BAB I
PENDAHULUAN
anak balita merupakan kegiatan utama program gizi yang menitikberatkan pada upaya
pencegahan dan peningkatan gizi anak. Pada tingkat komunitas kecil seperti RW dan
Desa, kegiatan pemantauan ini dilakukan dengan menggunakan media Pos Pelayanan
kesehatan saja.Gangguan gizi yang terjadi pada balita mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan baik pada masa balita maupun masa berikutnya, sehingga perlu
pertumbuhan merupakan salah satu dari kewenangan wajib yang harus dilaksanakan
Kartu Menuju Sehat (KMS) balita,dimana balita yang sehat tiap bulan naik berat
3
badannya. Untuk mengetahui balita sahat, maka perlu ditimbang setiap bulannya di
merupakan wadah titik temu antara pelayanan profesional dari petugas kesehatan dan
dalam upaya penurunan angka kematian bayi dan angka kelahiran (Depkes RI,2003).
setiap 1 bulan sekali. Untuk itu diperlukannya surveilans terhadap cakupan pelayanan
penimbangan balita (D/S) di Puskesmas kertapati karna menurut data yang ada pada
tahun 2010 belum mencapai target yaitu sebesar 78% dari yang ditargetkan 85%.
Kertapati.
4
1.4 Tujuan
Puskesmas Kertapati
1.5 Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai refrensi mahasiswa/i dan
penimbangan balita.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dan informasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
merupakan kunci yang memberikan petunjuk nyata dari perkembanga tubuh yang baik
penentuan status gizi secara langsung. Berat badan merupakan ukuran suatu
Berat badan anak ditimbang sebulan sekali mulai umur 1 bulan hingga 5 tahun di
posyandu (Depkes RI, 2008). Supriasa dalam segala (2005) menyatakan cakupan
penimbangan balita (D/S) di posyandu adalah jumlah anak balita yang berada diwilayah
posyandu pada periode waktu tertentu yang dibandingkan dengan jumlah anak balita
yang berada dibawah posyandu pada periode waktu yang sama. Hasil cakupan
penimbangan merupakan salah satu alat untuk memantau gizi balita yang dapat
dimonitor dari berat badan hasil penimbangan yang tercatat didalam KMS ( kartu
menuju sehat ).
7 8
2.2.1 Pengertian
Garam beryodium adalah garam yang telah diperkaya dengan yodium yang
standar nasional indonesia (SNI) antara lain mengandung yodium sebesar 30 – 80 ppm
telah lama dikenal di Indonesia.Hal ini terlihat dari adanya patung-patung tokoh
hanya dalam pewayangan dalam kehidupan nyatapun di beberapa daerah dengan mudah
GAKY merupakan salah satu permasahan gizi yang sangat serius, karena dapat
berbagai stadium, kretin endemik yang ditandai terutama oleh gangguan mental,
gangguan pendengaran, gangguan pada aak dan dewasa, sering dengan kadar
hormon rendah angka lahir dan kematian janin meningkat (supariasa, 2001).
2. Isi atau berat kemasan , kandungan yodium 30-80 ppm, nama produsen.
4. Pilihlah garam yang putih dan kering, tidak lembab atau basah.
5. Hindari membeli garam bata/briket apalagi yang tidak dikemas , kecuali telah
6. Apabila sudah dilakukan uji pada merk tertentu , pembelian selanjutnya tidak
2.3.1 Pengertian
Pemberian Vit-A pada balita biasanya diberikan di posyandu dalam bentuk tetes.
Pemberian tersebut dimaksudkan untuk menjaga kesehatan mata agar terhindar dari
kebutaan. Karena vitamin A tidak diproduksi oleh tubuh, maka pemberian pada balita
10
Keindahan alam semesta kita rasakan dengan indera mata kita. Tidak terbayangkan
gelapnya dunia tanpa sempurnanya fungsi mata kita, sehingga menjaga kesehatan mata
Namun perlu diperhatikan, pemberian vitamin A pada balita harus mengikuti dosis dan
aturan. WHO telah memberikan aturan kadar pemberian dosis vitamin A berdasarkan usia.
