Anda di halaman 1dari 26

CONTOH KASUS

Asuhan Keperawatan pada Tn.D dengan Penyakit Meningitis

A. Kasus
Tn.A (30) datang ke RS. Respati diantar keluarga dengan keluhan sakit kepala
(pada bagian frontal), kaku leher dan demam tinggi sejak satu minggu yang lalu. Istri
klien mengatakan bahwa klien sering mengalami kejang-kejang kurang lebih 30 detik.
Istri klien juga mengatakan suaminya juga sering mengeluh sulit tidur ketika hendak
tidur. Hal ini membuat klien terlihat lemah dan juga lemas .
Dari hasil pemeriksaan fisik terdapat tanda krenik (+), tanda brudnizki (+).
Ekstrimitas teraba dingin dan terdapat benjolan pada leher bagian dextra TD: 150/80
S: 37,90C , N : 60x/mnt RR: 28x/mnt. Pada hasil CT scan menunjukan terdapat edema
kepala pada bagian parietal. Setelah dilakukan pemeriksaan darah lengkap dan juga
lumbal pungsi, dokter menyatakan bahwa pasien mengalami Meningitis
Terapi yang diberikan pasien dirumah sakit antara lain:
- Diazepam IV; 0,2-0,5 mgkgBB/dosis,
- Amfisilin 150-200 mg/kgBB/24 jam,
- Parasetamol 10 mg/kgBB/dosis.
- Oksigen 5 liter (canul nasal)
- RL 500 ml (20tpm)

B. Pengkajian

A. Pengkajian Keperawatan
Nama Perawat : Perawat C
Tanggal Pengkajian : 20 November 2015
Jam Pengkajian : 09.00 WIB
1. Biodata
a. Pasien
Nama : Tn.D
Umur : 30 tahun
Pendidikan : S1
Agama : Islam
Pekerjaan : PNS
Status Pernikahan : Menikah
Alamat : Klodokan, Yogyakarta
Tanggal Masuk RS : 20 November 2015
Jam MRS : 09.00 WIB
Diagnosa Medis : Meningitis

b. Penanggung
Nama : Ny. W
Umur : 28 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS
Status Pernikahan : Sudah Menikah
Alamat : Klodokan, Yogyakarta
Hubungan dengan : Istri klien

2. Keluhan Utama :
Tn.D mengatakan merasa nyeri dibagian kepala
3. Riwayat Kesehatan :
a. Riwayat Penyakit Sekarang:
Klien mengatakan bahwa sudah satu minggu mengalami nyeri dibagian
kepala, selain itu juga terasa kaku dibagian leher klien. Klien juga sudah
demam selama satu minggu. Sebelumnya klien sudah minum obat untuk
menurunkan demamnya tapi demamnya tidak mau turun. Suhu klien saat
diperiksa 38.90C. istri klien juga mengatakan bahwa klien sering mengeluh
sulit tidur karena nyeri yang sering ia rasakan. Istri klien mengatakan bahwa
di bagian leher kiri klien terdapat benjolan yang sudah lama (± 1 bulan)
awalnya klien merasa biasa saja dengan benjolannya, namun lama kelamaan
klien merasa risih dengan benjolannya. Dari ahri ke hari menjolan tersebut
semankin membesar. Ukuran benjolan ± 4 cm . akhirnya klien dibawa ke
rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan. Klien masuk di bangsal Melati
dan mendapat terapi RL 500 ml (20 tpm)
b. Riwayat Penyakit Dahulu :
Istri klien mengatakan bahwa sewaktu berumur 28 tahun, klien pernah
mengalami Herpes Zoster selama satu minggu , dan sempat dirawat di rumah
sakit. Namun penyakitnya sudah sembuh
c. Riwayat Penyakit Keluarga :
Istri klien mengatakan bahwa di anggota keluarganya tidak ada yang
mengalami hal seperti Tn.D.

