LAPORAN
SURVEILLANS INFEKSI RUMAH SAKIT (HAIs)
BULAN JUNI – AGUSTUS 2016
LAPORAN
SURVEILLANS INFEKSI RUMAH SAKIT (HAIs)
BULAN JUNI – AGUSTUS 2016
1. Latar Belakang
2. Tujuan
b. Tujuan Khusus
1) Menganalisa angka Infeksi Luka Operasi (ILO), Infeksi Saluran Kemih (ISK)
dan phlebitis, melihat trednnya, mencari penyebab, membuat laporan tertulis.
3. Sasaran. Sasaran yang menjadi tolok ukur kualitas pelayanan rumah sakit
terutama yang berkaitan dengan program kerja Komite PPI dalam mengumpulkan data
kejadian HAIs di rawat inap menggunakan cara surveilans angka kejadian infeksi (HAis),
adalah sebagai berikut:
4. Hasil Kegiatan. Kegiatan surveilans HAIs yang dilakukan oleh Tim PPI di rawat
inap selama kurun waktu bulan Juni sampai dengan Agustus 2016 ditampilkan dalam
bentuk grafik, dibawah ini :
Tabel 4.1 Hasil Surveilans HAI'S per unit kerja rawat inap RSAU dr. M. Munir pada bulan
Juni s.d Agustus 2016.
Standar Phlebitis
Tabel 4.2 Hasil Surveilans HAI'S (phlebitis) dirawat inap RSAU dr. M. Munir pada bulan
Juni s.d Agustus 2016.
4
Standar ISK
Tabel 4.5 Hasil Surveilans HAI'S (Infeksi Saluran Kemih/ISK) dirawat inap RSAU dr. M.
Munir pada bulan Juni s.d Agustus 2016.
1
0,8
0,6
0,4
0,2
0 0,00 0,00 0,00
Juni Juli Agustus
Standar ILO
Tabel 4.6 Hasil Surveilans HAI'S (Infeksi Luka Operasi/ILO) dirawat inap RSAU dr. M.
Munir pada bulan Juni s.d Agustus 2016.
5. Analisa :
a.Selama bulan Juni sampai dengan Agustus, tidak ada kejadian ILO dan ISK.
Walaupun ada denumerator (pasien yang operasi dan pemasangan kateter).
b.Angka kejadian phlebitis selama kurun waktu bulan Juni sampai dengan Agustus
2016 mengalami naik turun, dan masih jauh dari nilai standar yang ditetapkan.
Kejadian phlebitis tertinggi pada bulan Agustus sebanyak 32,89‰. Terendah pada
bulan Juli sebanyak 19,61‰. Sedangkan pada bulan Juni angka kejadian phlebitis
sebanyak 29,07‰.
5
c.Berdasarkan hasil survei dan stratifikasi pada kejadian phlebitis, diperoleh data
yang mendukung terjadinya phlebitis adalah sebagai berikut :
d) Pemakaian infus set dan vena kateter yang tidak close system
7) Pemakaian APD (sarung tangan) yang tidak tepat saat melakukan tindakan
injeksi, dan tindakan desinfeksi yang kurang memadai.
6. Rekomendasi dan Tindak Lanjut. Dari hasil pembahasan tersebut maka rekomendasi
dan tindak lanjut yang dilakukan terkait dengan upaya pencegahan dan pengendalian
infeksi (HAIs) khususnya pada kasus phlebitis adalah sebagai berikut :
6
3) Teknik fiksasi yang harus tepat diikuti dengan ukuran jarum insersi infus
yang disesuaikan dengan kondisi pasien.
g. Mematuhi dan melaksanakan prosedur hand hygiene sesuai five moment dan
sesuai prosedur.
k. Melaksanakan pemberian terapi per i.v yang single dose dan pencampuran di
area yang steril dan menerapkan sterilitas.
p. Nilai standar yang ditetapkan untuk kejadian phlebitis di RSAU dr. M. Munir
adalah <1,5%. Angka kejadian phlebitis pada 3 bulan (juni-agustus) ini secara
keseluruhan masih tinggi dari target <5‰, hal ini menunjukkan bahwa RSAU dr. M.
Munir masih harus meningkatkan upaya untuk menurunkan nilai infeksi sehingga
kualitas pelayanan meningkat. Serta mungkin perlu adanya evaluasi terhadap nilai
standar yang telah ditetapkan untuk dipertimbangkan dirubah disesuaikan
kemampuan perbaikan secara bertahap.
7. Penutup
b. Demikian laporan kegiatan surveillans HAIs ini dibuat, diharapkan dapat menjadi
suatu acuan untuk mengevaluasi terjadinya HAIs di rumah sakit sehingga dapat
meninkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien di rumah sakit.
Sumber Daya
PROSEDUR Analisis Sistem Komponen
Manusia
Perawat Mempengaruhi Terjadinya
Phlebitis
Pelaksanaan HH kurang Prosedur Pemasangan Infus
Kurang aseptik
APD kurang
saat melakukan tindakan aseptik
Tidak membaca SPO (injeksi dan pemasangan infus)
Prosedur Insersi, pemilihan Vena
Kateter dan lokasi insersi (vena)
Tidak melakukan monitoring daerah
insersi dan perawatan infus setiap hari
PHLEBITIS
infuse kurang