Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

ANALISIS INTERAKSI SOSIAL DI DALAM MASYARAKAT

Mata Kuliah : Pengantar Sosiologi

Dosen Pengampu : Dr. Imran, M.Kes

DI SUSUN OLEH :

FREDI

NIM : F1091201006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU-ILMU SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat dan

hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul

“Analisis Interaksi Sosial Di Dalam Masyarakat” ini tepat pada waktunya. Adapun

tujuan dari penulisan ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata kuliah

Pengantar Sosiologi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah

wawasan tentang bagaimana interaksi sosial di dalam masyarakat bagi para

pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terimakasih pada bapak Dr.Imran, M.Kes, selaku dosen

Pengantar Sosiologi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah

pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah

ini. Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi

kesempurnaan makalah ini.

Pemangkat, 11 Desember 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul.......................................................................................... i

Kata Pengantar ........................................................................................ ii

Daftar Isi ................................................................................................. iii

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................... 4

C. Tujuan .......................................................................................... 4

D. Manfaat ........................................................................................ 4

BAB II Landasan Teori

A. Pengertian Interaksi Sosial ............................................................ 6

B. Syarat Terjadinya Interaksi Sosial ................................................. 9

C. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial.................................................... 12

BAB III Pembahasan

A. Hasil Observasi ........................................................................... 17

B. Analisis Hasil Observasi ............................................................. 19

BAB IV Penutup

A. Kesimpulan................................................................................. 22

B. Saran .......................................................................................... 22

Daftar Pustaka ........................................................................................ 23

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Interaksi sosial sangat berguna di dalam memperhatikan dan

mempelajari berbagai masalah masyarakat. Umpamanya di Indonesia dapat

di bahas mengenai bentuk-bentuk interaksi sosial yang berlangsung antara

berbabagai suku bangsa atau antara terpelajar dengan golongan agama.

Dengan mengetahui dan memahami perihal kondisi-kondisi apa yang dapat

menimbulkan serta memahami bentuk-bentuk interaksi sosial tertentu,

pengetahuan kita dapat pula di sumbangkan pada usaha bersama yang

dinamakan pembinaan bansa dan masyarakat.

Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial karena

tanpa interaksi sosial, tidak akan mungkin ada kehidupan bersama.

Bertemunya individu dengan individu atau kelompok dengan kelompok

yang sedang melakukan bekerja sama, saling berkomunikasi, dan

seterusnya untuk mencapai suatu tujuan bersama. Maka di sini dapat

dikatakan bahwa interaksi sosial merupakan dasar proses sosial, yang

menunjukan pada hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Hubungan

sosial yang di maksud dapat berupa hubungan antara individu yang satu dan

individu lainnya, kelompok yang satu dan kelompok yang lainnya, maupun

individu dengan kelompok.

Interaksi sosial adalah kontak atau hubungan timbal balik atau

interstimulasi dan respons antar individu, antar kelompok, antar individu

1
2

dan kelompok ( Maryanti dan Suryawati, 2003), mengartikan proses-proses

sosial adalah cara-cara berhubungan yang dapat di lihat apabila orang-

perorangan dan kelompok-kelompok manusia saling bertemu dan

menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut, atau apa yang

akan terjadi apabila ada perbuhan-perubahan yang menyebabkan goyahnya

cara-cara hidup yang telah ada.

Sebagaimana interaksi sosial sangatlah penting di dalam kehidupan

masyarakat. Karena manusia adalah makhluk sosial (zoon piliticon).

Sebagai mana pendapat ini di kemukakan oleh Ariototeles yang

menerangkan bahwa manusia dikodratkan untuk hidup bermasyarakat dan

berinteraksi satu sama lain. Manusia sangat perlu berinteraksi satu sama

lainnya agar dapat menjaga kelangsungan hidup manusia itu sendiri.

Manusia adalah mahkluk tuhan yang multi dimensi dan kompleks.

