Anda di halaman 1dari 8

Nama Asisten : Laksmi Putri

Tanggal Praktikum : 25 Januari 2021


Tanggal Pengumpulan : 1 Februari 2021

PRAKTIKUM ANALISIS KADAR VITAMIN C


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN

Fadhilah Nurdiana (240210180083)

Departemen Teknologi Industri Pangan Universitas Padjadjaran, Jatinangor


Jalan Raya Bandung-Sumedang Km. 21, Jatinangor, Sumedang 40600 Telp. (022) 7798844,
779570 Fax. (022) 7795780 Email: fadilahnrdna99@gmail.com

ABSTRACT

Vitamin C is one of the important vitamin for the body and also found in vegetables and
fruits. Vitamin C is an acidic compound and can function as an antioxidant for the body. The
Vitamin C content analysis method used is iodimetric method. The titration in this method uses
iodine as an oxidizer which oxidizes vitamin C and uses starch as an indicator. The purpose of
this practicum is to calculate and analyze Vitamin C content in tomato. The results showed that
the average of vitamin C content of tomato is 42,81 mg/100g or 0,043%.

Keywords: iodimetric, tomato, vitamin C.

PENDAHULUAN rendah. Vitamin C sukar larut dalam


kloroform, eter, dan benzena.
Vitamin merupakan zat yang Vitamin C dengan logam dapat
dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang membentuk garam, peka terhadap panas,
sangat kecil, tetapi memiliki fungsi dan serta sangat mudah teroksidasi dalam
peran yang penting dalam tubuh. Vitamin keadaan larutan, yang dipengaruhi oleh
tidak dapat disintesis oleh sebagian besar katalisator Fe dan Cu, enzim askorbat
hewan dan manusia sehingga vitamin oksidase, sinar serta suhu tinggi. Oksidasi
diperoleh melalui makanan dan minuman akan terhambat bila vitamin C dibiarkan
yang dikonsumsi. Vitamin banyak terdapat dalam keadaan asam atau suhu rendah.
dalam buah-buahan, sayur-mayur, dan Vitamin C bersifat mudah berubah
suplemen makanan (Paramita, 2014). akibat oksidasi namun stabil jika berbentuk
Vitamin merupakan suatu molekul kristal (murni). Vitamin terutama vitamin C
organik yang sangat diperlukan tubuh untuk sangat mudah rusak, sehingga jumlah
proses metabolisme dan pertumbuhan yang vitamin C dalam tubuh jauh lebih sedikit.
normal.Vitamin berperan sebagai Oleh sebab itu, dibutuhkan cara penggunaan
pengaturan dan perbaikin tubuh manusia. dan penanganan vitamin secara benar
Pada umumnya vitamin dapat dibagi (Khomsan, 2010).
menjadi dua golongan, yaitu vitamin larut Vitamin C pada umumnya hanya
lemak dan vitamin larut air. Vitamin larut terdapat di dalam pangan nabati, yaitu sayur
lemak meliputi vitamin A, D, E, dan K, dan buah seperti jeruk, nanas, rambutan,
sedangkan vitamin yang larut air meliputi papaya, gandaria, tomat, dan bawang putih
vitamin B dan C (Legowo, 2007). (Almatsier, 2001). Bagian buah dengan
Salah satu vitamin yang penting bagi kandungan vitamin C terbanyak adalah
tubuh adalah vitamin C. Vitamin C bagian kulitnya, kemudian bagian
merupakan senyawa bersifat asam dengan dagingnya dan terakhir bagian bijinya
rumus empiris C6H8O6. Berbentuk kristal (Hardjasasmita, 1991).
tidak berwarna, titik cair 190-192°C. Bersifat Menurut Winarno (2004), kegunaan