Keterangan :

4. Genogram

Pria wanita Pasien yang teridentifikasi Meninggal

Menikah Anak kandung Tinggal serumah


5. Basic Promoting Phisiology of Health
1. Aktivitas dan latihan : Sebelum sakit Tn.D mengatakan untuk aktivitasnya
dapat dilakukan dengan baik dan secara mandiri namun sejak ia masuk rumah
sakit aktivitasnya dibantu oleh keluarga karena tubuh klien yang lemas. Pada
saat dikaji pasien terlihat malaise
Tabel : Aktivitas klien selama di rumah sakit
No Jenis Aktivitas 0 1 2 3 4
1 Makan 
2 Minum 
4 Toileting 
5 Berpakaian 
6 Berpindah 

Keterangan :
0 : Dilakukan secara mandiri
1: Dilakukan dengan bantuan alat
2: dilakukan dengan bantuan keluarga
3: Dilakukan dengan bantu alat dan keluarga
4: Total ketergantungan

2. Tidur dan Istirahat : Sebelum sakit Tn.D mengatakan bahwa ia biasanya tidur
siang ± 30 menit – 1 jam , sementara untuk istirahat malam ± 5-6 jam. Nn.H
mengatakan tidak ada gangguan ketika hendak istirahat. Namun sejak dirawat
di rumah sakit ia mengatakan sulit tidur karena merasa nyeri, sehingga pada
siang hari pasien terlihat lemas. Keluarga klien mengatakan suaminya sulit
tidur ketika hendak tidur. Konjungtiva pucat

3. Kenyamanan dan Nyeri: Klien mengatatakan bahwa mengalami nyeri di


bagian kepala (frontalis)
P : Nn.H mengatakan nyerinya muncul sejak ia
Q : Kualitas nyeri klien tajam seperti ditusuk tusuk
R : Nyeri dirasakan di area kepala bagian
frontalis S : Skala nyeri 8 (antara 1-10)
T : Nyeri muncul secara tiba-tiba dengan durasi ± 30 detik

4. Nutrisi : Sebelum sakit Tn.D mengatakan untuk makan, ia makan 3 kali sehari
dengan teratur. Makanan yang biasa dimakan yaitu: nasi, sayur dan juga
daging. Makanan favorit klien yaitu kerupuk dan juga gorengan.
Selama sakit klien kurang nafsu makan sehingga klien terlihat kurang
bersemangat. Meskipun begitu, klien bisa menghabiskan ½ porsi makan yang
diberikan tim gizi. Pemeriksaan status gizi berdasarkan antropometri A= BB:
70 kg, TB: 171 cm, IMT: 23 %, B, Leukosit 15.000 103/ul , lemah otot.

5. Cairan, Elektrolit dan Asam Basa : Nn.H mengatakan bahwa sebelum sakit ia
mengkonsumsi air 3-4 gelas sedang per hari ( ± 1000-1200 ml ) dengan jenis
minuman yaitu air putih. Sejak dirumah sakit klien hanya minum 3 gelas air
sehari (± 1200 ml) Turgor kulit baik dan terpasang cairan infus jenis RL 500 ml
(20 tpm)

6. Oksigenasi : Klien mengatakan tidak ada masalah berkaitan dengan pernapasan


namun sejak sakit klien terkadang sesak napas jika melakukan aktivitas berat
seperti berlari atau menaiki tangga. RR klien meningkat pada saat dikaji
(28x/mnt). Klien terpasang oksigen 5 liter menggunakan canul nasal

7. Eliminasi Bowel : Nn.H mengatakan bahwa sebelum sakit BAB-nya lancar,


± 1 kali sehari. Nn.H juga mengatakan tidak mengalami masalah saat BAB
seperti diare maupun konstipasi. Namun sejak sakit klien mengatakan agak sulit
BAB dan kadang sampai 2 hari sekali BAB

8. Eliminasi Urin : Sebelum sakit, klien mengatakan tidak mengalami masalah


pada saat BAK. Nn.H mengatakan ia BAK ± 4-5 kali dalam sehari. Selama di
rumah sakit klien juga tidak mengeluhkan mengenai masalah BAK. Pada saat
dikaji pasien terpasang kateter
9. Sensori, Persepsi dan Kognitif : Klien mengatakan untuk masalah sensori dan
persepsi tidak terdapat gangguan. Namun pada penglihatan klien agak menurun
karena klien merasa nyeri jika membuka mata

6. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum :
Kesadaran :
Apatis
GCS : E= 3 V= 5 M= 6 (Total 14 )
Vital Sign : TD : 150/80 mmHg
Nadi : Frekuensi : 60 x/mnt
Irama :
Reguler Kekuatan :
lemah
Respirasi : Frekuensi : 28 x/mnt
Irama : Irreguler
Suhu : 38,90C
2) Kepala :
Kulit kepala : Bentuk kepala mesosepalus, terdapat pembengkakan di daerah
parietal
Rambut : Warna rambut hitam merata, rambut sedikit rontok
Muka : Bentuknya simetris, tidak ada kelainan bentuk wajah.
Mata : Konjungtiva anemis, sclera normal, pupil isokor, palpebra normal
Hidung : Bentuk simetris, tidak ada septum deviasi, tidak terdapat polip.
Keadaan hidung bersih
Mulut : Keadaan mulut bersih, tidak ada karies gigi ataupun gigi yang
tanggal
Telinga : Simetris, tidak ada serumen dan luka
3) Leher : bentuk tidak simetris krena terdapat pembesaran kelenjar limfe

bagian dekstra
4) Dada : bentuk simetris, tidak terdapat pembesaran liver atau splenomegali
a) Pulmo : Inspeksi : Tidak terdapat pembengkakan ataupun bekas luka.
Palpasi : fremitus taktil tidak seirama seirama
Perkusi : bunyi sonor
Auskultasi : trakelal
b) Cor: Inspeksi : Tidak terdapat pembengkakan, bekas luka.
Palpasi : ictus cordis : ICS V midclavicle sinistra
Perkusi : suara pekak
Auskultasi : S1, S2 tunggal
5) Abdomen
Inspeksi : Warna kulit sama dengan warna kulit sekitar, tidak terdapat lesi
atau namun terdapat splenomegali pada abdomen kuadran III
Palpasi : Tidak terdapat asites, terdapat nyeri tekan.
Perkusi : Bunyi timpani dan redup pada kuadran III
Auskultasi : Peristaltic usus 12x/mnt
6) Genetalia : Keadaan bersih, tidak terdapat inflamasi.
7) Rectum :Terdapat hemoroid grade II
8) Ektremitas :44
44

1. Tidak ada gerakan


2. Gerakan pasien terbatas dan hanya bisa melakukan gerakan kontraksi seperti
menggerakan jari
3. Gerakan pasien hanya dapat mengeser tangan ke kanan da ke kiri, namun tidak
dapat melakukan gerakan grafitasi
4. Pasien hanya dapat melakukan gerakan grafitasi
5. Pasien dapat melakukan gerakan grafitasi namun bila diberikan tekanan kekuatan
pasien terasa lemah
6. Kekuatan pasien sama dengan kekuatan pemeriksa

7. Psiko sosio budaya Dan Spiritual :


Psikologis : Perasaan klien setelah mengalami masalah ini adalah : Ia merasa cemas
karena megalami penyakit ini. Ia takut jika hidupnya tidak panjang siapa yang akan
mengurus keluarganya.
Sosial : keluarga klien mengatakan klien sering mengikuti aktivitas di lingkungan
tempat tinggalnya. Klien juga dikenal sebagai orang yang ramah di lingkungannya
Budaya : Budaya yang diikuti klien adalah budaya Jawa .Dari budaya yang dianutnya
tidak ada yang merugikan terutama bagi kesehatannya
Spiritual : Aktivitas Ibadah sehari-hari klien yaitu sholat 5 waktu.
8. Pemeriksaan Penunjang
a) Pemeriksaan laboratorium tanggal 21 November 2015 , Jam: 14.00
Hematologi
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal Interpretasi
Hasil
Haemoglobin P 9 g/gL g/dL 12-16 TN
Leukosit H 13,5 103/ul 4-10/ul TN
Hematokrit L 35 % 36-47% N
Eritrosit 4,5 106/ul 4,40 – 5, 90 N
Trombosit H 15 103/ul 150 – 400 TN
Eusinofil 250 % 1–4 N
Basofil 0,30 % 0–1 N
Netrofil 67,50 % 50 – 70 N
Limfosit L 36,17 % 22 – 40 N
Monosit H 10,90 % 4–8 N
Ureum 17 Mg/dl 10-50 N
Kreatinin L 0,70 Mg/dl 0,6-1,10 N
SGOT 45 u/L 0-50 N
SGPT 27 u/L 0-50 N
HbsAg Rapid Non Reaktif Non reaktif

