Anda di halaman 1dari 8

Case Report Session

HIPERTENSI

Disusun Oleh :

Disusun oleh:

Rosa Mulni Salfitri 1610070100089

Preseptor :
dr.Venny Novi Yersi

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS BAITURRAHMAH BAGIAN PUBLIC HEALTH
PUSKESMAS TANJUNG PAKU
2022
BAB III
LAPORAN KASUS

3.1 Identitas Pasien


Nama : Tn S
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 60 tahun
Alamat : tanjung paku
Pekerjaan : Wiraswasta
Status : Sudah menikah

3.2 ANAMNESIS
Keluhan utama
 Seorang laki-laki berusia 60 tahun datang kepuskesmas Tanjung Paku
dengan keluhan nyeri kepala sejak 1 hari yang lalu
Riwayat Penyakit sekarang
 Pasien mengeluhkan nyeri kepala sejak 1 hari yang lalu, nyeri yang
dirasakan hilang timbul dan memberat ketika sedang beraktivitas.
 Pasien mengeluhkan Mata kabur sejak 1 hari yang lalu
 Pasien mengeluhkan Tengkuk terasa tegang sejak 1 hari yang lalu
 Pasien tidak mengeluhkan Demam
 Pasien tidak mengeluhkan Sesak nafas
 Pasien tidak mengeluhkan Mual muntah
 Pasien tidak mengeluhkan Batuk pilek
 Nafsu makan baik
 BAK dan BAB jumlah dan warna dalam batas normal
3.3 Riwayat Penyakit Dahulu
 Riwayat penyakit dengan keluhan yang sama sebelumnya tidak ada
 Riwayat penyakit DM tidak ada
 Riwayat penyakit jantung tidak ada
 Riwayat penyakit paru tidak ada

2
3.4 Riwayat Penyakit Keluarga
 Riwayat penyakit hipertensi tidak ada
 Riwayat penyakit DM tidak ada
 Riwayat penyakit jantung tidak ada
 Riwayat penyakit paru tidak ada
3.5 Riwayat Alergi
Makanan : Tidak ada
Obat : Tidak ada
3.6 Riwayat Kebiasaan
Pasien mengaku seringkali mengkonsumsi makanan yang asin. Pasien juga rutin
mengkonsumsi makanan yang digoreng dan tidak rutin mengkonsumsi buah dan
sayur serta jarang berolahraga. Makan teratur 3 kali sehari. Pasien mengkonsumsi
rokok sehari 1 bungkus dan pagi minum kopi segelas. Paasien tidak
mengkonsumsi alcohol.
3.7 Pemeriksaan Fisik
 Keadaan Umum : Sakit Sedang
 Kesadaran : CMC
 Tekanan Darah : 152/90 mmHg
 Frekuensi Nadi : 82 x/menit
 Frekuensi Nafas : 21 x/menit
 Suhu : 36,6ºC
 Berat Badan : 65 kg
 Tinggi Badan : 168cm
 IMT : 23,2(Normoweight)
Status Internus
 Kepala : Normochepal
 Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut
 Mata : mata kabur,Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik, pupil isokor, reflek cahaya +/+

3
 Telinga : Tidak ditemukan kelainan
 Hidung : Deviasi septum tidak ada, deformitas tidak ada
 Tenggorok :Tonsil T1-T1 tidak hiperemis, faring tidahiperemis
 Leher :Tidak ada pembesaran KGB
JVP 5-2 cmH2O
 Thorax :
Paru
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan dalam keadaan statis dan
dinamis
Palpas : Fremitus sama kiri dan kanan
Perkusi : Sonor di kedua dinding dada
Auskultasi : Vesikuler, Rhonkhi -/- Wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis tidak teraba
Perkusi : Dalam batas normal
Auskultasi : regular, murmur(-), gallop(-)
Abdomen
Inspeksi : Distensi tidak ada
Palpasi : Nyeri tekan (-), Nyeri lepas (-)
Supel, hepar dan lien tidak teraba,
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus normal
 Genitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
 Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik
3.8 Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan
3.9 Diagnosa kerja
Hipertensi grade 2 (JNC VII)

3.11 Penatalaksanaan
Promotif

4
Memberikan penjelasan kepada keluarga pasien tentang penyakit pasien,
seperti penyebabnya, cara penularannya, gejala-gejalanya, pengobatan dan cara
pencegahan penularan.
Pencegahan:
 Perubahan pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat.
 Pembatasan penggunaan garam hingga 4-6gr per hari, makanan
yang mengandung soda kue, bumbu penyedap dan pengawet
makanan.
 Mengurangi makanan yang mengandung kolesterol tinggi (jeroan,
kuning telur, cumi-cumi, kerang, kepiting, coklat, mentega, dan
margarin).
 Menghentikan kebiasaan merokok, minum alkohol
 Olah raga teratur
 Hindari stres
Preventif
Menghindari faktor resiko terjadinya penyakit hipertensi seperti merokok,
alcohol dan stress. Melakukan diet rendah garam serta olahraga teratur