larut dalam air sedikit larut dalam aseton vitamin C bagi tubuh adalah sebagai
atau alkohol yang mempunyai berat molekul antioksidan dan berfungsi penting dalam
pembentukan kolagen, membantu
penyerapan zat besi, serta membantu Bahan yang digunakan pada
memelihara pembuluh kapiler, tulang, dan praktikum kali ini adalah amilum, aquades,
gigi. Selain itu, vitamin C memegang asam sulfat 6N, iodin, kalium dikromat,
peranan penting dalam mencegah terjadinya kalium iodida 20%, kristal iodin, natrium
aterosklerosis. tiosulfat, natrium tiosulfat terstandarisasi,
Penentuan kadar vitamin C dapat dan tomat.
dilakukan dengan metode iodimetri. Titrasi
dalam metode ini menggunakan iodium Pembuatan Indikator Amilum
sebagai oksidator yang mengoksidasi Amilum ditimbang dan dilarutkan
vitamin C dan memakai amilum sebagai dengan aquades. Larutan diletakkan diatas
indikator (Wijanarko, 2002). Iodimetri alat magnetic stirrer agar homogen.
merupakan titrasi langsung dan merupakan Kemudian dipanaskan hingga bening dan
metode penentuan atau penetapan kuantitatif dipindahkan ke dalam labu ukur.
yang dasar penentuannya adalah jumlah Selanjutnya ditepatkan dengan
I2 yang bereaksi dengan sampel atau menambahkan aquades hingga tanda batas
terbentuk dari hasil reaksi antara sampel dan dihomogenkan.
dengan ion iodida.
Vitamin C mempunyai potensial Pembuatan Larutan Natrium Tiosulfat
reduksi yang lebih kecil daripada iodium, Natrium tiosulfat ditimbang dan
sehingga penentuan kadar vitamin C dapat dilarutkan dengan aquades. Kemudian
dilakukan menggunakan metode titrasi dihomogenkan dengan magnetic stirrer lalu
langsung dengan iodium. Pendeteksian titik dipindakan ke dalam labu ukur.
akhir pada titrasi iodimetri ini dilakukan Ditambahkan aquades hingga tanda batas
dengan menggunakan indikator amilum. dan dihomogenkan.
Hasil titrasi ini akan memberikan warna biru
pada saat tercapainya titik akhir (Gandjar, Pembakuan Larutan Na2S2O3
dkk.,2007). Dipipet kalium dikromat, kalium
Dalam mengolah bahan pangan iodida 20%, dan asam sulfat 6N ke dalam
dengan benar, alangkah baiknya labu erlenmeyer. Selanjutnya dititrasi
mengetahui kadar vitamin terutama dengan larutan natrium tiosulfat.
vitamin C dalam bahan pangan karena Ditambahkan indikator amilum, lalu
dianggap mempengaruhi sifat fisik serta dilanjutkan kembali titrasi dengan natrium
kimia secara keseluruhan sehingga dapat tiosulfat.
mempengaruhi mutu dari buah-buahan
tersebut. Oleh karena itu perlu dilakukan Pembuatan Larutan Iodin
analisis kadar vitamin C yang lebih Kalium iodida ditimbang dan
mendalam untuk mengetahui kandungan dilarutkan dengan aquades. Kemudian
vitamin C dalam bahan pangan tersebut dihomogenkan dengan magnetic stirrer.
(Widajanti, 2016). Kristal iodin ditimbang dan dilarutkan
Adapun tujuan dilakukannya dengan aquades, kemudian ditambahkan ke
praktikum analisis kadar vitamin C ini dalam kalium iodida serta larutan ditutup
adalah untuk mengetahui dan menghitung dengan menggunakan kaca arloji. Larutan
kadar vitamin C dari sampel tomat dengan dipindahkan ke dalam labu ukur lalu
