Anda di halaman 1dari 10

DASAR DASAR FONOLOGI DAN MORFOLOGI

BAHASA INDONESIA

DOSEN PENGAMPU : Nurlela, M.Pd.


Disusun oleh :
1.Putri Annisa Salsabilla (2171020144)

2.Restu Aji Prabowo (2171020098)

3.Shalsabillah Fahrenni (2171020105)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

SISTEM INFORMASI

2021/2022
KATA PENGANTAR

Sekarang ini dalam kehidupan sehari-hari banyak masyarakat Indonesia


yang memakai bahasa Indonesia, tetapi ucapan dari daerahnya terbawa,
misalnya dengan intonasi Batak, Sunda, Jawa, atau Makasar. Hal tersebut
dikarenakan kebiasaan dari kecil yang mengajarkan bahasa Indonesia dengan
campuran bahasa daerahnya.

Mempelajari dasar dasar morfologi dan fonologi bahasa Indonesia,


dapat menjadikan pemahaman terhadap pemakainan bahasa Indonesia yang
baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari, juga dapat bermanfaat dalam
pembinaaan kemampuan bahasa sehingga logat daerah tidak tercampur dengan
bahasa Indonesia.

Sehubungan dengan hal tersebut maka makalah ini berisi penjelasan


lebih lanjut tentang dasar dasar fonologi dan morfologi bahasa Indonesia.

19 SEPTEMBER 2021

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... 2


DAFTAR ISI ......................................................................................................... 3
BAB I .................................................................................................................... 4
1.1 LATAR BELAKANG .................................................................................. 4
1.2 RUMUSAN MASALAH .............................................................................. 5
1.3 TUJUAN MASALAH .................................................................................. 5
BAB II ................................................................................................................... 6
2.1 FONOLOGI .................................................................................................. 6
2.2 MORFOLOGI............................................................................................... 7
BAB III .................................................................................................................. 9
3.1 KESIMPULAN............................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................10

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Manusia memerlukan bahasa dalam berkomunikasi. Bahasa adalah


alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan kepada
orang lain dan berperan dalam perkembangan berbagai macam aspek
kehidupan manusia.Dengan demikian bahasa memiliki fungsi yakni
sebagai media dalam penyampaian informasi.

Fungsi dari bahasa itu sendiri dapat dikaji melalui dua cara, yaitu
secara internal dan secara eksternal. Kajian secara internal adalah
pengkajian yang hanya dilakukan terhadap struktur intern bahasa, yang
mencakup struktur fonologi, morfologis. Kajian ini dilakukan sesuai
dengan prosedur dan ketentuan yang sudah ada dalam aturan dalam
pengkajian disiplin linguistik. Sedangkan kajian secara eksternal adalah
pengkajian yang dilakukan terhadap struktur yang berada di luar bahasa
tersebut, misalnya sosiolinguistik,psikolinguistik, neurolinguistik, dan
lain-lain.

Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa dalam pengkajian


secara internal ada beberapa bidang kajian yang termasuk di dalamnya
seperti morfologi, fonologi, sintaksis dan semantik. Morfologi yang
istilahnya di dalam Bahasa Arab disebut dengan al-sharf adalah ilmu
yang mengkaji tentang jenisjenis dan proses pembentukan kata dalam
suatu bahasa. Fonologi disebut dengan ‘ilmu al-ashwa>t merupakan
cabang linguistik yang mengkaji tentang lambing bunyi bahasa
berdasarkan fungsinya. Sintaksis yang juga disebut dengan alnahwu
adalah ilmu yang mengkaji tentang struktur kalimat, atau kaidah-kaidah
yang mengatur suatu kalimat dalam suatu bahasa. Dan bidang kajian
terakhirdalam pengkajian secara internal adalah semantik atau yang
memilki istilah dalam Bahasa Arab yaitu ‘ilmu al-dala>lah.

4
1.2 RUMUSAN MASALAH

Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan pokok
permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah pengertian fonologi dan morfologi?

2. Apakah jenis struktur fonologi dan morfologi?

3. Bagaimanakah uraian tentang struktur fonologi dan morfologi?

1.3 TUJUAN MASALAH

1. Mengetahui pengertian fonologi dan morfologi.

2. Mengetahui jenis struktur fonologi dan morfologi.

3. Mengetahui uraian tentang struktur fonologi dan morfologi.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 FONOLOGI

Pengertian Fonologi

Menurut Frank Parker (1994), fonologi merupakan suatu bidang yang


mengkaji sistem bunyi suatu bahasa, yaitu rumus-rumus yang menentukan
aspek sebutan, sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997),
fonologi adalah bidang dalam linguistik yang menyelidiki bunyi-bunyi
bahasa menurut fungsinya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa fonologi adalah cabang


ilmu Bahasa linguistik yang mengkaji bunyi-bunyi bahasa, proses
terbentuknya dan perubahannya. Fonologi mengkaji bunyi bahasa secara
umum dan fungsional.

Dengan demikian fonologi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang


bunyi bahasa atau ilmu tentang perbendaharaan fonem sebuah bahasa.
Fonem menurut Santoso (2004) adalah setiap bunyi ujaran dalam satu
bahasa yang berfungsi untuk membedakan arti.

