Anda di halaman 1dari 48

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah kematian ibu dan bayi di Indonesia yang masih tinggi merupakan fokus

utama pemecahan masalah kesehatan di Indonesia.Mortalitas dan morbiditas pada

wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di negara berkembang.

Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin. Lama

hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama

haid terakhir. Kehamilan merupakan keadaan fisiologis dapat diikuti proses patologis

yang mengancam keadaan ibu dan janin.

Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta

perubahan sosial di dalam keluarga. Pada umumnya kehamilan berkembangnya dengan

normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir namun

kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sulit diketahui sebelumnya bahwa

kehamilan akan menjadi masalah. Sistem penilaian risiko tidak dapat memprediksi

apakah ibu hamil akan bermasalah selama kehamilanya. Oleh karena itu

pelayanan/asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung

kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal.

Tingginya angka kematian ibu antara lain disebabkan rendahnya tingkat

pengetahuan ibu dan frekuensi antenatal care yang tidak teratur. Ada beberapa faktor
1
penyebab mengapa ibu hamil kurang termotivasi dalam melakukan antara antenatal care

yaitu : Kesibukan, tingkat sosial ekonomi yang rendah, dukungan suami yang kurang,

kurangnya kemudahan untuk pelayanan maternal, asuhan medik yang kurang baik,

kurangnyan tenaga terlatih.

Salah satu indikator untuk menilai kualitas pelayanan antenatal care dapat dikaji

dari tingkat pemanfaatan pelayanan antenatal care oleh masyarakat. Hal ini dapat dilihat

pada cakupan kunjungan ibu hamil dengan kesehatan yang keempat, untuk mendapatkan

pelayanan antenatal sesuai dengan standar yang ditetapkan, dengan syarat minimal satu

kali pada trimester satu dan trimester dua, satu kali kontak pada trimester dua, dua kali

kontak pada trimester tiga (K4)

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Palembang cakupan K1 dan K4 pada

tahun 2010 adalah 96,73 % dan 95,15 %. Cakupan K1 terendah terdapat di Kecamatan

Kemuning yaitu sebesar 91,83 % dan cakupan tertinggi di Kecamatan Sako sebesar

101,32 %. Sedangkan cakupan K4 terendah terdapat di Kecamatan Gandus dengan

pencapaian sebesar 85,83 % dan cakupan tertinggi terdapat di Kecamatan Plaju dengan

pencapaian sebesar 100 %.( Profil Dinas Kesehatan Kota Palembang 2010 )

Dari hasil praktikum di Puskesmas Sako Palembang, cakupan K1 dan K4 ibu

hamil pada tahun 2009-2010 sudah mencapai target yaitu 95 % dan 90 %, sedangkan

pada tahun 2011 cakupan K1dan K4 Ibu hamil mencapai 99 % dan 97 %. Target K1 dan

K4 ibu hamil pada tahun 2011 adalah 99 % dan 99 %. Sehingga cakupan K4 pada tahun

2011 belum mencapai target yang telah ditentukan. ( Profil Puskesmas Sako Palembang

2010-2011 )

2
1.2 Rumusan Masalah

Belum diketahuinya gambaran data kesehatan reproduksi di Puskesmas Sako

Palembang tahun 2011

1.3 Pertanyaan

1.3.1 Bagaimana gambaran data pencapaian kunjungan pertama (K1) dan kunjungan

terakhir (K4) ibu hamil di Puskesmas Sako Palembang tahun 2010-2011 ?

1.3.2 Bagaimana gambaran data ibu hamil yang ditolong tenaga kesehatan di

Puskesmas Sako Palembang tahun 2010-2011 ?

1.3.3 Bagaimana gambaran data Ibu nifas yang mendapat pelayan nifas di Puskesmas

Sako Palembang tahun 2010-2011 ?

1.3.4 Bagaimana gambaran data akseptor KB aktif di Puskesmas Sako Palembang

tahun 2010-2011 ?

1.3.5 Apa penyebab tidak tercapainya target kunjungan terakhir (K4) Ibu hamil di

Puskesmas Sako pada tahun 2011 ?

1.3.6 Bagaimana cara memecahkan masalah tidak tercapainya target kunjungan

terakhir ( K4) Ibu hamil di Puskesmas Sako palembang tahun 2011 ?

3
1.4 Tujuan

1.4.1 Tujuan umum

Diketahuinya informasi dan data tentang kesehatan reproduksi di Puskesmas

Sako Palembang tahun 2010-2011

1.4.2 Tujuan Khusus

1.4.2.1 Diketahuinya pencapaian target kunjungan pertama (K1) dan kunjungan terakhir

(K4) ibu hamil di Puskesmas Sako Palembang tahun 2010- 2011.

1.4.2.2 Diketahuinya pencapaian target ibu hamil yang ditolong tenaga kesehatan di

Puskesmas Sako Palembang tahun 2010-2011.

1.4.2.3 Diketahuinya pencapaian target ibu nifas yang mendapatkan pelayanan nifas di

Puskesmas Sako Palembang tahun 2010-2011

1.4.2.4 Diketahuinya pencapaian target akseptor KB di Puskesmas Sako Palembang

tahun 2010-2011

1.4.2.5 Diketahuinya penyebab tidak tercapainya target kunjungan terakhir (K4) pada

ibu hamil di Puskesmas Sako Palembang tahun 2011

1.4.2.6 Diketahuinya cara pemecahan masalah tidak tercapainya target kunjungan

terakhir (K4) ibu hamil di Puskesmas Sako Palembang tahun 2011.

4
1.5 Manfaat

1.5.1 Bagi Puskesmas Makrayu

Hasil praktikum kesehatan reproduksi di Puskesmas Sako Palembang ini

diharapkan bisa meningkatkan pelayanan kunjungan terakhir ( K4 ) ibu hamil

ditahun yang akan datang.

1.5.2 Bagi Bina Husada

Hasil praktikum kesehatan reproduksi di Puskesmas Sako Palembang ini

diharapkan dapat menjadi informasi dan refrensi bagi seluruh mahasiswa/I di

STIK Bina Husada Palembang.