b) Terapi medis

Jenis terapi Nama obat Dosis Implikasi keperawatan

Cairan IV Ringer Laktat 500 ml/inj Tarapi untuk mengatasi


dehidrsi cairan tubuh
Dexametason 40 mg Membantu mengurangi
rasa
gatal diakibatkan oleh
berbagai kondisi alergi pada
kulit dan mukosa
. Diazepam 0,2-0,5 Obat untuk mengurangi
mgkgBB/dosi kejang-kejang
s
Oksigen 5 liter (canul Untuk mengurangi hipoksia
nasal)
Parasetamol 10 Terapi untuk menurunkan
mg/kgBB/dos demam
is
Amfisilin 150-200 Antibiotik
mg/kgBB/24
jam
Ibuprofen 400 mg/6 j Mengurangi rasa nyeri atau
kram akibat menstruasi
B. ANALISA DATA
Nama klien : Tn.D No. Register 274793
Umur :30 tahun Diagnosa Medis : Meningitis
Ruang Rawat : Cempaka Alamat : Kledokan

No/Tgl Data Fokus Etiologi Problem


20 DS : klien mengatakan terasa nyeri di bagian Agen cidera Nyeri akut
Novembe kepalanya yang sudah ia rasakan selama dua biologis
r minggu
2015 P : Nn.H mengatakan nyerinya muncul
/ sejak ia
12.00 Q : Kualitas nyeri klien tajam seperti
WIB ditusuk tusuk
R : Nyeri dirasakan di area kepala
bagian frontalis
S : Skala nyeri 8 (antara 1-10)
T : Nyeri muncul secara tiba-tiba
dengan durasi ± 30 detik
DO : Klien tampak menahan nyeri . pada
saat berbiacar klien sering menutup mata
untuk mengurangi nyeri, tanda krenik (+)
20 DS : pasien mengatakan suhu badan terasa Peningkatan Hipertermia
Novembe panas demam 1 minggu yang lalu. laju
r metabolisme
2015 DO : Suhu 38,9 0c, kulit terlihat kemerahan
/ dan terasa panas naat dipalpasi
12.00
WIB

20 DS : Pasien mengatakan kaku pada bagian Resiko


Novembe leher kedidak
r DO : pemeriksaan CT scen terdapat edema efektifan
2015 di kepala (pariental), Tanda Brudzinski (+) perfusi
/ Bagian ekstrimitas klien terasa dingin jaringan
12.00
WIB

C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d agens cidera biologis
2. Hipertermi b.d peningkatan laju metabolisme
3. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan
D. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama Klien : Tn.D No RM : 274793
Umur : 30 thn Diagnosa Medis : Meningitis
Ruang : Cempaka Alamat : Kledoakan
N Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasionalisasi
O Keperawatan