menggunakan metode iodimetri. ditepatkan dengan menambahkan aquades
hingga tanda batas. Kemudian
METODOLOGI dihomogenkan. Dipipet natrium tiosulfat
terstandariasi dan amilum ke dalam labu
Alat dan Bahan erlenmeyer, lalu dititrasi dengan iodin.
Alat yang digunakan pada praktikum
kali ini adalah buret 50 ml, corong, gelas Analisis Kadar Vitamin C pada Tomat
kimia, hot plate, kaca arloji, klem dan statif, Sampel ditimbang dan dilarutkan
labu erlenmeyer, labu ukur, magnetic stirrer, dengan aquades. Sampel dihomogenkan
neraca analitik, pipet volume, dan spatula. dengan magnetic stirrer lalu dipindahkan ke
dalam labu ukur. Kemudian ditepatkan Penentuan vitamin C dapat dilakukan
dengan menambahkan aquades hingga tanda dengan titrasi iodimetri. Titrasi dalam
batas, dan dihomogenkan. Lalu sampel metode ini menggunakan iodium sebagai
dipipet ke dalam labu erlenmeyer dan oksidator yang mengoksidasi vitamin C dan
ditambahkan indikator amilum. Selanjutnya memakai amilum sebagai indikator
dititrasi dengan iodin. Dihitung kadar (Wijanarko, 2002). Hal tersebut didasarkan
vitamin C dengan menggunakan rumus pada prinsip tereduksinya analit oleh I2
sebagai berikut. menjadi ion I-Iodium dalam titrasi iodimetri
merupakan oksidator lemah sehingga hanya
𝑁𝐼2 zat-zat yang merupakan reduktor kuat yang
Mg Vitamin C = 𝑉𝐼2 𝑥 𝑁 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑥 𝑓𝑝 𝑥 0,88
dapat dititrasi. Vitamin C merupakan
𝑚𝑔 𝑣𝑖𝑡𝑎𝑚𝑖𝑛 𝐶 pereduksi yang sangat kuat maka tepat untuk
Mg/100 Vitamin C = 𝑥100
𝑊𝑠 (𝑔) digunakan sebagai sampel dalam titrasi
𝑚𝑔 𝑣𝑖𝑡𝑎𝑚𝑖𝑛 𝐶
iodimetri.
Kadar Vitamin C(%) = 𝑥100% Kelebihan metode titrasi iodimetri
𝑊𝑠 (𝑚𝑔)
yaitu penitaran berlangsung lebih cepat
karena titrat dan titran langsung berekasi,
HASIL DAN PEMBAHASAN penambahan kanji diawal titrasi, dan warna
titik akhir mudah teramati. Kekurangan dari
Praktikum kali ini mengenai analisis metode ini yaitu penitarnya mudah terurai
kadar vitamin C yang dilakukan pada sampel oleh cahaya sehingga preparasi contoh harus
bahan pangan, yaitu tomat dengan dilakukan terlebih dahulu, pada saat titrasi
menggunakan meode titrasi iodimetri. dikhawatirkan kehilangan ion iod, serta
Vitamin C atau L-asam askorbat dalam keadaan asam larutan iod dapat
merupakan antioksidan yang larut dalam air dioksidasi oleh udara.
(aqueous antioxidant). Vitamin C Langkah pertama untuk melakukan
merupakan bagian dari sistem pertahanan titrasi iodimetri adalah dengan membuat
tubuh terhadap senyawa oksigen reakstif indikator amilum dan larutan natrium
dalam plasma dan sel. Vitamin C berbentuk tiosulfat. Amilum dibuat dengan dilarutkan
kristal putih dengan berat molekul 176,13 menggunakan aquades, dihomgenkan
dan rumus molekul C6H8O6. Vitamin C dengan magnetic stirrer, dan dipanaskan
mudah teroksidasi secara reversibel hingga warnanya bening. Selanjutnya
membentuk asam dehidro L-asam askorbat dipindahkan ke labu ukur lalu ditepatkan.
dan kehilangan 2 atom hidrogen. Vitamin C Pemakaian indikator amilum dapat
termasuk salah satu vitamin esensial karena memberikan warna biru gelap dari komplek
