Anda di halaman 1dari 41

1.a.

Apa kelebihan anda yang dapat mendukung anda mengikuti sekolah Penggerak: (150 kata)

Kelebihan yang telah dimiliki oleh sekolah saya yaitu merupakan sebuah sekolah yang telah
mengusung sekolah pendidikan keluarga, sekolah ramah anak, sekolah aktif literasi nasional,
sekolah bebas bullying, dan juga telah ikut serta untuk pengimbasan sebuah sekolah model.

Selain itu, upaya yang telah dilakukan yaitu ialah berfokus kepada pengembangan dari hasil
belajar oleh para siswa yang telah mencakup numerasi, literasi, kompentesi, dan juga telah
mempunyai karakter yang telah diawali dengan SDM yang dinilai unggul.

Pembahasan

Sekolah penggerak yaitu ialah sebuah sekolah yang di mana telah memiliki fokus kepada
sebuah pengembangan dari hasil belajar oleh para siswa dengan cara holistik untuk dapat
mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yang telah mencakup karakter dan juga kompetensi dan
diawali dengan adanya suatu SDM yang dinilai unggul.

Program sekolah penggerak adalah upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas


pendidikan pada sebuah satuan pendidikan. Tujuannya agar sekolah yang tertinggal dapat
menghasilkan kualitas lulusan yang bagus dan sesuai standar nasional. Program sekolah
penggerak melibatkan banyak pihak di antaranya adalah kepala sekolah, guru, siswa, dinas
pendidikan, dan lembaga pendidikan terkait. Sebagai seorang siswa kita harus mensukseskan
program sekolah penggerak. Berikut ini kelebihan yang saya memiliki yang dapat
mendukung program sekolah penggerak:

1. Rajin belajar
2. Pantang menyerah
3. Paham berbagai jenis teknologi
4. Dapat menerima masukan dengan baik

Pembahasan

Program Sekolah Penggerak mempunyai tujuan untuk melaksanakan amanat Pancasila dan
Pembukaan Undang-Undang 1945 tentang mencerdaskan kehidupan bangsa. Melalui program
ini, pemerintah ingin memastikan bahwa setiap siswa di seluruh Indonesia memiliki standar
pendidikan yang sama. Sehingga lulusan di setiap sekolah di Indonesia dapat memiliki kualitas
yang sama.

Cara Berkontribusi dalam Program Sekolah Penggerak

Peran siswa dalam mensukseskan program sekolah penggerak sangat besar. Upaya pemerintah
untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sebuah sekolah harus direspon positif. Artinya kita
harus melakukan segala upaya agar program ini dapat berjalan lancar dan sukses dalam
meningkatkan kemampuan siswa secara menyeluruh (holistik). Kompetensi yang akan
dikembangkan pada program sekolah penggerak meliputi kompetensi literasi dan numerasi.
Kelebihan Yang Harus Dimiliki Agar Mampu Mendukung Program Sekolah
Penggerak

Sebagai seorang siswa kita harus mengasah diri kita agar mampu meningkatkan potensi diri
secara maksimal. Sehingga kita mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang lain.
Berikut ini beberapa kelebihan yang harus kita agar dapat mendukung dan mengikuti
program sekolah penggerak dengan baik:

1. Rajib belajar.  Apabila kita dipilih untuk berpartisipasi dalam program sekolah penggerak, kita
harus semakin giat belajar. Program ini ingin mempercepat peningkatan kualitas pendidikan di
sebuah sekolah. Sehingga baik siswa dan guru harus meningkat usahanya agar tercapai tujuan
dari program sekolah penggerak.
2. Pantang menyerah. Kita harus mempunyai mental kuat dan tidak mudah menyerah. Mengikuti
program sekolah penggerak tidak mudah. Kita akan mengikuti kegiatan yang lebih berat dari
biasanya. Tugas-tugas yang diberikan akan lebih beraneka macam dan sulit.
3. Paham berbagai jenis teknologi. Di era modern ini, keberadaan teknologi menjadi sangat
penting. Hampir setiap kegiatan manusia melibatkan penggunaan teknologi. Oleh karena kita
harus ahli atau mudah mengerti cara penggunaan teknologi. Program sekolah penggerak akan
melibatkan penggunaan teknologi. Sehingga kalau kita mampu menguasai teknologi dengan baik
akan membuat program sekolah penggerak lebih mudah sukses.
4. Dapat menerima masukan dengan baik. Upaya pemerintah dalam menjalankan sekolah
penggerak melibatkan berbagai macam pihak. Salah satunya adalah para ahli yang mahir di
bidangnya masing-masing. Para pengajar dan ahli yang terlibat seringkali memberikan masukan
dan nasehat kepada para siswa. Sebagai seorang siswa yang baik kita harus mampu memahami
semua masukan agar kita dapat meningkat kualitas diri kita kearah yang lebih baik.
5. Apa itu sekolah penggerak? Sekolah penggerak adalah sekolah yang dapat menggerakan
sekolah-sekolah lain, dalam meningkatkan pembelajaran sehingga melahirkan murid-
murid berprestasi. Yah, sekolah bergerak merupakan salah satu episode Merdeka Belajar.
Jika kemarin kita sudah membahas tentang guru penggerak, pada kesempatan ini kita
akan membahas tentang  program sekolah penggerak dan ciri-ciri sekolah penggerak,
yang tengah dicanangkan oleh Kemendikbud.
 

Sekolah penggerak, demi kemajuan pendidikan bersama

1. Menurut Mendikbud Bapak Nadiem Makarim, perubahan sekolah bisa dimulai dari
sekolah-sekolah penggerak yang bisa menjadi contoh dalam kegiatan pembelajaran.
Bapak Nadiem menuturkan bahwa " Saya ingin kenalkan satu konsep sekolah penggerak.
Sekolah yang dapat menggerakan sekolah-sekolah lain sehingga dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran yang lebih baik". Reformasi pendidikan di Indonesia tidak bisa
sukses tanpa ada perubahan di dalam sekolah. Sekolah penggerak bisa menjadi panutan,
tempat pelatihan, dan juga inspirasi bagi guru-guru dan kepala sekolah lainnya.
 
2. Dalam sekolah penggerak, guru tidak hanya memberikan pelajaran satu arah, namun
juga  berbagai aktivitas yang menyenangkan memuat kompetensi-kompetensi bernalar
kritis, kolaborasi, dan kreatif. Lalu apa saja ciri-ciri sekolah penggerak? Ada tiga hal
yang selalu di lihat dari sekolah penggerak baik dari guru maupun siswa yakni banyak
bertanya, banyak mencoba, dan banyak karya. Nah, berikut ini rangkuman ciri-ciri
sekolah penggerak.

3. 1. Mempunyai kepala sekolah yang mengerti proses pembelajaran siswa dan


mampu mengembangkan guru
Menurut Bapak Nadiem, sekolah penggerak adalah sekolah yang mempunyai kepala
sekolah yang tak hanya bisa mengatur operasional suatu sekolah, tapi juga mengerti
proses pembelajaran siswa dan menjadi mentor bagi guru-guru di sekolah.

4. 2. Berpihak pada siswa


Sekolah penggerak memiliki guru yang berpihak kepada anak. Sekolah penggerak
memiliki guru yang mengerti bahwa setiap anak berbeda dan memiliki cara pengajaran
yang berbeda, sehingga ia mengajar pada level yang tepat dan pas anak itu. 
 
5. 3. Menghasilkan profil siswa
Sekolah penggerak tak hanya menyandang sebagai sekolah terbaik, tapi juga mampu
menghasilkan profil siswa yang berakhlak mulia, independen dan mandiri, serta
mempunyai kemampuan bernalar kritis, kreatif, gotong royong, dan mempunyai rasa
kebhinekaan dalam negara dan global.
 
6. 4. Dukungan komunitas
Bapak Nadiem juga mengatakan ciri-ciri dari sekolah penggerak adalah komunitas di
sekolah tersebut juga mendukung proses pendidikan. Komunitas orang tua, tokoh
masyarakat, maupun pemerintah setempat akan mendukung kualitas belajar siswa.
 
7. Mendorong hadirnya sekolah penggerak

Guna meningkatkan kualitas belajar siswa di seluruh Indonesia, dalam beberapa tahun ke
depan Kemendikbud akan mendorong lahirnya ribuan sekolah penggerak. Sekolah-sekolah
ini akan menggerakan sekolah lain di dalam ekosistemnya untuk juga menjadi sekolah-
sekolah penggerak selanjutnya. Program organisasi penggerak memberdayakan masyarakat
melalui dukungan pemerintah untuk menginisiasi lahirnya sekolah-sekolah penggerak. Hal
ini dilakukan dengan meningkatkan kualitas guru dan kepala sekolah berdasarkan model-
model pelatihan yang sudah terbukti efektif dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil
belajar siswa.

 
8. Baca Juga: Pentingnya Menemani Anak Belajar di Rumah. Ini dia Alasannya!
 
Organisasi penggerak adalah bagian dari episode keempat kebijakan Merdeka Belajar
dari Kemendikbud dengan episode lainnya seperti mengubah ujian nasional menjadi
asesmen kompetensi minimum dan survei karakter, kampus merdeka. Dengan adanya
sekolah penggerak, diharapkan dunia pendidikan di Indonesia mengalami perubahan
yang lebih baik dan merata sehingga melahirkan banyak  siswa-siswi yang berprestasi
dan sekolah-sekolah terbaik.

1. Apa itu Sekolah Penggerak?

Sekolah Penggerak adalah sekolah yang berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara
holistik dengan mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yang mencakup kompetensi kognitif
(literasi dan numerasi) serta nonkognitif (karakter) yang diawali dengan SDM yang unggul
(kepala sekolah dan guru). Kepala sekolah dan guru dari sekolah penggerak melakukan
pengimbasan kepada satuan pendidikan lain.

2. Apa itu Program Sekolah Penggerak?

Program Sekolah Penggerak adalah program untuk meningkatkan kualitas belajar siswa yang
terdiri dari 5 jenis intervensi untuk mengakselarasi sekolah bergerak 1-2 tahap lebih maju dalam
kurun waktu 3 tahun ajaran.

3. Bagaimana cara mendaftar menjadi Sekolah Penggerak?

Kemendikbud akan membuka pendaftaran untuk kepala sekolah di Provinsi dan Kabupaten/Kota
yang telah terpilih untuk menyelenggarakan Program Sekolah Penggerak. Kepala sekolah yang
mendaftar akan diseleksi untuk kemudian ditetapkan oleh tim panel.

4. Apakah Program Sekolah Penggerak sama dengan program sekolah model atau sekolah
rujukan?

Program Sekolah Penggerak berbeda dengan program sekolah model atau sekolah rujukan.
Perbedaannya adalah,

Program Sekolah Penggerak:

1. Merupakan program kolaborasi antara Kemendikbud dengan Pemerintah Daerah.


2. Terdiri dari 5 jenis intervensi yang terintegrasi berupa pendampingan konsultatif dan
asimetris kepada Pemerintah Daerah, pelatihan dan pendampingan kepala sekolah dan
guru, pembelajaran dengan paradigm baru, perencanaan berbasis data, dan digitalisasi
sekolah.
3. Memiliki ruang lingkup untuk jenjang PAUD (5-6 tahun), SD, SMP, SMA dan SLB, baik
sekolah negeri dan swasta mencakup seluruh kondisi.
4. Dilakukan secara berkelanjutan, hingga seluruh sekolah di Indonesia menjadi Sekolah
Penggerak.

Program Sekolah Model atau sekolah rujukan merupakan program Pusat dengan intervensi
berupa:

1. Bimtek
2. Bantuan Pemerintah
3. Ruang lingkup tidak mencakup seluruh kondisi sekolah.

5. Apa keuntungan bagi sekolah yang menjadi Sekolah Penggerak?

Banyak keuntungan yang akan didapat bagi sekolah yang melaksanakan Program Sekolah
Penggerak, yaitu:

1. Peningkatan mutu hasil belajar dalam kurun waktu 3 tahun


2. Peningkatan kompetensi kepala sekolah dan guru
3. Percepatan digitalisasi sekolah
4. Kesempatan menjadi katalis perubahan bagi satuan pendidikan lain
5. Percepatan pencapaian profil Pelajar Pancasila
6. Mendapatkan pendampingan intensif
7. Memperoleh tambahan anggaran untuk pembelian buku bagi pembelajaran dengan
paradigma baru.