1.5.3 Bagi Mahasiswa

Hasil praktikum kesehatan reproduksi ini dapat dijadikan sebagai sumber

informasi untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang berkaitan dengan

kesehatan reproduksi.

1.6 Ruang Lingkup

1.6.1 Lokasi Praktikum

Praktikum kesehatan reproduksi ini dilakukan di Puskesmas Sako Palembang

yang menjadi informasi adalah kepala puskesmas dan petugas setempat.

1.6.2 Waktu Praktikum

Waktu praktikum ini dilakukan selama satu minggu terhitung dari tanggal 26

November 2012 sampai dengan 22 Desember 2012

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kesehatan Reproduksi

Kesehatan Reproduksi menurut WHO (World HealthOrganizations) adalah suatu

keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit kecacatan

dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya.

atau suatu keadaan dimana manusia dapat menikmati kehidupan seksualnyaserta mampu

menjalankan fungsi dan proses reproduksinya secara sehatdan aman (Nugroho, 2010 )

Kesehatan reproduksi menurut Depkes RI adalah suatu keadaan sehat, secara

menyeluruh mencakup fisik, mental dan kedudukan sosial yang berkaitan dengan alat,

fungsi serta proses reproduksi, dan pemikiran kesehatan reproduksi bukan hanya kondisi

yang bebas dari penyakit melainkan juga bagaimana seseorang dapat memiliki seksual

yang aman dan memuaskan sebelum dan sudah menikah (Nugroho, 2010 )

Menurut UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009, kesehatan reproduksi adalah

keadaan sehat secara fisik, mental dan social secara utuh, tidak semata-mata bebas dari

penyakit atau kecacatan yang berkaitan system, fungsi, dan proses reproduksi pada laki-

laki dan perempuan.

Adapun ruang lingkup kesehatan reproduksi, yaitu

1. Kesehatan ibu dan bayi baru lahir

2. Pencegahan dan penanggulangan Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) termasuk

PMS-HIV/AIDS
6
3. Pencegahan dan penanggulangan komplikasi aborsi

4. Kesehatan reproduksi remaja

5. Pencegahan dan penanganan infertilitas

6. Kanker pada usia lanjut dan osteoporosis

7. Berbagai aspek kesehatan reproduksi lain,misalnya kanker serviks,mutilasi

genital,fistula,dll.

(Widayastuti,Yani.dkk.2009.).

Penerapan pelayanan kesehatan reproduksi oleh Departemen Kesehatan RI

dilaksanakan secara integratif memprioritaskan pada empat komponen kesehatan

reproduksi yang menjadi masalah pokok di Indonesia yang disebut paket Pelayanan

Kesehatan Reproduksi Esensial (PKRE) yaitu :

1. Kesehatan ibu dan bayi baru lahir

2. Keluarga Berencana

3. Kesehatan Reproduksi Remaja

4. Pencegahan dan penanganan infeksi saluran reproduksi,termasuk HIV/AIDS

Sedangkan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Komprehensif (PKRK) terdiri dari

PKRE ditambah kesehatan reproduksi pada usia lanjut.

(Widayastuti,Yani.dkk.2009.)

7
2.2 Kehamilan

2.2.1 Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil

normal adalah 280 hari (40 minggu ) dihitung dari hari pertama sampai terakhir. Oleh

karena dalam tubuh ada sesuatu yaitu individu yang tumbuh dan berkembang untuk

menyesuaikan diri,dengan adanya individu itu tubuh mengadakan perubahan ,memberi

tempat,kesempatan dan jaminan untuk tumbuh dan berkembang sampai saatnya

dilahirkan (Sarwono Prawirohardjo,2000)

Kehamilan merupakan suatu proses dalam rangka melanjutkan keturunan yang

terjadi secara alami, menghasilkan janin yang tumbuh dalam rahim ibu (Depekes RI,

2002).Masa kehamilan dari konsepsi dan berakhir sampir lahirnya janin Saifuddin

(2006:89)

2.2.2    Lamanya Kehamilan

Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga bayi lahir, kehamilan nomal akan 

berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender

internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester kesatu berlangsung

dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan

trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40)(Saifuddin, 2010 : 213).

8
2.3 Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

2.3.1 Pelayanan Antenatal Care (K1 dan K4)

Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan

profesional (dokter spesialis kandungandan kebidanan, dokter umum, bidan dan

perawat) kepada ibu hamil selama masa kehamilannya, yang mengikuti program

pedoman pelayanan antenatal yang ada dengan titik berat pada kegiatan promotif dan

preventif. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan K1 dan K4.

Cakupan K1 merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan

kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan

antenatal. Sedangkan K4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang mendapatkan

pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar serta paling sedikit empat kali kunjungan,

dengan distribusi sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester dua dan dua kali

pada trimester ketiga.

2.3.2 Tujuan Antenatal Care

Tujuan dilakukannya antenatal care yaitu :

1. Mendeteksi faktor resiko sedini mungkin dan penanggulangannya.

2. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh

kembang bayi.

9
3. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan

bayi.

4. Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin

terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan, dan

pembedahan.

5. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu

maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar

dapat tumbuh kembang secara normal. (Saifuddin, 2002).

2.3.3 Kunjungan Ibu Hamil K-1

Kunjungan baru ibu hamil (K1) adalah kontak ibu hamil yang pertama kali

dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan dengan standar

tertentu. Hubungan kunjungan baru ibu hamil (K1) sampai dengan kunjungan empat kali

pemeriksaan kehamilan (K4) secara langsung adalah jika ibu memeriksakan

kehamilannya yang pertama kali dan kontak ibu yang keempat atau lebih dengan

petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan hubungannya adalah

dapat memantau kemajuan kehamilan mengenali sejak dini adanya ketidak normalan

atau komplikasi pada ibu dan janin.