Manusia adalah mahkluk sosial dan mahkluk budaya. Manuisa sering sekali

ingin melakukan kerjasama dan interaksi sosial. Interaksi itu bukan hanya

dipicu oleh dorongan kebutuhan ekonomis, biologis, emosional dan

sebagainya yang mengikat dirinya, melainkan juga sebagai fitrah yang

terbantahkan pada dirinya.

Berdasarkan pengamatan saya anggota PMR SMA Negeri 1 Pemangkat

yang berjumlah 20 orang. Hampir 98% mereka saling berinteraksi satu sama

lain pada saat latihan dimana mereka saling tukar pikiran dalam hal tujuan

sebuah organisasi yang di capainya. Dengan interaksi ini mereka dapat

saling memengaruhi satu sama lainnya. Aktitivitas yang saya amati dari
3

setiap anggota sering sekali sesamanya melakukan komunikasi dan bekerja

sama pada saat latihan. Sehingga dalam interaksi ini adanya hubungan

timbal balik antara individu dengan individu dan individu dengan kelompok

sebagaimana yang mereka lakukan. Dengan adanya interaksi ini anggota

Pmr dapat meningkatkan solidaritasnya dan loyalitas nya sesame anggota

bukan hanya anggota tetapi pada anggota lainnya juga.

Berlangsungnya suatu proses interaksi tadi yang mereka lakukan di

dasarkan berbagai faktor yaitu imitasi, sugesti, indentifikasi dan simpati.

Dari anggota PMR tersebut saya melihat kuatnya interaksi individu di

lingkungan kelompok disebut konformitas. Konformitas adalah seseorang

yang berperilaku terhadap orang lain sesuai dengan harapan merupakan

bentuk interaksi yang di dalam kelompok tersebut. Konformitas adalah

suatu bentuk sikap penyesuaian diri seseorang dalam kelompok karena dia

terdorong untuk mengikuti kaidah-kaidah nilai yang sudah ada.

Konformitas tidak hanya bertindak atau betingkah laku seperti orang lain

lakukan tetapi juga terpengaruh bagaimana orang lain bertindak (Kiesles

dan Kiesler, 1969:2). Data yang saya peroleh dari 20 anggota PMR SMAN

1 Pemangkat yang berinteraksi dengan baik sebanyak 18 orang. Jadi

kemampuan berinteraksi mereka sudah baik satu sama lain tetapi harus ada

penambahan wawasan lagi dalam diri mereka agar lebih akrab satu sama

lainnya.
4

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana interaksi sosial individu dengan individu yang terjadi di

lingkup organisasi PMR SMAN 1 Pemangkat ?

2. Bagaimana interaksi sosial individu dengan kelompok yang terjadi

di lingkup organisasi PMR SMAN 1 Pemangkat ?

3. Apa saja bentuk nyata yang terjadi di lapangan saat proses terjadinya

interaksi sosial individu atau kelompok di lingkup organisasi PMR

SMAN 1 Pemangkat ?

C. Tujuan

1. Mengetahui proses interaksi sosial di ruang lingkup anggota

organisasi PMR SMAN 1 Pemangkat.

2. Mengetahui bagaimana terjadinya interaksi sosial di lingkungan

masyarakat anggota PMR SMAN 1 Pemangkat.

3. Mengetahui bentuk-bentuk interaksi sosial pada anggota PMR

SMAN 1 Pemangkat.

4. Mengetahui pemahaman masing-masing anggota PMR SMAN 1

Pemangkat tentang interaksi sosial.

D. Manfaat

1. Manfaat Teoristis

Hasil ini dapat di jadikan sebagai bahan lanjutan yang relevan dan

digunakan sebagai referensi yang baru terkait analisis interaksi sosial di dalam

masyarakat dan sebagai langkah untuk mengembangkan ilmu-ilmu pendidikan

khususnya pada bidang Sosiologi.