6. Mengapa hanya PAUD umur 5-6 yang masuk Sekolah Penggerak?

Selaras dengan kebijakan Standar Pelayanan Minimal serta target SDG, jenjang PAUD perlu
dimaknai sebagai fondasi dari jenjang pendidikan dasar. Sehingga fokus Sekolah Penggerak
untuk PAUD adalah penguatan kapasitas satuan PAUD untuk dapat memberikan layanan
berkualitas agar anak secara holistik siap bersekolah (siap secara sosial emosional dan kognitif)
dengan didampingi oleh keluarga dan ekosistem pendidikan di daerahnya.

Fokus pada penguatan kapasitas satuan PAUD, diharapkan akan mengimbas kualitas layanan
juga ke peserta didik usia di bawah 5 tahun yang ada di satuan tersebut.

PERBEDAAN

1. Apa bedanya Center Of Excellence (COE) dan Sekolah Penggerak?

Center of Excellence atau pusat keunggulan adalah upaya pengembangan SMK dengan program
keahlian tertentu agar mengalami peningkatan kualitas dan kinerja, yang diperkuat melalui
kemitraan dan penyelarasan dengan DUDI, serta menjadi SMK rujukan dan pusat peningkatan
kualitas dan kinerja SMK lainnya dengan insentif bantuan fisik dan non fisik. Perbedaan terdapat
pada mekanisme penentuan sekolah dan adanya kerja sama dengan industri.

2. Apa perbedaan Program Guru Penggerak dan Program Sekolah Penggerak?

Program Guru Penggerak adalah program peningkatan kompetensi di bidang kepemimpinan bagi
guru-guru yang terpilih melalui proses seleksi. Sedangkan Program Sekolah Penggerak adalah
program peningkatan kualitas pendidikan di sekolah dengan intervensi menyeluruh baik kepada
kepala sekolah, pengawas sekolah dan guru. Pemilihan Sekolah Penggerak dilakukan melalui
seleksi kepala sekolah dan ditetapkan bersama antara Kemendikbud dan pemerintah daerah.

1. Apa itu Sekolah Penggerak?


Sekolah Penggerak adalah sekolah yang berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara
holistik dengan mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yang mencakup kompetensi kognitif
(literasi dan numerasi) serta nonkognitif (karakter) yang diawali dengan SDM yang unggul
(kepala sekolah dan guru). Kepala sekolah dan guru dari sekolah penggerak melakukan
pengimbasan kepada satuan pendidikan lain.

2. Apa itu Program Sekolah Penggerak?

Program Sekolah Penggerak adalah program untuk meningkatkan kualitas belajar siswa yang
terdiri dari 5 jenis intervensi untuk mengakselarasi sekolah bergerak 1-2 tahap lebih maju dalam
kurun waktu 3 tahun ajaran.

3. Bagaimana cara mendaftar menjadi Sekolah Penggerak?

Kemendikbud akan membuka pendaftaran untuk kepala sekolah di Provinsi dan Kabupaten/Kota
yang telah terpilih untuk menyelenggarakan Program Sekolah Penggerak. Kepala sekolah yang
mendaftar akan diseleksi untuk kemudian ditetapkan oleh tim panel.

4. Apakah Program Sekolah Penggerak sama dengan program sekolah model atau sekolah
rujukan?

Program Sekolah Penggerak berbeda dengan program sekolah model atau sekolah rujukan.
Perbedaannya adalah,

Program Sekolah Penggerak:

1. Merupakan program kolaborasi antara Kemendikbud dengan Pemerintah Daerah.


2. Terdiri dari 5 jenis intervensi yang terintegrasi berupa pendampingan konsultatif dan
asimetris kepada Pemerintah Daerah, pelatihan dan pendampingan kepala sekolah dan
guru, pembelajaran dengan paradigm baru, perencanaan berbasis data, dan digitalisasi
sekolah.
3. Memiliki ruang lingkup untuk jenjang PAUD (5-6 tahun), SD, SMP, SMA dan SLB, baik
sekolah negeri dan swasta mencakup seluruh kondisi.
4. Dilakukan secara berkelanjutan, hingga seluruh sekolah di Indonesia menjadi Sekolah
Penggerak.

Program Sekolah Model atau sekolah rujukan merupakan program Pusat dengan intervensi
berupa:

1. Bimtek
2. Bantuan Pemerintah
3. Ruang lingkup tidak mencakup seluruh kondisi sekolah.

5. Apa keuntungan bagi sekolah yang menjadi Sekolah Penggerak?


Banyak keuntungan yang akan didapat bagi sekolah yang melaksanakan Program Sekolah
Penggerak, yaitu:

1. Peningkatan mutu hasil belajar dalam kurun waktu 3 tahun


2. Peningkatan kompetensi kepala sekolah dan guru
3. Percepatan digitalisasi sekolah
4. Kesempatan menjadi katalis perubahan bagi satuan pendidikan lain
5. Percepatan pencapaian profil Pelajar Pancasila
6. Mendapatkan pendampingan intensif
7. Memperoleh tambahan anggaran untuk pembelian buku bagi pembelajaran dengan
paradigma baru.

6. Mengapa hanya PAUD umur 5-6 yang masuk Sekolah Penggerak?

Selaras dengan kebijakan Standar Pelayanan Minimal serta target SDG, jenjang PAUD perlu
dimaknai sebagai fondasi dari jenjang pendidikan dasar. Sehingga fokus Sekolah Penggerak
untuk PAUD adalah penguatan kapasitas satuan PAUD untuk dapat memberikan layanan
berkualitas agar anak secara holistik siap bersekolah (siap secara sosial emosional dan kognitif)
dengan didampingi oleh keluarga dan ekosistem pendidikan di daerahnya.

Fokus pada penguatan kapasitas satuan PAUD, diharapkan akan mengimbas kualitas layanan
juga ke peserta didik usia di bawah 5 tahun yang ada di satuan tersebut.

PERBEDAAN

1. Apa bedanya Center Of Excellence (COE) dan Sekolah Penggerak?

Center of Excellence atau pusat keunggulan adalah upaya pengembangan SMK dengan program
keahlian tertentu agar mengalami peningkatan kualitas dan kinerja, yang diperkuat melalui
kemitraan dan penyelarasan dengan DUDI, serta menjadi SMK rujukan dan pusat peningkatan
kualitas dan kinerja SMK lainnya dengan insentif bantuan fisik dan non fisik. Perbedaan terdapat
pada mekanisme penentuan sekolah dan adanya kerja sama dengan industri.

2. Apa perbedaan Program Guru Penggerak dan Program Sekolah Penggerak?

Program Guru Penggerak adalah program peningkatan kompetensi di bidang kepemimpinan bagi
guru-guru yang terpilih melalui proses seleksi. Sedangkan Program Sekolah Penggerak adalah
program peningkatan kualitas pendidikan di sekolah dengan intervensi menyeluruh baik kepada
kepala sekolah, pengawas sekolah dan guru. Pemilihan Sekolah Penggerak dilakukan melalui
seleksi kepala sekolah dan ditetapkan bersama antara Kemendikbud dan pemerintah daerah.

3. Apa bedanya antara Program Sekolah Model/PAUD Pembina dengan Program Sekolah
Penggerak?

PSP menyasar sekolah yang memiliki kondisi awal berbeda-beda. Melalui intervensi yang
dilakukan, diharapkan setiap sekolah akan bergerak ke arah yang lebih baik. Indikator
keberhasilan adalah progres, yaitu bagaimana sekolah tersebut dapat menggerakkan dirinya dan
pada akhirnya menggerakan sekolah lain dan bukanlah kondisi akhir dari sekolah itu sendiri.

4. Apa kaitannya Sekolah Penggerak dengan Komunitas Penggerak?

Program Sekolah Penggerak dan Komunitas Penggerak adalah bagian dari strategi Merdeka
Belajar yang memiliki pendekatan berbeda untuk tujuan yang sama, yaitu berfokus pada
pengembangan hasil belajar siswa.

5. Apa bedanya Sekolah Penggerak di Program Sekolah Penggerak dgn Sekolah


Penggerak yang dibina Komunitas Penggerak?

Komunitas Penggerak fokus kepada peningkatan kapasitas individu (GTK) dan khusus untuk
kompetensi tertentu dan dilakukan oleh organisasi mitra. Program Sekolah Penggerak fokus pada
peningkatan mutu hasil belajar siswa dengan melakukan 5 intervensi secara menyeluruh dan
dilakukan oleh Kemendibud bersama pemerintah daerah.

PEMBELAJARAN DENGAN PARADIGMA BARU

1. Apakah pembelajaran dengan paradigma baru?

Pembelajaran dengan paradigma baru adalah pembelajaran intrakurikuler yang terdiferensiasi


dimana konten akan lebih optimal agar siswa memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep
dan menguatkan kompetensi.

Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat
disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat siswa. Proyek kokurikuler lintas mata pelajaran
yang berorientasi pada pengembangan karakter dan kompetensi umum.

SELEKSI

1. Apa kriteria seleksi Kabupaten/Kota?

Kabupaten/kota dipilih berdasarkan kesanggupan atau komitmen untuk mendukung Program


Sekolah Penggerak dalam hal anggaran dan kebijakan, terutama untuk tidak merotasi kepala
sekolah dan guru selama 4 tahun kecuali dengan izin Direktorat Kemendikbud terkait.

2. Apakah kriteria seleksi Sekolah Penggerak? Samakah untuk semua jenjang?

Sekolah diseleksi dari kepala sekolah yang mendaftar dan lulus seleksi. Kriteria sekolah yang
dipilih berdasarkan keterwakilan mutu sekolah, dan harus setiap jenjang berada dalam
lokasi Kabupaten/Kota yang sama di Kabupaten/Kota yang telah ditetapkan.

3. Apakah Kabupaten/Kota yang belum ditetapkan menjadi penyelenggara di tahun 2021


dapat menjalankan PSP secara mandiri?
Penyelenggaraan secara mandiri belum dapat dilaksanakan karena beberapa intervensi seperti
platform digital,pelatihan, dan pendampingan sangat spesifik sehingga belum dapat dilakukan
secara mandiri. Selain itu, dalam waktu 3 tahun, implementasi akan bergulir ke seluruh
Kabupaten/Kota.

4. Siapakah yang menetapkan sekolah yang melaksanakan Program Sekolah Penggerak?

Sekolah yang melaksanakan Program Sekolah Penggerak akan ditetapkan oleh panel yang terdiri
dari Pemerintah Daerah dan Kemdikbud.

5. Apakah kriteria kepala sekolah yang dapat mengikuti seleksi Sekolah Penggerak?

Terdapat kriteria umum dan kriteria seleksi.

Kriteria Umum:

1. Memiliki sisa masa tugas sebagai kepala satuan pendidikan sekurang-kurangnya 1 kali
masa tugas.
2. Terdaftar dalam data pokok pendidikan.
3. Membuat surat pernyataan yang menerangkan poin 1 diatas.
4. Melampirkan surat keterangan sehat jasmani, rohani, dan bebas narkotika, psikotropika,
dan zat aditif (jika dinyatakan lulus pada seleksi tahap 2).
5. Tidak sedang menjalankan hukuman disiplin sedang dan/atau berat sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
6. Tidak sedang menjalani proses hukum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Kriteria Seleksi:

1. Memiliki tujuan/misi yang akan dicapai


2. Memiliki kompetensi kepemimpinan pembelajaran
3. Memiliki kemampuan mendampingi (coaching) atau mentoring
4. Memiliki kemampuan membangun kerjasama
5. Berorientasi pada pembelajaran
6. Memiliki kematangan etika.

6. Apakah kepala sekolah yang menjadi Pendamping Guru Penggerak bisa menjadi kepala
Sekolah Penggerak?

Kepala sekolah yang saat ini menjadi Pendamping atau pengajar praktik calon guru penggerak
diperbolehkan mengikuti seleksi dengan tetap menjaga profesionalisme di setiap perannya.