Tujuan K1 adalah untuk menfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu

maupun bayinya dengan jalan mengatakan hubungan kepercayaan dengan ibu,

mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan

10
kelahiran dan memberikan pendidikan. Asuhan itu penting untuk menjamin bahwa

proses alamiah dari kelahiran berjalan normal dan tetap demikian seterusnya

(JHPIEGO,2001)

2.3.4 Kunjungan ibu hamil K-4

Cakupan Kunjungan antenatal empat kali (k-4) adalah cakupan ibu hamil yang

telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit empat kali di

satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu (Petunjuk Teknis Standar Pelayanan

Bidang Kesehatan Di Kabupaten / Kota,Biro Hukum Organisasi Sekretariat Jenderal

(DepKes RI,2008).

Agar tujuan tersebut tercapai, pemeriksaan kehamilan harus segera dilaksanakan

begitu terjadi kehamilan yaitu ketika haidnya terlambat sekurang kurangnya satu bulan,

dan dilaksanakan terus secara berkala selama kehamilan. Ibu harus melaksanakan

pemeriksaan antenatal paling sedikit empat kali. Satu kali kunjungan pada trimester 1,

satu kunjungan pada trimester II dan dua kali kunjungan pada trimester III.

(Sulistyawati,Ari.2009)

2.3.5 Kebijakan Program

Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling lambat 4 kali selama

kehamilan, yaitu :

11
 Satu kali pada triwulan pertama

 Satu kali pada triwulan kedua

 Dua kali pada triwulan ketiga

1. Trimester I (0-14 minggu)

 Membina hubungan saling percaya antara bidan dan ibu sehingga suatu

mata rantai penyelamatan jiwa telah terbina jika diperlukan

 Mendeteksi masalah yang dapat diobati sebelum menjadi bersifat

mengancam jiwa.

 Mencegah masalah, seperti tetanus neonatorum, anemia defisiensi zat

besi, penggunaan praktek tradisional yang merugikan

 Memulai persiapan persalinan dan kesiapan untuk menghadapi

komplikasi

 Mendorong perilaku yang sehat (nutrisi, latihan dan kebersihan, istirahat

dan sebagainya.

2. Trimester II (14-28 minggu)

Sama seperti trimester pertama, ditambah kewaspadaan khusus mengenai tanda

trias.

 Pantau tekanan darah

 Evluasi eodema

 Periksa urine untuk mengetahui proteinuria

12
3. Trimester III (28-36 minggu)

Selama seperti pada trimester pertama dan kedua ditambah palpasi abdomen

untuk mengetahui apakah ada kehamilan ganda.

Adapun pelayanan / asuhan standar minimal termasuk “10 T” yaitu :

a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

b. Tentukan ukuran linkar lengan atas

c. Tekanan darah diukur

d. Tinggi fundus uteri diukur

e. TT (Tetanus Toksoid ) diberikan kepada ibu hamil

f. Tablet Fe dibeikan selama kehamilan sebanyak 90 tablet

g. Test terhadap Penyakit Menular Seksual (PMS)

h. Temui cara dalam rangka persiapan rujukan

i. Tata laksana terhadap ibu hamil

j. Tes laboratorium

Penatalaksanaan ibu hamil secara keseluruhan meliputi komponen-komponen

sebagai berikut :

a. Mengupayakan kehamilan yang sehat

13
b. Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penata laksanaan awal

serta rujukan bila diperlukan

c. Persiapan persalinan yang bersih dan aman.

d. Perencanaan antisipasif dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika

terjadi kompikasi

Menurut Saifuddin (2002), agar ibu hamil mendapatkan informasi yang

diperlukan, petugas kesehatan akan memberikan asuhan antenatal yang baik dengan

langkah-langkah, seperti berikut :

 Sapa ibu (dan juga keluarganya) dan membuatnya merasa nyaman.

 Kaji riwayat kehamilan ibu dan mendengarkan dengan teliti apa yang diceritakan

ibu

 Melakukan pemeriksaan fisik, seperlunya saja

 Melakukan pemeriksaan laboratorium

2.4 Pelayanan Nifas

Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika

alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung

selama kira-kira 6 minggu (Sulistyawati,Ari.2009)

Nifas dibagi dalam 3 periode :

14
1. Puerperium dini, yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan

berjalan-jalan. Dalam agama Islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja

setelah 40 hari.

2. Puerperium intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalis yang

lamanya 6 – 8 minggu.

3. Remote puerperium, waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna

terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi.

Pelayanan Nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam

sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Asuhan masa nifas diperlukan

dalam periode ini karena merupakan masa krisis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan

bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian

masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Masa neonatus merupakan masa krisis dari

kehidupan bayi, dua pertiga kematian bayi terjadi dalam 4 minggu setelah persalinan dan

60% kematiaan bayi baru lahir terjadi dalam waktu 7 hari setelah lahir.

(Bahiyatun,2009)

Bidan dapat memberikan asuhan kebidanan selama masa nifas melalui

kunjungan rumah, yang dapat dilakukan pada hari ketiga atau hari keenam, minggu

kedua dan minggu keenam setelah persalinan, untuk membantu ibu dalam proses

pemulihan ibu dan memperhatikan kondisi bayi terutama penanganan tali pusat atau

rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta memberikan penjelasan

mengenai masalah kesehatan secara umum, kebersihan perorangan, makanan bergizi,

15
perawatan bayi baru lahir, pemberian ASI, imunisasi dan KB. Dengan pemantauan

melekat dan asuhan pada ibu dan bayi pada masa nifas dapat mencegah beberapa

kematian ibu.(Bahiyatun,2009)

Semakin meningkatnya angka kematian ibu di Indonesia pada saat nifas (sekitar

60%) mencetuskan pembuatan program dan kebijakan teknis yang lebih baru mengenai

jadwal kunjungan masa nifas. Paling sedikit 4 kali kunjungan pada masa nifas,

dilakukan untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru tahir dan untuk mencegah,

mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi. Frekuensi kunjungan pada

masa nifas adalah:

a. Kunjungan I ( 6-8 jam setelah persalinan)

b. Kunjungan II ( 6 hari setelah persalinan)

c. Kunjungan III ( 2 minggu setelah persalinan)

d. Kunjungan IV ( 6 minggu setelah persalinan)

(Bahiyatun, 2009)