5

2. Manfaat Praktik

Sebagai hasil belajar yang dapat di jadikan sumber ilmu pengetahuan

bagaimana dalam mengembangkan interaksi sosial di dalam masyarakat.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Interaksi Sosial

1. Gilin

Interaksi sosial dijelaskan oleh gillin sebagai hubungan sosial yang

dinamis antara individu dengan individu lain atau dengan kelompok atau

hubungan antar kelompok. Hubungan ini tercipta karena pada dasarnya

manusia tidak bisa hidup tanpa orang lain.

2. Macionis

Pengertian interaksi sosial menurut Macionis adalah hubungan aksi dan

reaksi seseorang dalam hubungannya dengan individu atau kelompok lain.

3. Broom dan Selznic

Broom dan Selznic berpendapat bahwa interaksi sosial merupakan

proses yang dilandasi oleh kesadaran adanya orang lain dan seseorang

tersebut memerlukan respon terhadap tindakan orang lain.

4. Kimball Young dan Raymond W. Mack

Kimball Young dan Raymond W. Mack mengartikan pengertian

interaksi sosial sebagai hubungan sosial antara individu dengan perorangan

atau kelompok atau hubungan kelompok dengan kelompok secara dinamis.

5. Soerjono Soekanto

Soerjono Soekanto berpendapat bahwa interaksi sosial adalah proses

sosial yang berkaitan dengan cara berhubungan antara individu dan

kelompok untuk membangun sistem dalam hubungan sosial.

6
7

6. Homans

Pengertian interaksi sosial menurut Homans adalah proses kehidupan

dimana aktivitas yang dilakukan oleh seseorang terhadap orang lain akan

diberikan respon yag bisa berupa ganjaran atau hukuman dari orang lain.

7. Bonner

Interaksi sosial menurut Bonner adalah hubungan antara dua orang atau

lebih yang aksi dari individu dapat mempengaruhi / mengubah kehidupan

individu lain.

8. Walgito

Walgito berpendapat bahwa adanya hubungan timbal balik dalam

interaksi sosial dapat memberikan pengaruh terhadap individu atau

kelompok lain. Interaksi sosial juga berpengaruh terhadap kelompok dengan

kelompok lain yang saling berhubungan.

9. Murdiyatmo dan Handayani

Murdiyatmo dan Handayani menjelaskan pengertian interaksi sosial

sebagau hubungan yang dibangun seseorang dengan orang lain yang dalam

proses kehidupan tersebut terbangun struktur sosial. Pada struktur sosial

tersebut juga terbangun hubungan yang saling mempengaruhi antara satu

dengan yang lainnya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Interaksi Sosial dapat diartikan sebagai

hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud dapat

berupa hubungan individu yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok

yang satu dengan kelompok lainnya, atau antara kelompok dengan individu.
8

Dalam interaksi juga terdapat simbol, di mana simbol diartikan sesualu yang

nilai atau maknanya diberikan oleh mereka yang berada. Hubungan timbal balik

atau interstimulasi dan respons antar individu, antar kelompok atau antar individu

dan kelompok "(Maryati dan Suryawati, 2003), mengartikan proses-proses sosial

adalah cara-cara berhubungan ya dapat dilihat dari orang-perorangan dan kelompok

Kelompok manusia saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk

hubungan tersebut, atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan

yang menyebabkan goyahnya cara-cara hidup yang telah ada.

Gillin dan Gillin mengajukan dua syarat yang harus dipenuhi agar suatu interaksi

sosial yang mungkin terjadi, yaitu: Dua syarat terjacdinya interaksi sosial:

1. Adanya kontak sosial (kontak sosial), yang dapat berlangsung dalam tiga bentuk.

Yaitu antarindividu, antarindividu dengan kelompok, antarkelompok. Selain itu,

suatu bangunan kontak dapat bersifat langsung maupun tidak langsung.

2. Adanya Komunikasi, yaitu seseorang memberi arti pada perilaku orang lain,

perasaan- perasaan apa yang ingin disampaikan orang tersebut. Orang yang datang

kemudian memberi reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang

tersebut.