7. Dimana pendaftaran kepala satuan pendidikan/sekolah dilakukan?

Pendaftaran melalui laman sekolah penggerak di


https://sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id/pendaftaran-sekolah-penggerak/
8. Apa saja yang perlu disiapkan saat pendaftaran?

Saat pendaftaran peserta mengisi biodata, esai dan mengunggah dokumen yang disyaratkan.

9. Apakah sekolah yang didampingi Komunitas Penggerak akan bisa ikut Program
Sekolah Penggerak?

Sekolah yang telah didampingi Komunitas Penggerak belum bisa ikut Program Sekolah
Penggerak agar tidak mencampurbaurkan program yang berbeda di satu sekolah.

10. Apakah daerah yang telah ada Komunitas Penggerak bisa ikut Program Sekolah
Penggerak?

Daerah yang telah ada Komunitas Penggerak bisa ikut Program Sekolah Penggerak asalkan
sekolah yang dipilih untuk menjadi Sekolah Penggerak bukanlah sekolah yang didampingi
Organisasi Penggerak.

11. Apakah di setiap Kabupaten/Kota ada kuota jumlah Sekolah Penggerak?

Ada kuota jumlah Sekolah Penggerak di setiap Kabupaten/Kota

ANGGARAN

1. Apakah Sekolah Penggerak dibiayai khusus oleh APBN atau Pemda?

Program Sekolah Penggerak merupakan kolaborasi antara Kemdikbud dengan Pemerintah


Daerah, maka pembiayaan dianggarkan oleh kedua belah pihak, dari APBN dan APBD.

2. Seperti apa bentuk bantuan finansial yang akan diberikan?

Bantuan finansial dalam bentuk BOS Kinerja yang dipergunakan untuk membantu proses
pembelajaran.

3. Anggaran daerah untuk melakukan intervensi Sekolah Penggerak akan digunakan


untuk apa sajakah?

Anggaran daerah dapat meliputi, tapi tidak terbatas,

1. Buku terkait pembelajaran dengan paradigma baru


2. Fasilitas sanitasi
3. Dukungan akses untuk platform teknologi pendidikan (termasuk dan tidak terbatas pada
akses, jaringan).
4. Peralatan TIK.
5. Pertemuan yang berhubungan dengan Program Sekolah Penggerak
6. Perangkat ajar.
4. Berapa besar anggaran daerah yang diharapkan untuk digunakan untuk Program
Sekolah Penggerak di tahun 2021?

Besar anggaran daerah disesuaikan dengan jumlah sekolah, kepala sekolah dan guru yang
mengikuti Program Sekolah Penggerak untuk keperluan yang disebutkan di pertanyaan nomor 3.

5. Kapan anggaran daerah untuk mendukung Program Sekolah Penggerak dianggarkan?

Bagi daerah yang telah memiliki perencanaan program peningkatan mutu 2021 dapat
diintegrasikan ke dalam PSP. Namun apabila di tahun 2021 belum teranggarkan untuk program
tertentu yang dapat diintegrasikan dimaksud maka PSP dapat secara khusus dianggarkan pada
tahun 2022.

DIGITALISASI SEKOLAH

1. Apa yang dimaksud dengan platform teknologi dan apa tujuan dari platform tersebut?

Platform teknologi bertujuan untuk mendukung implementasi kebijakan pendidikan yang akan
diterapkan pada sekolah penggerak dalam proses pembelajaran, pengembangan kompetensi guru,
dan tata kelola sumber daya sekolah.

 Platform teknologi akan terdiri dari:


 Platform Guru: Pembelajaran
 Platform Guru: Profil Guru & Pengembangan Kompetensi
 Platform Sumber Daya Sekolah
 Dashboard Rapor Pendidikan

2. Apa yang perlu disiapkan agar platform teknologi dapat digunakan?

Untuk menggunakan platform teknologi, sekolah perlu memiliki:

 Akses terhadap listrik


 Akses terhadap internet (dengan kapasitas yang cukup untuk mengunduh konten audio-
visual)
 Smartphone/ tablet (berbasis Android)
 Laptop
 Kemampuan dasar pemanfaatan TIK.

3. Bagaimana jika sekolah kesulitan mengakses platform teknologi?

 Sekolah dapat memaksimalkan penggunaan dana BOS untuk keperluan akses platform
teknologi.
 Sekolah berkonsultasi dengan pemerintah daerah untuk memperoleh dukungan
penyelenggaraan platform teknologi.
 Sedapat mungkin Kemendikbud akan menyediakan konten platform teknologi yang
bersifat offline atau luring untuk melayani sekolah dengan akses yang terbatas.
4. Kapan platform teknologi akan tersedia?

 Sebagian besar fitur akan mulai bisa digunakan di tahun ajaran baru 2021/2022.
 Pembangunan platform teknologi akan dilakukan secara berkelanjutan, dimana fitur-fitur
akan terus diperbaiki dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pengguna.

5. Apakah akan ada pendampingan untuk menggunakan platform teknologi?

 Sedapat mungkin platform teknologi dirancang untuk dapat diakses dan digunakan
dengan mudah oleh pihak sekolah
 Akan ada kegiatan pelatihan literasi teknologi maupun pendamping teknologi yang
berperan untuk membantu sekolah untuk membiasakan diri dalam menggunakan platform
teknologi termasuk dalam aspek dasar pengoperasian perangkat TIK
 Kemendikbud juga akan menyediakan situs yang memuat panduan penggunaan platform
yang dapat diakses kapan saja.

PENGUATAN SDM SEKOLAH

1. Siapa saja yang akan dilatih dan didampingi dari sekolah untuk Program Sekolah
Penggerak Ini?

Kepala sekolah, pengawas, penilik, dan perwakilan guru yang akan dilatih dan didampingi.

2. Berapa lama pelatihan dan pendampingan yang akan diberikan Kemendikbud?

Pelatihan dan pendampingan akan diberikan selama 3 tahun ajaran.

3. Siapakah yang akan mendampingi sekolah?

Sekolah akan didampingi oleh pelatih ahli, dan komite pembelajaran guru.

4. Seberapa sering pendampingan ini akan dilakukan?

Pendampingan akan dilakukan 2-4 minggu sekali selama program.

5. Pelatihan apa saja yang akan diberikan kepada kepala sekolah, guru, dan pengawas?

Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah akan mendapatkan pelatihan dan pendampingan terkait:

1. Pengembangan diri dan warga sekolah secara berkelanjutan


2. Kepemimpinan Pembelajaran
3. Pengelolaan dan Pengembangan Sekolah
4. Penggunaan platform digital.

Guru-guru akan mendapatkan pelatihan dan pendampingan terkait:


1. Pengembangan diri dan karier
2. Praktik pembelajaran professional
3. Penggunaan platform digital

6. Bagaimana cara pendampingan terhadap kepala sekolah dan guru akan dilakukan?

Pendampingan akan dilakukan dalam bentuk in-house training, coaching dan komunitas belajar
di sekolah,

MONITORING & EVALUASI

1. Apakah sekolah yang menjadi Sekolah Penggerak diadakan evaluasi setiap tahun?

Monitoring dan evaluasi akan dilakukan secara berkala tidak hanya setahun sekali. Monev akan
dilakukan dengan metode RCT (Randomized Controlled Trial), FGD (Focus Group Discussion),
survei, wawancara, dan etnografi.

1.b. Tantangan tersulit yang dihadapi saat menjalankan tugas sebagai kepala sekolah yaitu (50 Kata)

Tantangan tersulit menjalani peran Kepala sekolah:

 Dimulai dari SDM guru dan Kepala Sekolah itu sendiri.


 Faktor siswa.
 Keterbatasan sarana dan prasarana yang ada di sekolah.
 Ada atau tidaknya dukungan dari masyarakat dan orangtua.
 Berbagai macam peraturan seputar pendidikan yang saat ini ada.

Pembahasan

Pertama, dimulai dari guru dan Kepala Sekolah itu sendiri. Hal-hal yang sering menjadi
kendala di seolah yaitu adanya keterbatasan wawasan, sempitnya pola pikir, jumlah yang kurang,
adanya mismatch atau miss komunikasi, kurangnya kualifikasi, kurangnya daya inovasi dll.

Faktor yang kedua, faktor siswa. Hal yang sering menjadi kendala utama antara lain juga
kemampuan siswa yang sangat beragam dan berbagai macam karakter siswa yang ada di sekolah.

Ketiga, keterbatasan sarana prasarana dan prasarana. Keterbatasan sarana dan prasarana
yang terdapat di sekolah baik itu yang berupa fasilitas gedung, peralatan, alat peraga
pembelajaran dan buku pustaka sebagai penunjang sarana belajar siswa.

Faktor kendala dan tantangan keempat yaitu ada atau tidak nya dukungan dari masyarakat
dan orangtua juga menjadi tantangan tersendiri bagi seorang kepala sekolah. Yang kerap sekali
ditemui yaitu masyarakat dan orangtua belum secara penuh ikut mendukung program-program
sekolah sehingga sekolah menjadi kurang bisa berkembang secara lebih maksimal.
Faktor yang kelima yaitu berbagai macam peraturan seputar pendidikan yang saat ini ada,
seringkali dinilai tidak sinkron atau sejalan sehingga  bisa mempersulit pelaksanaan di lapangan,
akibatnya kepala sekolah akan menjadi ragu-ragu untuk mengambil kebijakan di sekolah.

Mengutip pendapat Covey tahun 2005, bahwa faktor pemimpin dalam hal ini seorang kepala
sekolah adalah karakter dari pemimpin itu sendiri. Maka dari itu,  kepala sekolah diharapkan
akan selalu berusaha untuk membangun karakter. Dan kompetensi kepribadian yang harus
dimilikinya sebagai berikut berakhlak mulia, memiliki integritas, berkeinginan kuat untuk dapat
mengembangkan diri, bersikap terbuka dan senantiasa menunjukkan minat serta bakatnya dalam
memenuhi jabatan sebagai seorang pemimpin di sekolah.

Kendala Dan Tantangan Seputar Kepala Sekolah

Pertama, dimulai dari guru dan Kepala Sekolah itu sendiri. Hal-hal yang sering menjadi
kendala di lapangan yakni adanya keterbatasan wawasan, sempitnya pola pikir, jumlah yang
kurang, adanya mismatch, kurangnya kualifikasi, kurangnya daya inovasi dan sebagainya.

Yang kedua, faktor siswa. Hal yang sering menjadi kendala antara lain kemampuan yang
sangat beragam, karakteristik yang beragam, kemampuan awal yang lemah.

Ketiga, keterbatasan sarana prasarana. Keterbatasan sarana dan prasarana sekolah baik itu
yang berupa fasilitas gedung, peralatan, alat peraga pembelajaran dan buku pustaka.

Faktor kendala dan tantangan keempat adalah ada atau tidak nya dukungan masyarakat
dan orangtua juga menjadi tantangan tersendiri bagi kepala sekolah. Yang kerap kali ditemui
yakni masyarakat dan orangtua belum secara penuh mendukung program-program sekolah
sehingga sekolah kurang dapat berkembang secara maksimal.

Faktor yang kelima adalah berbagai peraturan seputar pendidikan yang saat ini ada,
seringkali dinilai tidak sinkron yang mempersulit pelaksanaan di lapangan, akibatnya kepala
sekolah ragu-ragu untuk mengambil kebijakan di sekolah.

Mengutip pendapat Covey (2005), bahwa faktor pemimpin (dalam hal ini kepala sekolah) adalah
karakter dari pemimpin itu sendiri. Oleh karena itu, kepala sekolah diharapkan berusaha untuk
membangun karakter. Dan kompetensi kepribadian yang harus dimilikinya antara lain berakhlak
mulia, memiliki integritas, berkeinginan kuat untuk mengembangkan diri, bersikap terbuka serta
senantiasa menunjukkan minat dan bakatnya dalam memenuhi jabatan sebagai pemimpin di
sekolah.

