Anda di halaman 1dari 17

TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

PENGGUNA DAN PENGEMBANG SISTEM


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen

DISUSUN OLEH :

MUHAMMAD IRSYADUL IBAD

43218120086

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA

2019
ABSTRAK

Perkembangan bisnis dewasa ini yang semakin pesat dan juga semakin ketat, menuntut
para pelaku usaha untuk mampu terus menerus beradaptasi dan berinovasi dalam melakukan
usahanya. Hal ini sangat diperlukan agar bisnis yang dijalankannya dapat terus bersaing, menjadi
market leader, maupun berkesinambungan.
Implementasi suatu sistem informasi dengan memanfaatkan teknologi membutuhkan
biaya (cost) yang dapat dikatakan tidak sedikit. Oleh karena itu, dalam membantu mencapai
tujuan suatu organisasi, implementasi harus dilakukan dengan suatu standar yang tepat.
Kata kunci : sistem informasi, pengguna dan pengembang
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sistem informasi diimplementasi dan dikembangkan guna mendukung keseluruhan


organisasi, eksekutif, dan area bisnis. Sistem informasi dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan
informasi umum para pengguna informasi. Sistem informasi merupakan salah satu komponen
yang berperan penting di dalam keberhasilan organisasi dalam melakukan persaingan bisnis.
Sistem informasi merupakan serangkaian proses yang menyeluruh dan terkoordinasi dan secara
rasional terpadu mampu mentransformasi data sehingga menjadi informasi bagi para pengguna,
yang dalam implementasi pada perusahaan diharapkan dapat meningkatkan produktivitas atas
dasar kriteria mutu yang telah ditetapkan.
Terdapat beberapa cara dalam proses mengembangkan dan mengimplementasikan
sistem informasi, namun salah satu komponen yang paling penting adalah peran serta pengguna
serta pengembang sistem informasi tersebut.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana peran pengguna dan pengembang dalam implementasi sistem informasi pada
perusahaan?

1.3. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui peran pengguna dan pengembang dalam implementasi sistem informasi pada
perusahaan.
BAB II
LITERATUR TEORI

2.1. Konsep Dasar Sistem

2.3.1. Definisi Sistem

Definisi sistem menurut Putra, Y. M. (2019:2) terdapat dua pendekatan yaitu


pendekatan prosedur dan pendekatan komponen.
1. Definisi sistem yang lebih menekankan pada prosedurnya adalah suatu jaringan kerja dari
prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan
suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.
2. Difinisi sistem yang menekankan pada komponennya adalah kumpulan dari elemen-elemen
yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Dari dua pendekatan atas definisi sistem di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem adalah suatu
kumpulan prosedur dari elemen atau komponen yang saling berhubungan atau saling berinteraksi
dan saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan tertentu.

2.3.2. Karakteristik Sistem

Menurut Mustakini (2009:54), suatu sistem mempunyai karakteristik sebagai beriku :


1. Suatu sistem memiliki komponen-komponen sistem (component) atau subsistem.
Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem. Setiap subsistem
memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses
sistem secara keseluruhan.
2. Suatu sistem mempunyai batas sistem (boundary).
Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang
lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem
dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
3. Suatu sistem mempunyai lingkungan luar (environment).
Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi
operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat
bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut.
4. Suatu sistem mempunyai penghubung (interface).
Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem yang lain disebut penghubung sistem
atau interface. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu
subsistem ke subsistem lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan
untuk subsitem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu
integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.penghubung,
5. Suatu sistem mempunyai tujuan (goal).
Suatu sistem mempunyai tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministik. Kalau
suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem
dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.

2.2. Konsep Dasar Informasi

2.3.1. Definisi Informasi


Informasi ibarat darah yang mengalir di dalam tubuh manusia, maksud dari kalimat
tersebut yaitu bahwa informasi sangat penting pada suatu organisasi. Informasi (information)
dapat didefinisikan sebagai berikut:
1. Menurut Mustakini (2009:36) ”Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang
berguna bagi pemakainya”.
2. Menurut McLeod dalam Yakub (2012:8) “Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk
yang lebih berguna bagi penerimanya”.
Berdasarkan pendapat para ahli yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
informasi adalah data yang sudah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi pengguna,
yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendukung sumber informasi.