Kontak sosial dapat terjadi dalam tiga bentuk:

1. Adanya orang perorangan.

2. Ada orang perorangan dalam suatu kelompok atau kelompok.

3. Antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya.


9

B. Syarat Terjadinya (Proses) Interaksi sosial

Proses Interaksi sosial menurut Herbert Blumer adalah pada saat

manusia bertindak terhadap sesuatu atas dasar makna yang dimiliki sesuatu

tersebut bagi manusia. Kemudian makna yang dimiliki sesuatu itu berasal

dari interaksi antara seseorang dengan sesamanya. Dan terakhir adalah

Makna tidak bersifat tetap namun dapat dirubah, perubahan terhadap makna

dapat terjadi melalui proses penafsiran yang dilakukan orang ketika

menjumpai sesuatu. Proses tersebut disebut juga dengan interpretative

process.

Interaksi sosial dapat terjadi bila antara dua individu atau kelompok

terdapat kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial merupakan tahap

pertama dari terjadinya hubungan sosial Komunikasi merupakan pe.

yampaian suatu informasi dan pemberian tafsiran dan reaksi terhadap

informasi yang disampaikan. Karp dan Yoels menunjukkan beberapa hal

yang dapat merjadi sumber informasi bagi dimulainya komunikasi atau

interaksi sosial.

Sumber Informasi tersebut dapat terbagi dua, yaitu Ciri Fisik dan

Penampilan. Ciri Fisik, adalah segala sesuatu yang dimiliki seorang individu

sejak lahir yang meliputi jenis kelamin, usia, dan ras. Penampilan di sini

dapat meliputi daya tarik fisik, bentuk tubuh, penampilan berbusana, dan

wacana.
10

Syarat Terjadinya Interaksi Sosial Proses interaksi sosial dalam

masyarakat terjadi apabila terpenuhi dua syarat sebagai berikut:

1. Kontak sosial, yaitu hubungan sosial antara individu satu dengan individu

lain yang bersifat langsung, seperti dengan sentuhan, percakapan, maupun

tatap muka sebagai wujud aksi dan reaksi.

2. Komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari seseorang kepada

orang lain yang dilakukan secara langsung maupun dengan alat bantu agar

orang lain memberikan tanggapan atau tindakan tertentu.

Kata kontak berasal dari con atau cum (yang artinya bersama-sama) dan

tango (yang artinya menyentuh). Jadi, artinya secara harfiah adalah

bersama-sama menyentuh. Secara fisik, kontak baru terjadi apabila terjadi

hubungan badaniah. Sebagai gejala sosial itu tidak perlu berarti suatu

hubungan badaniah, karena orang dapat mengadakan hubungan dengan

pihak lain tanpa menyentuhnya, seperti misalnya, dengan cara berbicara

dengan pihak lain tersebut. Apabila dengan perkembangan teknologi

dewasa ini, orang-orang dapat berhubungan satu dengan lainnya melalui

telepon, telegraf, radio, surat, dan seterusnya, yang tidak memerlukan suatu

hubungan badaniah. Bahkan dapat dikatakan bahwa hubungan badaniah

tidak perlu menjadi syarat utama terjadinya kontak. Maka, kontak

merupakan tahap pertama dari terjadinya "kontak" antara pasukan kita

dengan pasukan musuh. Berita tadi berarti bahwa masing- masing telah

mengetahui dan sadar akan kedudukan masing-masing, dan siap untuk

bertempur (yang biasanya disebut "kontak bersenjata"). Suatu patroli polisi


11

yang sedang mengejar penjahat mengadakan "kontak" dengan markas besar.

Hal itu berarti bahwa masing-masing bersiap untuk mengadakan interaksi

sosial, di mana satu pihak memberikan instruksi- instruksi tersebut.

Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk, yaitu sebagal

berikut.

