PENDAHULUAN
natives yaitu anak-anak yang menjalani dan mengikuti perkembangan dunia saat ini.
Anak-anak generasi Z merupakan generasi yang lahir pada antara tahun 1995 sampai
2009, dan saat ini anak-anak yang lahir pada masa itu adalah anak-anak yang sedang
memasukii jenjang pendidikan SD, SMP, dan SMA. Menurut Mccrindle anak-anak
merupakan generasi global, social, visual, dan teknologi. Anak-anak pada generasi ini
lahir bersamaan dengan naiknya kecanggihan teknologi secara global sehingga juga
Felder dan Soelman dalam Ulfa (2016: 85) mengatakan bahwa pendidik pada
masa ini memiliki kecenderungan gaya belajar aktif, sequwntial, sensing, dan visual.
Aktif berarti bisa belajar sendiri tentang apa yang sedang dipelajari, sequential berarti
mampu menyerap materi secara beruntun, logis dan saling terkait. Sensing adalah
kebiasaan beajar yang menyukai sesutau yang bersifat fakta, praktis dan sesuai dengan
kehidupan sehari-hari. Visual adalah gaya belajar yang melihat langsung bentuk
melalui gambar, video, bagan dan lain-lain. Kesemua gaya belajar tersebut sesuai
dengan gaya belajar anak generasi z yang terhubung dengan banyak jenis teknologi
Hal yang unik dari generasi Z ini kecenderungan melakukan gaya multitasking
yaitu melakukan banayk pekerjaan dalam waktu yang bersamaan. Mereka terbiasa
yang merupakan generasi z akan menjadi sulit jika pendidik masih menerapkan gaya
masa lalu seperti menggunakan metode duduk dengar catat hapal (DDCH). Pendidik
harus meninggalkan cara lama agar sukses membimbing peserta didik menghadapi
masa depannya dengan cara melakukan inovasi dalam proses belajar mengajar karena
peserta didik yang merupakan generasi z lingkungannya bukan hanya dunia nyata
Berdasarkan hasil survey e-Marker (APJI, 2016) pada tahun 2016 pengguna
internet Indonesia sebanyak 75,5 % dengan umur 10-24 tahun dengan jumlah 768
ribu anak, yang diantara anak-anak berusia 10-14 tahun sering melihat video yang
diperoleh melalui youtube (Aidin, 2019: 228). Ini membuktikan bahwa peserta didik
sekarang merupakan generasi net yaitu generasi yang hidup pada masa digital (generasi
Z). Generasi Z ini sebagai peserta didik lebih cepat memahami teknologi, mereka
mampu menguasai media informasi digital baik yang memberikan manfaat untuk
keperluan sekolah ataupun hiburan sehingga berdampak peserta didik ini cenderung
Hal ini ditemukan oleh peneliti ketika melakukan observasi di SMA 11 Negeri
Muaro Jambi peserta didik sudah banyak menggunakan Handphone disekolah. Bahkan
baik digunakan untuk bermain game ataupun mencari informasi terkait materi yang
sedang dibahas di kelas, mereka kurang tertarik untuk membuka buku paket yang
mereka bawa. Sedangkan pendidik hanya menggunakan buku paket selama proses
pembelajaran. Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti melihat perlu adanya
pengembangan bahan ajar interaktif yang sesuai untuk peserta didik (generasi z).
Bahan ajar interaktif yang merupakan bagian dari perangkat pembelajaran yang
cocok untuk peserta didik zaman sekarang salah satunya adalah LKPD. LKPD menurut
Sumiati dalam Rofiah (2014: 257) merupakan panduan bagi peserta didik untuk
belajar. LKPD ini dikombinasikan dengan media elektronik yang sering disebut
electronic LKPD (E-LKPD). Dengan e-Lkpd ini pembelajaran sejarah yang interaktif
Menurut Susanti dalam Wibowo (2018: 3) kvisoft flipbook maker adalah salah
satu aplikasi yang dapat membantu sebagai media pembelajaran karena aplikasi ini
tidak hanya terpaku pada tulisan-tulisan saja tetapi juga dapat dimasukan sebuah
animasi gerak, video, dan audio yang bisa menjadi sebuah media pembelajaran
interaktif yang menarik sehingga pembelajaran yang dilakukan tidak monoton atau
kaku. E-LKPD yang dibuat dengan menggunakan aplikasi kvisoft flipbook maker
dibuka secara offline namun perlu adanya jaringan internet untuk menggunakan fitur-
Jambi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Produk yang dikembangkan adalah bahan ajar berbentuk elektronik yaitu E-LKPD
2. E-LKPD ini dibuat untuk membantu proses belajar dengan maksud agar peserta
didik bisa mandiri, aktif, mempermudah pemahaman terkait sejarah dan sebagai
3. E-LKPD disusun berdasarkan prosedur pembuatan E-LKPD yang baik dan benar
penjajahan bangsa eropa (portugis, spanyol, belanda, inggris) ke indonesi, 4.1 Mengolah
informasi tentang proses masuk dan perkembangan penjajahan bangsa Eropa (Portugis,
Spanyol, Belanda, Inggris) ke Indonesia dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah e-
mengembangkan produk baru atau menyempurnakan produk yang sudah ada yang
berikut:
1. Bagi guru, sebagai alat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sejarah dan
sebagai salah satu alternatif bahan ajar berupa e-LKPD berbasis kvisoft flipbook
2. Bagi peserta didik, dapat mempermudah dalam memahami materi pelajaran yang
disampaikan guru yaitu kemerdekaan Indonesia dan peserta didik dapat mengetahui
seorang guru sejarah yang profesional, dapat memanfaatkan bahan ajar yang dapat
pembelajaran.
2. Subjek Penelitian hanya peserta didik kelas XI SMA Negeri 11 Muaro Jambi.
3. Materi yang akan disajikan pada pengembangan e-LKPD ini adalah materi
kemerdekaan Indonesia
computer/laptop.
usaha menghasilkan produk baru yang berupa media, alat, bahan ajar, model atau
2. E-LKPD adalah suatu bahan ajar elektronik berisi materi, informasi terkait adan
peserta didik, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai.
3. Kvisoft flipbook maker adalah aplikasi yang digunakan untuk membuat E-LKPD
yang memiliki beberapa fitur menarik seperti animasi, memasukkan video, audio
dan lain-lain.