2.5 Peserta KB Aktif

Peserta KB aktif adalah Pasangan Usia Subur yang salah satu pasangannya masih

menggunakan alat kontrasepsi dan terlindungi oleh alat kontrasepsii tersebut. PUS

menjadi peserta KB aktif adalah pasangan suami isteri yang sah yang isterinya atau

suaminya masih menggunakan alat, obat atau cara kontrasepsi untuk mencegah

kehamilan dalam kurun waktu tertentu. Pencapaian peserta KB aktif di suatu


16
Kabupaten/Kota dihitung/diperkirakan setiap tahun berdasarkan perkiraan perhitungan

penurunan angka kelahiran total (Total Fertility Rate=TFR) yang telah ditetapkan secara

Nasional dan didistribusikan ke provinsi melalui Rapat Kerja Daerah program KB

Provinsi dan atau Kabupaten/Kota. (Bahiyatun, 2009)

2.5.1 Jenis-jenis KB

o Implan

Kelebihan

 Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)

 Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah dilepas

 Tidak memerluka pemeriksaan dalam

 Bebas dari pengaruh estrogen

 Tidak mengganggu hubungan seks

 Tidak menggaggu ASI

 Hanya perlu pemeriksa ke tenaga kesehatan jika ada keluhan

 Dapat dilepas sesuai kebutuhan.

Kekurangan:

17
 Akan timbul perasaan mual

 Bisa terjadi peningkatan atau penurunan berat badan

 Bisa menimbulkan sakit kepala

 Perubahan perasaan atau kegelisahan

 Membutuhkan tindak pembedahan kecil untuk insersi dan pencabutan

Kontrasepsi Mantap

o Tubektomi

Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas

(kesuburan) seorang perempuan secara permanen.

Kelebihan:

 Sangat efektif dan permanen

 Tindakan pembedahan yang aman dan sederhana

 Tidak ada efek samping

 Konseling mutlak diperlukan

 Tidak mempengaruhi proses menyusui

 Tidak mengganggu hubungan seks dan perubahan dalam fungsi seksual

Kekurangan:

18
 Harus dipertimbangkan dengan baik karena bersifat permanen (tidak dapat

dipulihkan kembali) kecuali dengan operasi rekanalisasi

 Dapat menyesal di kemudian hari saat ingin memiliki anak lagi

 Rasa sakit atau tidak nyaman dalam jangka pendek setelah tindakan

 Harus dilakukan dokter terlatih atau dokter spesialis.

o Vasektomi

Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi prid

dengan jalan melakukan okusi vasa deferensia sehingga alur transportasi sperma

terhambat dan proses fertilisasi (penyatuan dengan ovum) tidak terjadi.

Kelebihan:

 Sangat efektif dan permanen

 Tidak ada efek samping jangka panjang

 Konseling dan persetujuan mutlak diperlukan

Kekurangan:

o Komplikasi dapat terjadi saat prosedur berlangsung atau beberapa saat tindakan,

akibat reaksi anafilaksi yang disebabkan oleh penggunaan lidokain atau

manipulasi berlebihan terhadapa anyaman pembuluh darah di sekitar vasa

deferensia.

19
o Kondom

Kelebihan:

o Efektif bila digunakan dengan benar

o Murah dan dapat dibeli secara umum

o Tidak perlu pemeriksaan khusus

Kekurangan:

 Efektifitas tidak terlalu tinggi. Penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan

kontrasepsi

 Agak mengganggu hubungan seksual.

 Harus selalu tersedia.

o Suntikan

Kelebihan:

 Mudah digunakan. Hanya sekali suntik setiap tiga bulan dan bisa kembali subur

saat ingin dihentikan.

 Memberi perlindungan terhadap kanker rahim, kanker indung telur dan

pembengkakan pinggul.

 Memperkecil kemungkinan kurang darah dan nyeri haid.

 Tidak mengganggu hubungan intim dengan pasangan.

20
 Bisa digunakan wanita yang sudah punya anak ataupun baru menikah.

 Untuk kunjungan ulang tidak perlu terlalu tepat waktu.

 Jika digunakan ibu menyusui enam minggu setelah melahirkan, tidak

mempengaruhi ASI.

Kekurangan:

 Awal pemakaian bisa terjadi bercak darah.

 Bisa menyebabkan kenaikan berat badan.

 Setelah setahun menggunakan dan berhenti haid belum teratur.

 Kesuburan lambat kembali, membutuhkan waktu empat bulan atau lebih.

o Pil

Kelebihan:

 Sangat ampuh sebagai alat kontrasepsi apabila digunakan dengan benar dan tidak

terputus

 Tidak mengganggu hubungan intim dengan pasangan

 Bisa digunakan wanita segala usia

 Kesuburan segera kembali setelah dihentikan

 Mengatur siklus haid

Kekurangan:

21
 Pada tiga bulan pertama bisa merasakan mual

 Pendarahan atau bercak darah, terutama jika lupa atau terlambat minum pil.

 Bisa merasakan sakit kepala ringan

 Berat badan bisa naik

 Biasanya haid akan terhenti

 Walau sangat jarang, wanita yang memiliki darah tinggi atau berusia 35 tahun ke

atas dan merokok, berisiko terserang stroke, serangan jantung atau

penggumpalan darah dalam pembuluh.

o IUD

Kelebihan:

 Pencegahan kehamilan yang ampuh untuk paling tidak 10 tahun

 Tidak mengganggu hubungan seks dengan pasangan

 Tidak terpengaruh obat-obatan

 Bisa subur kembali setelah IUD dikeluarkan

 Tidak mempengaruhi jumlah dan kualitas ASI.Dapat mencegah kehamilan di

luar kandungan

Kekurangan:

22
 Terjadi perubahan siklus haid.

 Bisa merasakan pembengkakan di pinggul.

 Pemasangannya membutuhkan prosedur medis.

 Saat memasang dan mengeluarkan IUD, harus dilakukan tenaga kesehatan

terlatih.

 Bisa keluar dari rahim tanpa diketahui, sehingga wanita yang memakai IUD

harus rutin periksa ke tenaga kesehatan.

