Anda di halaman 1dari 7

Nama Asisten : Laksmi Putri

Tanggal Praktikum : 25 Januari 2021


Tanggal Pengumpulan : 1 Februari 2021

PRAKTIKUM ANALISIS KADAR PROTEIN METODE KJELDAHL


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN

Fadhilah Nurdiana (240210180083)

Departemen Teknologi Industri Pangan Universitas Padjadjaran, Jatinangor


Jalan Raya Bandung-Sumedang Km. 21, Jatinangor, Sumedang 40600 Telp. (022) 7798844,
779570 Fax. (022) 7795780 Email: fadilahnrdna99@gmail.com

ABSTRACT

Protein is one component of nutrients in foods that are important fot the human body.
Protein content in each foodstuffs is different, so it is necessary to know it. The protein content
analysis method used is kjeldahl method. The principle of kjeldahl method is calculating of protein
content by calculate element N based on sample. The purpose of this practicum is to calculate
and analyze protein content in several foodstuff. The results showed that the highest average
protein content was found in tepung talas 7,5%, followed by batagor ikan 7,12%, and the lowest
was gula aren 1,72%.

Keywords: amino acid, kjeldahl, protein.

PENDAHULUAN (metaloprotein) dan fosfat (fosfoprotein)


(Handito, dkk, 2014).
Pangan merupakan kebutuhan dasar Protein berfungsi sebagai katalisator,
manusia untuk melangsungkan kehidupan. sebagai pengangkut dan penyimpan molekul
Pangan yang dikonsumsi tentunya harus lain seperti oksigen, mendukung secara
memenuhi gizi yang dibutuhkan oleh tubuh mekanis sistem kekebalan (imunitas) tubuh,
manusia untuk pertumbuhan, menghasilkan pergerakkan tubuh, sebagai
perkembangan, pemeliharaan, dan transmitor gerak syaraf, dan mengendalikan
memperbaiki jaringan tubuh. Pangan pertumbuhan dan perkembangan. Analisa
menyediakan komponen – komponen kimia diameter protein menghasilkan unsur-unsur
yang disebut sebagai zat gizi seperti C, H, N, dan O dan sering juga S. Disamping
karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan itu beberapa protein juga mengandung
lain-lain (Suryansingih, 2015.). unsur-unsur lain terutama P, Fe, Zi dan Cu
Protein merupakan suatu zat makanan (Katili, 2009).
yang amat penting bagi tubuh manusia. Protein merupakan komponen utama
Protein merupakan sumber-sumber asam dalam semua hal hidup, baik tumbuhan
amino yang mengandung unsur C, H, O, dan maupun hewan. Pada sebagian besar
N yang tidak dimiliki oleh lemak dan jaringan tubuh, protein merupakan
karbohidrat. Nitrogen dalam jaringan hidup, komponen terbesa setelah air. Kira-kira dari
terdapat sebagai protein dalam jumlah relatif 50% berat yang terdidi atas unsur-unsur
besar dan sebagai non protein nitrogen karbon (50-55%), hidrogen (± 7%), oksigen
(NPN) dalam jumlah relatif kecil. (± 13%) dan fosfor (P) dalam jumlah sedikit
Protein secara garis besar dibagi (1-2%). Ada beberapa protein lainnya yang
menjadi dua, yaitu protein sederhana yang mengandung unsur logam seperti tembaga
hanya tersusun oleh asam amino dan protein dan besi (Sirajuddin, 2012).
konjugasi yang tersusu tidak hanya oleh Sumber protein di dalam makanan
asam amino namun juga bahan lain seperti dapat dibedakan atas dua sumber yaitu