Untuk bayi usia 0-6 bulan, direkomendasikan 3 X 50.000 IU. Untuk bayi usia 6-11 bulan,
dosisnya 100.000 IU dengan diberikan kapsul vitamin A yang berwarna biru. Sedangkan untuk
anak usia 1-5 tahun dosisnya 200.000 IU (1 tetes) dengan diberikan kapsul berwarna merah.
Biasanya pemberian vitamin A dilakukan setiap 6 bulan sekali di puskesmas atau posyandu.
- Bila terkena diare, campak atau infeksi lain, maka penyakit tersebut tidak akam
2.4.1 Pengertian
kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah gizi adalah multifaktor, oleh karena itu
pemecahannya tidak selalu berupa peningkatan produksi dan pengadaan pangan. Pada
kasus tertentu, seperti keadaan krisis (bencana kekeringan, perang, kekacauan sosial,
krisis ekonomi), masalah gizi muncul akibat ketahanan pangan ditingkat rumah tangga,
yaitu kemampuan rumah tangga untuk memperoleh makanan untuk semua anggotanya.
Menyadari hal ini, peningkatan status gizi masyarakat memerlukan kebijakan yang
menjamin setiap anggota masyarakat untuk memperoleh makanan yang cukup dalam
jumlah dan mutunya. Dalam konteks ini masalah gizi tidak lagi semata-mata masalah
kesehatan tetapi juga masalah kemiskinan, pemerataan, dan masalah kesempatan kerja.
didominasi oleh masalah Kurang Energi Protein (KEP), masalah Anemia Besi, masalah
nutrisi , atau dengan ungkapan lain status nutrisinya berada bawah standar rata-rata.
Nutrisi yang dimaksud bisa berupa protein , karbohidrat , dan kalori. Di indonesia kasus
KEP ( Kurang energi protein ) adalah salah satu masalah gizi utama yang banyak
Banyak faktor yang mengakibatkan terjadinya kasus gizi buruk Menurut UNICEF
1. Kurangnya asupan gizi dari makanan. Hal ini disebabkan terbatasnya jumlah
makanan yang dikonsumsi atau makanannya tidak memenuhi unsur gizi yang
2. Akibat terjadinya penyakit yang mengakibatkan infeksi. Hal ini disebabkan oleh
rusaknya beberapa fungsi organ tubuh sehingga tidak bisa menyerap zat-zat
2. Perilaku dan budaya dalam pengolahan pangan dan pengasuhan asuh anak.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ada 3 faktor penyebab gizi buruk
1. Keluarga miskin
2. Ketidaktahuan orang tua atas pemberian gizi yang baik bagi anak.
3. . Faktor penyakit bawaan pada anak, seperti: jantung, TBC, HIV/AIDS, saluran
Program perbaikan gizi masyarakat merupakan salah satu program yang dilakukan
oleh Kementerian Kesehatan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran gizi keluarga
dalam upaya meningkatkan status gizi masyarakat terutama pada ibu hamil, bayi dan
anak balita.
Status gizi balita merupakan hal penting yang seharusnya diketahui oleh setiap orang
tua. Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia balita didasarkan fakta
bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa emas ini, bersifat irreversible (tidak dapat
pulih). Data tahun 2007 memperlihatkan 4 juta balita Indonesia kekurangan gizi, 700
ribu diantaranya mengalami gizi buruk. Sementara yang mendapat program makanan
Salah satu faktor yang menentukan daya tahan tubuh seorang anak adalah keadaan
gizinya. Pertumbuhan anak pada masa balita sangat pesat, sehingga membutuhkan zat
gizi yang relatif lebih tinggi daripada orang dewasa. Balita atau anak di bawah usia lima
tahun merupakan usia penting dalam pertumbuhan dan perkembangan fisik anak. Pada
14
usia ini, anak masih rawan dengan berbagai gangguan kesehatan, baik jasmani maupun
rohani.