 Bisa merasakan nyeri setelah 3-5 hari pertama pemasangan

 Saat haid, darah yang keluar cukup banyak sehingga bisa menyebabkan kurang

darah.

23
BAB III

GAMBARAN INSTANSI TEMPAT PRAKTIK

3.1 Gambaran Umum Wilayah Praktik

3.1.1 Lokasi Wilayah Praktik

Lokasi Puskesmas Sako terletak pada wilayah kerja kecamatan Sematang Borang

kota Palembang, Lebung Gajah. Akan tetapi lokasi tersebut kurang strategis,

dikarenakan jalur transportasi umum untuk sampai Puskesmas Sako masih sangat

terbatas, untuk itu akses untuk sampai ke puskesmas Sako harus dengan menggunakan

besak atau bemo (becak bermotor).

3.1.2 Geografis Wilayah Praktik

Wilayah Puskesmas Sako terdiri dari 4 Kelurahan di Kecamatan Sematang

borang, yaitu :

1. Kelurahan Lebung Gajah

2. Kelurahan Srimulya

24
3. Kelurahan Suka Mulya

4. Kelurahan Karya Mulya

3.1.3 Batas Wilayah Kerja Puskesmas Sako Palembang

Wilayah Kerja Puskesmas Sako Palembang meliputi 24 Rw, 104 RT dengan

batas-batas wilayah kerja sebagai berikut :

 Sebelah Utara : Kabupaten Banyuasin

 Sebelah Selatan : Kecamatan Kalidoni

 Sebelah Timur : Kecamatan Kalidoni

 Sebelah Barat : Kecamatan Sako

Dengan luas Wilayah : 2861ha

Wilayah Kerja Puskesmas Sako Palembang adalah merupakan wilayah yang

padat penduduk yang terdiri dari sebagian dataran rendah dan sebagian rawa-rawa.

3.2 Gambaran Khusus Wilayah Praktik

3.2.1 Visi dan Misi Puskesmas Sako

VISI :

25
Tercapainya Kecamatan Sematang Borang Sehat Menuju Terwujudnya Indonesia

Sehat

MISI :

- Menggerakkan Pembangunan Kesehatan dengan Meningkatkan Kemitraan

dengan semua Pihak

- Mendorong Kemandirian Masyarakat untuk Hidup Sehat Melalui Pemberdayaan

Masyarakat

- Memelihara dan Meningkatkan Kualitas SDM, Sarana dan Prasarana Kesehatan

yang ada

- Memelihara dan Meningkatkan Kesehatan Perorangan Keluarga dan Masyarakat

beserta Lingkungannya.

MOTTO :

1. Ramahlah, satu langkah, satu senyuman

2. Kreatiflah, ada Ide langsung Action

3. Disiplin dimulai dari diri kita masing-masing

4. Pelayanan Prima Idaman Kami

NILAI :

1. Kemitraan

2. Kebersamaan dan Kekeluargaan

3. Keterbukaan

26
4. Kerja Keras

3.2.2 Fungsi Puskesmas

 Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan

 Sebagai pemberdayaan masyarakat serta keluarga

 Sebagai tempat pelayanan kesehatan tingkat pertama.

3.2.3 Tugas Pokok Puskesmas

Tugas Pokok Puskesmas

1. Mengusahakan agar Fungsi Puskesmas dapat diselenggarakan dengan baik

2. Merubah, mengendalikan dan menghilangkan semua unsure fisik dan lingkungan

yang member pengaruh terhadap kesehatan masyarakat

3. Melaksanakan pelayanan pengobatan jalan

4. Mencegah pemberantasan dan pencegahan penyakit

5. Melaksanakan pelayanan kesehatan ibu dan anak, KB

6. Melakukan perbaikan gizi masyarakat

3.2.4 Fasilitas Pelayanan Kesehatan

1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

- Ibu Hamil, nifas, menyusui

- Keluarga Berencana (KB)

27
- Bayi dan Balita sakit

2. Pelayanan Pengobatan

- Emergency

- Pengobatan Umum

- Pengobatan Gigi

- Rujukan

3. Penyuluhan Kesehatan

- Penyuluhan di Posyandu

4. Pelayanan Laboratorium

- Pemeriksaan Urin

- Pemeriksaan Funtum

5. Klinik Sehat Gilingan Mas

 Klinik Gizi

 Pemberian Vitamin A dan pil penambah darah

 Konsultasi balita BGM ( Bawah Garis Merah)

 Konsultasi Bayi/balita sehat

 Pelayanan Imunisasi

 BCG

 DPT,HB,Combo

 Polio

 Hepatitis

28
 Campak

 Tetanus Toksid (TT)

 Pelayanan Sanitasi

 Konsultasi

 Konsutasi tentang Rumah Sakit

 Konsultasi PHBS

6. Klinik MTBS

 Melayani Balita Sakit Terpadu

 Tenaga Kerja Puskesmas Sako

3.2.5 Staf / Tenaga Kesehatan Puskesmas Sako

Berdasarkan data kepegawaian yang ada di Puskesmas Sako digolongkan ketenaga

kerjaan umum (sumber daya umum) dan golongan ketenaga kerjaan kesehatan (sumber

daya kesehatan) yang rinciannya dapat dilihat pada table dibawah ini:

Tabel 3.1
Jumlah Tenaga Kerja Puskesmas Sako

No Status Jumlah

1 Pemimpin 1

2 Dokter Umum 1

3 Dokter Spesialis 1

4 Dokter Gigi 1

29
5 S1 SKM 4

6 D3 Keperawatan 2

7 Lulusan SPK 2

8 D3 Kebidanan 11

9 Asisten Apoteker 1

10 D1 Gizi 1

11 D3 Farmasi 1

12 D3 Sanitasi 2

Jumlah 28
Sumber : Profil Puskesmas Sako Palembang

3.3 Hasil Praktikum

Berdasarkan hasil praktikum didapatkan data sebagai berikut :

Grafik 4.1
Jumlah K1 dan K4 Ibu Hamil di Puskesmas Sako Palembang
Tahun 2009

30
K1 K4

95 95 95 95

92.5

90.97 91.04
90.74

Lebung Gajah Srimulya Suka Mulya Karya Mulya

Sumber : Profil Puskesmas Sako Palembang tahun 2009

Berdasarkan hasil grafik diatas, jumlah ibu hamil yang melakukan kunjungan

pertama ( K1 ) dan kunjungan terakhir ( K4 ) di Puskesmas Sako pada tahun 2009

adalah 95 % dan 91 %. Target K1 dan K4 yang telah ditetapkan pada tahun 2009 adalah

95 % dan 90 %. Sehingga dari empat kelurahan yang ada di Puskesmas Sako, kunjungan

pertama ( K1 ) dan kunjungan terakhir ( K4 ) ternyata sudah mencapai target yang telah

ditentukan.