Semakin besarnya tantangan pengembangan pendidikan di masa yang akan datang, maka Kepala
Sekolah diharapkan untuk senantiasa meningkatkan kinerjanya dengan cara : memenuhi standar
kualifikasi dan kompetensi dirinya, melalui pendidikan, latihan dan workshop, menetapkan
standar operasional dalam upaya mencapai visi dan misi sekolah, mengembangkan jaringan
kerjasama baik dengan pemerintah, dunia usaha dan industri, Perguruan Tinggi dan stakeholders
lain untuk kemajuan sekolah.

Contoh Peran Pemerintah Daerah dalam Pendidikan

Dunia pendidikan menjadi salah satu fokus utama yang menempati porsi penting di Kabupaten
Karanganyar. Bupati Karanganyar, Dr. Hj. Rina Iriani Sri Ratnaningsih, M.Hum, yang lama
berkecimpung sebagai guru paham betul bagaimana tantangan Kepala Sekolah dalam

“Secara khusus kami membentuk Tim Pembinaan Karakter, melakukan sosialisasi pendidikan
karakter ke berbagai pihak, serta memaksimalkan pelaksanaan pendidikan karakter melalui
intervensi kegiatan, integrasi dalam pembelajaran maupun habituasi di mana Kepala Sekolah
merupakan role modelnya.”

Memutuskan untuk menjadi kepala sekolah, tentu bukan keputusan yang bisa diambil secara
instan dalam waktu semalam. Berbagai pertimbangan baik secara profesional maupun pribadi
tentu menjadi bagian yang tidak terpisahkan sebelum memantapkan pilihan untuk menjadi
kepala sekolah.

Pada umumnya, para calon kepala sekolah berangkat dari guru guru yang sudah cukup lama
berkecimpung dan aktif sebagai pembantu kepala sekolah (PKS). Sebagian dari para PKS ini
sudah berpengalaman dalam menjalankan tugasnya sebagai PKS Kurikulum, Kesiswaan, Sarana
Prasarana maupun Hubungan Masyarakat. Perjalanan dan dinamika tugas tugas ini menjadi aset
yang sangat membantu pada saat guru tersebut menduduki perannya sebagai kepala sekolah.
Tentu saja, didukung juga oleh kompetensi lainnya, yakni: kompetensi profesional, pedagogik,
sosial dan kepribadian juga manajerial. Dalam mempersiapkan para kepala sekolah baru ini pun,
diberikan diklat setara 320 Jam Pelajaran untuk bekal kelak saat bertugas.

Pengalaman saat menjadi PKS, Diklat, dan berbagai informasi yang diperoleh oleh kepala
sekolah baru, ternyata tidak serta merta membuat perjalan tugas ini menjadi mulus dan mudah.
Awal awal kepemimpinan, kepala sekolah dianalogikan seperti diberi panggung kosong yang
harus diisi, dipersiapkan dan diyakinkan bahwa susunan dan keberlangsungan acara dipanggung
berjalan sesuai rencana. Disinilah, ternyata, the show has just begun. Dimulailah persiapan itu
dengan membangun chemistry dengan guru, staf, komite sekolah dan stakeholder lain yang baru
kita temui. Dihadapkanlah dengan pembinaan guru dan staf dengan tingkat kompetensi, loyalitas
dan kedisiplinan yang beragam. Mempelajari dan menganalisa kultur sekolah yang harus terus
dijaga atau yang perlu disesuaikan. Dan tentu, masih banyak hal non- teknis lain, misalnya jarak
dan waktu tempuh yang harus dijalani untuk menuju sekolah. Sehingga, tidak jarang para kepala
sekolah baru ini terpaksa mengambil peran ‘doktor’ (mondok di kantor).

Tantangan ini, ternyata menjadi dinamika yang harus dilalui sehingga memperkaya pengalaman
dan kepercayaan diri seorang kepala sekolah baru. Namun, membangun rasa percaya diri ini
ternyata perlu didukung oleh faktor faktor lain.

Mendez (2021) dalam artikelnya Smart Growth for New School Leaders, menemukan empat
strategi yang dapat membantu para kepala sekolah baru saat mengemban tugas barunya.
1. TEMAN YANG KRITIS
Sebuah pepatah Afrika menyatakan, “Jika Anda ingin cepat, pergi sendiri; tetapi jika Anda ingin
pergi jauh, pergilah bersama. “Teman yang kritis” – adalah teman yang dapat memberikan
nasihat yang baik yang mampu melihat dari sudut pandang yang berbeda dan objektif.
Komunikasi yang baik dengan teman/kolega seperti ini dapat mendukung kita dengan memberi
umpan balik yang jelas dan penuh perhatian. Seorang teman yang kritis sangat mengetahui
potensi kita dan ingin melihat kita maju dan sukses. Selain itu, seorang teman yang kritis
memberi kita bimbingan dan petunjuk sebelum kita bertindak atas dasar pemikiran kita atau
mengambil keputusan. Teman seperti ini, tidak harus selalu mengatakan setuju dengan semua
yang kita katakan atau pikirkan; sebaliknya, mereka memberi dukungan penuh yang bijaksana
yang dibutuhkan untuk memilih jalan kita sendiri dan percaya diri dengan keputusan yang kita
ambil.

2. JADILAH FIGUR YANG REFLEKTIF


Kita perlu tahu ke mana kita untuk memahami kemana tujuan. Siapa pun yang baru menduduki
posisi kepemimpinan tidak akan langsung paham cara memimpin secara dalam waktu singkat—
ini adalah rangkaian/proses pembelajaran — dan kita bisa jadi akan membuat kesalahan dalam
menjalankan proses tersebut. Luangkan waktu untuk merenungkan proses yang sedang dijalani,
terutama pada situasi dimana kita harus mengambil keputusan yang rumit; Berlatihlah tidak
tergesa gesa agar punya waktu untuk merefleksikan situasi sehingga tidak mengambil keputusan
tanpa pertimbangan yang matang.
Membuat jurnal/catatan penting untuk mencatat peristiwa dan situasi penting yang akan
membantu mengetahui dan mengikuti perasaan kita, yang berujung pada sebuah solusi.
Kemampuan ini datang seiring dengan waktu, latihan, dan refleksi berkelanjutan.

3. KETIKA MENGHADAPI KEGAGALAN


Ketika kita menerima kegagalan secara legowo, ternyata kegagalan dapat membawa kita menuju
pemahaman tentang potensi diri yang kita miliki. Gagal untuk maju berarti kita sedang belajar
dari kesalahan kita — walaupun sikap ini biasanya sulit untuk dilakukan oleh orang orang yang
bersifat perfeksionis. Seringkali, kita merasa down saat kita terkalahkan oleh hal hal yang remeh,
atau mati matian agar bisa sukses memimpin seperti kepala sekolah lain. Padahal, selayaknya
kita meyakinkan diri sendiri akan sebuah prinsip dalam hidup: “Saya adalah saya, dan tidak ada
yang bisa mengubahnya.”Artinya, setiap kepala sekolah memiliki kekhasan dan cara, juga seni
yang mungkin berbeda antara satu dan lainnya. Refleksi ini memungkinkan kita juga untuk
mengembangkan mentalitas agar tidak membuang waktu untuk memikirkan hal hal yang tidak
perlu.

4. DENGARKAN KATA HATI


Sebagai seorang pemimpin, tanggung jawab kita adalah mendukung dan memimpin upaya yang
akan menghasilkan prestasi siswa; namun, kita juga harus fokus pada membangun dan
memperkuat komunikasi. Belajar mengandalkan naluri kita. Jika ada sesuatu yang aneh, coba
cari tahu alasannya. Mendengarkan hati dan mempercayai naluri telah memungkinkan kita untuk
memahami, mendukung, dan terhubung tidak hanya dengan siswa tetapi juga dengan seluruh
warga sekolah.
Menjadi pemimpin pendidikan memiliki banyak tantangan, dan belajar mengetahui kemana arah
perjuangan adalah bagian penting dari proses tersebut. Merefleksikan pekerjaan kita hari ini serta
hasil dari keputusan kita juga merupakan inti dari proses tersebut. Dan meskipun kegagalan itu
sendiri kadang mengecewakan, tetapi menafakuri apa itu kegagalan akan menjadi hal yang
penting. Terakhir, percayalah pada naluri Anda untuk menunjukkan arah jalan yang akan
ditempuh.***

1.c. Upaya apa saja untuk tetap menghidupakan semangat sebagai seorang kepala sekolah?(50 kata)

Hal yang dapat dilakukan untuk tetap menghidupkan semangat siswa di sekolah sebagai
kepala sekolah adalah:

 Membuat lingkungan belajar yang nyawan bagi semua orang yang ada di sekolah.
 Memberikan hadiah kepada siswa yang rajin, berprestasi dan taat kepada aturan.
 Mengikut sertakan perwakilan siswa pada saat membuat suatu aturan yang berlaku di
sekolah.
 Mengadakan acara rekreasi ke tempat-tempat sejarah atau tempat wisata dengan para
siswa setahun sekali.
 Mengadakan senam dan do'a bersama pada saat pagi hari untuk menumbuhkan semangat
siswa.
 Memberi motivasi kepada siswa untuk giat dalam belajar.
 Membuat mading yang berisikan kata-kata motivasi yang menarik untuk dilihat oleh
siswa.

Pembahasan

Kepala sekolah merupakan orang yang menjadi pemimpin disuatu sekolah. Kepala sekolah
bertangung jawab untuk menyukseskan visi misi sekolah termasuk bertangung jawab agar siswa
mencapai prestasi pendidikan yang diinginkan. Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar siswa adalah semangat atau motivasi.  Di mana semangat atau motivasi berbanding lurus
dengan prestasi belajar siswa, yang artinya semakin tinggi semangat atau motivasi  maka
semakin bagus prestasi belajar siswa. Oleh karena itu kepala sekolah memiliki tugas untuk
selalu menjaga semangat siswa tetap hidup.

Kepala sekolah sebagai pemimpin harus bertangung jawab terhadap semua warga sekolah
yang dipimpinnya. Hal ini karena suatu jabatan yang dimiliki oleh seseorang itu merupakan
amanah yang telah diberikan kepadanya. Di mana suatu amanah harus dilakukan atau ditunaikan
dengan sebaik-baiknya dalam kehidupan sehari-hari. Amanah yang telah seseorang terima akan
diminta petanggung jawaban kelak di alam akhirat. Jika seseorang menunaikan amanah yang
dimilikinya dengan baik maka kelak di alam akhirat orang tersebut akan mendapat pahala dan
kehidupan yang bahagia. Sedangkan jika seseorang tidak menunaikan amanah yang dimilikinya
maka kelak di alam akhirat orang tersebut akan mendapat disa dan kehidupan yang sengsara.

Dalam menjalankan tugas sebagai seorang kepala sekolah, ada beberapa upaya yang dapat
dilakukan agar senantiasa tetap semangat dalam menjalankan tugas. Upaya-upaya yang dapat
dilakukan tersebut antara lain:
 Melakukan motivasi di dalam diri sendiri terlebih dahulu dengan meyakinkan diri bahwa
menjadi seorang kepala sekolah adalah pekerjaan yang mulia dan berguna bagi banyak
orang.
 Mencoba menjalin komunikasi yang baik dengan bawahan agar tidak terjadi
kecanggungan strata jabatan yang biasanya akan membuat hubungan antara atasan dan
bawahan menjadi renggang.
 Mencoba untuk memberikan suatu perubahan yang baik kaitannya untuk perkembangan
bagi guru dan peserta didik di sekolahnya, antara lain: melakukan supervisi kepada guru
dan pendampingan dalam proses kegiatan belajar mengajar.
 Mencoba menggali potensi sekolah dengan melihat dan mempelajari karakter guru dan
siswa agar dapat dikembangkan lebih baik lagi.
 Lebih sering berkomunikasi dengan mengadakan forum yang semi formal kepada guru
dan siswa agar lebih meningkatkan keakraban di sekolah.

