LAPORAN
SURVEILLANS INFEKSI RUMAH SAKIT (HAIs)
BULAN SEPTEMBER 2016
LAPORAN
SURVEILLANS INFEKSI RUMAH SAKIT (HAIs)
BULAN SEPTEMBER 2016
1. Latar Belakang
adalah infeksi yang didapat atau timbul pada waktu pasien dirawat di rumah sakit.
Bagi pasien, hal ini merupakan masalah serius yang dapat menyebabkan secara
langsung atau tidak langsung pada kematian pasien. Beberapa kejadian infeksi
penting pasien dirawat lebih lama di rumah sakit. Ini berarti pasien harus membayar
lebih mahal dan dalam kondisi tidak produktif. Disamping itu juga, rumah sakit juga
rumah sakit, maka diperlukan monitoring dan audit pelayanan berupa kegiatan
surveilans HAIs (phlebitis, ILO/IDO, IADP, VAP/HAP, ISK) yang akan dievaluasi
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mengevaluasi data angka kejadian HAIs di RSAU dr. M. Munir selama 3 bulan.
3
b. Tujuan Khusus
1) Menganalisa angka Infeksi Luka Operasi (ILO), Infeksi Aliran Darah Tepi
(IADP), Infeksi Saluran Kemih (ISK), Infeksi Pneumonia (HAP/VAP), dan infeksi
rumah sakit lainnya, melihat trednnya, mencari penyebab, membuat laporan
tertulis.
2) Menjadi dasar perubahan kebijakan dan prosedur untuk menurunkan angka
infeksi di RSAU dr. M. Munir.
3) Mengukur dan menilai keberhasilan suatu program pengendalian infeksi di
RSAU dr. M. Munir.
3. Sasaran
Sasaran yang menjadi tolok ukur kualitas pelayanan rumah sakit terutama yang
berkaitan dengan program kerja Komite PPI dalam mengumpulkan data kejadian HAIs di
rawat inap menggunakan cara surveilans angka kejadian infeksi (HAis), adalah sebagai
berikut:
4. Hasil Kegiatan
Kegiatan surveilans HAIs yang dilakukan oleh Tim PPI di rawat inap waktu
september 2016 ditampilkan dalam bentuk grafik, dibawah ini :
Tabel 4.1 Hasil Surveilans HAI'S (phlebitis) dirawat inap RSAU dr. M. Munir pada bulan
September 2016.
4
Tabel 4.2 Hasil Surveilans HAI'S (Infeksi Saluran Kemih/ISK) dirawat inap RSAU dr. M.
Munir pada bulan september 2016.
Tabel 4.3 Hasil Surveilans HAI'S (Infeksi daerah Operasi/IDO) dirawat inap RSAU dr. M.
Munir pada bulan september 2016.
5. Analisa :
a.Selama bulan september, belum ada kejadian IDO, ISK. Walaupun ada
denumerator (pasien yang operasi dan pemasangan kateter).
b.Angka kejadian phlebitis selama bulan september adalah 3,5 %. Kondisi ini
mengalami naik turun, dan masih jauh dari nilai standar yang ditetapkan.
Berdasarkan hasil survei dan stratifikasi pada kejadian phlebitis, diperoleh data yang
mendukung terjadinya phlebitis adalah sebagai berikut :
e) Pemakaian infus set dan vena kateter yang tidak close system
5) Belum dilakukan monitoring daerah insersi setiap hari dengan cara perawatan
infus setiap hari (penggantian penutup daerah insersi setiap hari saat monitoring
harian), dilakukan pada pemasangan infus yang menggunakan kassa (tanpa transparan
dressing).
7) Pemakaian APD (sarung tangan) yang tidak tepat saat melakukan tindakan injeksi,
dan tindakan desinfeksi yang kurang memadai.
3) Teknik fiksasi yang harus tepat diikuti dengan ukuran jarum insersi infus
yang disesuaikan dengan kondisi pasien.
e. Mematuhi dan melaksanakan prosedur hand hygiene sesuai five moment dan
sesuai prosedur.
i. Melaksanakan pemberian terapi per i.v yang single dose dan pencampuran di
area yang steril dan menerapkan sterilitas.
m. Nilai standar yang ditetapkan untuk kejadian phlebitis di RSAU dr. M. Munir
adalah <15‰. Angka kejadian phlebitis pada 3 bulan (juni-agustus) ini secara
keseluruhan masih tinggi dari target <5‰, hal ini menunjukkan bahwa RSAU dr. M.
Munir masih harus meningkatkan upaya untuk menurunkan nilai infeksi sehingga
kualitas pelayanan meningkat. Serta mungkin perlu adanya evaluasi terhadap nilai
standar yang telah ditetapkan untuk dipertimbangkan dirubah disesuaikan
kemampuan perbaikan secara bertahap.
2. Penutup
7
Pelaksanaan kegiatan surveillans HAIs dilakukan setiap hari dan merupkan suatu
upaya tanpa akhir yang perlu didukung oleh sumber daya manusia yang mempunyai
pengetahuan, ketrampilan serta sikap profesional dalam melakukan pengumpulan data.
Kegiatan surveillans HAI’s dilaporkan setiap bulan untuk melihat laju terjadinya infeksi
pada masing-masing ruang perawatan.
Demikian laporan kegiatan surveillans HAIs ini dibuat, diharapkan dapat menjadi
suatu acuan untuk mengevaluasi terjadinya HAIs di rumah sakit sehingga dapat
meninkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien di rumah sakit.
Sumber Daya
PROSEDUR Komunikasi Analisis Sistem Komponen
Manusia
Perawat Mempengaruhi Terjadinya
Prosedur Pemasangan Infus Survey Phlebitis
kurang aseptik Pembuatan laporan dan
Bidan Prosedur HH (Kepatuhan) kurang
saat melakukan tindakan aseptik melakukan pencatatan
Petugas Farmasi (injeksi dan pemasangan infus)
Prosedur Insersi, pemilihan Vena
Kateter dan lokasi insersi (vena)
Tidak melakukan monitoring daerah
insersi dan perawatan infus setiap hari
PHLEBITIS
Pemakaian kapas rendam alkohol untuk desinfeksi Penggunaan Kapas alkohol swab untuk desinfeksi
Pemakaian plester/hansaplast atau kassa
sebagai penutup daerah insersi dengan tindakan tidak aseptik Audit/survey kepatuhan hand hygiene
Rekomendasi