Grafik 4.2
Jumlah K1 dan K4 Ibu Hamil di Puskesmas Sako Palembang
Tahun 2010

31
K1 K4

97

96 96 96 96

95 95

93

Lebung Gajah Srimulya Suka Mulya Karya Mulya

Sumber :Profil Puskesmas Sako Palembang Tahun 2010

Berdasarkan hasil grafik diatas jumlah kunjungan pertama ( K1 ) pada Ibu hamil

di Puskesmas Sako Palembang mencapai 97 %, sedangkan pada kunjungan terakhir ( K4

) Ibu hamil di Puskesmas Sako Palembang mencapai 96 %. Target K1 dan K4 ibu hamil

yang telah ditetapkan pada tahun 2010 adalah 97 % dan 96 %. Cakupan kunjungan

terakhir ( K4 ) Ibu hamil telah mencapai target yang telah ditentukan.

Grafik 4.3
Jumlah K1 dan K4 Ibu Hamil di Puskesmas Sako Palembang
Tahun 2011

32
K1 K4

100
99
98
97 97 97
96

94

Lebung Gajah Srimulya Suka Mulya Karya Mulya


Sumber :Profil Puskesmas Sako Palembang Tahun 2011

Berdasarkan hasil grafik diatas jumlah kunjungan pertama ( K1 ) pada Ibu hamil

di Puskesmas Sako Palembang mencapai 100 %, sedangkan pada kunjungan terakhir

( K4 ) Ibu hamil di Puskesmas Makrayu Palembang mencapai 97 %. Target K1 dan K4

ibu hamil yang telah ditetapkan pada tahun 2011 adalah 100 % dan 99 %. Cakupan

kunjungan terakhir ( K4 ) Ibu hamil belum mencapai target yang telah ditentukan.

Dari empat kelurahan yang ada di Sematang Borang yang paling rendah

cakupan kunjungan terakhir ( K4 ) Ibu hamil pada tahun 2011 di Puskesmas Sako

Palembang adalah kelurahan Suka Mulya dengan pencapaian sebesar 94 % sedangkan

cakupan tertinggi kunjungan terakhir ( K4 ) Ibu hamil di Puskesmas Sako Palembang

tahun 2011 adalah kelurahan Karya Mulya dengan pencapaian 98 %

Grafik 4.3

33
Jumlah Ibu Bersalin Yang Ditolong Tenaga Kesehatan Di Puskesmas Sako
PalembangTahun 2009-2011

100
90
80
70 2009
60
Axis Title 2010
50
2011
40
30
20
10
0
Lebung Srimulya Suka Karya
Gajah Mulya Mulya

Sumber : Profil Puskesmas Sako Palembang Tahun 2009-2011

Berdasarkan grafik diatas jumlah Ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga

kesehatan di Puskesmas Sako Palembang pada tahun 2009, 2010 dan 2011 adalah 100

% . Cakupan Ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan di Puskesmas Sako pada

tahun 2009-2011 sudah mencapai target yang telah ditetapkan yaitu 100%.

34
Grafik 4.4
Ibu Nifas Yang Mendapatkan Pelayanan Nifas di Puskesmas Sako Palembang
Tahun 2009 - 2011

100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Lebung Gajah Srimulya Suka Mulya Karya Mulya

Sumber : Profil Puskesmas Sako Palembang Tahun 2009-2011

Berdasarkan hasil grafik diatas jumlah ibu nifas yang mendapatkan pelayanan

nifas di Puskesmas Sako Palembang pada tahun 2009-2011 yaitu 100%. Jumlah ibu

nifas yang mendapat pelayanan nifas telah mencapai target yang telah ditentukan

yaitu 100% .

Dari empat kelurahan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Sako Palembang

ternyata cakupan Ibu nifas tercapai semua mendapatkan pelayanan nifas pada tahun

2009-2011.

35
Grafik 4.5
Jumlah Akseptor KB Aktif di Puskesmas Sako Palembang
Tahun 2009

45

40
IUD
35
MOW/MOP
30
IMPLANT
25 SUNTIK
20 PIL
KONDOM
15

10

0
Lebung Gajah Srimulya Suka Mulya Karya Mulya

Sumber : Profil Puskesmas Sako Palembang Tahun 2009

Berdasarkan hasil grafik diatas, jumlah akseptor KB aktif pada tahun 2009 di

Puskesmas Sako Palembang mencapai 59,64 %. Target yang telah ditetapakan pada

tahun 2009 adalah 60%. Cakupan terendah akseptor KB aktif di Puskesmas Sako

adalah akseptor KB IUD dengan pencapaian sebesar 7.9 %. Sedangkan cakupan

tertinggi akseptor KB aktif adalah suntik dengan pencapaian sebesar 125,05%.

36
Grafik 4.6
Jumlah Akseptor KB Aktif di Puskesmas Sako Palembang
Tahun 2010

60

50 IUD
MOP / MOW
40
IMPLANT
30 SUNTIK

20 PIL
KONDOM
10

0
Lebung Gajah Srimulya Suka Mulya Karya Mulya

Sumber : Profil Puskesmas Sako tahun 2010

Berdasarkan grafik diatas, jumlah akseptor KB aktif di Puskesmas Sako

Palembang tahun 2010 mencapai 66,36%. Target yang telah ditetapkan pada tahun

2010 adalah 65 %. Cakupan terendah akseptor KB aktif di Puskesmas Sako adalah

akseptor KB MOP/MOW dengan pencapaian sebesar 0,36%. Sedangkan cakupan

tertinggi akseptor KB aktif adalah PIL dengan pencapaian sebesar 120,00%.