Penjelasan:

Jabatan Kepala Sekolah

Dalam struktur organisasi pendidikan, kepala sekolah adalah pemegang kekuasaan di sekolah.
Kepala sekolah adalah seorang manajer yang harus bisa menata dan mengendalikan serta
mengembangkan budaya sekolah agar sekolah menjadi lebih baik dan bermutu. Di dalam
pelaksanaan tugas sebagai kepala sekolah tentunya tidaklah mudah karena dengan beban kerja
yang dituntut tinggi belum lagi mengurus rumah tangga sekolah dengan jumlah guru dan siswa
yang tidak sedikit bukan tidak mungkin terjadi penumpukan/kompleksitas masalah di sekolah.

Hambatan Jabatan Kepala Sekolah

Berikut ini paradigma hambatan menjadi kepala sekolah:

 Mengemban jabatan sebagai kepala sekolah sekarang ini dianggap suatu momok bagi
seorang guru dikarenakan pada masa sekarang ini guru lebih merasa enjoy dan nyaman
hanya berprofesi sebagai seorang guru.
 Dengan kemajuan jaman dan sistem, administrasi di sekolah menjadi sangat amat
berjubel apalagi di sekolah yang sudah terkoneksi dengan pemerintah.
 Segala macam administrasi kaitannya dengan pembelajaran dan kepegawaian apabila
tidak bisa tertata dan termanajemen dengan rapi bukan tidak mungkin kepala sekolah
yang menjabat justru akan merasa tertekan dan tidak semangat dalam memimpin sekolah.

Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran

Oleh Nani Rosdijati

ABSTRAK
Kepala sekolah merupakan jabatan strategis dalam penyelenggaraan pendidikan, baik yang
berkaitan dengan pengelolaan maupun dengan pembelajaran di sekolah. Dalam mengelola
pendidikan kepala sekolah berperan sebagai pemimpin, manajer, administrator dan supervisor,
sedangkan dalam pembelajaran kepala sekolah berperan sebagai edukator atau pembelajar,
karena kepala sekolah meskipun mengelola pendidikan juga melaksanakan tugas pembelajaran.
Kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran perlu memperhatikan hal-hal yang
berkaitan dengan penampilan guru, penguas

aan materi/kurikulum, penggunaan metode mengajar, pendayagunaan alat/fasilitas pendidikan,


penyelenggaraan pembelajaran dan evaluasi serta pelaksanaan kegiatan kurikuler dan ekstra-
kurikuler. Indikator yang menandai pembelajaran bermutu berkaitan dengan input yaitu guru,
tujuan pengajaran, peserta didik dan alat/media pendidikan; proses serta output. Beberapa
strategi yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran meliputi
peningkatan kemampuan mengajar guru, optimalisasi penggunaan media dan sarana pendidikan,
pelaksanaan supervisi secara rutin, menjalin kerjasama dengan masyarakat dan penerapan
disiplin yang ketat

Kata kunci: strategi, kepala sekolah dan mutu pembelajaran

PENDAHULUAN

Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan pemerataan kualitas
sumber daya manusia melalui pendidikan, yaitu diantaranya dengan pengadaan sarana dan
prasaran pendidikan, pengadaan tenaga guru kontrak, penataran, penyempurnaan kurikulum dan
sebagainya yang memungkinkan. Permasalahan yang mendasar sebenarnya yaitu mampu atau
tidak sumber daya pendidikan yang ada atau belum ada untuk dikelola secara efektif dan efisien
oleh setiap lembaga penyelenggara pendidikan itu sendiri. Oleh karena itu suatu terobosan dalam
mewujudkan tujuan pendiikan adalah dengan cara meningkatkan fungsi dan peran kepala
sekolah dasar untuk menciptakan sekolah sebagai lingkungan pendidikan yang dapat
menghasilkan lulusan dengan beragam tingkat pengetahaun, kemampuan serta nilai atau sikap
yang memungkinkan untuk menjadi warga masyarakat dan warga negara yang bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, beriman dan berbudi pekerti luhur.

Tujuan yang sangat mulia tersebut tidak akan berhasil tanpa adanya dukungan dari tenaga
kependidikan yang profesional. Salah satu tenaga kependidikan yang paling menentukan dalam
pengelolaan pendidikan dasar adalah kepala sekolah yang bertanggung jawab atas
penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan
lainnya dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana. Tugas dan tanggung jawab
yang harus diemban oleh kepala sekolah dalam memimpin atau mengelola sekolah yaitu
meningkatkan mutu pendidikan, artinya bahwa seorang kepala sekolah dituntut untuk mampu
mengelola seluruh sumber daya pendidikan yang ada di sekolah, sehingga mampu mendukung
terhadap perwujudkan tujuan pendidikan yang akan dicapai. Keadaan tersebut sebagaimana
diungkapkan dalam konsep Total Quality Manajemen bahwa mutu suatu produk ditentukan oleh
pengelolaan input, proses sampai dengan output. Dengan kata lain bahwa mutu suatu produk
akan bagus apabila bahan dasarnya diproses dengan benar dan dikontrol dengan tepat. Demikian
pula hanya dalam penyelenggaraan atau pengelolaan lembaga pendidikan, termasuk sekolah
dasar. Sementara pada pendidikan dasar, khususnya sekolah dasar di Indonesia, siswa yang
masuk (input) tidak diseleksi secara khusus, asal memenuhi persyaratan administratif mereka
bisa diterima. Dengan demikian, yang paling menentukan kualitas lulusan terletak pada
pembelajarannya. Oleh karena itu suatu langkah yang perlu ditingkatkan dalam penyelenggaraan
atau pengelolaan pendidikan di sekolah dasar yaitu menciptakan suatu sistem pengelolaan yang
berkualitas. Dalam hal ini kepala sekolah dituntut untuk memiliki kemampuan manajerial yang
profesional dalam peranannya memimpin sekolah.

Permasalahan-permasalahan yang terjadi di lapangan, sehingga menjadi kendali sekolah dasar


menjadi tidak bermutu antara lain: karena tidak ada standar input (siswa), sehingga kemampuan
dan karakteristik siswa sangat beragam, sistem guru kelas berdampak pada menurunnya kinerja
guru, kurikulum pada beberapa mata pelajaran masih dianggap terlalu luas, sehingga
memberatkan bagi siswa untuk mempelajarinya dan masih adanya guru yang kurang aktif dalam
pembelajaran. Permasalahan-permasalahan tersebut tentunya merupakan suatu kendala bagi
dunia pendidikan di sekolah dasar yang keberadaannya perlu segera ditangani benar-benar,
sehingga tidak mengganggu atau menghambat terwujudnya tujuan pendidikan yang akan dicapai.
Oleh karena itu untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut diperlukan upaya-upaya
dalam bentuk strategi kepala sekolah untuk menanganinya. Dengan harapan mutu pembelajaran
yang merupakan produktivitas sekolah tetap dipertahankan tingkat keefektifan, keefisienan dan
relevansinya.

Rumusan masalah yang ditetapkan adalah bagaimana strategi kepala sekolah dalam
meningkatkan mutu pembelajaran? Tujuan penulisan artikel ini adalah ingin mengetahui dan
memahami hal-hal yang berhubungan dengan strategi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu
pembelajaran.

LANDASAN TEORI

Pengertian Strategi Kepala Sekolah

Kepala sekolah sebagai manajer pendidikan yang berada di sekolah memiliki peranan yang
sangat penting dalam menentukan atau membawa sekolah yang dipimpinnya memperoleh mutu
pembelajaran yang baik. Keadaan tersebut tentunya dapat diwujudkan dengan baik, apabila
kepala sekolah mampu menciptakan strategi yang relevan dengan kondisi dalam meningkatkan
mutu pembelajaran. Untuk mengetahui tentang pengertian strategi kepala sekolah, maka terlebih
dahulu perlu dipahami mengenai pengertian tentang strategi itu sendiri. Winardi (2012:95-96)
mengemukakan bahwa strategi sebuah organisasi atau subnya merupakan konseptualisasi yang
dinyatakan dan akan diimplikasikan oleh pimpinan organisasi yang bersangkutan, meliputi:
sasaran-sasaran jangka panjang atau tujuan-tujuan organisasi tersebut, kendala-kendala luas dan
kebijakan-kebijakan yang atau ditetapkan sendiri oleh sang pemimpin, atau yang diterimanya
dari pihak atasannya yang membatasi skope aktivitas-aktivitas organisasi yang bersangkutan dan
kelompok rencana-rencana dan tujuan-tujuan jangka pendek yang telah diterapkan dengan
ekspekasi akan diberikannya sumbangsih mereka dalam hal mencapai sasaran-sasaran organisasi
tersebut.
Sementara Salusu (2014:101) mengemukakan bahwa strategi adalah suatu seni menggunakan
kecakapan dan nara sumber daya suatu organisasi untuk mencapai sasarannya melalui hubungan
yang efektif dengan lingkungan dalam kondisi yang paling menguntungkan. Konsep tersebut
mengemukakan bahwa strategi lebih menekankan pengertiannya pada suatu situasi di mana
pimpinan mampu mendayagunakan segenap sumber daya organisasi dengan tepat dan benar.
Dalam hal ini, maka seorang pimpinan harus dituntut memiliki kepandaian dalam menguasai
situasi dan kondisi yang dimiliki oleh organisasi, sehingga mampu menerapkan suatu
pengembangan program dan menggerakkan sumber daya organisasi yang dimilikinya. Lebih
lanjut Winardi (2012:1) mengemukakan bahwa strategi merupakan pola sasaran, tujuan atau
maksud dan kebijakan utama serta rencana untuk mencapai tujuan tersebut. Konsep tersebut
lebih menitikberatkan pada upaya pimpinan dalam menetapkan sasaran yang harus dicapai
organisasi melalui suatu perencanaan yang akurat, matang dan sistematis. Perencanan dalam hal
ini merupakan suatu pola kebijakan tertentu dalam mengelola organisasi menuju tujuan yang
telah ditetapkan. Sejalan dengan pengertian tersebut Glueck (Saladin, 2014:1) mengemukakan
bahwa strategi adalah sebuah rencana yang disatukan luas dan terintegrasi, yang menghubungkan
seunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk
memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh
organisasi.

Berdasarkan konsep tersebut, maka strategi merupakan suatu kesatuan rencana yang menyeluruh,
komprehensif dan terpadu yang diarahkan untuk mencapai tujuan. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa bahwa strategi kepala sekolahmerupakan rangkaian dari rencana sebagai
sasaran, kebijakan atau tujuan yang ditetapkan oleh seorang kepala sekolah dalam pembelajaran
sesuai dengan kondisi yang ada, sehingga mampu mewujudkan peningkatan mutu pembelajaran.

Konsep Peningkatan Mutu Pembelajaran

Mutu pembelajaran merupakan bagian dari mutu pendidikan secara keseluruhan. Dalam hal ini
sebelum memahami mutu pembelajaran terlebih dahulu perlu dipahami mutu pendidikan.
Banyak ahli yang mencoba mendefinisikan mutu pendidikan, salah satunya Kemendikbud
(2014:7) mendefinisikan bahwa mutu pendidikan di sekolah dasar adalah kemampuan sekolah
dalam pengelolaan secara operasional dan efisiensi terhadap komponen-komponen yang
berkaitan dengan sekolah, sehingga menghasilkan nilai tambah terhadap komponen tersebut
menurut norma/standar yang berlaku. Dalam pengertian tersebut diungkapkan bahwa pada
dasarnya mutu pendidikan merupakan kemampuan sekolah dalam menghasilkan nilai tambah
yang diperolehnya menurut standar yang belaku. Berdasarkan pemikiran tersebut, maka
pengertian mutu pembelajaran merupakan kemampuan yang dimiliki oleh sekolah dalam
menyenggarakan pembelajaran secara efektif dan efisien, sehingga menghasilkan manfaat yang
bernilai bagi pencapaian tujuan pengajaran yang telah ditentukan.