Kuratif
Medikamentosa :
 Amlodipine 5 mg 1x1
Non Medikamentosa:
 Menghindari stress
 Menurunkan berat badan bila status gizi berlebih: peningkatan berat badan
di usia dewasa sangat berpengaruh terhadap tekanan darahnya. Oleh
karena itu, manajemen berat badan sangat penting dalam prevensi dan
kontrol hipertensi.
 Memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat dengan anjuran berolahraga.
Meningkatkan aktifitas fisik: orang yang aktivitasnya rendah berisiko
terkena hipertensi 30-50% daripada yang aktif. Oleh karena itu, aktivitas
fisik antara 30-45 menit sebanyak >3x/hari penting sebagai pencegahan
primer dari hipertensi.

5
 Mengurangi asupan natrium
 Menurunkan konsumsi kafein dan alkohol: kafein dapat memacu jantung
bekerja lebih cepat, sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap
detiknya. Sementara konsumsi alkohol lebih dari 2-3 gelas/hari dapat
meningkatkan risiko hipertensi.
3.12 Prognosis
Qou ad Vitam : Bonam
Qou ad Fungsionam : Bonam
Qou ad Sanationam : Bonam

6
BAB IV
KESIMPULAN

Hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik melebihi 140 mmHg


dan atau diastoliknya melebihi 90 mmHg berdasarkan rerata dua atau tiga kali
kunjungan yang cermat sewaktu duduk dalam satu atau dua kali kunjungan. Salah
satu tujuan tata laksana hipertensi adalah untuk memperbaiki kualitas hidup dan
mencegah terjadinya komplikasi.
Faktor risiko hipertensi adalah umur, jenis kelamin, riwayat keluarga,
genetik (faktor risiko yang tidak dapat diubah/dikontrol), kebiasaan merokok,
konsumsi garam, konsumsi lemak jenuh, kebiasaan konsumsi minum-
minuman beralkohol, obesitas, kurang aktifitas fisik, stres, penggunaan
estrogen
Diet/nutrition care pada pasien hipertensi memeran peranan penting dalam
tata laksananya. Untuk mencegah penurunan dan mempertahankan status gizi,
perlu perhatian melalui monitoring dan evaluasi status kesehatan serta asupan
makanan oleh tim kesehatan. Pada dasaranya pelayanan dari suatu tim terpadu
yang terdiri dari dokter, perawat, ahli gizi serta petugas kesehatan lain diperlukan
agar terapi yang diperlukan kepada pasien optimal. Asuhan gizi (Nutrition Care)
betujuan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi agar mencapai status gizi optimal,
pasien dapat beraktivitas normal, menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit,
yang pada akhirnya mempunyai kualitas hidup yang cukup baik.

7
DAFTAR PUSTAKA

1. Kadir A. Hubungan Patofisiologi Hipertensi dan Hipertensi Renal. Jurnal

Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma. 2018;5(1):15.

2. Profil Kesehatan Indonesia, 2012 http://www, depkes,go,id/resources/

download/ pusdatin/profil-kesehatan –indonesia /profil-kesehatan –

indonesia -2012, pdfdiakses tanggal 02 september 2021.

3. WHO dalam Soenarta Ann Arieska, Konsensus Pengobatan

Hipertensi .Jakarta: Perhimpunan Hipertensi Indonesia,2005

4. [Internet]. P2ptm.kemkes.go.id. 2021 [cited 2 September 2021]. Available

from: http://p2ptm.kemkes.go.id/uploads/2016/10/Tekanan-Darah-Tinggi-

Hipertensi.pdf

5. Infodatin. Pusat Data Dan Informasi Kementrian Kesehatan RI 2014

diakses:2september2021.Availablefrom:https://pusdatin.kemkes.go.id/

resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-hipertensi-si-pembunuh-

senyap.pdf

6. Sugondo, 2007. Obesitas. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I,

Simadibrata KM, Setiati S, editor (penyunting). Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam Jilid III. Edisi ke-4. Jakarta : Departemen Ilmu Penyakit Dalam

FKUI; 2007. hlm. 1919-23.

7. Nuraini B. Risk FactorsOf Hypertension, 2015, 4(5) [Internet].


Simdos.unud.ac.id. 2021 [cited 2 September 2021]. Available from:
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/3f252a705ddbef7a
bf69a6a9ec69b2fd.pdf

Anda mungkin juga menyukai