37
Grafik 4.6
Jumlah Akseptor KB Aktif di Puskesmas Sako Palembang
Tahun 2011

40

35 IUD
30 MOP / MOW
25 IMPLANT
20 SUNTIK
15 PIL
10 KONDOM
5

0
Lebung Gajah Srimulya Suka Mulya Karya Mulya

Sumber : Profil Puskesmas Sako tahun 2011

Berdasarkan grafik diatas, jumlah akseptor KB aktif di Puskesmas Sako

Palembang tahun 2011 mencapai 65,95%. Target yang telah ditetapkan pada tahun

2011 adalah 70%. Cakupan terendah akseptor KB aktif di Puskesmas Makrayu adalah

akseptor KB MOP/MOW dengan pencapaian sebesar 0,37%. Sedangkan cakupan

tertinggi akseptor KB aktif adalah suntik dengan pencapaian sebesar 121,94%.

38
BAB IV

MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH

4.1 Masalah

Dari beberapa data yang diambil saat praktikum kesehatan reproduksi di

Puskesmas Sako Palembang, yang menjadi masalah kesehatan reproduksi adalah

tidak tercapainya target pencapaian kunjungan terakhir ( K4 ) ibu hamil tahun 2011.

4.1.1 Identifikasi Masalah

Menurut metode fish bone, turunnya pencapaian target kunjungan terakhir

(K4) ibu hamil dan tidak tercapainya target kujungan terakhir ( K4 ) di Puskesmas

Sako Palembang tahun 2011 disebabkan oleh bebarapa hal, yaitu :

39
METHODE FISH BONE

Methode ( Cara ) Money ( Dana ) Man ( Orang )

Konseling Tersedia Ibu Hamil

Diskusi Individu Cukup Petugas Kesehatan


K4
& kelompok

Lintas Program Tensi TT Vit. A

Lintas Sektora Timbangan, Steteschop Tambelt Fe Kalk

Market ( Pasar) Material ( Alat ) Medicine ( Obat )

40
- Man ( Orang )

Orang yang dapat membuat tidak tercapainya target dan kunjungan

terakhir (K4) ibu hamil di Puskesmas Sako Palembang pada tahun 2011

adalah :

 Ibu Hamil

Belum maksimalnya keinginan dan kemauan dari ibu hamil untuk

memeriksakan kehamilannya ke puskesmas. Selain itu masih kurangnya

pengetahuan ibu tentang manfaat kunjungan kehamilan bagi kesehatannya dan

janinnya, sehingga mereka beranggapan bahwa tanpa kunjungan kehamilan

janin dan dirinya masih tetap sehat dan baik.

 Petugas Kesehatan

Belum optimalnya kegiatan konseling dan penyuluhan yang dilakukan

oleh tenaga kesehatan tentang pemeriksaan kehamilan dan kunjungan

kehamilan ibu hamil sehingga membuat ibu hamil tidak ingin melakukan

kunjungan kehamilan di puskesmas.

Selain itu kurang tersedianya tenaga bidan di puskesmas membuat ibu-

ibu hamil kurang mendapatkan informasisecara jelas sehingga target yang

diingkan tidak tercapai.

 Keluarga

41
Belum maksimalnya dukungan dari keluarga juga bisa membuat tidak

tercapainya kunjungan terakhir (K4) pada ibu hamil tersebut. Biasanya

keluarga terlalu sibuk dalam pekerjaannya sehingga terkadang tidak

memperdulikan waktu kunjungan ibu hamil tersebut yang akhirnya tidak

melakukan kunjungan.

- Money ( Dana )

Kurangnya ketersediaan dana di Puskesmas membuat fasilitas di

Puskesmas pun kurang tersedia, sehingga membuat ibu-ibu hamil lebih

memilih untuk memeriksakan kehamilan ke bidan-bidan tertentu

- Methode ( metode )

Belum optimalnya metode yang digunakan dalam kegiatan kunjungan

ibu hamil sehingga membuat ibu hamil kurang tertarik untuk datang

memeriksakan kehamilannya. Biasanya metode yang sering dilakukan dalam

kunjungan ibu hamil adalah tanya jawab dan langsung mempersilahkan ibu-

ibu hamil pulang tanpa diskusi secara lebih lama dan jelas.

- Market ( Kerjasama Lintas Program dan Lintas Sektor )

Hubungan kerjasama lintas sektor dan lintas program untuk

menjalankan program K1 dan K4 sangat diperlukan. Hubungan lintas sektor

biasanya adalah dukungan dari Kecamatan atau Instansi lainnya. Sedangkan

kegiatan lintas program yang dapat membantu tercapainya target kunjungan

42
terakhir ( K4 ) ibu hamil dapat berupa pelatihan kader-kader kesehatan yang

dilakukan dengan program posyandu, penyuluhan dan lain-lain.

- Material ( Alat )

Belum terpenuhinya semua alat yang dibutuhkan puskesmas untuk

memeriksa kehamilan secara lengkap, sehingga ibu-ibu hamil tidak bisa

memeriksakan kehamilan dan terkadang lebih memilih memeriksakan

kehamilannya ke bidan-bidan tertentu atau rumah sakit.

- Medicine ( Obat )

Obat-obat yang tersedia di Puskesmas sangat mendukung tercapainya

kunjungan kehamilan. Namun tidak tercapainya target kunjungan kehamilan

biasanya karena kurang maksimalnya pemberian obat-obat yang diperlukan

untuk ibu-ibu hamil.

4.1.2 Upaya Pemecahan Masalah

Upaya pemecahan masalah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

target kunjungan terakhir (K4) ibu hamil di Puskesmas Sako Palembang

adalah :

- Ibu hamil harus lebih meningkatkan kunjungan dan pemeriksaan kehamilan

janinnya agar mengetahui kondisi kesehatan kehamilannya.