manusia tidak dapat menghasilkan vitamin iodinamilum sehingga indikator ini
C di dalam tubuh sendiri, vitamin C harus bertindak sebagai suatu tes yang amat
diperoleh dari luar tubuh (Sibagariang, sensitif untuk iodin.
2010). Larutan natrium tiosulfat dibuat dengan
Vitamin C dengan dosis yang tepat mengencerkan menggunakan aquades,
berfungsi sebagai antioksidan yang efektif dihomogenkan dengan magnetic stirrer, dan
dalam menghambat radikal bebas. Vitamin dipindahkan ke labu ukur lalu ditepatkan.
C secara kimia mampu bereaksi dengan Setelah membuat larutannya, kemudian
sebagian besar radikal bebas dan oksidan distandarisasi dengan memipet kalium
yang ada didalam tubuh. Asupan harian dikromat, kalium iodida 20%, dan asam
yang direkomendasikan untuk wanita sulfat 6N ke dalam erlenmeyer yang
dewasa adalah 75 mg dan untuk pria dewasa selanjutnya ditambahakan indikator amilum
adalah 90 mg. Suplemen vitamin C dan dititrasi dengan natrium tiosulfat. Titrasi
disarankan diberikan pasca melakukan dilakukan sampai larutan berwarna hijau
aktivitas fisik berat sebagai perlindungan pucat.
dan antioksidan terhadap stres oksidatif Selanjutnya dibuat larutan kalium
(Yimcharoen et al., 2019). iodida dengan melarutkan masing-masing
kalium iodida dan kristal iodin, kemudian
keduanya dicampurkan dan dihomogenkan. Hasil analisis kadar vitamin C dari
Larutan dipindahkan ke dalam labu ukur dan beberapa sampel tomat disajikan pada tabel
ditepatkan. Larutan tersebut distandarisasi 1.
dengan dengan memipet natrium tiosulfat Tabel 1. Hasil Pengamatan Analisis
terstandarisasi dan amilum ke dalam Kadar Vitamin C
erlenmeyer lalu dititrasi dengan larutan Sampe Kode Ws fp [I2] V Kadar
l (g) (m Vit. C
iodin. l) (%)
Langkah selanjutnya menimbang F2M0 E1 (A) 10,1421 10 0,00095 5,6 0,046
sampel dan diencerkan dengan aquades. (1) 5
E1 (B) 10,1421 10 0,00095 5,6 0,046
Sampel kemudian dipanaskan dan 5
dipindahkan ke labu ukur untuk ditepatkan. F2M0 E2 (A) 10,3980 10 0,00095 5,1 0,041
Selanjutnya sampel dipipet ke dalam (2) 5
E2 (B) 10,3980 10 0,00095 5,1 0,041
erlenmeyer dan ditambahkan amilum untuk 5
dititrasi dengan iodin. Iodin akan bertindak F2M0 E3 (A) 10,5304 10 0,00095 5,1 0,041
sebagai titer sedangkan larutan sampel yang (3) 5
E3 (B) 10,5304 10 0,00095 5,1 0,041
ditambahkan amilum menjadi titran. 5
Penambahan indikator amilum (Dokumentasi Pribadi, 2021)
dilakukan agar perubahan warna yang Berdasarkan hasil pengamatan pada
terjadi pada larutan akan semakin jelas tabel diatas, dapat dilihat bahwa kadar
(Basset et al., 1994). Penambahan indikator vitamin C yang terkandung pada masing-
amilum harus menunggu hingga titrasi masing sampel tomat adalah 46,44 mg/100g,
mendeteksi sempurna, hal ini disebabkan 41,26 mg/100g, dan 40,74 mg/100g. Rata-
bila pemberian indikator terlalu awal maka rata kadar vitamin C dari ketiga sampel
ikatan antara ion dan amilum sangat kuat, tomat adalah 42,81 mg/100g. Selain itu,
amilum akan membungkus iod sehingga iod didapat hasil kadar vitamin C dalam bentuk
sukar lepas, akibatnya warna biru sukar persen pada masing-masing sampel tomat
