Anda di halaman 1dari 12

ISU TERKINI AKK

(Stunting)
• Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada
anak balita akibat dari kekurangan gizi
kronis sehingga anak terlalu pendek untuk
usianya (Depkes, 2017).

• Stunting adalah sebuah kondisi dimana tinggi


badan seseorang ternyata lebih pendek
dibanding tinggi badan orang lain pada
umumnya (yang seusia) (Kemenkes, 2017).

Stunting
• Jangka pendek adalah terganggunya perkembangan
otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, dan
gangguan metabolisme dalam tubuh

• Dalam jangka panjang akibat buruk yang dapat


ditimbulkan adalah menurunnya kemampuan
kognitif dan prestasi belajar, menurunnya kekebalan
tubuh sehingga mudah sakit, dan resiko tinggi untuk
munculnya penyakit diabetes, kegemukan, penyakit
jantung dan pembuluh darah, kanker, stroke, dan
disabilitas pada usia tua

Dampak buruk
Kasus
• Metrotvnews.com, Kupang: Stunting adalah salah satu masalah gizi
yang masih banyak terjadi di Indonesia. Salah satu provinsi yang masih
memiliki persentase stunting tinggi adalah Nusa Tenggara Timur, yaitu
59-60 persen, dimana tertinggi kedua setelah Sulawesi Barat.
"Anak mengalami stunting akibat kurang gizi saat dalam kandungan
sehingga tumbuh pendek dan berat badan tak normal.
Jika anak mengalami stunting, maka kecerdasan otak pun akan ikut
terpengaruh, dalam hal ini ikut menurun. Artinya, kemampuan anak
untuk bisa mencapai tingkat akademik yang tinggi pun akan semakin
sulit dan berpeluang menjadi beban negara dimana seharusnya bisa
menjadi aset.
Oleh karena itu, agar para wanita yang ingin hamil mempersiapkannya
dengan baik dan bertanggung jawab.
"Kalau sedang hamil tak perlu ikut diet supaya tetap terlihat langsing.
Yang penting gizi dalam kandungan tercukupi," tandasnya. Terkait gizi,
kebanyakan ibu hamil (bumil) di daerah kurang maju memang kurang
mendapatkan informasi terkait hal tersebut. Selain itu, sumber pangan
pun tak memadai di daerah-daerah tersebut. Meski demikian, tak
dipungkiri bahwa peran budaya turut berperan dalam menghambat
pemenuhan gizi bumil.
• "Contohnya, di NTT ini banyak ikan yang kaya akan protein. Tapi bumil dilarang
makan karena nanti anaknya kalau lahir jadi bau. Itu kan hanya akal-akalan para
bapak saja biar bisa maka ikan," terangnya sambil bergurau.
Masih terkait pangan, Nila berharap masyarakat daerah dapat memanfaatkan
makanan yang berpotensi tumbuh dengan subur di daerah tersebut untuk dijadikan
sebagai sumber gizi.
"Tingkat kesuburan di NTT memang lebih rendah daripada daerah lain, namun ada
beberapa tanaman yang bagus ditaman seperti jagung dan daun kelor (yang bisa
dimanfaatkan)," ujarnya memberi saran.
Selain itu, Nila juga mengungkapkan bahwa ada kebiasaan di beberapa daerah NTT
yang juga memicu terjadinya stunting pada anak. Misalnya, sekitar 75 persen ibu di
perbatasan Atambua tidak dapat memberikan ASI secara ekslusif karena diasingkan
dan hidup terpisah dari anak karena budaya di daerah tersebut.
"Ada faktor budaya yang memang di luar kemampuan bidang kesehatan. Padahal
dalam hal ini, terlihat bahwa budaya memegang peran penting terkait kebiasaan suatu
daerah," ungkapnya.
Menanggapi hal tersebut, dr. Kornelis Kodi Mete mengaku bahwa saat ini
pemerintah Provinsi NTT setempat tengah melakukan perbaikan melalui beberapa
program seperti penyuluhan dan membantu distribusi bahan pangan.
"Kami mengupayakan tenaga kesehatan (nakes) untuk terus memberikan pemahaman
terkait gizi dan turut berkerja sama dengan sektor lain dalam hal ketersediaan bahan
pangan," katanya dalam kesempatan yang sama.
What • 50-60 persen anak di Nusa Tenggara Timur
mengalami kekurangan gizi (stunting)

Who • Anak-Anak 0-2 Tahun

Where • Nusa Tenggara Timur

5W
When • Tahun 2017
• Asupan zat gizi pada 1000 HPK kurang baik rata-rata
akibat budaya yang melarang ibu hamil mengkonsumsi
ikan pada saat mengandung
• kurangnya ketersediaan bahan pangan yang bergizi dan
terjangkau oleh masyarakat
• Penyebab stunting secara langsung: Asupan makanan dan
keadaan kesehatan
• Penyebab stunting secara tidak langsung: ketersediaan dan
pola konsumsi rumah tangga, pola asuh anak, sanitasi
lingkungan, dan pemanfaatan pelayanan kesehatan

Why
Menurut Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2013
tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi
• Intervensi kegiatan gizi langsung (spesifik)
Pemberian ASI Ekslusif pada anak
• Intervensi kegiatan gizi tidak langsung (sensitif)
Akses air bersih dan sanitasi
• Kampanye gemar makan ikan
Permendesa No 19 Tahun 2017 tentang Prioritas
Penggunaan Dana Desa 2018

How
• Promosi Kesehatan mengenai pentingnya mengkonsumsi ikan
dan memberikan ASI ekslusif
• Memperbaiki sektor transportasi agar masyarakat mudah untuk
menjangkau pasar murah
• Mengadakan gotong royong untuk membuat penyulingan air
bersih
• Pendidikan pranikah ditambah dengan materi tentang kesehatan
anak
• Mengerahkan tokoh masyarakat dan masyarakat untuk
memberikan ASI Ekslusif
• Memberikan edukasi kepada masyarakat untuk membuat
keterampilan untuk menangani kasus ekonomi
• Meningkatkan/Menginterpretasikan kampanye gemar makan
ikan

Solusi
• Masyarakat
• Kader
• Dinas Kesehatan
• Dinas Perhubungan
• Instansi pendidikan
• Dunia Usaha
• LSM
• Tokoh Masyarakat
• Kementerian Perikanan dan Kelautan

Melibatkan Sektor Lain


• Depkes. 2015. Profil Kesehatan Provinsi NTT Tahun
2015. NTT: Dinkes
• Kemenkes RI. 2017. Stunting dan Kesehatan
Lingkungan. Jakarta: Kemenkes RI
• Kemendes. 2017. Buku Saku Desa dalam Penanganan
Stunting. Jakarta: Kemendes
• Kemenkeu. 2018. Pennganan Stunting Terpadu Tahun
2018. Jakarta: 2018
• Yanti, Sri Nainggolan. 2017. Stunting dan Gizi Bumil di
Nusa Tenggara Timur. Kupang: Metrotv News

DAPUS

Anda mungkin juga menyukai