2.3.2. Kualitas Informasi

Kualitas informasi sangat dipengaruhi atau ditentukan oleh tiga hal pokok, yaitu akurasi
(accuracy), relevansi (relevancy), dan tepat waktu (timeliness). (Agus Mulyanto, 2009:247).
1. Akurasi (accuracy)
Sebuah informasi harus akurat karena dari sumber informasi hingga penerima informasi
kemungkinan banyak terjadi gangguan yang dapat mengubah atau merusak informasi
tersebut. Informasi dikatakan akurat apabila informasi tersebut tidak bias atau menyesatkan,
bebas dari kesalahan-kesalahan dan harus jelas mencerminkan maksudnya. Beberapa hal
yang dapat berpengaruh terhadap keakuratan sebuah informasi antara lain adalah:
a. Informasi yang akurat harus memiliki kelengkapan yang baik, karena bila informasi yang
dihasilkan sebagian tentunya akan memengaruhi dalam pengambilan keputusan atau
menentukan tindakan secara keseluruhan, sehingga akan berpengaruh terhadap
kemampuannya untuk mengontrol atau memecahkan suatu masalah dengan baik.
b. Informasi yang dihasilkan oleh proses pengolahan data, haruslah benar sesuai dengan
perhitungan-perhitungan yang ada dalam proses tersebut.
c. Informasi harus aman dari segala gangguan (noise) dapat mengubah atau merusak akurasi
informasi tersebut dengan tujuan utama.
2. Tepat Waktu (timeliness)
Informasi yang dihasilkan dari suatu proses pengolahan data, datangnya tidak boleh
terlambat (usang). Informasi yang terlambat tidak akan mempunyai nilai yang baik, karena
informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan. Kesalahan dalam mengambil
keputusan akan berakibat fatal bagi perusahaan. Mahalnya informasi disebabkan harus cepat
dan tepat informasi tersebut didapat. Hal itu disebabkan oleh kecepatan untuk mendapatkan,
mengolah dan mengirimkan informasi tersebut memerlukan bantuan teknologi-teknologi
terbaru. Dengan demikian diperlukan teknologi-teknologi mutakhir untuk mendapatkan,
mengolah, dan mengirimkan informasi tersebut.
3. Relevansi (relevancy)
Informasi dikatakan berkualitas jika relevan bagi pemakainya. Hal ini berarti bahwa
informasi tersebut harus bermanfaat bagi pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap
orang satu dengan lainnya berbeda. Misalnya, informasi mengenai kerusakan infrastruktur
laboratorium komputer ditujukan kepada rektor universitas. Tetapi akan lebih relevan apabila
ditujukan kepada penanggung jawab laboratorium.
2.3. Konsep Dasar Sistem Informasi
2.3.1. Definisi Sistem Informasi

Terdapat berbagai macam pengertian sistem informasi menurut beberapa ahli,


diantaranya sebagai berikut :
1. Menurut Mulyanto (2009:29) “Sistem informasi adalah suatu komponen yang terdiri dari
manusia, teknologi informasi, dan prosedur kerja yang memproses, menyimpan,
menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk mencapai suatu tujuan”.
2. Menurut Jogiyanto H.M. (2009:33) “Sistem informasi merupakan suatu sistem yang
tujuannya menghasilkan informasi.”
Dari pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah
gabungan dari orang, hardware, software, jaringan komunikasi, sumber daya data, dan kebijakan
dan prosedur yang menyimpan, mengumpulkan (mendapatkan kembali), memproses, dan
mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan dan pengontrolan keputusan dalam
suatu organisasi.

2.3.2. Komponen Sistem Informasi

Menurut Jogiyanto (2012:47) “Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang


disebut dengan istilah blok bangunan (building block). Sebagai suatu sistem, blok bangunan
tersebut masing-masing berinteraksi satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk
mencapai sasarannya”.
1. Blok Masukan (Input Block)
Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input di sini termasuk metode-
metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa
dokumen-dokumen dasar.
2. Blok Model (Model Block)
Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan
memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara tertentu untuk
menghasilkan keluaran yang diinginkan.
3. Blok Keluaran (Output Block)
Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas
dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai
sistem.
4. Blok Teknologi (Technology Block)
Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan
mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian
sistem secara keseluruhan. Pada blok ini terdiri dari tiga bagian utama, yaitu teknisi
(humanware atau brainware), perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware).
5. Blok Basis Data (Database Block)
Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan
yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk
memanipulasinya.
6. Blok Kendali (Controls Block)
Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal
yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan
dapat langsung secara cepat ditangani.