karbohidrat (glikoprotein), asam nukleat protein hewani dan nabati. Oleh karena
(nukleoprotein), lipid (lipoprotein), logam struktur fisik dan kimia protein hewani sama
dengan yang dijumpai pada tubuh manusia,
maka protein yang berasal dari hewan Alat yang digunakan pada praktikum
mengandung semua asam amino dalam kali ini adalah alat destilasi protein, bunsen,
jumlah yang cukup membentuk dan buret 50 ml, erlenmeyer 250 ml, gelas ukur
memperbaiki jaringan tubuh manusia. 10 ml, hot plate, kondensor, labu kjeldahl,
Kecuali pada kedelai, semua pangan nabati labu ukur 100 ml, spatula, tablet kjeldahl,
mempunyai protein dengan mutu yang lebih timbangan analitik, dan volume pipet.
rendah dibandingkan hewani (Budianto, Bahan yang digunakan pada
2009). praktikum kali ini adalah asam borat 3%,
Protein dalam bahan pangan berbeda- asam sulfat pekat, batagor ikan, gula aren,
beda, sehingga perlu dilakukan analisis HCl 0,1 N, indikator N, NaOH 30%, dan
kadar protein. Metode yang dapat digunakan tepung talas.
pada analisis kadar protein di antaranya
adalah metode Kjeldahl, metode Biuret, dan Prosedur Analisis Kadar Protein Metode
metode Lowry. Metode yang akan Kjeldahl
digunakan pada praktikum ini adalah Fase Dekstruksi
kjeldahl. Metode Kjeldahl digunakan untuk Sampel ditimbang pada tabung
menganalisis kadar protein kasar dalam kjeldahl lalu ditambahkan tablet kjeldahl.
bahan makanan secara tidak langsung, Dipipet asam sulfat pekat ke dalam tabung
karena yang dianalisis dengan cara ini kjeldahl dan pasang tabung pada alat
adalah kadar nitrogen pada protein. Protein dekstruksi.
kasar tidak hanya mengandung protein saja Fase Destilasi
tetapi juga mengandung nitrogen yang Asam borat dipipet ke dalam
bukan berasal dari protein (NPN) (Silalahi, erlenmeyer lalu ditambahkan indikator
1994). methyl orange. Aquades dipipet ke dalam
Prinsip penentuan kadar protein tabung kjeldahl berisi sampel yang telah
dengan metode kjeldahl didasarkan pada didestruksi. Erlenmeyer dan tabung kjeldahl
penentapan kadar N total dalam sampel. dipasang pada distillation unit dan
Protein dalam sampel didestruksi dengan dinyalakan.
menggunakan asam sulfat dan katalis. Hasil Fase Titrasi
destruksi dinetralkan dengan menggunakan Blanko dan sampel yang sudah
larutan alkali dan melalui destilasi. Destilat didestilasi masing-masing dititrasi dengan
ditampung dalam larutan asam borat. HCl 0,1 N.
Selanjutnya ion- ion borat yang terbentuk
dititrasi dengan menggunakan larutan HCl. (𝑉1−𝑉0) 𝑥 𝑁 𝐻𝐶𝑙 𝑥 𝑀𝑟 𝑁
% Nitrogen = 𝑊𝑠
× 100%
Penentuan kadar protein penting
dilakukan karena bertujuan untuk Kadar protein = % Nitrogen x F
mengetahui jumlah kandungan protein pada
setiap bahan pangan. Analisis kadar protein
banyak dilakukan pada industri makanan, HASIL DAN PEMBAHASAN
baik makanan untuk manusia maupun
makanan keperluan ternak. Selain itu, tujuan Praktikum kali ini mengenai analisis
analisis kadar protein untuk memenuhi kadar protein yang dilakukan pada beberapa
standar baku mutu makanan. sampel bahan pangan, yaitu kelapa batok,
Adapun tujuan dilakukannya jagung ketan/pulut, dan madu dengan