Komponen-komponen Peningkatan Mutu Pembelajaran

1. Penampilan Guru. Komponen yang menunjang terhadap peningkatan mutu pembelajaran


adalah penampilan guru, artinya bahwa rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh seorang
guru dalam melaksanakan pengajaran sangat menentukan terhadap mutu pembelajaran.
Keadan tersebut dikarenakan guru merupakan salah satu pelaku dan bahwa pemeran
utama dalam penyelenggaraan pembelajaran. Oleh karena itu diharapkan guru harus
benar-benar memiliki kemampuan, keterampilan dan sikap seorang guru yang
profesional, sehingga mampu menunjang terhadap peningkatan mutu pembelajaran yang
akan dicapai.
2. Penguasaan Materi/Kurikulum. Komponen lainnya yang menunjang terhadap
peningkatan mutu pembelajaran yaitu penguasaan materi/kurikulum, artinya bahwa
penguasaan materi/kurikulum sangat mutlak harus dilakukan oleh guru dalam
menyelenggaran pembelajaran. Keadaan tersebut dikarenakan kurikulum/materi
merupakan objek yang akan disamapikan pada peserta didik. Dengan demikian
kedudukan penguasaan materi ini merupakan kunci yang menentukan keberhasilan dalam
meningkatkan mutu pembelajaran. Oleh karena itu seorang guru dituntut atau ditekankan
untuk menguasai materi/kurikulum sebelum melaksanakan pengajaran di depan kelas.
3. Penggunaan Metode Mengajar. Penggunaan metode mengajar huna merupakan
komponen dalam peningkatan mutu pembelajaran, artinya penggunaan metode mengajar
yang dipakai guru dalam menerangkan di depan kelas tentunya akan memberikan
kontribusi tersebut peningkatan mutu pembelajaran. Dengan menggunakan metode
mengajar yang benar dan tepat, maka memungkinkan siswa lebih mudan dalam
memahami materi yang disapaikan guru.
4. Pendayagunaan Alat/Fasilitas Pendidikan. Komponen lainnya yang menentukan
peningkatan mutu pembelajaran yaitu pendayagunaan alat/fasilitas pendidikan. Mutu
pembelajaran akan baik apabila dalam pelaksanaan pembelajaran didukung oleh
alat/fasilitas pendidikan yang tersedia. Keadaan tersebut memudahkan guru dan siswa
untuk menyelenggarakan pembelajaran. Dengan demikian diharapkan pendayagunaan
alat/fasilitas belajar harus memperoleh perhatian yang baik bagi sekolah dalam upayanya
mendukung terhadap peningkatan mutu pembelajaran.
5. Penyelenggaraan Pembelajaran dan Evaluasi. Mutu pembelajaran juga ditentukan oleh
penyelenggaraan pembelajaran dan evaluasinya. Keadaan ini menunjukkan bahwa pada
dasarnya mutu akan dipengaruhi oleh proses. Dengan demikian guru harus mampu
mengelola pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran, sehingga mampu mewujudkan
peningkatan mutu yang tinggi.
6. Pelaksanaan Kegiatan Kurikuler dan Ekstra-kurikuler. Peningkatan mutu pembelajaran
pula dipengaruhi oleh pelaksanaan kegiatan kurikuler dan ekstra-kurikuler, artinya bahwa
mutu akan mampu ditingkatkan apabila dalam pembelajaran siswa ditambah dengan
adanya kegiatan kurikuler dan ekstra-kurikuler. Keadaan ini beralasan bahwa dengan
diadakannya kegiatan tersebut akan menambah pengetahuan siswa di luar pengajaran inti
di kelas dan tentunya hal tersebut akan lebih meningkatkan kreativitas dan kompetensi
siswa.

Indikator Pembelajaran yang Bermutu

1. Input. Mutu pembelajaran salah satunya dipengaruhi oleh input yang menjadi bahan dasar
dari pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa meningkatkan mutu pembelajaran akan
dipengaruhi oleh keberadaan atau kondisi dari input yang dimiliki. Oleh karena itu upaya
mempersiapkan input secara optimal merupakan suatu langkah awal bagi terciptanya
suatu peningkatan mutu pembelajaran. Adapun usnur-unsur yang perlu dipersiapkan oleh
pihak sekolah dalam upayanya menciptakan suatu mutu pembelajaran adalah:
2. Guru. Guru merupakan orang yang sangat strategis dalam meningkatkan mutu
pembelajaran, mengingat kedudukan guru yang secara langsung berhadapan dengan
siswa dalam melaksanakan pembelajaran. Dengan demikian guru yang profesional dalam
melaksanakan tugas tentu akan lebih baik untuk mewujudkan mutu pembelajaran
dibandingkan dengan guru yang kurang atau tidak profesional.
3. Tujuan Pengajaran. Sementara tujuan pengajaran merupakan suatu unsur yang akan
mempengaruhi terhadap mutu pembelajaran. Keadaan ini bisa dibuktikan dengan adanya
kecenderungan bahwa suatu aktivitas tidak akan mampu menghasilkan suatu yang
bermutu tanpa didahului dengan adanya penetapan tujuan. Oleh karena itu dalam hal ini
pula pembelajaran akan mampu memiliki mutu yang baik apabila dalam pelaksanaannya
memiliki tujuan yang ditetapkan, sehingga pelaksanaannya terarah baik dan ada target
yang akan dicapai. Pada dasarnya mutu dari pembelajaran itu dapat dilihat dari mampu
tidaknya suatu pembelajaran dalam mencapai tujuan tersebut.
4. Peserta Didik. Peserta didik merupakan salah satu pendukung terhadap peningkatan mutu
pembelajaran. Peserta didik merupakan pelaku dalam penyelenggaraan pembelajaran.
Oleh karena itu peserta didik harus dikondisikan untuk mampu menunjang terhadap
kelancaran penyelanggaran pendidikan. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa peserta
didik harus dikelola dengan baik, sehingga mampu mendukung terhadap kelancaran
pembelajaran.
5. Alat/Media Pendidikan. Unsur pendukung terhadap peningkatan mutu pembelajaran
adalah salah satunya alat/media pendidikan. Alat/media tersebut memiliki peranan yang
sangat besar terhadap kelancaran pembelajaran. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa
alat/media pendidikan harus dikelola secara baik dan dipastikan mampu mendukung
terhadap penyelenggaraan pembelajaran, baik secara kualitas maupun kuantitas.
6. Proses. Proses merupakan unsur penting yang mempengaruhi terhadap mutu
pembelajaran. Dalam hal ini pembelajaran harus didukung oleh adanya interaksi yang
aktif antara peserta didik dengan guru. Komunikasi yang kondusif merupakan suatu hal
yang penting dalam mewujudkan peningkatan mutu pembelajaran.
7. Output. Output pengajaran dipandang bisa melihat sampai sejauhmana mutu
pembelajaran yang dimiliki oleh suatu sekolah. Oleh karena itu, maka ouput pengajaran
yang menjadi ukuran mutu pembelajaran mencakup nilai prestasi dan perubahan sikap
peserta didik.

PEMBAHASAN

Beberapa strategi yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran
meliputi:

Peningkatan Kemampuan Mengajar Guru

Strategi pertama yang diterapkan oleh kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran
yaitu dengan cara peningkatan kemampuan mengajar guru. Peningkatan kemampuan mengajar
ini dipandang oleh kepala sekolah sangat penting mengingat gurulah sebagai peran kunci yang
melaksanakan dan menentukan baik tidaknya mutu pembelajaran tersebut. Selain itu pula
sejumlah permasalahan dalam meningkatkan mutu pembelajaran banyak bersumber darai guru,
misalnya kurang disiplin, kurang profesional, kinerjanya rendah atau permasalahan-
permasalahan pribadi lainnya.

Peningkatan kemampuan guru dalam hal ini yaitu meningkatkan kemampuan para guru dalam
menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai pengajar. Tentunya peningkatan kemampuan ini
diharapkan mampu meningkatkan kemampuan guru dalam merencanakan, melaksanakan dan
bahkan menilaia hasil pembelajaran yang dilakukannya. Pengembangan kemampuan guru yang
diterapkan kepala sekolah yaitu dengan cara mengikutsertakan para guru dalam seminar, diklat
dan penataran kependidikan yang diselenggarakan oleh lembaga-lembaga kepofesian. Bahkan
dalam hal ini pihak sekolah memberikan keleluasaan yang penuh terhadap para guru yang akan
melanjutkan pendidikan formalnya. Sementara itu pula, kepala sekolah berupaya untuk
mendorong para guru agar aktif dalam Kelompok Kerja Guru, sehingga diharapkan setiap guru
mampu mengembangkan kemampuannya dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya
sebagai pengajar. Melalui KKG inilah guru dapat saling tukar pengalaman dan berdiskusi untuk
memecahkan masalah yang dihadapi dalam mengajar.

Optimalisasi Penggunaan Media dan Sarana Pendidikan

Strategi yang diterapkan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran yaitu dengan
optimalisasi pemanfaatan dan penggunaan media dan sarana pendidikan. Permasalahan yang
muncul dalam hal ini bahwa selama ini guru kurang mendayagunakan penggunaan media dan
sarana pendidikan yang ada, sehingga keberadaannya jelas tidak bermanfaat untuk memperlancar
pembelajaran. Optimalisasi penggunaan media dan sarana ini dilakukan dengan cara membuat
kebijakan untuk mewajibkan setiap guru dalam melakukan pembelajarannya dengan
menggunakan media atau sarana pendidikan yang tersedia, sehingga mampu mewujudkan hasil
pengajaran yang optimal. Sementara itu pula sebagai pimpinan, kepala sekolah berupaya untuk
membina dan mengarahkan cara-cara penggunaan media dan sarana pendidikan yang
mendukung terhadap pembelajaran, sehingga hasil pembinaan dan pengarahan ini setiap guru
dapat menggunakan media dan sarana pendidikan tersebut dengan baik dalam pembelajaran.
Untuk memberdayakan penggunaan media dan sarana pendidikan ini pula, kepala sekolah
berupaya menerapkan pengelolaan yang baik. Kepala sekolah mendesain atau mengatur
penempatan, penggunaan dan pemeliharaan dari media dan sarana pendidikan yang ada.
Keadaan ini dilakukan dalam upaya mengkondisikan media dan sarana pendidikan yang ada
mampu dilindungi dan mampu untuk dimanfaatkan keberadannya. Lebih lanjut kepala sekolah
menganggarkan biaya untuk pemeliharaan dan pengadaan media dan sarana pendidikan yang
belum tersedia.

Pelaksanaan Supervisi secara Rutin

Strategi yang lain yang diterapkan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan yaitu
dengan pelaksanaan supervisi rutin. Keadaan ini dilakukan mengingat keberadaan guru yang
relatif memiliki pendidikan cukup sama yaitu SPG, sehingga pembinaan dan pengarahan
merupakan suatu kebutuhan yang diperlukan sekali dalam meningkatkan mutu pembelajaran.
Strategi inipun ditemph kepala sekolah untuk mengatasi permasalahan sehubungan dengan
kurangnya sikap profesionalisme yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan tugas. Kegiatan
supervisi dilakukan kepala sekolah agar kepala sekolah mengetahui secara langsung
permasalahan yang dihadapi guru selama melaksanakan pembelajaran, sehingga kepala sekolah
dapat memberikan bantuan sesuai dengan kemampuannya.

Kegiatan supervisi ini dilakukan oleh kepala sekolah dengan cara mengadakan kunjungan kelas,
rapat-rapat dan pembinaan secara individual terhadap guru. Kunjungan kelas yang dilakukan
oleh kepala sekolah di sini yaitu dengan mengadakan pengunjungan terhadap setiap kelas tentang
kelengkapan sarana pendidikan yang ada dan mengecek kehadiran guru maupun siswa.
Selanjutnya supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah ini dilakukan dengan cara mengadakan
rapat-rapat yang dilakukan dalam mengadakan pengevaluasi atau bahkan pembinaan terhadap
para guru untuk mengenalkan sesuatu yang baru dan perlu diketahui oleh guru mengenai hal
yang berkaitan dengan pembelajaran. Kemudian juga kepala sekolah sering mengadakan
supervisi terhadap para guru secara perorangan dalam membina dan mengarahkan guru tersebut,
sehingga mampu menjalankan tugasnya dengan baik, biasanya dilakukan jika ada permasalahan
yang begitu besar dan terjadi pada tugas guru tersebut.