Untuk KEP ringan dan sedang , gejala klinis yang bisa dijumpai pada anak
adalah berupa kondisi badan yang tampak kurus. Sedangkan gejala klinis KEP
bewrat/gizi buruk secara garis besar bisa dibedakan menjadi tiga tipe : marasmus,
1. Memberikan ASI eksklusif (hanya ASI) sampai anak berumur 6 bulan. Setelah itu,
anak mulai dikenalkan dengan makanan tambahan sebagai pendamping ASI yang sesuai
2. Anak diberikan makanan yang bervariasi, seimbang antara kandungan protein, lemak,
vitamin dan mineralnya. Perbandingan komposisinya: untuk lemak minimal 10% dari
total kalori yang dibutuhkan, sementara protein 12% dan sisanya karbohidrat.
15
3. Rajin menimbang dan mengukur tinggi anak dengan mengikuti program Posyandu.
Cermati apakah pertumbuhan anak sesuai dengan standar di atas. Jika tidak sesuai,
4. Jika anak dirawat di rumah sakit karena gizinya buruk, bisa ditanyakan kepada
petugas pola dan jenis makanan yang harus diberikan setelah pulang dari rumah sakit.
5. Jika anak telah menderita karena kekurangan gizi, maka segera berikan kalori yang
tinggi dalam bentuk karbohidrat, lemak, dan gula. Sedangkan untuk proteinnya bisa
energi anak. Berikan pula suplemen mineral dan vitamin penting lainnya. Penanganan
dini sering kali membuahkan hasil yang baik. Pada kondisi yang sudah berat, terapi bisa
dilakukan dengan meningkatkan kondisi kesehatan secara umum. Namun, biasanya akan
meninggalkan sisa gejala kelainan fisik yang permanen dan akan muncul masalah
penyakit harus di obati satu per satu. Penderita pun sebaiknya dirawat di rumah sakit
2.5.1 Pengertian
bahwa pada tahun 2010, bangsa Indonesia hidup dalam lingkungan sehat, berprilaku
hidup bersih dan sehat serta mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang setinggi-
tingginya. Untuk mencapai harapan tersebut ini Departemen Kesehatan ini menuangkan
visi barunya yaitu masyarakat mandiri untuk hidip sehat “dengan misi” Membuat
Masyarakat Sehat artinya dengan visi baru tersebut setiap usaha-usaha kesehatan di
masih tingginya angka kematian ibu dan bayi, masalah gizi dan pangan merupakan
masalah yang mendasarkan karma secara langsung menentukan kualitas sumber daya
manusia serta meningkatkan derajat kesehatan. Masalah gizi di Indonesia yang belum
teratasi, salah satunya adalah anemia. Anemia masih merupakan masalah pada wanita
Animea karena difisiensi zat besi merupakan penyebab utama anemia pada ibu hamil
dibandingkan dengan defisiensi zat gizi lainnya. Oleh karena itu anemia gizi pada masa
kehamilan sering diidentikkan dengan anemia gizi besi hal ini juga diungkapkan oleh
Simanjuntak tahun 1992, bahwa sekitar 70 % ibu hamil di Indonesia menderita anemia
gizi. Anemia defisiensi zat besi merupakan masalah gizi yang paling lazim didunia dan
17
menjangkiti lebih dari 600 juta manusia. Dengan frekuensi yang masih cukup tinggi
zat besi sebagai salah satu unsure pembentukannya. Hemoglobin berfungsi sebagai
pengikat oksigen yang sangat di butuhkan untuk metabolisme sel, hal ini dapat
menyebabkan anak lahir dengan berat badan rendah, keguguran dan juga menyebabkan
Anemia berat kaitannya dengan asupan gizi dari makanan kita sehari-hari, karena
itu memperbaiki pola makan merupakan jurus paling penting untuk mengatasi anemia.