praktikum analisis kadar protein ini adalah menggunakan metode kjeldahl.
untuk mengetahui dan menghitung kadar Protein merupakan salah satu
protein dari beberapa sampel makanan. makronutrisi yang memilki peranan penting
Sampel yang digunakan adalah tepung talas, dalam pembentukan biomolekul. Protein
gula aren, dan batagor ikan. merupakan makromolekul yang menyusun
lebih dari separuh bagian sel. Protein
METODOLOGI menentukan ukuran dan struktur sel,
komponen utama dari enzim yaitu
Alat dan Bahan
biokatalisator berbagai reaksi metabolisme dengan 0,16 g nitrogen per gram protein)
dalam tubuh (Mustika, 2012). digunakan untuk banyak jenis makanan,
Protein sebagai sumber energi namun angka ini hanya nilai rata-rata, tiap
memberikan 4 Kkal per gramnya. Jumlah protein mempunyai faktor konversi yang
total protein tubuh adalah sekitar 19% dari berbeda tergantung komposisi asam
berat daging, 45% dari protein tubuh adalah aminonya.
otot. Kebutuhan protein bagi seorang Kelebihan dari metode kjeldahl adalah
dewasa adalah 1 gram/kg berat badan setiap dapat digunakan untuk menguji kandungan
hari.Untuk anak-anak yang sedang tumbuh protein secara kasar, metode ini masih sering
diperlukan protein yang lebih banyak, yaitu digunakan, dan merupakan metode standar
3 gram/kg berat badan. Untuk menjamin untuk perbandingan terhadap metode
agar tubuh benar-benar mendapatkan asam lainnya. Kelemahan metode ini yaitu dalam
amino dalam jumlah dan jenis yang cukup, pengujiannya membutuhkan waktu yang
sebaiknya untuk orang dewasa seperlima lama dalam setiap tahapnya, dapat
dari protein yang diperlukan haruslah mengukur nitrogen organik secara total
protein yang berasal dari hewan, sedangkan sehingga nitrogen yang bukan bersal dari
untuk anak-anak sepertiga dari jumlah protein ikut tertetapkan.
protein yang diperlukan (Mustika, 2012). Analisis protein dengan metode ini
Kadar protein ditentukan dengan pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga
menggunakan metode Kjeldahl, karena pada tahapan yaitu proses destruksi, destilasi, dan
umumnya metode ini digunakan untuk titrasi (Sudarmadji, et al., 1996). Pada fase
analisis protein pada makanan. Metode ini destruksi sampel ditimbang pada tabung
merupakan metode untuk menentukan kadar kjeldahl dan ditambahkan tablet kjeldahl.
protein kasar karena terikut senyawa N Selanjutnya sampel ditambahkan asam
bukan protein seperti urea, asam nukleat, sulfat pekat dan tabung kejldahl dipasang
purin, pirimidin dan sebagainya. Prinsip pada alat destruksi. Peran asam sulfat pekat
kerja metode Kjeldahl adalah mengubah disini adalah sebagai destruktor.
senyawa organik menjadi anorganik Destruksi mengubah nitrogen (selain
(Usysus, et al, 2009). bentuk nitrat dan nitrit) menjadi amonia,
Metode kejldahl merupakan metode sedangkan unsur organik lain menjadi CO2
yang sederhana untuk menetapkan nitrogen dan gas H2O. Gas amonia tidak dilepaskan
total pada asam amino, protein, dan senyawa ke dalam larutan asam karena berada dalam
yang mengandung nitrogen. Metode ini telah bentuk ion amonium (NH4+) yang terikat
