa perlu mendatangi RS. Apalagi banyak pasien yang berasal dari luar kota yang jelas
akses untuk ke RS sangat jauh. Nomor Whastapp/hotline call centre yang tersedia hanya
diperuntukkan untuk pendaftaran ke poliklinik.

Hal ini jelas berefek pada optimalisasi pelayanan dan hospitality. Standar kepuasan
pasien menjadi acuan dalam penetapan prosedur pelayanan, terlebih RSKM PEC adalah
Rumah Sakit rujukan khusus mata di wilayah Sumatera bagian Tengah. Untuk
memaksimalkan tingkat kepuasan pasien, hal-hal yang terkait dalam standar prosedur,
harusnya tertulis jelas dan tidak hanya sekedar berdasarkan azas gotong royong antar
pegawai.

2.3.3.3 Keluaran (Output)

Output merupakan elemen yang dihasilkan dari berfungsinya proses dalam sistem.
Dari kurang nya SDM, sarana dan prasarana yang belum optimal seperti kursi roda yang
tidak disediakan untuk pasien pasca bedah dan lift yang sulit diakses, hingga standar prosedur
yang belum lengkap untuk mengoptimalkan pelayanan bagi pasien pasca One Day Surgery.
Tentu saja berdampak pada banyak hal.

Dari hasil Observasi dan Wawancara penulis terhadap beberapa pasien dan keluarga
pasca bedah One Day Surgery, mengeluhkan hal yang sama seperti sulit nya bagi mereka
untuk turun dari lantai 3 menggunakan tangga. Dalam kondisi salah satu mata pasien ditutup
perban, dan mata satu nya tidak berfungsi dengan baik juga. Apalagi pasien dengan wali yang
juga berusia lanjut dan memiliki ketidaksempurnaan ruang gerak lagi. Seperti tubuh yang
sudah lemah dan juga memiliki kondisi fisik yang tidak mendukung untuk membantu pasien
turun tangga. Beberapa pasien dan keluarga pasien memilih untuk turun melalui tangga karna
prosedur meminta bantuan perawat pre-op dinilai lama dan tidak efektif. a

Jika pasien dan keluarga pasien memutuskan untuk menggunakan kursi roda, mereka
harus menunggu antrian kursi roda dari bagian poliklinik rawat jalan dan rawat inap terlebih
dahulu ±30 menit. Untuk prosedur penggunaan lift pun juga tidak efektif, karena harus
menggunakan kartu akses yang ada di nurse station pre-op, sedangkan perawat pre-op sedang
sibuk memeriksa dan melayani pasien yang pra bedah.

Hal diatas berdampak terhadap tingkat kepuasan pasien. Juga dinilai beresiko
terhadap keselamatan pasien. Karna pasien usia lanjut dinilai sebagai pasien dengan resiko
jatuh. Sedangkan gelang resiko jatuh pasien dalam Standar Prosedur Operasional nya
dilepaskan di dalam Ruang Operasi. Jadi ketika keluar dari ruang operasi dan turun ke lobby
lantai 1, pasien sudah tidak mengenakan gelang tanda resiko jatuh lagi. Padahal seharusnya
walau prosedur operasi telah selesai, pasien tetap lah harus dalam pengawasan petugas
terkait, sampai pasien sampai dengan selamat di lobby ruang tunggu poliklinik di lantai 1
tempat awal masuk pasiern One Day Surgery, karena pasien One Day Surgery adalah
tanggung jawab unit rawat jalan. Tentu pihak Rumah Sakit harus mewaspadai dan
menjadikan hal ini skala prioritas untuk diselesaikan mengingat keselamatan pasien terkait
dengan standar mutu suatu Rumah Sakit.

Tidak adanya follow up dari pihak Rumah Sakit begitu pasien pulang ke rumah pasca
bedah juga dapat menjadi catatan untuk pihak Rumah Sakit yang mana dapat meningkatkan
kepuasan pasien terhadap pelayanan Rumah Sakit. Seperti pihak Rumah Sakit yang mem-
follow up kondisi pasien H+1 pasca operasi, atau menyediakan nomor khusus
(whatsapp/hotline call centre) yang di-handle langsung oleh petugas kesehatan seperti
perawat untuk pasien One Day Surgery yang ingin konsultasi kondisi pasca operasi, tentu
saja dapat menjadi salah satu saran Hospitality yang disediakan oleh Rumah Sakit Khusus
Mata Padang Eye Centre.

Anda mungkin juga menyukai