Anda di halaman 1dari 23

PEMELIHARAAN

TANAMAN MENGHASILKAN
Pemeliharaan TM

◼ Penunasan pelepah
◼ Pemupukan
◼ Pengendalian hama, penyakit dan gulma
◼ Pemeliharaan jalan dan sarana panen
◼ Inovasi
◼ Assisted pollination,
◼ Garu/pindah gawangan, dll.
Penunasan Pelepah
Jumlah pelepah optimum dipertahankan ;
◼ TBM3 : tunas pasir (initial prunning)
◼ TM 1 : tunas perdana (> 56 pelepah)
◼ TM 2-8 : berlaku songgo 2 (48-56 pelepah)
◼ TM 8-12 : songgo 1+ (40-48 pelepah)
◼ TM 12-20: songgo 1 (<40 pelepah)
◼ TM > 20 : tidak ada standar
➢ Penunasan harus dijaga agar jangan sampai
over prunning atau under prunning
Pemupukan
Pemupukan didasarkan pada :
◼ Rekomendasi Balai (Rekomendator)
◼ Analisa daun, setiap tahun
◼ Analisa tanah, saat survey FS dan bila perlu
◼ Sesuai umur tanaman
◼ Hasil panen (TBS) yang dihasilkan
◼ Gejala (symptom) visual di lapangan (gejala
defisiensi)
◼ Pertimbangan khusus sebelum replanting
Pemupukan
◼ Penggunaan pupuk tunggal
◼ Pertimbangan harga
◼ Pertimbangan efektifitas
◼ Kebutuhan tenaga kerja lebih tinggi
◼ Penggunaan pupuk majemuk
◼ Kandungan/komposisi hara perlu diperhatikan
◼ Pemanfaatan limbah PKS (padat dan cair)
◼ Teknik pencampuran pupuk tunggal
◼ Tidak melakukan aplikasi urea dan dolomit
pada 1 tempat
PENGENDALIAN HAMA DAN
PENYAKIT SECARA TERPADU

Pengendalian dini (early warning system)


Pengendalian secara mekanis
Pengendalian secara biologis
Pengendalian secara khemis
Produksi Bunga (Sex Ratio)
◼ Kemampuan memproduksi bunga
◼ Sex ratio = betina / (jantan + betina) x 100%
Nilai sex ratio yang baik (ideal 80-90%)
◼ Sex Ratio, dipengaruhi oleh :
1. Faktor genetik
2. Faktor kemarau (water stress)
3. Jumlah produksi pada suatu saat (beban)
4. Jumlah daun (prunning) [LAI]
5. Serangan hama (terutama hama leaf eater)
6. Pemupukan/hara (nutrient balance)
Sasaran Panen Kelapa Sawit
◼ Tergantung sasaran pengolahan
◼ Rendemen maksimal
◼ ALB minimal
◼ Untuk tujuan rendemen maksimal
dengan ALB dapat ditolerir, biasanya
diterapkan komposisi panen fraksi 1 dan
4/5 < 20%, fraksi 2-3 > 80%.
◼ Berbeda untuk tujuan Golden CPO
(ALB < 2 %)
◼ Diupayakan > 95 % TBS matang (ripe)
Fenomena Trend Curve

Kurva :
◼ Frekuensi/jumlah TBS
◼ (Rata-rata jumlah tandan/pohon)

◼ RBT
◼ (rata-rata berat tandan)

◼ Produktivitas (ton/ha)
POTENSI PRODUKSI KELAPA SAWIT PADA SETIAP KELAS KESESUAIAN LAHAN (KKL)
UMUR KKL S1 KKL S2 KKL S3
(TAHUN) TON TBS RBT RJT/PHN TON TBS RBT RJT/PHN TON TBS RBT RJT/PHN
3 9.0 3.2 21.6 7.3 3.1 18.1 6.2 3.0 17.9
4 15.0 6.0 19.2 13.5 5.9 17.6 12.0 5.3 17.4
5 18.0 7.5 18.5 16.0 7.1 17.3 14.5 6.7 16.6
6 21.1 10.0 16.2 18.5 9.4 15.1 17.0 8.5 15.4
7 26.0 12.5 16.0 23.0 11.8 15.0 22.0 10.0 15.7
8 30.0 15.1 15.3 25.5 13.2 14.9 24.5 12.7 14.8
9 31.0 17.0 14.0 28.0 16.5 13.1 26.0 15.5 12.9
10 31.0 18.5 12.9 28.0 17.5 12.3 26.0 16.0 12.5
11 31.0 19.6 12.2 28.0 18.5 11.6 26.0 17.4 11.5
12 31.0 20.5 11.6 28.0 19.5 11.0 26.0 18.5 10.8
13 31.0 21.1 11.3 28.0 20.0 10.8 26.0 19.5 10.3
14 30.0 22.5 10.3 27.0 20.5 10.1 25.0 20.0 9.6
15 27.9 23.0 9.3 26.0 21.8 9.2 24.5 20.6 9.1
16 27.1 24.5 8.5 25.5 23.1 8.5 23.5 21.8 8.3
17 26.0 25.0 8.0 24.5 24.1 7.8 22.0 23.0 7.4
18 24.9 26.0 7.4 23.5 25.2 7.2 21.0 24.2 6.7
19 24.1 27.5 6.7 22.5 26.4 6.6 20.0 25.5 6.0
20 23.1 28.5 6.2 21.5 27.8 5.9 19.0 26.6 5.5
21 21.9 29.0 5.8 21.0 28.6 5.6 18.0 27.4 5.1
22 19.8 30.0 5.1 19.0 29.4 5.0 17.0 28.4 4.6
23 18.9 30.5 4.8 18.0 30.1 4.6 16.0 29.4 4.2
24 18.1 31.9 4.4 17.0 31.0 4.2 15.0 30.4 3.8
25 17.1 32.4 3.9 16.0 32.0 3.8 14.0 31.2 3.6
JUMLAH 553.0 481.8 249.2 505.3 462.5 235.3 461.2 441.6 229.7
RERATA 24.0 20.9 10.8 22.0 20.1 10.2 20.1 19.2 10.0
DALAM GRAFIK
Potensi Produksi
35.0