Terapkan pola makan yang sehat, dengan selalu memperhatikan jumlah, jadwal dan
Asi Eksklusif adalah pemberian Air Susu Ibu saja kepada bayi umur 0 – 6 bulan
tanpa diberikan makanan atau minuman tambahan selain obat untuk terapi (pengobatan
penyakit).
ASI adalah satu – satunya makanan bayi yang paling baik, karena mengandung
zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi yang sedang dalam tahap percepatan
tumbuh kembang ( Sanyoto dan Eveline, 2008 ). ASI eksklusif atau lebih tepatnya
pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan
cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air putih, dan tanpa tambahan makanan
18
padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim. Bayi sehat
umumnya tidak memerlukan tambahan makanan sampai usia 6 bulan. Pada keadaan –
keadaan khusus dibenarkan untuk mulai memberi makanan padat setelah bayi berumur 4
bulan tetapi belum mencapai 6 bulan. Misalnya karena terjadi peningkatan berat badan
kurang atau didapatkan tanda – tanda lain yang menunjukkan bahwa pemberian ASI
(Roesli, 2005).
Menurut Utami (2005), ASI ekslusif dikatakan sebagai pemberian ASI secara
ekslusif saja, tanpa tambahan cairan sperti susu formula,jeruk,madu,air teh,air putih, dan
tim.
Untuk ibu :
- Mencegah perdarahan
Untuk bayi :
- Menambah kekebalan pada tubuh bayi sehingga bayi tidak mudah sakit
- Kolostrum
Merupakan cairan yang pertama kali keluar, berwarna kekuning – kuningan. Banyak
Merupakan ASI peralihan dari kolostrum menjadi ASI matur. Terjadi pada hari ke 4 –
Merupakan cairan yang berwarna putih kekuningan, mengandung semua nutrisi. Terjadi
2. ASI ekslusif diberikan pada bayi hanya ASI saja tanpa makanan
3. ASI diberikan secara non demand atau sesuai kebutuhan bayi, setiap hari
setiap malam.
BAB III
yang ingin berobat dapat menjangkaunya dengan berjalan kaki maupun menggunakan
kendaraan bermotor.
Puskesmas ini dahulunya adalah sebuah balai pengobatan yang dikelola oleh
Dinas Kesehatan Pemerintah Tinggkat II. Sesuai dengan kebutuhan masyarakat, maka
Agung,Kecamatan Kertapati. Letak Puskesmas ini ±300 meter dari jalan raya.Lokasinya
±491,8Ha.
Tabel 1
1 Kelurahan Kertapati 96 Ha
Total 491,8 Ha
Kondisi geografis Wilayah kerjanya terdiri dari dataran rendah dan rawa-rawa.
22
43.818 jiwa.
Buruh Kasar
Pedagang
Pegawai Negeri
Pengrajin
Pensiun
Pada umumnya mereka adalah tenaga kerja lepas pada sektor informal.
2. KIA/KB
3. Gizi
5. Pengobatan
Kertapati adalah
adanya ruang dan peralatan yang memadai, program kerja, sumber daya manusia
pelayanannya.
24
terhadap Ibu Hamil (Bumil), Ibu Bersalin (Bulin), Ibu yang telah bersalin
Kondom.Klinik ini dalam pelaksanaannya dilayani oleh dua orang bidan terlatih.
maupun pasien gakin (Jamkesmas). Disamping itu, klinik BP ini juga melayani
tindakan ke gawat daruratan dan rujukan pasien dari unit-unit fungsional lainnya
pengobatan terhadap penderita TB Paru dan Kusta selain penyakit lainnya. Pada
pelaksanaannya Klinik ini dilayani oleh seorang dokter umum, yaitu dibantu oleh
perawatan terlatih.