2.4. Pengembang dan Implementasi Sistem


Pengembangan sistem informasi merupakan suatu tindakan, metode yang digunakan
untuk mengembangkan, memelihara sistem informasi atau perangkat lunak. Menurut O’Brien
dan Marakas (2010:485), siklus hidup pengembangan sistem atau Systems Development Life
Cycle (SDLC) merupakan salah satu metode yang menggunakan pendekatan sistem untuk
mengembangkan solusi sistem informasi, serta dapat dilihat sebagai suatu tahapan yang
dilakukan secara berulang.
1. Planning.
Tahapan ini meliputi proses perencanaan pembuatan perangkat lunak, perkiraan dana yang
dibutuhkan, dan mendapatkan gambaran tentang proses bisnis klien.
2. Analysis.
Tahapan ini, tim pengembang akan melakukan analisis terhadap permasalahan yang dihadapi
oleh klien, analisis terhadap proses bisnis klien dan kemudian mengajukan sebuah solusi yang
mengatasi persoalan tersebut.
3. Design.
Pada tahap ini para pengembang sistem akan melakukan pemetaan dari hasil analisis menjadi
sebuah rancangan sebagai landasan dalam proses implementasi.
4. Implementasi.
Dalam tahapan ini, para pengembang perangkat lunak akan membuat program dengan
mengacu kepada hasil perancangan yang telah dibuat.
5. Testing.
Tahapan ini berguna untuk memeriksa apakah perangkat lunak tersebut telah memenuhi
semua persyaratan (requirement) yang telah ditentukan, dan apakah perangkat lunak tersebut
telah bebas dari semua bugs (kesalahan) yang dapat mengganggu kinerja sistem.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Pengguna Sistem Informasi

Sistem informasi dikembangkan untuk mendukung keseluruhan organisasi, eksekutif,


maupun area bisnis. Sistem informasi dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan informasi umum
para pengguna sistem informasi itu sendiri. Sistem-sistem informasi ini dirancang khusus sesuai
dengan organisasi dan jenis bisnis yang dijalankan suatu perusahaan tersebut, contohnya cara
bagaimana sumber daya fisik perusahaan dan anak perusahaan anak global, divisi wilayah,
distrik, cabang, dan seterusnya. Pengguna sistem informasi yang ada pada tempat saya bekerja
dibagi menjadi 2 (dua) jenis tergantung penggunaannya :
1. Pengguna sistem informasi manajemen sebagai orang yang melakukan suatu perbuatan yang
berhubungan dengan sistem informasi
2. Pengguna sistem informasi manajemen sebagai orang yang menggunakan atau
memanfaatkan sistem informasi manajemen, pada perusahaan tempat saya bekerja dapat
diklasifikasikan menjadi 3 tingkatan manajemen yaitu :
 Manajer tingkat perencanaan stratejik (strategic planning) merupakan manajer tingkat
atas, seperti para Direksi maupun General Manager.
 Manajer tingkat pengendalianmanajemen (management control) yang dikenal juga
dengan istilah manajer tingkat menengah. Mempunyai tanggung jawab untuk menjabar
kan rencana stratejik yang sudah ditetapkan kedalam pelaksanaannya dan meyakinkan
bahwa tujuan organisasia kan tercapai. Termasuk dalam kelompok ini misalnya adalah
Manajer atau Kepala Divisi.
 Manajer tingkat pengendalian operasi (operational control) merupakan manajer tingkat
bawah, pada tingkat ini dilaksanakan oleh Superintendent yang bertanggung jawab
melaksanakan rencana yang sudah ditetapkan oleh manajer tingkat menengah, yang
terwujud dalam operasi/kegiatan organisasi.
Penggolongan manajer menurut tingkatnya mempunyai pengaruh signifikan dalam
mendisain sistem informasi yang berkaitan dengan sumber informasi, cara penyajian, dan jenis
keputusannya. Manajer tingkat perencanaan stratejik akan lebih banyak menerima informasi
yang berasal dari lingkungan luar organisasi dari pada informasi intern, dan sebaliknya untuk
manajer tingkat bawah. Dari segi penyajiannya, manajer tingkat atas lebih menyukai informasi
dalam bentuk ringkas, bukan detil. Sebaliknya, manajer tingkat bawah lebih menekan kan pada
informasi detil, bukan ringkas. Sedang berdasarkan jenis keputusan yang diambil, keputusan
yang dibuat oleh manajer tingkat atas lebih tidak terstruktur dibandingkan keputusan yang
diambil oleh manajer tingkat yang lebih rendah. Keputusan yang terstruktur merupakan
keputusan yang sifatnya berulang-ulang dan rutin sehingga unsur-unsurnya lebih mudah untuk
dimengerti.

