Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah energi baru dan terbarukan
Disusun Oleh :
Nama : Kholipa Alam
Nim : 18320040
Program studi : Teknik mesin
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, ataslimpahan
rahmat dan karuniaNya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk penyelesain
tugas dari mata kuliah energi baru dan terbarukan.
Makalah ini dapat terselesaikan tidak lepas karena bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak yang dengan tulus dan sabar memberikan sumbangan baik berupa ide, materi
pembahasan dan juga bantuan lainnya yang tidak dapat dijelaskan satu persatu.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami
berharap kepada Bapak Dosen untuk memberikan kritik dan saran untuk menyempurnakan
makalah ini. Dan kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Pemanfaatan sampah perkotaan merupakan salah satu dari prioritas nasional bidang
energi baru dan terbarukan yang tertuang dalam agenda riset nasional, hal ini yang juga
melatar belakangi untuk menjadikan sampah sebagai objek penelitian dalam konversi
energi listrik. Sampah selalu menjadi permasalahan kota-kota besar di Indonesia.
Volume sampah yang kian meningkat namun tempat pembuangan sampah akhir (TPA)
yang terbatas tentunya menjadi suatu persoalan jika tidak ditangani dengan seksama.
Volume sampah diperkirakan akan terus meningkat dari tahun ke tahun,maka dari itu
untuk mengantisipasi adanya peningkatan penimbunan sampah perlu dilakukan
penekanan terhadap peningkatan volume sampah dengan mengolah sampah menjadikan
energi listrik yang ramah lingkungan. Jika sampah tersebut diolah menjadi sumber energi
alternatif tentunya akan sangat bermanfaat baik dalam penyediaan kebutuhan
energilistrik maupun menambah pasokan cadangan energi listrik diIndonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pembangkit listrik tenaga sampah ?
2. Berapa besar potensi energi untuk pembangkit listrik tenaga sampah di
indonesia ?
3. Bagaimana mekanisme kerja/produksi energi pembangkit listrik tenaga
sampah ?
4. Bagaimana peforma teknologi pembangkit listrik tenaga sampah ?
5. Bagaimana potensi aplikasi pembangkit listrik tenaga sampah di indonesia ?
C. Tujuan
2. Mengetahui seberapa besar potensi energi untuk pembangkit listrik tenaga sampah di
indonesia.
PEMBAHASAN
A. Pengertian PLTSa
1. Manusia Berbudaya.
Sebagai salah satu makhluk Tuhan, manusia dikatakan sebagai makhluk yang
sempurna karena memiliki naluri, kemampuan berpikir, akal dan berbagai keterampilan.
Manusia senantiasa berjuang mempertahankan eksistensi, pertumbuhan dan
kelangsungan hidupnya serta berupaya memenuhi kebutuhan materil maupun
spiritualnya. Karena itu manusia berbudaya akan selalu mengadakan hubungan :
Tujuan Nasional menjadi pokok pikiran dalam Ketahanan Nasional karena suatu
organisasi; apa pun bentuknya, akan selalu berhadapan dengan masalah-masalah internal
dan eksternal dalam proses mencapai tujuan yang telah ditetapkannya. Demikian pula
halnya dengan negara dalam mencapai tujuannya. Karena itu, perlu ada kesiapan untuk
menghadapi masalah-masalah tersebut.
Falsafah dan ideology juga menjadi pokok pikiran. Hal ini tampak dari makna
falsafah dalam Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi sebagai berikut:
Alinea pertama menyebutkan: “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu hak segala
bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan,
karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.” Maknanya:
Kemerdekaan adalah hak asasi manusia.
Alinea kedua menyebutkan: “… dan perjuangan kemerdekaan Indonesia telah
sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan
rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia yang
merdeka, berdaulat, adil dan makmur.” Maknanya: adanya masa depan yang
harus diraih (cita-cita).
Alinea ketiga menyebutkan: “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan
dengan didorong oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang
bebas maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini Kemerdekaannya.”
Maknanya: bila Negara ingin mencapai cita-cita maka kehidupan berbangsa dan
bernegara harus mendapat ridlo Allah yang merupakan dorongan spiritual.
Alinea keempat menyebutkan: “Kemerdekaan dari pada itu untuk membentuk
suatu pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan,perdamaian abadi dan keadilan social, maka
disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam susunan Negara
Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dan berdasarkan: Ketuhanan Yang
Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan keadilan sosial bagi
seluruh bagi seluruh rakyat Indonesia.” Alinea ini mempertegas cita-cita yang
harus dicapai oleh bangsa Indonesia melalui wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
1. PLTSa Thermal.
a. Sampah diturunkan kadar airnya dengan cara ditiriskan di dalam ruang hampa
udara selamakurang lebih lima hari.
b. Setelah kadar air tersisa ±45% sampah akan dimasukkan ke dalam tungku
pembakaran untuk dibakar pada suhu 850°C - 900°C. Panas dari hasil pembakaran ini
akan memanaskan boiler danmengubah air dalam boiler menjadi uap.
c. Uap yang tercipta akan disalurkan ke turbin uap sehingga turbin akan berputar.