Klinik MTBS ini melayani pasien anak yaitu usia 0-5 bulan. Pada
pelaksanaannya klinik ini dilayani oleh seorang Dokter Umum yang dibantu oleh
para perawat terlatih. Pada Klinik ini mulai dikembangkan system Manajemen
Terpadu Balita Sakit ( MTBS ) untuk anak usia 2 bulan sampai 5 bulan dan
Manajemen Terpadu Balita ( MTBS) untuk anak usia 0-2 bulan. Dengan system
MTBS dan MTM ini pelaksanaan terhadap anak sakit dilakukan secara
makan dan riwayat imunisasi. Dengan demi kian apabila pada anak sakit ini
pengobatan ( kuratif). Disamping itu, pada klinik MTBS ini juga akan
kegiatan ini dilakukan deteksi dini. Stimulasi terhadap kasus dengan gangguan
Klinik ini melayani pengobatan dan perawatan gigi bagi seluruh lapisan
dan pencabutan gigi. Dalam pelaksanaannya klinik ini dilayani oleh para perawat
sekolah dan UKGMD bagi masyarakat umum terutama balita dan ibu di
5. Laboratorium
HB, golongan darah dan BTA sputum, di Puskesmas Kertapati petugas hanya
Puskesmas lain yang telah ditunjuk. Pelayanan dilakukan setiap hari bagi pasien
yang membuhkan.
27
6. Penyuluhan Kesehatan
Gizi
maupun diluar
Imunisasi
pasien lansia, yaitu pasien usia lebih dari 50 tahun. Puskesmas Santun Usia
maupun pelayanan di apotek. Hal ini bertujuan agar pasien lansia tidak lama
tersebut.
pemeriksaan antrometri ( BB, TB, Lingkar Pinggang), tekanan darah, Hb, gula
Setiap pasien akan mendapat Kartu Menuju Sehat Usia Lanjut ( KMS Lansia ).
seorang perawat terampil yang telah mendapat pelatihan khusus kesehatan lansia.
Namun, apabila terdapat kasus yang tidak dapat ditangani, maka pasien tersebut
lansia melalui posyandu lansia. Pada saat ini Puskesmas Kertapati telah memiliki
lansia. Kegiatan di posyandu lansia ini dilakukan oleh kader dan petugas dari
Puskesmas.
terhadap kespro remaja ,wanita usia subur dan pasien lansia. Setelah itu akan
KIA,dan ruang santun usia lanjut. Disamping itu, juga akan dilakukan
30
penyuluhan terhadap pasien tersebut. Khusus pasien kespro WUS ( Wanita Usia
10. Lain-Lain
pada Visi dan Misi, Motto, dan Nilai Puskesmas Kertapati serta pelaksanaannya
dilakukan.
A. Visi
B. Misi
prima
C. Motto
D. Nilai
Kebersamaan
Kekeluargaan
Keterbukaan
E. Protap
Lampiran
32
3.1.5 Ketenagaan
oleh seorang pimpinan Puskesmas yang sejak 27 Desember 2011 dijabat oleh dr.
Erine Dwinda I.P yang dibantu oleh 1 orang dokter umum,2 orang perawat ahli
madya, 3 orang perawat, 2 orang perawat gigi, 5 orang bidan, 2 orang assisten
apoteker, 1 orang sanitarian, 1 orang petugas gizi, 1orang petugas TU, 1 orang
dan seluruh staf Puskesmas Kertapati maka diadakan jadwal pembelajaran dan
pelatihan baik didalam maupun diluar Puskesmas Kertapti. Hal ini bertujuan
untuk meningkatkan kualitas dan keterampilan sumber daya manusia yang ada
di Puskesmas Kertapati.
Secara garis besar Puskesmas Kertapti dibagi atas beberapa unit kerja
BAB IV
4.1 Masalah
Pada BAB ini kami akan membahas permasalahan yang ada pada posyandu yang
t t
rindo
baru
kertapatih pada tahun 2010 belum memenuhi target. Hal ini dapat dilihat dari
pencapaian cakupan penimbangan balita yaitu sebesar 78% dari target 85%
sedangkan pada tahun 2011 telah mencapai target yaitu sebesar 85%.