3.2. Pengembangan Sistem Informasi

3.2.1. Prinsip Pengembangan Sistem Informasi

1. Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen.


Setelah sistem selesai dikembangkan, maka yang akan menggunakan informasi dari sistem
ini adalah manajemen, sehingga sistem harus dapat mendukung, kebutuhan yang diperlukan
oleh manajemen. Pada waktu Anda mengembangkan sistem, maka prinsip ini harus selalu
diingat.
2. Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal yang besar.
Sistem informasi yang akan Anda kembangkan membutuhkan dana modal yang tidak
sedikit, apalagi dengan digunakannya teknologi yang mutakhir. Sistem yang dikembangkan
ini merupakan investasi modal yang besar. Seperti halnya dengan investasi modal lainnya
yang dilakukan oleh perusahaan, maka setiap investasi modal harus mempertimbangkan 2
hal berikut ini:
 Semua alternatif yang ada harus diinvestigasi.
 Investasi yang terbaik harus bernilai.
3. Sistem yang dikembangkan memerlukan orang-orang yang terdidik.
Manusia merupakan faktor utama yang menentukan berhasil tidaknya suatu sistem, baik
dalam proses pengembangannya, penerapannya, maupun dalam proses operasinya. Oleh
karena itu orang yang terlibat dalam pengembangan maupun penggunaan sistem ini harus
merupakan orang yang terdidik tentang permasalahan-permasalahan yang ada dan terhadap
solusi-solusi yang mungkin dilakukan.
4. Tahapan kerja dan tugas-tugas yang harus dilakukan dalam proses pengembangan sistem.
Proses pengembangan sistem umumnya melibatkan beberapa tahapan kerja dan melibatkan
beberapa personil dalam bentuk suatu team untuk mengerjakannya. Pengalaman
menunjukan bahwa tanpa adanya perencanaan dan koordinasi yang baik, maka proses
pengembangan sistem tidak akan berhasil dengan memuaskan. Untuk maksud ini sebelum
proses pengembangan sistem dilakukan, maka harus dibuat terlebih dahulu skedul kerja
yang menunjukkan tahapan-tahapan kerja dan tugas-tugas pekerjaan yang akan dilakukan,
sehingga proses pengembangan sistem dapat dilakukan dan selesai dengan berhasil sesuai
dengan waktu dan anggaran yang direncanakan.
5. Proses pengembangan sistem tidak harus urut.
Prinsip ini kelihatannya bertentangan dengan prinsip nomor 4, tetapi tidaklah sedemikian.
Tahapan kerja dari pengembangan sistem di prinsip nomor 4 menunjukkan langkah-langkah
yang harus dilakukan secara bersama-sama. Ingatlah waktu adalah uang. Misalnya di dalam
pengembangan sistem, perancangan output merupakan tahapan yang harus dilakukan
sebelum melakukan perancangan file. Ini tidak berarti bahwa semua output harus dirancang
semuanya terlebih dahulu baru dapat melakukan perancangan file, tetapi dapat dilakukan
secara serentak, yaitu sewaktu proses pengadaan hardware.
6. Jangan takut membatalkan proyek.
Umumnya hal ini merupakan pantangan untuk membatalkan suatu proyek yang sedang
berjalan. Keputusan untuk meneruskan suatu proyek atau membatalkannya memang harus
dievaluasi dengan cermat. Untuk kasus-kasus yang tertentu, dimana suatu proyek terpaksa