hilang dan titik akhir titrasi tidak kelihatan yaitu 0,046%, 0,041%, dan 0,041%. Rata-
tajam lagi (Gandjar, 2007). Titrasi dikatakan rata kadar vitamin C dari ketiga sampel
selesai apabila sudah terjadi perubahan tersebut adalah 0,043%.
warna menjadi biru, dimana asam askorbat Hasil yang diperleh menunjukkan
telah teroksidasi semua menjadi asam kandungan vitamin C atau asam askorbat
dehidroaskorbat. pada tomat di atas rata-rata dari beberapa
C6H8O6 + I3- + H2O → C6H6O6 + 3I- + 2H+ penelitian terdahulu (Dumbrava et al , 2011;
(asam askorbat) (as.dehidroaskorbat) Shetty et al., 2013; Kumalaningsih, 2007;
Menurut Day dan Underwood (2002), Chairunnisa, 2012) yang menyatakan bahwa
reaksi yang terjadi pada penentuan vitamin kandungan asam askorbat pada berbagai
C dengan iodimetri adalah sebagai berikut. jenis tomat berkisar antara 20-40 mg/100g.
Menurut Depkes RI (1972), dalam satu buah
tomat ukuran sedang (100g) mengandung
sekitar 40 mg vitamin C.
Tomat merupakan buah yang memilki
warna merah menarik serta kaya akan
kandungan vitamin seperti vitamin C.
Kadar vitamin C dipengaruhi oleh Vitamin C merupakan antioksidan yang
beberapa faktor yaitu keadaan buah tersebut berperan sebagai penangkap radikal bebas
semakin layu atau tidak segarnya buah sehingga tidak membahayakan sel-sel di
menyebabkan kadar vitamin C berkurang, sekitarnya. Antioksidan yang terkandung
waktu dalam mengekstraksi buah juga pada buah tomat merah yang dikonsumsi
mempengaruhi kadar vitamin C semakin dapat menjadi upaya yang baik dalam
lama waktu mengekstraksi kandungan menjaga serta meningkatkan sistem
vitamin C pada buah akan semakin pertahanan tubuh.
berkurang. Karena itulah hasil yang
diperoleh pada saat titrasi tidak tetap.
Buah tomat sendiri memiliki nilai and Tehnologies. Vol. 17(2): 163-
vitamin C yang bervariasi sesuai dengan 168.
kultivar. Cahaya juga berpengaruh pada
kandungan vitamin C selama pertumbuhan. Gandjar, I.G., dan Rohman, A. (2007).
Selama pematangan buah, kandungan Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta:
vitamin C pun mengalami sedikit perubahan. Pustaka Pelajar. Hal. 419, 425.
Kultivar tomat mengalami proses Gandjar, Ibnu G. dan Abdul Rohman, 2007,
pematangan pada laju yang lebih cepat yang Kimia Farmasi Analisis, Pustaka
ditunjukkan mengandung sejumlah vitamin Pelajar, Yogyakarta. (Hal. 153 - 154).
C yang lebih tinggi dibandingkan dengan
buah tomat yang matang pada laju yang Hardjasasmita, P. 1991. Iktisar Biokimia
relatif lambat (Salunkhe dan Desai, 1984). Dasar. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.
Khomsan, Ali. 2010. Pangan Dan Gizi
KESIMPULAN
Untuk Kesehatan. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
Berdasarkan hasil pengamatan dari
praktikum yang dilakukan, rata-rata Kumalaningsih, Sri. 2007. Antioksidan
kandungan vitamin C yang ditemukan dari Alami-Penangkal Radikal Bebas,
ketiga sampel tomat adalah 42,81 mg/100g Sumber, Manfaat, Cara Penyediaan
dan rata-rata kadar vitamin C dalam bentuk dan Pengolahan. Surabaya : Trubus
persen dari ketiga sampel adalah 0,043%. Agrisarana.