30.0

RBT
25.0
Produksi

20.0

15.0
TON TBS/HA

10.0

5.0

RJT/POHON
-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

Umur (Tahun TM)


PENGGALIAN
POTENSI PRODUKSI

APA ITU POTENSI PRODUKSI ?

MENGAPA POTENSI PRODUKSI


HARUS DIGALI ?
Apa itu POTENSI PRODUKSI ?

Seluruh komponen produksi baik


yang berwujud (tangible) maupun
tidak berwujud (intangible) yang
berperan dalam pencapaian hasil
optimal perusahaan.
Komponen tangible

Hasil fisik panen, berupa :


- Tandan buah segar (TBS), meliputi :

- Jumlah tandan (tandan per pokok)

- Berat tandan rata-rata (BJR)

- Brondolan (segar)
Komponen intangible

Komponen non-fisik (hasil panen) :

- Panen sesuai kematangan

- Tidak menginap (restan) baik TBS


maupun brondolan

- Tidak mengandung sampah/kotoran,


pasir dan tangkai panjang.
Mengapa potensi produksi perlu digali ?

- Tanaman tidak selalu berpihak pada


keinginan manusia/pengelola

- Iklim sering tidak dapat diprediksi

- Kelas Lahan tidak selalu mutlak (given)

- Peran SDM kadang kurang mendukung


Capaian produksi PTP XX (%) dibanding
potensi Best Demonstrated Practices (BDP)

Kelas Lahan
Umur
1 2 3
3-5 th 76 65 53
6-10 th 87 72 69
11-22 th 89 84 90
Contoh Potensi Produksi Kelapa Sawit
Kebun Sawit Emas
Distribusi
Tahun Luas
KKL Pokok/Ha RBT RJT TON/Ha SM I SM II
Tanam (Ha)
(Kg) (%) (%)
1986 608 III 115 29.6 4.6 15.66 46.4 53.6
1997 670 II 130 20.1 10.6 27.70 45.2 54.8
1998 810 II 125 19.5 10.2 24.86 45.7 54.3
2001 725 II 127 14.2 11.1 20.02 43.2 56.8
2004 226 III 130 8.7 15.5 17.53 42.5 57.5
2006 483.5 II 135 4.2 16.7 9.47 44.6 55.4
Jumlah 3522.5 44.6 55.4
Kasus Capaian ton/ha kebun AA
dibanding dengan potensinya.
Real 2009 Potensi
Tahun
Luas Lahan Kelas-III Lahan Kelas-II
Tanam Ton/Ha
Ton/Ha Ton/Ha
2001 608 28.53 24,50 25,50
2002 - - - -
2003 770 22.97 17,00 18,50
2004 278 17.57 14,40 16,00
2005 1.755 12.85 12,00 13,50
2006 288 8.10 6,20 7,30
Jumlah 3.889 19.05 16,62 18,16
Fenomena yang terjadi

❖ Secara umum terdapat kesenjangan antara


produksi aktual dan produksi optimal kebun
❖ Pada umumnya produksi aktual cenderung
lebih kecil dibandingkan potensi yang
seharusnya dapat digali
❖ Optimasi penggalian produksi seharusnya
mengacu pada potensi tanaman sebagai
resultante dari berbagai komponen
produksi.
Potensi Produksi Tanaman

❖ Produksi, dipengaruhi oleh:


▪ Asal bahan tanam
▪ Kelas lahan (iklim, topografi, tanah dll.)
▪ Riwayat pemeliharaan (pemupukan,
penunasan, serangan hama, dll.)
▪ Umur tanaman
▪ Trend produksi 5 tahun terakhir.
❖ Kesenjangan (deviasi) target produksi terjadi
antara lain karena kurang optimalnya
penggalian produksi
Latar Belakang
Penentu Kinerja Produksi

Secara ideal, kinerja produksi ditentukan


antara lain berdasarkan :
❖ Jumlah pokok produktif
❖ Input sarana produksi
❖ Kondisi sarana dan prasarana produksi
❖ Kompetensi dan komitmen para pelaku
penggalian produksi
❖ Kondisi keamanan
❖ dll.
Konsep “ 2 C ”

➢ Tanaman (Crop)
➢ Memaksimalkan potensi
➢ Biaya (Cost)
➢ Mengefektifkan biaya

Anda mungkin juga menyukai