Menjalin Kerjasama dengan Masyarakat

Masyarakat merupakan relasi yang cukup besar dalam memberikan pengaruh dan bantuan
terhadap kelancaran penyelenggaraan pembelajaran. Palagi jika dikaitakan dengan keadaan
sekarang bahwa masyarakat memiliki peran sebagai pengawas dan penyumbang kebutuhan
sekolah dengan dibentuknya “Dewan Sekolah”. Namun demikian dalam kenyataannya bahwa
masyarakat masih kurang peka terhadap kebutuhan sekolah. Oleh karena itulah sebagai langkah
awal memperbaiki hubungan dengan sekolah dengan masyarakat, maka kepala sekolah
mengadakan suatu strategi dalam bentuk kerjasama dengan masyarakat. Dalam mengadakan
hubungan kerjasama dengan masyarakat ini, maka sekolah membentuk Dewan Sekolah yang
memiliki fungsi dan peran sebagai wadah untuk memfasilitas masyarakat berhubungan dengan
sekolah atau sebaliknya. Selama ini melalui “Dewan Sekolah” itulah orang tua siswa, masyarakat
umum atau donatur mengadakan jalinan hubungan yang harmonis. Lebih lanjut kepala sekolah
mengadakan hubungan dan komunikasi dengan para orang tua siswa dan “Dewan Sekolah” yaitu
dengan mengadakan rapat-rapat.

Rapat/pertemuan dengan para orang tua siswa dilakukan pada awal tahun pelajaran dan pada
waktu pembagian “Buku Laporan Pendidikan”. Pada pertemuan sekolah dengan orang tua siswa
pada awal tahun merupakan pertemuan yang membicarakan tentang pengenalan program-
program pendidikan yang akan diselenggarakan dan uraian secara terbuka mengenai penggaran
yang digunakannya. Sementara pertemuan pada pembagian Buku Laporan Pendidikan
merupakan pertmuan yang berupaya untuk secara tetap menjalin komunikasi yang harmonis
dengan orang tua siswa. Rapat “Dewan Sekolah” merupakan upaya menjalin kerjasama dengan
masyarakat dalam membahas program-program pendidikan yang akan diselenggarakan oleh
pihak sekolah. Pada pertemuan ini dibahas mengenai program-program yang akan dilaksanakan
oleh pihak sekolah.

Penerapan Disiplin yang Ketat

Penerapan disiplin yang ketat merupakan pula salah satu strategi yang dilakukan oleh kepala
sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran. Penerapan disiplin ini penting dilakukan
sehubungan dengan rendahnya tingkat kedisiplinan guru maupun siswa, antara lain: datang
terlambat, berpakaian kurang rapi dan pulang belajar mengajar belum pada waktunya.
Pendisiplinan ini dilakukan untuk mengkondisikan semua warga SD memiliki kinerja dalam
menjalankan tugas dan peranannya secara optimal. Di mana melalui pendisiplinan ini diharapkan
para personil pendidikan mampu memberikan kinerjanya yang optimal. Sementara pendisiplinan
yang terapkan pada siswa diharapkan mampu menciptakan keteraturan dan ketertiban dalam
menjalankan atau mengikuti pembelajaran.

Pendisiplinan iklim sekolah ini dilakukan dengan cara pembuatan tata tertib bagi siswa dan tata
tertib bagi para guru yang ada di sekolah. Pendisiplinan ini ditegakkan secara objektif, sehingga
mampu memberikan kontribusi terhadap peningkatan mutu pembelajaran. Kepala sekolah setipa
hari mengontrol kedisiplinan guru dan siswa dengan cara melihat kehadiran, kerapihan dari
pakaiannya dan menampilkan perilaku kepemimpinan yang patut untuk dicontoh atau ditiru.
Lebih konkritnya jika ada guru maupun siswa yang tidak berdisiplin, maka kepala sekolah
melakukan teguran secara lisan, melakukan pemanggilan dan pemberian sanksi apabila guru
maupun siswa tetap membandel. Selain itu pula khusus untuk siswa jika ada yang tidak disiplin,
kepala sekolah memanggil orang tua siswa ke sekolah untuk meminta bantuan dalam membina
anaknya.

Secara lebih konkrit pendisiplinan yang dilakukan kepada guru, kepala sekolah melakukan
evaluasi terhadap ketepatan waktu mengajar, kehadiran dan kerapihan pakainnya. Kepala
sekolah terbiasa memanggil guru yang terlambat dalam mengajar, tidak rapih dalam berpakaian
dan sering tidak hadir. Kondisi tersebut ditindaklanjuti dengan pembinaan dan pengajaran,
sehingga para guru tetap mampu menegakkan kedisiplinannya. Kepala sekolah menggap bahwa
melalui pendisiplinan inilah nantinya akan mampu memberikan dapak terhadap hasil belajar.
Dengan demikian kedisiplinan ini perlu diciptakan dengan baik, sehingga mampu memberikan
kontribusi terhadap mutu pembelajaran dengan baik pula.

PENUTUP

Kepala sekolah dalam konteks penyelenggaraan pendidikan memiliki peranan yang sangat
strtaegis sebagai pemimpin, administrator dan supervisor pendidikan. Oleh karena itulah
tanggung jawab sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajarannya terletak di tangan kepala
sekolah. Strategi yang dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan
merupakan pilihan yang terbaik sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah yang dipimpinnya.
Permasalahan-permasalahan yang dihadapi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu
pembelajaran bersumber dari permasalahan guru serta fasilitas pendidikan yang dimiliki oleh
sekolah. Oleh karena itu strategi yang ditetapkan kepala sekolahpun diorientasikan kepada guru
(personil) dan juga fasilitas pendidikan yang tersedia. Strategi yang ditetapkan kepala sekolah
dalam meningkatkan mutu pembelajaran meliputi: peningkatan kemampuan mengajar guru,
pendayagunaan media dan sarana pendidikan, pelaksanaan supervisi secara rutin, menjalin
kerjasama dengan masyarakat dan penerapan disiplin yang ketat, baik bagi guru maupun bagi
siswa.

Setelah penulis mengadakan pengkajian terhadap strategi kepala sekolah dalam meningkatkan
mutu pembelajaran, maka saran yang dapat diajukan untuk kepala sekolah adalah: meningkatkan
dan mengembangkan kualitas guru, sehingga diperoleh pengembangan kemampuan,
keterampilan dan sikap seorang guru yang profesional. Keadaan ini bisa dilakukan dengan
menganjurkan para guru untuk melanjutkan pendidikan formalnya, mengikutsertakan dalam
pelatihan-pelatihan, diklat, penataran ataupun menganjurkan untuk aktif dalam mengikuti
kegiatan KKG, lebih meningkatkan jalinan kerjasama dnegn masyarakat. Keadaaan ini
mengingat masyarakat sebagai salah satu sumber daya pendidikan yang potensial dalam
mendukung dan membantu penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Kerjasama yang dilakukan
ini tidak hanya sebatas pengadaan dana, tetapi terlibat langsung dalam perencanaan dan
pengawasan serta evaluasi program pendidikan yang diselenggarakan di sekolah dan hendaknya
pihak sekolah memberikan bantuan kepada guru dalam membiayai untuk mengikuti program
pendidikan lanjutan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi (minimal S1), sehingga
profesionalisme guru dalam mengajar dapat diandalkan. Bantuan tersebut agar lebih rasional
dilakukan melalui pembicaraan khusus dengan “Dewan Sekolah” sehingga tidak memberatkan
anggaran pihak sekolah dan menjadi bahan pertimbangan bersama antara pihak sekolah dengan
masyarakat.

 Menyelidiki situasi atau masalah secara detail.


 Mengumpulkan berbagai macam informasi terkait dengan situasi tersebut.
 Menciptakan beberapa alternatif keputusan yang baik untuk dijadikan opsi untuk
dipertimbangankan.
 Mengidentifikasi resiko, kelayakan, dan implikasinya dari setiap opsi keputusan.
 Memilih solusi atau keputusan terbaik dari proses identifikasi yang sebelumnya sudah
dilakukan.
 Mengevaluasi kembali atau double check keputusan sebelum diimplementasikan.

Kendala yan paln kuat dampaknya bersumber sesungunya pada diri penambil keputusan yang
bersangkutan tu sendiri.kendala yang palng sering menampakan diri adalah ketdakmampuan seseorang
dalam bersikap tegas

Pengalaman saya pada saat saya menjadi sebuah ketua organisasi di sekolah:

 Situasi yang dihadapi yaitu, orang atau siswa lain yang tidak setuju dengan pendapat
saya itu jelas ada karena semua orang atau siswa tidak mungkin satu tujuan dengan saya,
itu sedikit situasi waktu itu.
 Kapan itu terjadi? Yaitu, waktu itu saya menjabat sebagai ketua sebuah organisasi di
sekolah.
 Perubahan signifikan apa yang ingin anda lakukan? Saya ingin merubah cara
pandang siswa-siswa terhadap organisasi itu menjadi ke arah yang lebih positif, karena
kebayakan dari siswa-siswa itu memandang organisasi itu dari sisi negatifnya terlebih
dahulu.
 Apa yang mendorong anda melakukan perubahan signifikan tersebut? Yang
mendorong saya adalah tekat untuk merubah pola pikir siswa-siswa yang meremehkan
atau memandang negatif sebuah organisasi tersebut.
Penjelasan:

Organisasi di sekolah itu penting karena apa? Karena organisasi di sekolah akan membawa
kita ke hal lebih positif, dan menjadi kita lebih aktif dalam bersosialisasi kepada sesama.
Nantinya sifat tersebut akan terbawa ke dalam kehidupan kita, mau pun kita sudah tidak
bersekolah lagi, ilmu itu akan terus kita menempel di benak kita masing-masing.

PERUBAHAN SIGNIFIKAN BERKAT GSM

Implementasi GSM di SD Karangmojo 2 begitu pesat. Semua tata ruang kelas (I sampai VI)
sudah berubah total kendati programnya baru dipraktikkan selama delapan bulan. Integrasi yang
baik dari komite, orang tua, dan warga sekolah menjadi kunci di balik perubahan signifikan ini.

Sumber: SD Karangmojo 2

#gerakansekolahmenyenangkan #sekolahmodelGSM #GSM #Pendidikan #Indonesia

awaban:

Perubahan sosial adalah pergeseran aktivitas atau berubahnya suatu kegiatan yang biasanya
dilakukan, yang berdampak pada pola perilaku, hubungan sosial, politik, lembaga sosial ataupun
struktur sosialnya, yang setiap zamanya perubahan ini memang tidak dapat dihindari.

Penjelasan:

Faktor pendorong terjadinya perubahan sosial :

 Terjadinya kontak dengan kebudayaan lain seperti interaksi yakni suatu proses
penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari seseorang kepada orang lain, dan dari satu
masyarakat ke masyarakat lain sehingga menjadi pendorong bagi pertumbuhan suatu
kebudayaan dan memperkaya kebudayaan-kebudayaan manusia.

 Sikap terbuka terhadap karya atau hasil serta keinginan orang lain untuk maju dimana
dengan adanya sikap ini masyarakat akan memberikan pendorong bagi usaha-usaha untuk
mengadakan penemuan-penemuan baru.
 Sistem pendidikan formal yang maju serta mengajarkan pengetahuan, kemampuan
ilmiah, skill, serta nilai-nilai tertentu yang dibutuhkan masyarakat serta mendidik agar
dapat berpikir secara obyektif sehingga akan membekali kemampuan menilai kebudayaan
masyarakat akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan jamannya atau tidak.
 Sikap pemikiran berorientasi ke masa depan (open minded) yang menjadikan manusia
tersebut selalu berjiwa atau bersikap optimistis.

Bentuk-bentuk perubahan sosial :

 Perubahan sosial revolusi : yaitu perubahan secara cepat.


 Perubahan sosial evolusi : yaitu perubahan secara lambat

 Perubahan sosial progress : yaitu perubahan yang dapat merubah menjadi maju dan
berkembang dari sebelumnya.
 Perubahan sosial regress : yaitu perubahan yang mengalami kemunduran atau kerugian.
 Perubahan direncanakan : yaitu perubahan yang telah dirancang oleh oknum tertentu,
biasanya pemerintahan atau lembaga sosial.
 Perubahan tidak direncanakan : yakni perubahan yang tanpa sengaja terjadi, seperti
bencana alam.