harus dihentikan atau dibatalkan karena sudah tidak layak lagi, maka harus dilakukan
dengan tegas. Keraguan untuk terus melanjutkan proyek yang tidak layak lagi karena sudah
terserapnya dana kedalam proyek ini hanya akan memubang dana yang sia-sia.Dilihat dari
sisi teknis, ada dua fungsi dari teknologi informasi yang harus dipenuhi, yaitu :
1. Fungsi penciptaan
Aspek-aspek yang harus dapat dilakukan oleh teknologi informasi adalah sebagai
berikut :
 Teknologi informasi harus mampu menjadi sarana untuk mengubah fakta-fakta atau
kejadian-kejadian sehari-hari yang dijumpai dalam bisnis perusahaan ke dalam format
data kuantitatif. Ada dua cara umum yang biasa dipergunakan, yaitu secara manual
dan otomatis. Yang dimaksud dengan manual adalah dilibatkannya seorang user untuk
melakukan data entry terhadap fakta-fakta relevan didalam aktivitas sehari-hari yang
dipandang perlu direkam. Misalnya catatan pengeluaran keuangan, keluhan pelanggan,
pesanan konsumen, pengeluaran barang dari gudang dan lain-lain. Sedangkan yang
dimaksud dengan cara otomatis disini adalah jika berbagai teknologi dipergunakan
sebagai alat untuk merekam fakta dan mengubahnya menjadi data tanpa harus
melibatkan unsur manusia sebagai data entry. Contohnya adalah penggunaan barcode
untuk kode barang, smart card untuk data pelanggan, scanner untuk mencatat
kendaraan dipintu gerbang kawasan.
 Teknologi harus mampu mengubah data mentah yang telah dikumpulkan menjadi
informasi yang relevan bagi setiap penggunanya yaitu manajemen staf, konsumen,
mitra bisnis, pemilik perusahaan, dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
 Tugas teknologi informasi selanjutnya adalah mengolah informasi yang diperoleh
dengan berbagai konteks organisasi yang ada menjadi sebuah knowledge yang dapat
diakses oleh semua pihak di dalam perusahaan.
 Akhirnya, kumpulan dari knowledge yang diperoleh dan dipelajari selama perusahaan
beroperasi akan menjadi suatu bekal “kebijaksanaan” (wisdom) yang tidak ternilai
harganya. Wisdom yang diperoleh merupakan hasil dari pembelajaran sebuah
organisasi yang akan menjadi identitas perusahaan dimasa mendatang.
2. Fungsi penyebaran
Terhadap entitas fakta, data, informasi, knowledge, dan wisdom tersebut, teknologi
informasi memiliki fungsi-fungsi yang berhubungan dengan aspek penyebaran sebagai
berikut :
 Gathering, teknologi informasi harus memiliki fasilitas-fasilitas yang mampu
mengumpulkan entitas-entitas tersebut dan meletakannya di dalam suatu media
penyimpanan digital.
 Organising, untuk memudahkan pencarian terhadap entitasentitas tersebut dikemudian
hari, teknologi informasi harus memiliki mekanisme baku dalam mengorganisasikan
penyimpanan entitas-entitas tersebut di dalam media penyimpanan.
 Selecting, disaat berbagai pihak di dalam perusahaan membutuhkan entitas entitas
tersebut, teknologi informasi harus menyediakan fasilitas untuk memudahkan
pencarian dan pemilihan. Teknologi portal merupakan salah satu cara yang sedang
digemari oleh perusahaan dalam memecahkan permasalahan ini.