1. Antara orang-perorangan

Kontak sosial ini adalah apabila anak kecil mempelajari kebiasaan-

kebiasaan dalam keluarganya. Proses demikian terjadi melalui sosialisasi

(socialization), yaitu suatu proses, di mana anggota masyarakat yang baru

mempelajari norma-norma dan nilai- nilai masyarakat di mana dia menjadi

anggota.

2. Antara orang-perorangan dengan suatu kelompok manusia atau

sebaliknya Kontak sosial ini misalnya adalah apabila seseorang merasakan

bahwa tindakan- tindakannya berlawanan dengan norma-norma masyarakat

atau apabila suatu partai politik memaksa anggota-anggotanya untuk

menyesuaikan diri dengan ideologi dan programnya.

3. Antara suatu kelompok manusia dengan kelómpok manusia lainnya

Umpamanya adalah dua partai politik mengadakan kerja sama untuk

mengalahkan partai politik yang ketiga di dalam pemilihan umum. Atau

apabila dua buah perusahaan bangunan mengadakan suatu kontrak untuk

membuat jalan raya, jembatan, dan seterusnya di suatu wilayah yang baru

dibuka.
12

C. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial

Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama (cooperation),

persaingan (competition), dan bahkan dapat juga berbentuk pertentangan

atau pertikaian (conflict). Suatu pertikaian mungkin mendapatkan suatu

penyelesaian. Mungkin penyelesaian tersebut hanya akan dapat diterima

untuk sementara waktu, yang dinamakan akomodasi (accomodation); dan

ini berarti bahwa kedua belah pihak belum tentu puas sepenuhnya. Suatu

keadaan dapat dianggap sebagai bentuk keempat dari interaksi sosial.

Keempat bentuk pokok dari interaksi sosial tersebut tidak perlu merupakan

suatu kontinuitas, di dalam arti bahwa interaksi itu dimulai dengan kerja

sama yang kemudian menjadi persaingan serta memuncak menjadi

pertikaian untuk akhirnya sampai pada akomodasi. Akan tetapi, ada baiknya

untuk menelaah proses-proses interaksi tersebut di dalam kelangsungannya.

Bentuk Interaksi Sosial menurut jumlah pelakunya:

1. Interaksi antara individu dan individu; Individu yang satu memberikan

pengaruh, rangsangan/stimulus kepada individu lainnya. Wujud interaksi

bisa dalam dalam bentuk berjabat tangan, saling menegur, bercakap-

cakap/mungkin bertengkar.

2. Interaksi antara individu dan kelompok; Bentuk interaksi antara individu

dengan kelompok: Misalnya, seorang ustadz sedang berpidato di depan

orang banyak. Bentuk semacam ini menunjukkan bahwa kepentingan

individu berhadapan dengan kepentingan kelompok.


13

3. Interaksi antara Kelompok dan Kelompok; Bentuk interaksi seperti ini

berhubungan dengan kepentingan individu dalam kelompok lain. Contoh,

Satu Kesebelasan Sepak Bola bertanding melawan kesebelasan lain.

Interaksi sosial dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu asosiatif dan

disosiatif.

a. Asosiatif Interaksi sosial bersifat asosiatif akan mengarah pada bentuk

penyatuan. Interaksi sosial ini terdiri atas beberapa hal berikut.

1). Kerja sama (cooperation)

Kerjasama terbentuk karena masyarakat menyadari bahwa mereka

mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama sehingga sepakat untuk

bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama. Berdasarkan pelaksanaannya

terdapat empat bentuk kerjasama, yaitu bargaining (tawar-menawar),

cooptation (kooptasi), koalisi dan joint-venture (usaha patungan).

2) Akomodasi Akomodasi merupakan suatu proses penyesuaian antara

individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok

dengan kelompok guna mengurangi, mencegah, atau mengatasi ketegangan

dan kekacauan. Proses akomodasi dibedakan menjadi bebrapa bentuk antara

lain:

a). Coercion yaitu suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan

karena adanya paksaan.

b). Kompromi yaitu, suatu bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang

terlibat masing-masing mengurangi tuntutannya agar dicapai suatu

penyelesaian terhadap suatu konflik yang ada.