Karena turbin dihubungkan dengan generator maka ketika turbin berputar generator juga
akan berputar.
d. Generator yang berputar akan menghasilkan tenaga listrik yang nantinya akan
disalurkan ke jaringan listrik milik PLN sementara uap yang melewati turbin akan
kehilangan panas dan disalurkan ke boiler lagi untuk dipanaskan, demikian seterusnya.
Gambar. 1.2. Prses Perubahan Sampah Menjadi Energi dengan Metode Thermal
Konsep Pengolahan Sampah menjadi Energi secara ringkas adalah sebagai berikut;
1. Pemilahan Sampah
Sampah dipilah untuk memanfaatkan sampah yang masih dapat didaur ulang. Sisa
sampah dimasukkan ke dalam tungku Insinerator untukdibakar.
2. Pembakaran Sampah
buang.
3. Pemanfaatan Panas
Hasil pembakaran sampah akan menghasilkan panas yang dapat dimanfaatkan untuk
memanaskan boiler. Uap panas yang dihasilkan digunakan untuk memutar turbin dan
selanjutnya menggerakkan generator listrik.
4. Pemanfaatan Abu Sisa Pembakaran
Sisa dari proses pembakaran sampah adalah abu. Volume dari berat abu yang dihasilkan
diperkirakan hanya kurang dari 5% dari berat atau volume sampah semula sebelum
dibakar. Di negara-negara maju abu sisa pembakaran ini akan dimanfaatkan untuk
menjadi bahan baku batako atau bahan bangunan lainnya setelah diproses.
PLTSa Landfill Gastification adalah PLTSa yang memanfaatkan gas metana (CH4) yang
diperoleh dari hasil dekomposisi sampah organik pada landfill area yang telah
disediakan. Teknologi ini merupakan teknologi secara biologis dan tidak menggunakan
mekanisme pembakaran.
Teknologi landfill gas untuk pembangkitan tenaga listrik merupakan teknologi yang
berwawasan lingkungan dan dapat memperbaiki struktur dan mereklamasi lahan TPA
yang telah digunakan.
Kandungan gas metana (CH4) yang dihasilkan melalui mekanisme pengelolaan sampah
organik dengan sistem landfill gastification adalah;
D. Asas Ketahanan
1. Dampak Positif
a. Sebagai solusi untuk mengatasi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil seperti
BBM dan batubara yang ketersediannya semakin terbatas dan menipis.
2. Dampak Negatif
a. Berkurangnya lapangan kerja bagi warga yang menggantungkan hidupnya dari sampah
yang ada diTPA.
b. Adanya polusi udara yaitu bau tak sedap di sekitar PLTSa di lokasi penampungan
sampah sebelum diproses.
c. Adanya senyawa organik berbahaya berupa Dioxin yang merupkan hasil sampingan
dari sintesa kimia pada proses pembakaran.
d. Adanya residu atau abu bawah (bottom ash) dan abu terbang ( fly ash) yang termasuk
limbah B3.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sampah merupakan energi terbarukan yang dapat menjadi alternatif dalam mengatasi
ketergantungan masyarakat terhadap energi fosil yang semakin terbatas. Pemrosesan
sampah terdiri dari dua metode yaitu dengan pembakaran dengan prinsip kerja dan jenis
turbin yang sama dengan PLTU dan yang kedua dengan metode biologis yaitu Landfill
Gastification yang memanfaatkan gas metana (CH4) yang diperoleh dari hasil
dekomposisi sampah organik.
Saran
Untuk mengatasi dampak negatif dari pembangunan PLTSaada beberapa solusi yang
telah dilakukan oleh negara-negara maju yang telah lebih dulu menerapkan sistem waste
to energy atau PLTSa.
2. Untuk mengatasi polusi udara berupa bau tak sedap dapat diatasi dengan dibuat jalan
tersendiri ke lokasi PLTSa melalui jalan Tol, di sekeliling bagunan PLTSa ditanami
pohon sehingga membentuk greenbelt (sabuk hijau) seluas 7 hektar.
3. Untuk mengatasi senyawa berbahaya berupa Dioxin PLTSa dapat dilengkapi dengan
sistem pengolahan emisi dan efluen sehingga polutan yang dikeluarkan berada di bawah
standar baku mutu gas buang yang berlaku di Indonesia,dan tidak mencemari
lingkungan.
4. Untuk mengatasi hasil pembakaran sampah berupa abu berbagai PLTSa di negara-
negara maju telah memanfaatkan abu tersebut sebagai bahan baku batako atau bahan
bangunan.
DAFTAR PUSTAKA