3.2.2. Perspektif Manajerial


Dilihat dari sisi bisnis dan manajerial, terutama dalam kaitannya dengan manajemen
supply chain, ada empat peranan yang diharapkan oleh perusahaan dari implementasi efektif
sebuah teknologi informasi, yaitu :
1. Minimize risk
Setiap bisnis memiliki risiko , terutama berkaitan dengan factorfaktor keuangan. Pada umumnya
risiko berasal dari ketidakpastian dalam berbagai hal dan aspek-aspek eksternal lain yang berada
diluar control perusahaan. Saat ini berbagai jenis aplikasi telah tersedia untuk mengurangi risiko-
risiko yang kerap dihadapi oleh bisnis seperti forecasting, financial advisory, planning expert dan
lain-lain. Kehadiran teknologi informasi selain harus mampu membantu perusahaan mengurangi
risiko bisnis yang ada, perlu pula menjadi sarana untuk membantu manajemen dalam mengelola
risiko yang dihadapi.
2. Reduce costs
Peranan teknologi informasi sebagai katalisator dalam berbagai usaha pengurangan biaya-biaya
operasional perusahaan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan.
Sehubungan dengan hal tersebut biasanya ada empat cara yang ditawarkan teknologi informasi
untuk mengurangi biaya-biaya kegiatan operasional yaitu :
• Eleminasi proses. Implementasi berbagai komponen teknologi informasi akan mampu
menghilangkan atau mengeliminasi proses-proses yang dirasa tidak perlu. Contoh call center
untuk menggantikan fungsi layanan pelanggan dalam menghadapi keluhan pelanggan.
• Simplifikasi proses. Berbagai proses yang panjang dan berbelit-belit (birokratis) biasanya dapat
disederhanakan dengan mengimplementasikan berbagai komponen teknologi informasi. Contoh
order dapat dilakukan melalui situs perusahaan tanpa perlu datang ke bagian pelayanan order.
• Integrasi proses. Teknologi informasi juga mampu melakukan pengintegrasian beberapa proses
menjadi satu sehingga terasa lebih cepat dan praktis (secara langsung akan meningkatkan
kepuasan pelanggan juga).
• Otomatisasi proses. Mengubah proses manual menjadi otomatis merupakan tawaran klasik dari
teknologi informasi. Contoh scanner untuk menggantikan fungsi mata manusia dalam meletakan
dan mencari barang digudang.
3. Add Value
Peranan selanjutnya dari teknologi informasi adalah untuk menciptakan value bagi pelanggan
perusahaan. Tujuan akhir dari penciptaan value tidak sekedar untuk memuaskan pelanggan,
tetapi lebih jauh lagi untuk menciptakan loyalitas sehingga pelanggan tersebut bersedia selalu
menjadi konsumennya untuk jangka panjang.
4. Create new realities
Perkembangan teknologi informasi terakhir yang ditandai dengan pesatnya teknologi internet
telah mampu menciptakan suatu arena bersaing baru bagi perusahaan, yaitu di dunia maya.
Berbagai konsep e-business semacan e-commerce, eprocurement e-customer, e-loyalty, dan lain-
lainnya pada dasarnya merupakan cara pandang baru dalam menanggapi mekanisme bisnis di era
globalisasi informasi.

C. Konsep sistem informasi terpadu


Konsep menajemen supply chain memperlihatkan adanya proses ketergantungan antara berbagai
perusahaan yang terkait di dalam sebuah system bisnis. Semakin banyak perusahaan yang
terlibat dalam rantai tersebut, akan semakin kompleks strategi pengelolaan yang perlu dibangun.
Jika diperharikan dengan seksama, didalam sebuah perusahaan ada tiga aliran entitas yang harus
dikelola dengan baik yaitu :
(1) aliran produk dan jasa (flow of products and services);
(2) aliran uang (flow of money);
(3) aliran dokumen (flow of documents)
Yang dimaksud dengan system informasi terpadu disini adalah sebuah system yang terdiri dari
berbagai komponen data, aplikasi, dan teknologi yang saling berkaitan untuk mendukung
kebutuhan informasi perusahaan
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Suatu sistem informasi dapat membantu perusahaan dalam menciptakan nilai tambah
suatu proses bisnis perusahaan dengan menerapkan prinsip-prinsip implementasi sistem sesuai
dengan Systems Development Life Cycle (SDCL). Terdapat 5 (lima) tahapan implementasi sistem
informasi sesuai dengan prinsip SDLC tersebut yaitu tahap perencanaan (investigation), tahap
analisis, tahap perancangan desain sistem, tahap penerapan, dan tahap pemeliharaan. Selain itu,
dalam implementasi sistem informasi wajib melihat stakeholder (pihak yang berkepentingan)
agar arah dan tujuan implementasi sistem informasi tepat sasaran.
DAFTAR PUSTAKA

1. Putra, Y.M. (2018). Pengantar Sistem Informasi. Modul Kuliah Sistem Informasi
Manajemen. Jakarta : FEB-Universitas Mercu Buana
2. Mustakini, Jogiyanto Hartono (2009). Sistem Informasi Teknologi. Yogyakarta : Andi Offset
3. Yakub (2012). Pengantar Sistem Informasi. Yogyakarta : Graha Ilmu
4. Al Fatta, Hanif. (2007). Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan
Bersaing Perusahaan dan Organisasi. Yogyakarta : STMIK AMIKOM
5. Abdullah, Dahlan. (2017). Merancang Aplikasi Perpustakaan Menggunakan SDLC. Aceh :
Sefa Bumi Persada
6. Handayani, Indri (2016). Bab II Landasarn Teori. Dikutip 9 September 2019 dari
https://indri8.ilearning.me/bab-ii-landasan-teori/

Anda mungkin juga menyukai