14

c). Mediasi yaitu, cara menyelesaikan konflik dengan jalan meminta

bantuan pihak ketiga yang netral.

d). Arbitration yaitu, cara mencapai compromise dengan cara meminta

bantuan pihak ketiga yang dipilih oleh kedua belah pihak atau oleh badan

yang berkedudukannya lebih dari pihak-pihak yang bertikai.

e). Adjudication (peradilan)yaitu, suatu bentuk penyelesaian konflik

melalui pengadilan.

f). Stalemate yaitu, Suatu keadaan dimana pihak-pihak yang bertentangan

memiliki kekuatan yang seimbang dan berhenti pertentangan pada suatu

titik karena kedua belah pihak sudah tidak mungkin lagi maju atau mundur.

g). Toleransi yaitu, suatu bentuk akomodasi tanpa adanya persetujuan

melakukan formal. h)) Consiliation yaitu, usaha untuk mempertemukan

keinginan-keinginan pihak- pihak yang berselisih bagi tercapainya suatu

persetujuan bersama.

3). Asimilasi

Proses asimilasi menunjuk pada proses yang ditandai adanya usaha

mengurangi perbedaan yang terdapat diantara beberapa orang atau

kelompok dalam masyarakat serta usaha menyamakan sikap, mental, dan

tindakan demi tercapainya tujuan bersama. Asimilasi timbul bila ada

kelompok masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda,

saling bergaul secara intensif dalam jangka waktu lama, sehingga lambat

laun kebudayaan asli mereka akan berubah sifat dan wujudnya membentuk

kebudayaan baru sebagai kebudayaan campuran.


15

4). Akulturasi

Proses sosial yang timbul, apabila suatu kelompok masyarakat manusia

dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur suatu

kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga lambat laun unsur - unsur

kebudayaan asing itu diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri,

tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian dari kebudayaan itu sendiri.

b. Disosiatif

Interaksi sosial ini mengarah pada bentuk pemisahan dan terbagi dalam

tiga bentuk sebagai berikut:

1). Persaingan/kompetisi Adalah suatu perjuangan yang dilakukan

perorangan atau kelompok sosial tertentu, agar memperoleh kemenangan

atau hasil secara kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman atau benturan

fisik di pihak lawannya.

2) Kontravensi Adalah bentuk proses sosial yang berada di antara

persaingan dan pertentangan atau konflik. Wujud kontravensi antara lain

sikap tidak senang, baik secara tersembunyi maupun secara terang terangan

seperti perbuatan menghalangi, menghasut, memfitnah, berkhianat,

provokasi, dan intimidasi yang ditunjukan terhadap perorangan atau

kelompok atau terhadap unsur unsur kebudayaan golongan tertentu. Sikap

tersebut dapat berubah menjadi kebencian akan tetapi tidak sampai menjadi

pertentangan atau konflik.


16

3). Konflik Adalah proses sosial antar perorangan atau kelompok

masyarakat tertentu, akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang

sangat mendasar, sehingga menimbulkan adanya semacam gap atau jurang

pemisah yang mengganjal interaksi sosial di antara mereka yang bertikai

tersebut.
BAB III

PEMBAHASAN

A. Hasil Observasi

Nama Organisasi : PMR SMAN 1 Pemangkat

PMR SMAN 1 Pemangkat melakukan sebuah interaksi sosial bersamanya

pada saat latihan di lapangan terbuka yang telah menaati protocol kesehatan.

Interaksi sosial yang mereka lakukan telah tampak sesuai dengan syarat

terjadinya suatu interaksi sosial yaitu :

1. Adanya kontak sosial (social-contact)

2. Adanya komunikasi antar sesamanya

Syarat tersebut telah di penuhi oleh PMR SMAN 1 Pemangkat dalam

melakukan interaksi sosial sesama mereka pada saat latihan.