DAFTAR PUSTAKA Legowo, Anang Mohamad. 2007. Analisis


Pangan. Semarang: Universitas
Almatsier, S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Diponegoro.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Paramita, I. 2014. Analisis Hubungan
Basset, J., R. C. Denney, G.H Jeffrey, J. Konsumsi Buah dan Sayur dengan
Mendhom. 1994. Buku Ajar Vogel Ukuran Lingkar Pinggang pada
Kimia. Analisa Kuantitatif Perempuan Usia Dewasa Muda.
Anorganik. EGC. Jakarta. Skripsi. Bogor: Institut Pertanian
Bogor.
Chairunnisa., Ririn. 2012. Pengaruh Jumlah
Pasta Tomat Terhadap Penurunan Salunkhe, D. K., dan B. B. Desai. 1984. Post
Kadar Gula Darah Pada Mencit Harvest Biotechnology of Fruits
Diabetes. Jurnal Teknologi Industri Volume II. CRC Press Inc. Boca
Pertanian. Raton, Florida.

Day, R. A. dan A. L. Underwood. 2002. Shetty AA, Magadum S, Managanvi K.


Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga. 2013. Vegetables as Sources of
Jakarta. Antioxidants. Journal of Food and
Nutrilional Disorders. Vol 2:1.
Depkes RI. 1972. Daftar Komposisi Bahan
Makanan-Kandungan Gizi Tomat. Sibagariang. 2010. Gizi Dalam Kesehatan
Direktorat Gizi Departemen Reproduksi. SKM : Jakarta : TIM
Kesehatan RI. Jakarta. Widajanti, Laksmi dkk. 2017. Petunjuk
Dumbrava, Delia Gabriela, Nicoleta- Praktikum Analisis Zat Gizi Edisi
Gabriela Hadaruga, Camelia Ketiga. Semarang: Laboratarium Gizi
Moldovan, Diana Nicoleta Raba, Kesehatan Masyarakat Universitas
Mirela Viorica Popa, dan B. Radoi. Diponegoro.
2011. Antioxidant Activity of Some Wijanarko, S.B. 2002. Analisa Hasil
Fresh Vegetables and Fruits Juices. Pertanian. Universitas Brawijaya.
Jurnal of Agroalimentary Prosesses Malang.
Wijanarko, Simon Bambang. 2002. Analisa
Hasil Pertanian. Universitas
Brawijaya. Malang.
Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan
Gizi. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Yimcharoen, M., Kittikunnathum, S.,
Suknikorn, C., Nak-On, W.,
Yeethong, P., Anthony, T. G., &
Bunpo, P. (2019). Effects of ascorbic
acid supplementation on oxidative
stress markers in healthy women
following a single bout of exercise.
Journal of the International Society of
Sports Nutrition, 16(1), 1–9.
https://doi.org/10.1186/s12970-019-
0269-8
LAMPIRAN
Tabel 1. Hasil Pengamatan Analisis Kadar Vitamin C pada Tomat
Kadar Vit. C
Ws V
Sampel Kode fp [I2] Mg/100g Persen
(g) (ml)
bahan (%)
F2M0 (1) E1 (A) 10,1421 10 0,000955 5,60 46,44 0,046
E1 (B) 10,1421 10 0,000955 5,60 46,44 0,046
F2M0 (2) E2 (A) 10,3980 10 0,000955 5,10 41,26 0,041
E2 (B) 10,3980 10 0,000955 5,10 41,26 0,041
F2M0 (3) E3 (A) 10,5304 10 0,000955 5,10 40,74 0,041
E3 (B) 10,5304 10 0,000955 5,10 40,74 0,041
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021)

Perhitungan
1. Sampel F2MO (1)
E1 (B)
E1 (A)
𝑁𝐼
𝑁𝐼2  𝑚𝑔 𝑣𝑖𝑡. 𝐶 = 𝑉𝐼2 𝑥 𝑁 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟
2
𝑥 𝑓𝑝 𝑥 0,88
 𝑚𝑔 𝑣𝑖𝑡. 𝐶 = 𝑉𝐼2 𝑥 𝑥 𝑓𝑝 𝑥 0,88
𝑁 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟
0,000955
0,000955 = 5,60 𝑥 𝑥 10 𝑥 0,88
= 5,60 𝑥 0,01
𝑥 10 𝑥 0,88 0,01

= 5,60 𝑥 0,0955 𝑥 10 𝑥 0,88


= 5,60 𝑥 0,0955 𝑥 10 𝑥 0,88
= 4,71 𝑚𝑔
= 4,71 𝑚𝑔
𝑚𝑔 𝑚𝑔 𝑣𝑖𝑡.𝐶
𝑚𝑔 𝑚𝑔 𝑣𝑖𝑡.𝐶  𝑣𝑖𝑡. 𝐶 = 𝑥 100
 𝑣𝑖𝑡. 𝐶 = 𝑥 100 100 𝑊𝑠 (𝑔)
100 𝑊𝑠 (𝑔)

4,71
4,71 = 𝑥 100
= 𝑥 100 10,1421
10,1421
= 46,44 𝑚𝑔/100𝑔
= 46,44 𝑚𝑔/100𝑔
𝑚𝑔 𝑣𝑖𝑡.𝐶
𝑚𝑔 𝑣𝑖𝑡.𝐶  𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑣𝑖𝑡. 𝐶 = 𝑊𝑠 (𝑚𝑔) 𝑥 100
 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑣𝑖𝑡. 𝐶 = 𝑊𝑠 (𝑚𝑔) 𝑥 100