banyak mengalami modifikasi. Metode ini dengan ion sulfat (SO42-) sehingga yang
cocok digunakan secara semimikro, karena berada dalam larutan adalah (NH4)2SO4
hanya memerlukan jumlah sampel pereaksi (Tuankotta dkk, 2015). Suhu yang
yang sedikit serta waktu analisa yang dianjurkan untuk fase destruksi berkisar
singkat. Metode ini kurang akurat bila antara 370-410°C (Pomeranz dan Clifton,
digunakan pada senyawa yang mengandung 1971).
atom nitrogen yang terikat secara langsung Pada fase destilasi, ammonium sulfat
ke oksigen atau nitrogen. Tetapi bisa untuk yang terbentuk pada fase destruksi dipecah
zat-zat seperti amina dan protein. menjadi ammonia (NH3) dengan
Metode Kjeldahl cocok untuk penambahan NaOH sampai alkalis dan
menetapkan kadar protein yang tidak larut dipanaskan. Ammonium yang dibebaskan
atau protein yang sudah mengalami pada fase sebelumnya akan diserap oleh
koagulasi akibat proses pemanasan maupun larutan asam borat (H3BO3) yang
proses pengolahan lain yang biasa dilakukan ditambahkan dengan 3 tetes campuran
pada makanan (Rohman dan Sumantri, indikator methyl orange. Tujuan
2007). Karena metode Kjeldahl tidak penambahan indikator adalah untuk
menghitung kadar protein secara langsung, mengetahui asam dalam keadaan berlebih.
diperlukan faktor konversi (F) untuk Saat dilakukan destilasi usahakan agar ujung
menghitung kadar protein total dan kadar tabung destilasi tercelup sedalam mungkin
nitrogen. Faktor konversi 6,25 (setara dalam asam, misalnya pada ujung tabung
destilasi diberi selang hal tersebut dilakukan makanan yang hampir mirip, hanya saja
agar kontak antara asam dengan ammonia batagor dimasak dengan cara digoreng
lebih baik. sedangkan siomay dimasak dengan cara
Pada fase titrasi, saat dilakukan dikukus.
destilasi, larutan asam standar yang
digunakan adalah asam borat (H3BO3) maka KESIMPULAN
banyaknya asam borat (H3BO3) yang
bereaksi dengan ammonia dapat diketahui Berdasarkan hasil pengamatan dari
dengan titrasi menggunakan HCl 0,1041 N. praktikum yang dilakukan, rata-rata kadar
Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan protein tertinggi terdapat pada sampel
warna larutan dari biru (biru kehijauan) tepung talas yaitu 7,5%, dilanjutkan dengan
menjadi merah muda. Reaksi yang terjadi batagor ikan 7,12%, dan yang paling rendah
selama titrasi adalah sebagai berikut : gula aren yaitu 1,72%.
2 NH4H2BO3 + 2 HCl 2NH4Cl +
2 H3BO3 DAFTAR PUSTAKA
Hasil analisis kadar protein dari
beberapa sampel disajikan pada tabel 1. Badan Standardisasi Nasional. 2013. SNI
Tabel 1. Hasil Pengamatan Analisis 7756:201 tentang Siomay Ikan. BSN,
Kadar Protein Jakarta.
Sampel Berat V V N HCl Kadar
Sampel titrasi blanko protein Badan Standarisasi Nasional. 2009. SNI
(g) (ml) (ml) (%)
Tepung 0,5068 4,62 0,23 0,0991 7,5
3751-2009. Tepung Terigu Sebagai
talas 0,5112 2,65 0,23 0,0991 7,5 Bahan Makanan. Jakarta.
Gula 0,5362 1,30 0,23 0,0991 1,75
aren 0,5124 1,22 0,23 0,0991 1,69 Budianto, A.K. 2009. Dasar-Dasar Ilmu
Batagor 0,5442 4,57 0,11 0,0991 7,12 Gizi. UMM Press, Malang.
ikan 0,5142 4,32 0,11 0,0991 7,12
(Dokumentasi Pribadi, 2021) Handito, D,. Yasa, I.W.S., dan Alamsyah,