Berikut hasil foto-foto interaksi sosial PMR SMAN 1 Pemangkat.

Gambar 3.1. Interaksi sosial antara individu dengan individu pada

organisasi PMR SMAN 1 Pemangkat.

17
18

Dari gambar 3.1 mendeskripsikan tentang interaksi individu dengan

individu yang dilakukan oleh PMR SMAN 1 Pemangkat. Interaksi sosial

yang dilakukan pada saat latihan dalam membuat sebuah tandu. Mereka

berinteraksi satu dengan lainnya.

Gambar 3.2. Interaksi sosial antara individu dengan kelompok pada

organisasi PMR SMAN 1 Pemangkat.

Dari gambar 3.2 mendeskripsikan bagaimana anggota PMR SMAN 1

Pemangkat melakukan interaksi dengan individu dengan kelompok. Di

dalam gambar itu pelatih memberikan materi kepada anggota pada saat

latihan.
19

Gambar 3.3. Interaksi sosial individu dan kelompok PMR SMAN 1

Pemangkat.

Dari gambar 3.3 mendeskripsikan tentang dimana mereka melakukan

interaksi satu sama lainnya individu maupun kelompok. Didalam gambar

itu mereka bermain pada saat latihan dengan canda tawa mereka di dalam

gambar itu.

B. Analisis Hasil Observasi

1. Interaksi sosial individu dengan individu yang terjadi di lingkup organisasi

PMR SMAN 1 Pemangkat.

Interaksi antara individu dan individu; Individu yang satu memberikan

pengaruh, rangsangan/stimulus kepada individu lainnya. Wujud interaksi

bisa dalam dalam bentuk berjabat tangan, saling menegur, bercakap-

cakap/mungkin bertengkar. Interaksi sosial yang dilakukan oleh anggota

PMR SMAN 1 Pemangkat antara individu dengan individu dalam membuat

tandu. Dalam interaksi tersebut mereka membuat perngaruh satu sama lain
20

dan melakukan komunikasi agar dalam pembuat tandu itu cepat dan kuat.

Interaksi itu melakukan komuniksi dan bekerja sama antar kedua belah

pihak dalam pembuatan tandu itu seperti syarat terjadinya interaksi harus

adanya komunkasi. Adanya komunikasi yaitu seseorang memberikan arti

pada perilkau orang lain, perasaan-perasaan apa yang disampaikan oleh

orang tersebut. Orang bersangkutan akan memberikan reaksi terhadap

perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Jadi interaksi mereka

itu perlu adanya komunikasi agar berjalannya interaksi sosial kedua belah

pihak anggota PMR SMAN 1 Pemangkat.

2. Interaksi sosial individu dengan kelompok yang terjadi di lingkup organisasi

PMR SMAN 1 Pemangkat.

Interaksi antara individu dan kelompok; Bentuk interaksi antara individu

dengan kelompok: Misalnya, seorang Pelatih sedang meyampaikan materi

di depan anggota PMR banyak. Bentuk semacam ini menunjukkan bahwa

kepentingan individu berhadapan dengan kepentingan kelompok. Di dalam

interaksi sosial yang dilakukan anggota PMR SMAN 1 Pemangkat individu

dengan kelompok pada gambar 3.2 disana seorang pelatih melakukan

interaksi kepada anggota nya dalam menyampaikan materi kepada anggota

PMR dan saling bertukat pikiran satu sama lainnya. Seorang pelatih

menghadapi sekolompok yaitu muridnya di lapangan dalam interaksi sosial

tersebut. Interaksi sosial antara pelatih dan anggota PMR saling pengaruh-

memengaruhi antara kedua belah pihak. Sehingga terjadinya interaksi sosial

antara kedua belah pihak yang saling memengaruhi satu sama lain.
21

3. Bentuk nyata yang terjadi di lapangan saat proses terjadinya interaksi sosial

individu atau kelompok di lingkup organisasi PMR SMAN 1 Pemangkat.