1 Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan 1. Kajian nyeri secara kompehrensif 1. Nyeri merupakan penglaman
berhubungan keperawatan selama 3x24 jam termasuk lokasi, karakteristik, durasi, subjektif yang harus dijelaskan oleh
dengan agens level nyeri klien menurun frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi pasien. Identifikasi karakteristik
cidera biologis dengan kriteria hasil: 2. Obserfasi reaksi nonverbal dari nyeri dan faktor yang berhubungan
1. Pasien dapat mengontrol ketidaknyamanan merupakan suatu hal yang sangat
nyerinya 3. Kontrol lingkungan yang dapat penting untuk memilih intervensi
2. Pasien mampu menerapkan mempengaruhi nyeri seperti suhu yang cocok bagi pasien.
teknik relaksasi secara ruangan,pencahayaan dan kebisingan. 2. Merupakan indikator atau derajat
mandiri 4. Ajarkan tentang teknik non farmakologi nyeri yang tidak langsung dialami.
3. Non verbal klien tidak untuk mereduksi nyeri seperti 3. Lingkungan yang tidak kondisuf
menunjukan adanya nyeri menggunakan teknik napas dalam atau hanya akan memperparah rasa nyeri
4. Skala nyeri klien berkurang guided imaginary klien
dari 8 ke 5 5. Lakukan kompres dingin di bagian yang 4. Pasien dapan menggunakannya
mengalami nyeri untuk menurunkan rasa nyeri secara
Level: Pain Control
6. Kolaborasi dengan tim medis dalam mandiri
pemberian obat analgetik (ibuprofen) 5. Kompres dingin dapat mereduksi
7. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri nyeri
Level: Pain Management 6. Jenis obat analgetik dapat
menurunkan nyeri
7. Salah satu indikator mengetahui
sejauh mana keefektifan kontrol
nyeri
2 Hipertermia b.d Setelah di lakukan tindakan 1. Monitor suhu tubuh dan warna kulit 1. Memantau apakah ada terjadi
peningkatan laju keperawatan selama 3 x 24 klien peningkatan atau tidak
metabolisme jam di harapkan Hipertermi 2. Kompres hangat pasien pada lipat paha 2. Dengan kompres hangat dapat
pada pasien dari level 1 (tidak dan aksila membuka pori-pori sehingga terjadi
pernah) ke level 3 (kadang 3. Tingkatkan sirkulasi udara evaporasi
kadang) dengan kriteria menggunkan kipas angin 3. Sirkulasi yang baik membantu
hasil : 4. Anjurkan klien untuk minum banyak menurunkan demam klien
1. Suhu tubuh dalam rentang air 4. Mencegah dehidrasi
normal (36,50C – 37,50C) 5. Kolaborasi dengan tim medis dalam 5. Paracetamol dapat menurunkan
2. Nadi RR dalam rentang pemberian obat antipiretik deman
normal (paracetamol)
3. Warna kulit tidak Level: Fever Treatment
kemerahan
4. Kulit tidak terasa hangat
Level: Thermoregulation
3 Resiko ketidak Setelah di lakukan tindakan 1. Monitor TTV klien 1. Memantau keadaan klien
evektifan perfusi keperawatan selama 3 x 24 2. Monitor status neurologi klien 2. Tindakan keperawatan yang
jaringan jam di harapkan peredaran menggunakan GCS diberikan disesuaikan dengan tingkat
darah pasien dari level 1 3. Hindari gerakan fleksi maupun kesadaran klien
(tidak pernah) ke level 4 hiperekstensi pada daerah leher 3. Perubahan kepala pada satu sisi
(sering) dengan kriteria 4. Berikan edukasi kepada keluarga dan dapat menimbulkan penekanan pada
hasil : pasien untuk memantau adanya suhu vena jugularis sehingga dapat
1. Tekanan systole dan yang ekstrim pada daerah ekstremitas menghambat aliran darah ke otak
diastole dalam rentang (dingin) 4. Suhu yang ekstrim mengindikasikan
normal 5. Berikan oksigen sesuai kondisi pasien terjadinya kurang suplai oksigen
2. Nadi dalam rentang 6. Kolaborasi dengan tim medis dalam yang parah
normal pemberian obat sedasi (Diazepam) 5. Dapat menurunkan hipoksia otak
3. Tidak ada 7. Kolaborasi dengan tim medis dalam 6. Obat sedasi merupakan jenis obat
ortostatikhipertensi pemberian obat osmotik diuretik penenang
4. Tidak ada tanda tanda 8. Kolaborasi dengan tim medis dalam 7. Menarik air dari sel-sel otak
peningkatan tekanan pemberian obat steroid (dexametasone,) sehingga dapat menurunkan edema
intrakranial otak
Level: Tissue prefusion Level: Menurunkan inflamasi dan juga
cerebral - Cereberal Perfusion edema di otak
Promotion Cereberal Edema 8.
Management
E. CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN

Nama Klien : Tn.D No RM : 274793


Umur : 30 thn Diagnosa Medis : Meningitis
Ruang : Cempaka Alamat : Kledokan
No Hari/ Jam Implementasi Evaluasi TTD
Dx Tanggal
Hari ke 1
1 Sabtu 07.00 1. Mengkajian nyeri secara kompehrensif termasuk Jam : 14.00 Hana
21 Nov lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas dan S: klien mengatakan masih terasa
2015 faktor presipitasi nyeri di kepalanya.
P : Nn.H mengatakan nyerinya mun. Nyeri O: klien masih terlihat menahan
bertamcul sejak ia mengalami meningitis nyeri nyeri
bertambah jika ia terlalu menggerakan A: Masalah keperawatan klien
07.05 kepalanya berhubungan dengan nyeri
07.20 Q : Kualitas nyeri klien tajam seperti ditusuk belum teratasi
tusuk P: intervensi dilanjutkan
R : Nyeri dirasakan di area kepala bagian 1. Kajian nyeri secara kompehrensif
termasuk lokasi, karakteristik, durasi,
frontalis frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
08.00 S : Skala nyeri 8 (antara 1-10) 2. Obserfasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan
T : Nyeri muncul secara tiba-tiba dengan durasi
3. Ajarkan tentang teknik non farmakologi
± 30 detik untuk mereduksi nyeri seperti
09.00 2. Mengobservasi reaksi nonverbal dari menggunakan teknik napas dalam atau
guided imaginary
ketidaknyamanan
4. Kolaborasi dengan tim medis dalam
DS: - pemberian obat analgetik
11.00 5. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
DO: klien terlihat menahan nyerinya
3. Mengajarkan tentang teknik non farmakologi untuk
mereduksi nyeri seperti menggunakan teknik napas
14.00
dalam atau guided imaginary
DS: klien mengatakan paham dengan teknik yang
diajarkan
DO: klien mampu melakukannya secara mandiri
4. Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi
nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan
kebisingan.
DS: -
DO:- lingkungannya lebih tenang
5. Melakukan kompres dingin di bagian yang
mengalami nyeri
DS: klien mengatakan nyerinya agak berkurang
DO: -
6. Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam
pemberian obat analgetik
DS:-
DO: Klien minum obat
7. Mengevaluasi keefektifan kontrol nyeri
DS: klien mengatakan kontrol nyeri ini berguna
meskipun tidak langsung menurunkan secara
signifikan
DO:-
2 Sabtu 06.00 1. Memonitor suhu tubuh dan warna kulit klien Jam : 14.00 Hana
21 Nov DS: - S: istri klien mengatakan bahwa
2015 DO: suhu tubuh 38,50C, kulit kemerahan dan suhu tubuh suaminya masih
09.15 teraba hangat panas
2. Melakukan kompres hangat pasien pada lipat O: kulit terasa hangat, suhu:
09.20 paha dan aksila 38,50C
DS:klien mengatakan merasa sedikit nyaman A: Masalah keperawatan klien
DO: klien terlihat nyaman berhubungan dengan demam
09.20 3. Meningkatkan sirkulasi udara menggunkan kipas belum teratasi
angin P: Intervensi dilanjutkan :
10.00 DS: klien mengatakan tidak suka menggunakan 1. Monitor suhu tubuh dan warna kulit
klien
kipas angin
2. Kompres hangat pasien pada lipat paha
DO: kipas angin tidak digunakan dan aksila

4. Menganjurkan klien untuk minum banyak air 3. Tingkatkan sirkulasi udara menggunkan
kipas angin
DS:-
4. Anjurkan klien untuk minum banyak air
DO: klien minum air 1 gelas 5. Kolaborasi dengan tim medis dalam

5. Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat antipiretik


(paracetamol)
pemberian obat antipiretik (paracetamol)
DS: -
DO: klien minum obat

3 Sabtu 06.00 1. Memonitor TTV klien Jam: 14.00 Hana


21 Nov DS: - S: Klien mengatakan masih terasa
2015 06.05 DO: TD: 150/80, N: 60x/mnt, S: 38,50C, RR: kaku kuduk di bagian leher.
28x/mnt O:
06.05 2. Memonitor status neurologi klien menggunakan - Kesadaran klien apatis,
GCS - Vital sign: TD: 150/80, N:
07.00 DS: istri klien mengatakan suaminya terlihat lemah 60x/mnt, S: 38,50C, RR:
DO: E: 3 V:5 M: 6 (total 14 =apatis) 28x/mnt,
3. Mengindari gerakan fleksi maupun hiperekstensi - Tanda krenik (+)
pada daerah leher - Mendapat terapi 5 liter
DS:- - Hasil CT Scan menunjukan
09.00 DO: posisi kepala klien lurus adanya edema pada kepala
4. Memberikan edukasi kepada keluarga dan pasien (pariental)
12.00 untuk memantau adanya suhu yang ekstrim pada
A:Masalah keperawatan klien
daerah ekstremitas (dingin)
berhubungan dengan belum
12.00 DS: keluarga dan pasien mengatakan mereka
teratasi
memahami yang dijelaskan perawat
P: intervensi dilanjutkan :
DO: saat diberikan edukasi semuanya terlihat
1. Monitor TTV klien
12.00 memperhatikan 2. Monitor status neurologi klien

5. Memberikan oksigen sesuai kondisi pasien menggunakan GCS


3. Hindari gerakan fleksi maupun
DS:-
hiperekstensi pada daerah leher
DO: diberikan oksigen 5 liter dengan kanul nasal 4. Berikan oksigen sesuai kondisi pasien

6. Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam 5. Kolaborasi dengan tim medis dalam
pemberian obat sedasi
pemberian obat sedasi (Diazepan)
6. Kolaborasi dengan tim medis dalam
DS: keluarga klien menanyakan apa fungsi obat pemberian obat osmotik diuretik

DO: klien meminum obat 7. Kolaborasi dengan tim medis dalam


pemberian obat steroid
7. Melaukan kolaborasi dengan tim medis dalam
(dexametasone )
pemberian obat osmotik diuretik
DS: -
DO: klien meminun obatnya
8. Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam
pemberian obat steroid (dexametasone )
DS: klien mengatakan obatnya akan diminum
setelah makan
DO: obat belum dimakan karena pada saat
diberukan klien masih makan nasi
Hari ke-2
2 Minggu 08.00 1. Mengkajian nyeri secara kompehrensif termasuk Jam : 14.00 Hana
22 Nov lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas dan S: klien mengatakan masih terasa
2015 faktor presipitasi nyeri di kepalanya. Istri klien
P : Nn.H mengatakan nyerinya muncul ketika ia mengatakan suaminya sulit
terlalu banyak menggerakan kepalanya tidur pada malam hari
Q : Kualitas nyeri klien tumpt O: skala nyeri 6, klien masih
08.05 R : Nyeri dirasakan di area kepala bagian terlihat menahan nyeri
frontalis A: Masalah keperawatan
08.05 S : Skala nyeri 6 (antara 1-10) klien berhubungan dengan
T : Nyeri muncul secara tiba-tiba dengan durasi nyeri teratasi sebagian
± 15 detik P: intervensi dilanjutkan
2. Mengobservasi reaksi nonverbal dari 1. Kajian nyeri secara kompehrensif
termasuk lokasi, karakteristik, durasi,
10.00 ketidaknyamanan
frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
DS: -
14.00 DO: klien terlihat memegang kepalanya saat 2. Kolaborasi dengan tim medis dalam
pemberian obat analgetik
berbicara
3. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
3. Mengajarkan tentang teknik non farmakologi untuk
mereduksi nyeri seperti menggunakan teknik napas
dalam atau guided imaginary
DS: klien mengatakan paham dengan teknik yang
diajarkan
DO: klien mampu melakukannya secara mandiri
4. Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam
pemberian obat analgetik (ibuprofen)
DS:-
DO: Klien minum obat
5. Mengevaluasi keefektifan kontrol nyeri
DS: klien mengatakan kontrol nyeri ini berguna
jika klien mengalami nyeri lagi
DO:-
2 Minggu 06.00 1. Memonitor suhu tubuh dan warna kulit klien Jam : 14.00 Hana
22 Nov DS: - S: istri klien mengatakan bahwa
2015 09.00 DO: suhu tubuh 37,80C, kulit klien tidak terlihat suhu tubuh sudah mulai
merah dan teraba seperti suhu normal menurun
09.00 2. Melakukan kompres hangat pasien pada lipat paha O:, suhu: 37,80C ,kulit klien tidak
dan aksila kemerahan dan tidak terasa hangat
10.00 DS:klien mengatakan merasa sedikit nyaman lagi
DO: klien terlihat nyaman A: Masalah keperawatan klien
3. Menganjurkan klien untuk minum banyak air berhubungan dengan demam
DS:- eratasi sebagian
DO: klien minum air 1 gelas P: Intervensi dilanjutkan :
4. Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam 1. Monitor suhu tubuh dan warna kulit
klien
pemberian obat antipiretik (paracetamol)
2. Anjurkan klien untuk minum banyak air
DS: -
DO: klien minum obat
3 Minggu 06.00 1. Memonitor TTV klien Jam 14.00 Hana
22 Nov DS: - S: Klien mengatakan masih terasa
2015 06.15 DO: TD: 150/80, N: 70x/mnt, S: 37,80C, RR: kaku kuduk di bagian leher,
25x/mnt namun sudah agak berkurang
06.15 2. Memonitor status neurologi klien menggunakan dari hari kemarin
GCS O:
09.00 DS: istri klien mengatakan suaminya terlihat lemah - Kesadaran klien apatis,
DO: E: 4 V:5 M: 6 (total 15 =CM) - Vital sign: TD: 150/80, N:
12.00 3. Mengindari gerakan fleksi maupun hiperekstensi 70x/mnt, S: 37,80C, RR:
pada daerah leher 25x/mnt
DS:- - Tanda krenik (+)
12.00 DO: posisi kepala klien lurus - Mendapat terapi 5 liter
4. Memberikan oksigen sesuai kondisi pasien - Hasil CT Scan menunjukan
12.00 DS:- adanya edema pada kepala
DO: diberikan oksigen 5 liter dengan kanul nasal sudah agak berkurang
5. Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam
A:Masalah keperawatan klien
pemberian obat sedasi
berhubungan dengan teratasi
DS: -
sebagian
DO: klien meminum obat
P: intervensi dilanjutkan :
6. Melaukan kolaborasi dengan tim medis dalam
1. Monitor TTV klien
pemberian obat osmotik diuretik 2. Berikan oksigen sesuai kondisi pasien

