Anda di halaman 1dari 3

NOTULENSI KELOMPOK 3

Sarana dan Prasarana Pendidikan


DK304 – Pengelolaan Pendidikan
Dosen Pengampu: Dr. Hj. Yayah Rahyasih, M.Pd.

Nama Anggota : Anggun Apriliani (2008668)


Devara Farell F. (2002848)
Mutia Nurohma (2001410)
Risma Rizqiana H. (2003236)
Syifa Nabila A. (2007896)
Zalza Nurhaliza (2002913)

Kelas : Teknologi Pendidikan 3B 2020


Waktu Presentasi : Jumat, 22 Oktober 2021

1. Aisyah A (2009536)
Dikarenakan tidak di setiap sekolah memiliki sarana dan prasarana yang
cukup dan memumpuni, missal sekolah yg ada di tempat2 3T, apakah proses
pembelajaran dan hasilnya juga dpt berpengaruh kedepannya? lalu
bagaimana cara mengatasinya?
Jawaban:
Menurut Risma. Iyah dapat berpengaruh jika sarpras tidak memumpuni, cara
mengatasinya bisa dapat dengan memaksimalkan sarpras yang ada selain itu dari
pengadaan atau pendistribusian sarpras dari pemerintah. Dapat juga dilakukan skala
prioritas mengenai kebutuhan mendesak yang dibutuhkan sekolah
Menurut Zalza. Sarana dan prasarana akan berpengaruh terdapat proses
pembelajaran yakni dalam hal penyampaian materi dan membantu peranan guru,
maka jika tidak memumpuni penyampaian materi akan terhambat dan memengaruhi
hasil belajar siswa. Cara mengatasinya selain dari memaksimalkan sarpras yang ada
dan menganalisis kebutuhan, dapat ditingkatkan sumber daya manusia seperti, dapat
lebih kreatif dalam menggunakan model atau metode pembelajaran dengan
menggunakan sarana dan prasarana yang ada, selain itu dari pihak sekolah dapat
memaksimalkan kembali sarana dan prasarana yang sudah ada.
Tambahan dari Ibu Yayah. Jadi setiap sarana dan prasarana terdapat pertanggung
jawaban sehingga jika tidak sesuai dengan kebutuhan sekolah maka disitu ada catatan dan
monitoring sarana dan prasarana yang ada di sekolah. Maka berdasarkan hal tersebut, dapat
terlihat keefektifan dari sarana dan prasarana yang digunakan.
2. Alfa Dadi Putra (2006154)
Apakah penggunaan dana BOS oleh sekolah juga termasuk ke dalam salah
satu pengembangan sarana dan prasarana sekolah? Lalu, di beberapa sekolah
pastinya berbeda situasinya.. Apakah ada perbedaan nilai satuan dana
BOSnya tiap sekolah dan berdasarkan apa??
Jawaban:
Menurut Anggun. Iyah betul, penggunaan dana bos diadakan untuk
mengembangkan sarana dan prasarana sekolah serta pemeliharan sarana dan
prasarana sekolah. Lalu terdapat perbedaan menurut Nadiem, berdasarkan indeks
kemahalan daerah dan kesulitan akses untuk mencapai sekolah tersebut. Indonesia
memiliki daerah yang kebutuhannya tidak sama satu dengan yang lain, jadi bisa
saja terdapat daerah yang membutuhkan dana lebih tinggi dari pada daereah
lainnya. Terdapat contoh peningkatan dana BOS di daerah Nusa Tenggara Timur
yaitu meningkat sebesar 5% - 6% lebih besar dari tahun sebelumnya. Contoh
lainnya, di Kabupaten Intan Jaya Papua, dana bos naik 17%.
Tambahan dari Ibu Yayah. Tiap-tiap kota itu berbeda daya beli masyarakat kemudia
kondisi geografis setempat dan tingkat kemahalan maka pemerintah juga harus
menambahkan untuk anggaran pendidikannya maka disitu lah ketidakseragaman di
suatu daerah tertentu.
3. Fuad Azhar Makarim El Yusuf (2001548)
Apakah ada hukum, peraturan, atau undang undang yang mengatur tentang
standarisasi sarana dan prasarana di sekolah?
Soalnya apabila dilihat sarana dan prasarana pendidikan di setiap sekolah
saling berbeda kondisi dan kualitasnya di masing-masing sekolah.
Jawaban:
Menurut Devara. Iya terdapat undang-undang yang mengatur standarisasi sarana
dan prasarana. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia yang
berkaitan dengan Standar Sarana dan Prasarana.
- Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 24 Tahun 2007
tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah
(SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA).
- Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 40 Tahun 2008
tentang Standar Sarana Prasarana untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK).
- Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 33 Tahun
2008 tentang Standar Sarana Prasarana untuk Sekolah Luar Biasa.
Peraturan pemerintah dan peraturan menteri ini hanya mengenai standar pengadaan
yang diharuskan ada di setiap kelas, tidak dispesifikkan bangku yang seperti apa
yang diadakan di sekolah.
Menurut Syifa. Seperti yang dikatakan devara bahwa peraturan itu memang
biasanya secara umum saja. Seperti menurut Peraturan Pemerintah No 27 tahun
2021 itu sarana dan prasarana disesuaikan pada setiap tingkatan pendidikan,
jenjang, dan jenis pendidikannya asalkan yang pertama, menunjang proses
pembelajaran aktif, kreatif, menyenangkan, dan efektif. Yang kedua menjamin
kesehatan dan keselamatan terhadap penyandang disabilitas dan ramah terhadap
kelestarian lingkungan.
Menurut Anggun. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Pendidikan Indonesia No 58
tahun 2009 tentang standar pendidikan anak usia dini jadi disini disebutkan prinsip
sarana dan prasarana. Prinsip sarana dan prasarana itu harus nyaman, aman
memenuhi kriteria kesehatan bagi anak, sesuai tingkat perkembangan anak, dan
memanfaatkan potensi yang ada di lingkungan sekitar termasuk barang limbah
yang dipakai. Jadi, tidak ada standarisasi mengenai alat dan bahan sarana yang
digunakan, yang penting memenuhi prinsip menurut peraturan perundang-
undangan tersebut.
4. M. Rizky Pratama (2001620).
Sarana itu kan ada dua jenisnya, sarana fisik dan sarana non-fisik. Apabila pada
suatu sekolah ketersediaan sarana non-fisiknya memumpuni namun pada sarana
fisiknya kurang, apakah hal tersebut masih dapat mewujudkan pencapaian
pendidikan, baik dari segi peserta didiknya maupun sekolah tersebut?
Jawaban:
Menurut Risma. Kondisi sarana fisik yang kurang akan sangat memengaruhi terwujudnya
pencapaian tujuan pendidikan, terutama dalam hal tujuan mata pelajaran saat pembelajaran
berlangsung. Oleh karena itu, sekolah perlu mengupayakan pengadaan sarana fisik yang
dibutuhkan oleh peserta didik.
Tambahan dari Ibu Yayah. Hal-hal yang terkait dengan sarana fisik kondisinya tidak
menunjang pembelajaran, jelas akan memengaruhi hasil belajar siswa. Contoh
pembelajaran di laboratorium pada jenjang SMP alat apa yang digunakan agar
keberhasilan pembelajaran dapat tercapai, ketika kondisi sarana fisiknya kurang maka
siswa akan susah untuk mengerti pembelajaran yang mengaruskan ada alat percobaan di
laboratorium, siswa menjadi hanya bisa membayang-bayangkan saja apa yang dipraktekan
di laboratorium karena minimnya sarana fisik.
5. Monica Fajriana
Apakah sekolah-sekolah negeri pendanaannya oleh pemerintah? Tetapi kenapa
pemerataan dananya tidak merata di setiap sekolah?
Jawaban :
Menurut Syifa Nabila. Kasus di sekolah tersebut mungkin saja ada permasalahan dari
segi pemerintahnya sendiri, misal karena biayanya kurang. Ada juga dari manajemen
sarana dan prasarananya yang kurang dilaksanakan dengan baik, bisa saja kurang dalam
segi perencanaan, penyimpanan, dan penataan. Hal itu, bisa memengaruhi terhadap
pemerataanya. Dalam segi keadaan sarananya juga yang dimana dapat digunakan selama
kurun waktu lima tahun tetapi karena rusak sebelum waktunya maka tidak bisa digunakan
secara maksimal.
Tambahan dari Ibu Yayah. Mengenai keadaan sarana dan prasarana. Tidak semua siswa
di sekolah negeri bertanggung jawab terhadap keadaan sarana dan prasarana serta sekolah
pun alat-alatnya jarang dibeli sendiri artinya ada saatnya mengusulkan barang-barang
tersebut dengan dibuat sebuah proposal, mengenai apapun yang menunjang proses belajar
mengajar. Untuk pengadaan barang-barang tersebut dilakukan pengadaannya oleh dinas
ketika sekolah negeri mengajukan dinas yang mengadakan barang tersebut. Jadi barang-
barang yang diadakan oleh dinas berasal dari sekolah-sekolah yang mengusulkan. Ada
juga barang yang bersumber dari dana BOS, sekolah membuat RAAS (Rencana Anggaran
Sekolah) alokasi anggaran dari dana bos tersebut dari belanja barang yang mendesak.

Anda mungkin juga menyukai