CABANG - CABANG FONOLOGI BAHASA INDONESIA

Fonetik dan Fonemik Bunyi bahasa dibedakan menjadi dua yaitu,


bunyi-bunyi yang tidak membedakan makna yang disebut dengan fon dan
dikenal dengan sebutan fonetik. Dan bunyi-bunyi yang membedakan
makna yang disebut dengan fonem atau fonemik.

a. Fonetik

Fonetik yaitu ilmu bahasa yang membahas tentang bunyi-bunyi


ujaran yang dipakai dalam tutur dan bagaimana bunyi itu dihasilkan oleh
alat ucap manusia. Sedangkan menurut Samsuri (1994), fonetik adalah
studi tentang bunyi-bunyi ujar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(1997), fonetik diartikan sebagai bidang linguistik (penghasilan) bunyi ujar
atau fonetik adalah sisitem bunyi suatu bahasa.

6
Chaer membagi urutan proses terjadinya bunyi bahasa itu, menjadi
tiga jenis fonetik, yaitu:

a) Fonetik artikulatoris atau fonetik organis atau fonetik fisiologi.

b) Fonetik akustik.

c) Fonetik auditoris.

Dari ketiga jenis fonetik tersebut yang paling berurusan dengan dunia
lingusitik adalah fonetik artikulatoris, sebab fonetik inilah yang berkenaan
dengan masalah bagaimana bunyi-bunyi bahasa itu dihasilkan atau
diucapkan manusia.

b. Fonemik

Fonemik yaitu ilmu bahasa yang membahas bunyi-bunyi bahasa


yang berfungsi sebagai pembeda makna. Terkait pengertian tersebut,
fonemik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997) diartikan : 1)
bidang linguistik tentang fonem, 2) sistem fonem suatu bahasa, dan 3)
prosedur untuk menentukan fonem suatu bahasa.

Menurut Abdul Chaer fonemik adalah cabang studi fonologi yang


mempelajari bunyi bahasa dengan memperhatikan fungsi bunyi tersebut
sebagai pembeda makna.

2.2 MORFOLOGI
Pengertian Morfologi

Morfologi disebut juga ilmu Bahasa yang mempelajari seluk beluk


kata. Menurut Verhaar (1984) morfologi adalah bidang linguistik yang
mempelajari susunan bagian kata secara gramatikal. Sedangkan
Kridalaksana (1984) berpandapat bahwa morfologi adalah a) bidang
linguistik yang mempelajari morfem dan kombinasi-kombinasinya; b)
bagian dari struktur bahasa yang mencakup kata dan bagian-bagian kata,
yaitu morfem. M. Faisal (2009) menyatakan bahwa morfologi merupakan
bagian dari tata bahasa, yang membahas tentang bentuk kata.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa


morfologi adalah bidang linguistik yang mempelajari hubungan antara
7
morfem yang satu dengan morfem yang lain untuk membentuk sebuah
kata.

CABANG - CABANG MORFOLOGI DALAM BAHASA INDONESIA

Berdasarkan jenisnya, morfem terbagi dalam dua jenis yaitu morfem bebas
dan morfem terikat.
-MORFEM BEBAS

Morfem bebas adalah morfem yang tanpa keterkaitannya dengan morfem


lain dapat langsung digunakan dalam pertuturan.13 Morfem bebas disebut juga
dengan morfem akar, yaitu morfem yang menjadi bentuk dasar dalam
pembentukan kata. Disebut bentuk dasar karena belum mengalami perubahan
secara morfemis.
- MORFEM TERIKAT

Morfem terikat adalah morfem yang harus terlebih dahulu bergabung


dengan morfem lain untuk dapat digunakan dalam pertuturan. Morfem ikat
disebut juga morfem afiks. Berdasarkan pengertian tersebut maka morfem
terikat karena morfem ini tidak memiliki kemampuan secara leksikal, akan
tetapi merupakan penyebab terjadinya makna gramatikal. Contoh morfem ikat
yang berupa afiks, yaitu: N-, di-, -na, -ake, dan lain-lain.

- PROSES MORFOLOGI

Proses morfologi dikenal juga dengan sebutan proses morfemis atau proses
gramatikal. Pengertian dari proses morfologi adalah pembentukan kata dengan
afiks. Artinya, pembentukan kata dari sebuah bentuk dasar melalui pembubuhan
afiks (dalam proses afiksasi), pengulangan atau reduplikasi, penggabungan atau
proses komposisi, serta pemendekan atau proses akronimisasi.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa fonologi adalah


sistem bunyi dalam bahasa Indesia. Fonolegi mencakup dua kajian ilmu, yaitu
fonetik dan fonemis. Morfologi merupakan cabang ilmu bahasa yang
mempelajari seluk beluk pembentukan kata.

Proses perulangan atau reduplukasi adalah pengulangan bentuk, baik


seluruh nya maupun sebagainya,baik dengan variasi fonem ataupun tidak.

9
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, S. G. (2018). KAJIAN TEORITIS STRUKTUR INTERNAL BAHASA. Volume 07, No. 1, Juni 2018,
07, 1-20.

(Ristiana, 2011)

(Dasar Dasar Fonologi dan Morfologi, n.d.)

(Bahasa & di Sd, n.d.)

10

Anda mungkin juga menyukai