Pada tahun 2012 ini bisa kita ambil salah satu contoh posyandu yang ada
tersebut hanya ada 32 balita yang menimbangkan bayinya keposyandu dari 88 balita
yang ada dikelurahan tersebut. Disini terlihat jelas bahwa masih kurangnya
kesadaran para ibu akan pentingnya status gizi pada balita mereka. Kurangnya
pengetahuan akan pentingnya penimbangan balita untuk mengetahui status gizi pada
posyandu.
1. Kurangnya kesadaran dan pengetahuan para ibu akan pentingnya status gizi pada
balita.
melakukan penimbangan.
3. Kurangnya peran serta lintas sektoral yang ada diwilayah puskesmas kertapatih.
4. Alasan kesibukan menjadi alasan utama yang membuat mereka malas untuk
pindah/meninggal/dll).
dipuskesmas kertapati :
informasi pada ibu-ibu akan pentingnya status gizi bagi balita mereka.
2. Memberikan pengertian dan motivasi kepada ibu-ibu agar tetap rajin membawa
4. Memberikan motivasi yang bisa terus mendorong ibu-ibu untuk tetap membawa
balita mereka, bisa berupa bubur kacang hijau / biskuit / susu, sehingga mereka
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil survailens gizi tentang cakupan penimbangan balita yang ada
kerja puskesmas kertapatih adalah karena kurangnya pengetahuan para ibu akan
pentingnya status gizi pada balita , kurangnya kesadaran ibu-ibu untuk membawa
alasan, misalnya saja saat ini sedang musim penghujan, mereka beralasan bahwa
rumah mereka terkena banjir sehingga menyebabkan mereka kadang enggan untuk
pergi ke posyandu untuk menimbang anak mereka, adanya perubahan data tentang
kemudian memberikan pengertian dan motivasi pada para ibu agar mereka bisa lebih
39
rajin lagi membawa anak mereka ke posyandu / puskesmas untuk menimbang balita
mereka, dan melakukan kunjungan kerumah ibu-ibu yang memiliki balita untuk
mereka.
5.2 SARAN
Adapun saran yang dapat diberikan untuk permasalahan tidak tercapainya target
penyuluhan kepada ibu-ibu yang memiliki balita dengan cara lebih meningkatkan
lagi kunjungan kerumah-rumah warga yang memiliki balita agar mereka dapat
mengetahui pentingnya kesehatan dan keadaan balita mereka. Sehingga mereka akan
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur dan kehadirat ALLAH AWT , karena
berkat rahmat dan ridho-Nya lah penulis dapat menyelesaikan Laporan Kesehatan
dukungan, dan kerjasama dari berbagai pihak, sehingga laporan ini dapat tersusun
dengan baik. Sehingga ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada yang terhormat :
7. Bapak H.M.Adjad Tulus Putra, SKM, M.kes, selaku ketua program studi
materi.
8. Ibu
11. Semua pihak nyang telah membantu pada saat pelaksanaan praktikum
gizi ini.
41
laporan ini karena keterbatasan dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena
itu,penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga
DAFTAR PUSTAKA
http:/bascommetro-com.blogspot.com/2011/10/gambaran-rendahnya-cakupan-
penimbangan.html
http://dc226.4shared.com/doc/YMP_wgpz/preview.html
http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.com/2011/12/analisis-cakupan-penimbangan-
balita-di.html
santoso soegeng dan anne lies ranti, 1999, kesehatan dan gizi, PT. Rineka Cipta, jakarta
43
LAPORAN PRAKTIKUM
SURVEILANS GIZI
OLEH :
KELOMPOK 13
TAHUN 2012
44
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh
Kelompok 13
M.Adjad.T.P.,SKM,M.Epid
LEMBAR PERSETUJUAN
Oleh
Kelompok 13
Mengetahui
46
Palembang