Bentuk nyata di lapangan yang diliat proses terjadinya interaksi sosial

anggota PMR SMAN 1 Pemangkat yaitu Proses Asosiatif yang lebih

tepatnya pada Kerja sama (cooperation). Dengan kerja sama ini mereka

lebih kompak satu sama lain di dalam organisasi PMR Beberapa sosiolog

menganggap bahwa kerja sama ini merupakan bentuk interaksi sosial yang

pokok. Tetapi sebaliknya, sosiolog lain menganggap bahwa kerja samalah

yang merupakan proses utama. Jadi anggota PMR SMAN 1 Pemangkat

telah tampak proses terjadinya interaksi yaitu dengan melakukan kerjasama

satu sama lainnya dimana mereka menganggap bahwa kerja sama ini akan

membuat mereka lebih akrab, dan lebih membantu organisasi PMR ini lebih

baik dan berkualitas pada masa depan. Betapa pentingnya fungsi kerja sama

, digambarkan oleh Charles H, Cooley sebagai berikut : “Kerja sama timbul

apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-

kepentingan yang sama dan pada saat yang cukup pengetahuan dan

pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-

kepentingan tersebut; kesadaran akan adanya kepentingan-kepentingan

yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta yang penting

dalam kerja sama yang berguna.” Maka dari itu kerja sama yang dilakukan

oleh anggota PMR SMAN 1 Pemangkat memiliki kepentingan-kepentingan

yang sama dalam berorganisasi khususnya pada organisasi PMR.


BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bahwa Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial

karena tanpa interaksi sosial, tidak akan mungkin ada kehidupan bersama.

Bertemunya individu dengan individu atau kelompok dengan kelompok

yang sedang melakukan bekerja sama, saling berkomunikasi, dan

seterusnya untuk mencapai suatu tujuan bersama. Maka di sini dapat

dikatakan bahwa interaksi sosial merupakan dasar proses sosial, yang

menunjukan pada hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Hubungan

sosial yang di maksud dapat berupa hubungan antara individu yang satu dan

individu lainnya, kelompok yang satu dan kelompok yang lainnya, maupun

individu dengan kelompok. Sebagaimana yang telah dilakukan oleh PMR

SMAN 1 Pemangkat.

B. Saran

Dalam interaksi sosial harus kita memahami satu sama lainnya karena

kita adalah mahkluk sosial, kita bergantung kepada orang lain. Dengan

adanya interaksi sosial ini sangat menguntungkan manusia. Dan saya

berpesan kepada anggota PMR SMAN 1 Pemangkat lebih meningkatkan

interaksi sosial sesama anggota, masyarakat sekolah, dan masyarakat di

lingkungan sekitar.

22
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Yesmil dan Adang. 2017. Sosiologi Untuk Universitas-Ed.

Revisi. Cet.2.Bandung: PT Refika Aditama. Hlm 194.

Anwar, Yesmil dan Adang. 2017. Sosiologi Untuk Universitas-

Ed.Revisi. Cet.2. Bandung: PT Refika Aditama. Hlm 195-197.

Muslim, Asrul. 2013. “Interaksi Sosial Dalam Masyarakat Multietnis”

dalam jurnal Diskursus Islam Volume 1 Nomor 3 (Halaman 458-456).

Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar.

Soekanto, Soerjono. 2017. Sosiologi Suatu Pengantar-Ed. Revisi,

Cet.46. Jakarta: Rajawali Pers. Hlm 58, 63, dan 65.

Sumarsono, Bambang. 9 Pengertian Interaksi Sosial Menurut Para Ahli.

https://www.halopsikolog.com/9-pengertian-interaksi-sosial-menurutpara-

ahli/. Di akses pada tanggal 10 Desember 2020 Pukul 20.39.

23

Anda mungkin juga menyukai