4,71
4,71 = 𝑥 100
= 𝑥 100 10142,1
10142,1
= 0,046%
= 0,046%
2. Sampel F2MO (3)
E2 (A) E2 (B)
𝑁𝐼 𝑁𝐼
 𝑚𝑔 𝑣𝑖𝑡. 𝐶 = 𝑉𝐼2 𝑥 𝑁 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟
2
𝑥 𝑓𝑝 𝑥 0,88  𝑚𝑔 𝑣𝑖𝑡. 𝐶 = 𝑉𝐼2 𝑥 𝑁 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟
2
𝑥 𝑓𝑝 𝑥 0,88
0,000955 0,000955
= 5,10 𝑥 0,01
𝑥 10 𝑥 0,88 = 5,10 𝑥 0,01
𝑥 10 𝑥 0,88

= 5,10 𝑥 0,0955 𝑥 10 𝑥 0,88 = 5,10 𝑥 0,0955 𝑥 10 𝑥 0,88

= 4,29 𝑚𝑔 = 4,29 𝑚𝑔

𝑚𝑔 𝑚𝑔 𝑣𝑖𝑡.𝐶 𝑚𝑔 𝑚𝑔 𝑣𝑖𝑡.𝐶
 100
𝑣𝑖𝑡. 𝐶 = 𝑊𝑠 (𝑔)
𝑥 100  100
𝑣𝑖𝑡. 𝐶 = 𝑊𝑠 (𝑔)
𝑥 100

4,29 4,29
= 𝑥 100 = 𝑥 100
10,3980 10,3980
= 41,26 𝑚𝑔/100𝑔 = 41,26 𝑚𝑔/100𝑔
𝑚𝑔 𝑣𝑖𝑡.𝐶 𝑚𝑔 𝑣𝑖𝑡.𝐶
 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑣𝑖𝑡. 𝐶 = 𝑊𝑠 (𝑚𝑔) 𝑥 100  𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑣𝑖𝑡. 𝐶 = 𝑊𝑠 (𝑚𝑔) 𝑥 100

4,29 4,29
= 𝑥 100 = 𝑥 100
10398,0 10398,0
= 0,041% = 0,041%
3. Sampel F2M0 (3)
E3 (A) E3 (B)
𝑁𝐼2 𝑁𝐼2
 𝑚𝑔 𝑣𝑖𝑡. 𝐶 = 𝑉𝐼2 𝑥 𝑥 𝑓𝑝 𝑥 0,88  𝑚𝑔 𝑣𝑖𝑡. 𝐶 = 𝑉𝐼2 𝑥 𝑥 𝑓𝑝 𝑥 0,88
𝑁 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑁 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟
0,000955 0,000955
= 5,10 𝑥 0,01
𝑥 10 𝑥 0,88 = 5,10 𝑥 0,01
𝑥 10 𝑥 0,88

= 5,60 𝑥 0,0955 𝑥 10 𝑥 0,88 = 5,10 𝑥 0,0955 𝑥 10 𝑥 0,88

= 4,29 𝑚𝑔 = 4,29 𝑚𝑔

𝑚𝑔 𝑚𝑔 𝑣𝑖𝑡.𝐶 𝑚𝑔 𝑚𝑔 𝑣𝑖𝑡.𝐶
 100
𝑣𝑖𝑡. 𝐶 = 𝑊𝑠 (𝑔)
𝑥 100  100
𝑣𝑖𝑡. 𝐶 = 𝑊𝑠 (𝑔)
𝑥 100

4,29 4,29
= 𝑥 100 = 𝑥 100
10,5304 10,5304
= 40,74 𝑚𝑔/100𝑔 = 40,74 𝑚𝑔/100𝑔
𝑚𝑔 𝑣𝑖𝑡.𝐶 𝑚𝑔 𝑣𝑖𝑡.𝐶
 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑣𝑖𝑡. 𝐶 = 𝑊𝑠 (𝑚𝑔) 𝑥 100  𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑣𝑖𝑡. 𝐶 = 𝑊𝑠 (𝑚𝑔) 𝑥 100

4,29 4,29
= 𝑥 100 = 𝑥 100
10530,4 10530,4
= 0,041% = 0,041%

Anda mungkin juga menyukai