Berdasarkan hasil pengamatan pada A., 2014. Petunjuk Praktikum
tabel diatas, dapat dilihat bahwa kedua Biokimia Umum. Fakultas Teknologi
sampel tepung talas memiliki kadar protein Pangan dan Agroindustri Universitas
yang sama yaitu 7,5%. Menurut SNI 3751- Mataram. Mataram.
2009, syarat minimal kadar protein dari
tepung adalah 7%. Hal tersebut Katili A.S., 2009, Struktur Dan Fungsi
menunjukkan bahwa hasil analisis kadar Protein Kolagen, jurnal pelangi ilmu
protein tepung talas telah memenuhi syarat volume 2 no.5, Universitas Negeri
mutu. Gorontalo, Gorontalo.
Hasil pengamatan menunjukkan Mustika, D.C. (2012). Bahan Pangan Gizi
bahwa sampel gula aren memiliki kadar dan Kesehatan. Bandung: Alfabeta
protein 1,75% dan 1,69% atau rata-rata
sebesar 1,72%. Menurut SNI 3743-1995, Pomeranz, Y. dan Clifton, E.M. 1971. Food
syarat minilai kadar protein pada gula aren Analysis Theory and Practice. The
adalah 4,2%. Hal ini menunjukkan bahwa Avi Publishing Company Inc.
hasil analisis kadar protein pada gula aren Westport, Connecticut.
belum memenuhi syarat mutu karena masih
dibawah 4,2%. Rohman, A. dan Sumantri. 2007. Analisis
Hasil pengamatan menunjukkan Makanan. UGM Press, Yogyakarta.
bahwa kedua sampel batagor ikan memiliki Silalahi, J. 1994. Kadar Protein yang
kadar protein yang sama yaitu 7,12%. Syarat Terdapat dalam Beberapa Bahan
mutu kadar protein untuk batagor ikan Makanan. Laporan Penelitian.
belum tercantum dalam SNI, namun Fakultas Matematika dan Ilmu
menurut SNI 7756:2015, syarat minimal Pengetahuan Universitas Sumatera
kadar protein pada siomay ikan adalah 5%. Utara, Medan.
Batagor ikan dan siomay ikan merupakan
Sirajuddin, Saifuddin. 2012. Penuntun
Praktikum Penilaian Satus Gizi
Secara Biokimia dan Antropometri.
Makassar.
Standar Nasional Indonesia (1995). Gula
Palma (SNI 01-3743-1995). Pusat
Standarisasi Industri. Departemen
Perindustrian. Jakarta.
Sudarmadji, S., Haryono, B., dan Suhardi.
1996. Analisa Bahan Makanan dan
Hasil Pertanian. Penerbit Liberty,
Yogyakarta.
Suryansingih, Feti., 2015. Pengaruh Lama
Penyimpanan Susu Kedelai Cair Pada
Lemari Pendingin Terhadap Kadar
Protein Dengan Metode Kjeldahl,
Karya Tulis Ilmiah. Bandar Lampung.
Tuankotta, A., Nety, K., dan Anggi, A. 2015.
Perbandingan Kadar Protein pada
Tepung Beras Putih (Oryza Sativa L.),
Tepung Beras Ketan Hitam (Oryza
Sativa L. Glutinosa), dan Tepung
Sagu (Metroxylon Sagu R.) dengan
Menggunakan Metode Kjeldahl.
Prosiding Penelitian SpeSIA
Kesehatan dan Farmasi, Bandung.
Usysus, Z., Richert, J.S., & Adamczyk, M.I.
(2009).Protein Quality and Amino
Acid Profile of Fish Product
Available in Poland. Food chemistry,
112 (2009), 139-145.
LAMPIRAN
Tabel 1. Hasil Pengamatan Analisis Kadar Protein
Berat Volume Volume Konsentrasi Kadar
Sampel sampel titrasi Blanko HCl Protein
(g) (ml) (ml) (N) (%)
2,0008 104,4737 104,4931 0,97 7,5
Baso aci
2,0004 104,9185 104,9363 0,89 7,5
Kukis frou- 2,0007 104,4756 104,9045 21,44 1,75
frou 2,0009 104,9187 105,3482 21,46 1,69
2,0003 103,8117 104,0003 9,43 7,12
Mochi
2,0002 106,3951 106,5815 9,32 7,12
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021)