DS: - 3. Kolaborasi dengan tim medis dalam


pemberian obat osmotik diuretik
DO: klien meminun obatnya
4. Kolaborasi dengan tim medis dalam
7. Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat steroid (dexametasone)

pemberian obat steroid (dexametasone)


DS: -
DO: klien minum obat
Hari ke-3
1 Senin 06.10 1. Mengkajian nyeri secara kompehrensif termasuk Jam : 14.00
23 Nov lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas dan S: klien mengatakan masih terasa
2015 faktor presipitasi nyeri di kepalanya. Namun
P : Nn.H mengatakan nyerinya muncul ketika ia pada malam hari klien bisa
terlalu banyak menggerakan kepalanya tidur dengan baik
12.00 Q : Kualitas nyeri klien tumpt O: skala nyeri 5,
R : Nyeri dirasakan di area kepala bagian A: Masalah keperawatan
frontalis klien berhubungan dengan
14.00 S : Skala nyeri 5 (antara 1-10) nyeri teratasi sebagian
T : Nyeri muncul tiba-tiba dengan durasi ± 15 P: intervensi dilanjutkan
detik 1. Kajian nyeri secara kompehrensif
2. Kolaborasi dengan tim medis dalam
2. Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam
pemberian obat analgetik
pemberian obat analgetik (ibuprofen) 3. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri

DS:-
DO: Klien minum obat
3. Mengevaluasi keefektifan kontrol nyeri
DS: klien mengatakan kontrol nyeri ini berguna
jika klien mengalami nyeri lagi
2 Senin 06.00 1. Memonitor suhu tubuh dan warna kulit klien Sen mengatakan bahwa suhu
23 Nov DS: - tubuh sudah mulai menurun
2015 DO: suhu tubuh 36,50C, kulit klien tidak terlihat O:, suhu: 36,50C
09.00 merah dan teraba seperti suhu normal A: Masalah keperawatan klien
2. Menganjurkan klien untuk minum banyak air berhubungan dengan demam
DS:- eratasi sebagian
DO: klien minum air 1 gelas P: Intervensi dihentikan

3 Senin 06.00 1. Memonitor TTV klien Jam 14.00 Hana


23 Nov DS: - S: Klien mengatakan kaku kuduk
2015 06.05 DO: TD: 130/80, N: 85x/mnt, S: 36,50C, RR: di bagian leher sudah agak
21x/mnt berkurang,
09.00 2. Memonitor status neurologi klien menggunakan O:
GCS - Kesadaran klien CM
12.00 DS: - - Vital sign: TD: 130/80, N:
DO: E: 4 V:5 M: 6 (total 15 =CM) 85x/mnt, S: 36,50C, RR:
3. Memberikan oksigen sesuai kondisi pasien 21x/mnt
12.00 DS:- - Tanda krenik (-)
DO: diberikan oksigen 5 liter dengan kanul nasal - Mendapat terapi 5 liter
4. Melaukan kolaborasi dengan tim medis dalam - Hasil CT Scan menunjukan
pemberian obat osmotik diuretik masih terdapat edema pada
DS: - kepala sudah agak berkurang
DO: klien meminum obatnya
A:Masalah keperawatan klien
5. Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam
berhubungan dengan teratasi
pemberian obat steroid (dexametasone)
sebagian
DS: -
P: intervensi dilanjutkan :
DO: klien minum obat
1. Monitor TTV klien
2. Kolaborasi dengan tim medis dalam
pemberian obat osmotik diuretik
3. Kolaborasi dengan tim medis dalam
pemberian obat steroid
(dexametasone)

Anda mungkin juga menyukai