43
- Petugas kesehatan yang ada di Puskesmas lebih mengoptimalkan kegiatan

konseling terhadap ibu hamil yang melakukan kunjungan berupa mengadakan

tanya jawab keluhan si ibu hamil secara jelas. Selain itu petugas kesehatan di

Puskesmas diharapkan selalu menarapkan 10 T kepada Ibu hamil yang

melakukan pemeriksaan kehamilan dan kunjungan kehamilan, yaitu:

o Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

o Tentukan ukuran linkar lengan atas

o Tekanan darah diukur

o Tinggi fundus uteri diukur

o TT (Tetanus Toksoid ) diberikan kepada ibu hamil

o Tablet Fe dibeikan selama kehamilan sebanyak 90 tablet

o Tes terhadap Penyakit Menular Seksual (PMS)

o Temui cara dalam rangka persiapan rujukan

o Tata laksana terhadap ibu hamil

o Tes laboratorium

- Metode yang digunakan untuk pemeriksaan kehamilan dan kunjungan

kehamilan hendaknya diberikan dengan cara yang menarik seperti adanya

diskusi antara petugas kesehatan dan ibu hamil dan informasi yang didapatkan

dari penggunaan metode tersebut benar-benar jelas dan dimengerti oleh Ibu

hamil. Metode yang bisa diberikan kepada ibu hamil yang melakukan

kunjungan dapat berupa :

o Door price

44
Pemberian door price ini ditujukan kepada ibu-ibu hamil yang rutin

melakukan kunjungan pertama (K1) dan kunjungan terakhir (K4).

Tujuan metode door price ialah untuk menarik perhatian ibu-ibu untuk

selalu rutin melakukan kunjungan pertama (K1) dan kunjungan

terakhir (K4) sehingga mereka menyadari manfaat dari kunjungan

kehamilan bagi dirinya dan janinnya.

o Pemberian leaflet tentang materi kehamilan kepada ibu-ibu hamil di

wilayah kerja Puskesmas Makrayu yang melakukan kunjungan

kehamilan. Tujuan metode pemberian leaflet ini adalah untuk

memudahkan ibu-ibu hamil dalam memahami dan mengingat apa saja

yang telah dijelaskan petugas kesehatan dalam kunjungan kehamilan.

o Menggunakan metode umpan balik kepada ibu hamil yang melakukan

kunjungan. Tujuan metode ini adalah untuk memberikan informasi

kepada ibu hamil yang melakukan kunjungan dengan cara berupa

gambar yang menarik dan jelas.

o Bagi ibu hamil yang tidak datang untuk melakukan kunjungan bisa

dilakukan dengan metode home visite atau kunjungan rumah. Metode

home visite ini adalah untuk mengetahui alas an ibu hamil tersebut

tidak datang dalam kunjungan dan pemeriksaan kehamilan.

- Alat yang tersedia di Puskesmas hendaknya lengkap dan tersedia sehingga

tidak ada lagi alasan Ibu hamil untuk melakukan kunjungan dan pemeriksaan

kehamilan.

45
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan praktikum maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Pencapaian jumlah ibu hamil yang melakukan kunjungan pertama (K1) dan

kunjungan terakhir (K4) di Puskesmas Sako pada tahun 2009 adalah 95% dan

91%, sedangkan pencapaian kunjungan pertama (K1) dan kunjungan terakhir

(K4) pada tahun 2010 adalah 97% dan 96%, dan pencapaian kunjungan

pertama (K1) dan kunjungan terkahir (K4) pada tahun 2011 100% dan 97%

Target K1 dan K4 yang telah ditetapkan pada tahun 2009 adalah 95% dan

90%, sedangkan target K1 dan K4 pada tahun 2010 adalah 97% dan 96%. Dan

target K1 dan K4 pada tahun 2011 100% dan 99%

2. Pencapaian jumlah Ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan di

Puskesmas Sako Palembang pada tahun 2009, 2010 dan 2011 adalah 100%.

46
Pencapaian Ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan di Puskesmas

Sako pada tahun 2009-2011 sudah mencapai target yang telah ditetapkan yaitu

100%.

3. Pencapaian jumlah ibu nifas yang mendapatkan pelayanan nifas di

Puskesmas Sako Palembang pada tahun 2009, 2010 dan 2011 yaitu 100%.

Jumlah ibu nifas yang mendapat pelayanan nifas telah mencapai target yang

telah ditentukan yaitu 100%.

4. Pencapaian jumlah akseptor KB aktif pada tahun 2009-2011 di Puskesmas

Sako Palembang adalah 59,64, 66,36% dan 65,95%. Sedangkan Target yang

telah ditetapakan pada tahun 2009, 2010 dan 2011 adalah 60%, 65% dan 70%.

5. Penyebab tidak tercapainya target K4 pada tahun 2011 adalah kurangnya

pengetahuan ibu hamil tentang manfaat kunjungan kehamilan terhadap

kesehatan janin dan dirinya, belum maksimalnya kegiatan konseling dan

penyuluhan yang diberikan tenaga kesehatan terhadap ibu-ibu hamil.

6. Cara pemecahan masalah tidak tercapainya target K4 pada tahun 2011 adalah

lebih mengoptimalkan kegiatan konseling dan penyuluhan tentang manfaat

kunjungan kehamilan terhadap ibu-ibu hamil dan memberikan informasi

secara jelas tentang manfaat kunjungan kehamilan terhadap ibu-ibu hamil.

5.2 Saran

1. Diharapkan ibu-ibu hamil lebih meningkatkan pengetahuannya tentang

manfaat dari kunjungan kehamilan terhadap kesehatannya dan janinnya.

47
2. Petugas kesehatan harus lebih mengoptimalkan kegiatan konseling dan

penyuluhan kepada ibu-ibu hamil agar ibu-ibu hamil lebih sadar akan

pentingnya kunjungan kehamilan.

3. Diharapkan kerjasama antara petugas kesehatan dan ibu-ibu hamil untuk dapat

meningkat pencapaian target kunjungan kehamilan di Puskesmas Sako

Palembang pada tahun selanjutnya.

48

Anda mungkin juga menyukai