Perhitungan
1. Sampel tepung talas
(𝑉1−𝑉0)𝑥 𝑁 𝐻𝐶𝑙 𝑥 𝑀𝑟 𝑁
 % 𝑁𝑖𝑡𝑟𝑜𝑔𝑒𝑛 = 𝑊𝑠 (𝑚𝑔)
𝑥 100  % 𝑁𝑖𝑡𝑟𝑜𝑔𝑒𝑛 =
(𝑉1−𝑉0)𝑥 𝑁 𝐻𝐶𝑙 𝑥 𝑀𝑟 𝑁
𝑥 100
𝑊𝑠 (𝑚𝑔)
(4,62−0,23)𝑥 0,0991𝑥14,007 (4,65−0,23)𝑥 0,0991𝑥14,007
= 𝑥 100 = 𝑥 100
506,8 511,2
4,39 𝑥 0,0991 𝑥 14,007 4,42 𝑥 0,0991 𝑥 14,007
= 𝑥 100 = 𝑥 100
506,8 511,2

= 1,20% = 1,20%

 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑝𝑟𝑜𝑡𝑒𝑖𝑛 = % 𝑁𝑖𝑡𝑟𝑜𝑔𝑒𝑛 𝑥 𝐹  𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑝𝑟𝑜𝑡𝑒𝑖𝑛 = % 𝑁𝑖𝑡𝑟𝑜𝑔𝑒𝑛 𝑥 𝐹

= 1,20 𝑥 6,25 = 1,20 𝑥 6,25


= 7,5% = 7,5%

2. Sampel Gula aren


(𝑉1−𝑉0)𝑥 𝑁 𝐻𝐶𝑙 𝑥 𝑀𝑟 𝑁
 % 𝑁𝑖𝑡𝑟𝑜𝑔𝑒𝑛 = 𝑥 100 (𝑉1−𝑉0)𝑥 𝑁 𝐻𝐶𝑙 𝑥 𝑀𝑟 𝑁
𝑊𝑠 (𝑚𝑔)
 % 𝑁𝑖𝑡𝑟𝑜𝑔𝑒𝑛 = 𝑥 100
𝑊𝑠 (𝑚𝑔)
(1,30−0,23)𝑥 0,0991𝑥14,007
= 536,2
𝑥 100 (1,22−0,23)𝑥 0,0991𝑥14,007
= 512,4
𝑥 100
1,07 𝑥 0,0991 𝑥 14,007
= 536,2
𝑥 100 40,99𝑥 0,0991 𝑥 14,007
= 512,4
𝑥 100
= 0,28%
= 0,27%
 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑝𝑟𝑜𝑡𝑒𝑖𝑛 = % 𝑁𝑖𝑡𝑟𝑜𝑔𝑒𝑛 𝑥 𝐹
 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑝𝑟𝑜𝑡𝑒𝑖𝑛 = % 𝑁𝑖𝑡𝑟𝑜𝑔𝑒𝑛 𝑥 𝐹
= 0,28 𝑥 6,25
= 0,27 𝑥 6,25
= 1,75%
= 2,69%
3. Sampel Batagor Ikan
(𝑉1−𝑉0)𝑥 𝑁 𝐻𝐶𝑙 𝑥 𝑀𝑟 𝑁
 % 𝑁𝑖𝑡𝑟𝑜𝑔𝑒𝑛 = 𝑊𝑠 (𝑚𝑔)
𝑥 100  % 𝑁𝑖𝑡𝑟𝑜𝑔𝑒𝑛 =
(𝑉1−𝑉0)𝑥 𝑁 𝐻𝐶𝑙 𝑥 𝑀𝑟 𝑁
𝑥 100
𝑊𝑠 (𝑚𝑔)
(4,57−0,11)𝑥 0,0991𝑥14,007 (4,32−0,11)𝑥 0,0991𝑥14,007
= 544,2
𝑥 100 = 𝑥 100
514,2
4,46 𝑥 0,0991 𝑥 14,007 4,21 𝑥 0,0991 𝑥 14,007
= 𝑥 100 = 𝑥 100
544,2 514,2

= 1,14% = 1,14%

 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑝𝑟𝑜𝑡𝑒𝑖𝑛 = % 𝑁𝑖𝑡𝑟𝑜𝑔𝑒𝑛 𝑥 𝐹  𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑝𝑟𝑜𝑡𝑒𝑖𝑛 = % 𝑁𝑖𝑡𝑟𝑜𝑔𝑒𝑛 𝑥 𝐹

= 1,14 𝑥 6,25 = 1,14 𝑥 6,25


= 7,12% = 7,12%

Anda mungkin juga menyukai