Dampak positif terjadinya perubahan sosial :

 Perkembangan teknologi IPTEK.

 Kehidupan yang terstruktur dan berencana serta orientasi ke depan.

 Pembangunan perko yang cukup elite.

 Terbukanya pasar Internasional.

 Munculnya mesin atau alat yang canggih dapat membantu aktivitas manusia.

 Munculnya lapangan pekerjaan.

 Perubahan yang signifikan terjadi pada perkembangan IPTEK, karena seiring


berkembangnya zaman kita akan sangat membutuhkan peran perkembangan Teknologi
untuk berbagai macam bidang.

Bagi sebagian orang, perubahan mungkin menakutkan. Namun, perubahan juga membawa
harapan. Sebagian besar dari kita tentu ingin berubah menjadi lebih baik; bekerja lebih baik, dan
memperoleh hasil yang lebih baik. Intinya, sebagian besar orang sebetulnya tertarik melakukan
perubahan. Sayangnya, banyak dari kita tidak tahu harus mulai dari mana, atau malah terhantui
dengan kegagalan di masa lalu ketika inisiatif perubahan membuahkan kegagalan.

Bahkan, menurut pusat survei global yang melakukan survei terhadap budaya dan manajemen
perubahan (change management) menunjukkan kalau tingkat keberhasilan dari inisiatif
perubahan besar hanya 54 persen saja, dan menurut pusat survei tersebut, hasil ini terlalu rendah.

Jadi, apa sebenarnya yang dibutuhkan organisasi ketika memiliki inisiatif untuk melakukan
perubahan?

Berikut 10 prinsip yang akan memandu organisasi anda melakukannya, seperti dikutip
Industryweek.com:
Prinsip #1 – Memimpin dengan budaya

Dalam survei Katzenbach Center, 84 persen dari eksekutif yang disurvei mengatakan budaya
organisasi mereka adalah penting bagi keberhasilan manajemen perubahan, dan 64 persen
melihatnya lebih penting daripada strategi atau model operasi perusahaan. Namun, biasanya
orang yang memimpin proses perubahan manajemen ini sering gagal jika bersinggungan dengan
budaya yang sudah tertanam lama di dalam organisasi.

Jadi, alih-alih mencoba mengubah budaya yang sudah ada itu sendiri, manajer perubahan harus
lebih terampil dalam memanfaatkan energi emosional dari budaya tersebut. Mereka harus
memahami bagaimana cara orang-orang dalam berpikir, berperilaku, melakukan pekerjaan, dan
apakah ada keinginan dari orang-orang untuk berubah. Untuk menggunakan energi emosional
ini, pemimpin harus mencari unsur-unsur budaya yang selaras dengan perubahan, membawa
mereka ke latar depan, dan menarik perhatian orang-orang yang siap untuk melakukan
perubahan.

Prinsip #2 – Mulai dari atas

Meskipun keterlibatan karyawan dalam proses melakukan perubahan itu menjadi faktor yang
penting, semua inisiatif manajemen perubahan yang sukses itu selalu dimulai dari komitmen top
management. Artinya, para eksekutif puncak harus terlibat dalam diskusi, mendengarkan saran
dan masukan satu sama lain, dan menerima sudut pandang yang berbeda dari biasanya untuk
menyepakati visi demi tujuan inisiatif perubahan yang besar. Disinilah, peran pemimpin, sebagai
penggerak perubahan, harus bertindak sebagai tim kolaboratif dan berkomitmen penuh selama
proses berlangsung.

Prinsip #3 – Libatkan semua lapisan dalam organisasi

Strategic planners sering kali gagal dalam memperhitungkan sejauh mana tingkat kemampuan
seseorang, sehingga inilah yang menjadi salah satu penyebab gagalnya inisiatif perubahan dalam
organisasi. Misalnya, orang-orang yang berada di garda depan (frontline) cenderung memiliki
pengetahuan di mana saja potensi gangguan dapat terjadi, apa masalah teknis dan logistik yang
perlu ditangani, dan bagaimana pelanggan bereaksi terhadap perubahan itu sendiri. Sehingga,
dengan semua pengetahuan yang mereka miliki dan keterlibatan sepenuh hati dari mereka tentu
akan lebih memuluskan jalan bagi inisiatif perubahan.

Prinsip #4 – Membuat setiap permasalahan dapat diselesaikan bersama

Pemimpin akan sering membuat kasus untuk melakukan perubahan yang besar atas dasar tujuan
strategi bisnis, dengan berkata seperti, “kita akan memasuki pasar baru” atau “kita ingin tumbuh
20% per tahun untuk tiga tahun ke depan”. Tujuan tersebut, mungkin hal yang umum dan wajar
saja jika dilakukan, namun mereka jarang mengajak orang-orang secara emosional dengan cara
yang dapat menjamin komitmen kuat dari setiap orang untuk mencapai tujuan tersebut.

Dengan memahami budaya perusahaan, seorang pemimpin dapat mengaktifkan hubungan


pribadi yang kuat antara perusahaan dan karyawan.
Prinsip #5 – Bertindak dengan pemikiran yang baru

Banyak inisiatif perubahan hanya berasumsi bahwa orang-orang akan merubah / menggeser pola
pikir dan perilaku mereka setelah elemen-elemen formal seperti arahan dan insentif mulai
diterapkan. namun, justru yang jauh lebih penting keberhasilan dari setiap inisiatif perubahan
adalah memastikan bahwa perilaku sehari-hari masyarakat mencerminkan upaya perubahan itu
sendiri. Contoh yang baik yang bisa ditiru adalah bahwa pemimpin senior harus bisa
mencerminkan dua hal tersebut, pola pikir dan cara berperilaku yang baik sejak awal. Karena
karyawan akan percaya perubahan yang nyata terjadi hanya ketika mereka melihat hal itu terjadi
di bagian atas organisasi / para pemimpin mereka.

Prinsip #6 – Libatkan setiap orang

Pemimpin sering membuat kesalahan dengan membayangkan bahwa jika mereka menyampaikan
pesan yang kuat dari perubahan pada awal inisiatif, maka orang akan mengerti apa yang harus
dilakukan. Namun, justru perubahan yang kuat dan berkelanjutan memerlukan komunikasi yang
konstan, semakin banyak jenis komunikasi yang digunakan, semakin efektif upaya perubahan
tersebut berjalan.

Prinsip #7 – Memimpin diluar lini

Perubahan menjadi kesempatan terbaik bagi organisasi ketika semua orang yang memiliki
otoritas dan pengaruh ikut terlibat. Selain karena mereka memegang posisi formal, peran
pemimpin ini diakui menjadi kekuatan dalam kelompok, baik karena keahlian dan pengetahuan
mereka juga karena luasnya jaringan dan kualitas pribadi yang mereka miliki. Sebagai seorang
pemimpin perubahan, anda juga harus memiliki strategi bagaimana bisa menjangkau semua
orang didalam organisasi. Salah satunya, dengan melibatkan peran pemimpin informal. Para
pemimpin informal atau yang disebut juga “pasukan khusus inilah yang akan mengemban misi
khusus dalam membantu anda sebagai pemimpin perubahan.

Misalnya, seperti seorang supervisor yang disenangi seluruh anggota timnya, seorang manajer
proyek yang inovatif, atau resepsionis yang sudah di perusahaan selama 25 tahun. Organisasi
yang berhasil menerapkan perubahan besar mengidentfikasi orang-orang ini lebih awal dan
menemukan cara untuk melibatkan mereka sebagai peserta dan panduan.

Prinsip #8 – Manfaatkan solusi formal

Membujuk orang untuk mengubah perilaku mereka tidak akan cukup dengan transformasi kecil-
kecilan, seperti elemen struktur formal, sistem penghargaan, pelatihan dan pengembangan saja.
Justru, faktanya, banyak perusahaan gagal di daerah kritis ini.

[cpm_adm id=”11002″ show_desc=”no” size=”medium” align=”none”]

Jadi, cobalah untuk membuat solusi yang lebih kuat, seperti program mentoring, misalnya.
Sehingga, dengan program mentoring ini memungkinkan para pemimpin perusahaan
memberlakukan perubahan kebijakan secara menyeluruh.
Prinsip #9 – Manfaatkan solusi informal

Walaupun dalam melakukan inisiatif perubahan dibutuhkan unsur-unsur formal, namun budaya
yang sudah tertanam di perusahaan bisa saja merusak upaya perubahan itu sendiri. Orang-orang
masih memiliki kemungkinan untuk kembali menggunakan cara-cara lama dan tidak sadar
bagaimana perilaku mereka. Inilah yang menjadi penyebab mengapa solusi formal dan informal
harus saling mengisi satu sama lain. Dengan meminta setiap orang di setiap tingkat untuk
bertanggung jawab atas kualitas, dan dengan merayakan dan menghargai sebuah upaya
perbaikan, para pemimpin perubahan mampu menciptakan suatu etika yang baik dalam
lingkungan organisasi.

Prinsip #10 – Mengukur keberhasilan dan lakukan penyesuaian

Pusat survei global, Katzenbach mengungkap bahwa banyak organisasi yang terlibat dalam
upaya transformasi gagal mengukur keberhasilan mereka sebelum melangkah ke tahap
selanjutnya. Pemimpin biasanya begitu bersemangat untuk mengklaim kemenangan bahwa
mereka telah berhasil melakukan perubahan, namun tidak meluangkan waktu untuk mencari tahu
apa yang telah berhasil mereka capai dan apa yang belum. Sehingga, mereka bisa menyesuaikan
langkah mereka selanjutnya. Organisasi membutuhkan informasi tentang bagaimana mendukung
proses perubahan sepanjang siklus hidupnya

Unsur-unsur atau pihak siapa saja yang anda libatkan dalam inisiatif
perubahan sekolah
guru dan siswa pelajar disekolah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru adalah merupakan salah satu faktor
penentu keberhasilan tujuan pendidikan, karena guru yang langsung bersinggungan dengan
peserta didik, untuk memberikan bimbingan yang akan menghasilkan tamatan yang diharapkan.
Guru merupakan sumber daya manusia yang menjadi perencana, pelaku dan penentu tercapainya
tujuan pendidikan. Kegiatan guru diperlukan iklim sekolah yang kondusif dan hubungan yang
baik antar unsur-unsur yang ada di sekolah antara lain kepala sekolah, guru, tenaga administrasi
dan siswa. Serta hubungan baik antar unsur-unsur yang ada di sekolah dengan orang tua
murid/masyarakat. Proses pendidikan sebagai sistem yang terdiri dari input, proses dan output.
Input merupakan peserta didik yang akan melaksanakan aktivitas belajar, proses merupakan
kegiatan dari belajar mengajar sedangkan output merupakan hasil dari proses yang dilaksanakan.
Dari pelaksanaan proses pendidikan tersebut diharapkan dapat menghasilkan sumber daya
manusia yang berkualitas dan berdaya saing yang tinggi untuk menghadapi persaingan di era
globalisasi dewasa ini. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu
penekanan dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang Undang No. 20 Tahun
2003 tentang tujuan Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang berbunyi: Pendidikan Nasional
bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. 1

2 2 Berdasarkan undang-undang pendidikan tersebut haruslah tetap menjadi prioritas dan


menjadi orientasi untuk diusahakan perwujudan sarana dan prasarananya terutama untuk
sekolah. Salah satu tugas pokok sekolah adalah menyiapkan siswa agar dapat mencapai
perkembangannya secara optimal. Kepemimpinan merupakan sebagai faktor penentu berhasil
tidaknya suatu lembaga pendidikan formal. Hal ini telah banyak dibuktikan oleh sejarah masa
lalu, bahwa efektif tidaknya kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang menentukan
kelangsungan hidup kumpulan manusia atau masyarakat. Di sisi lain bahwa kepemimpinan yang
efektif sangat menopang keberhasilan suatu lembaga pendidikan formal, namun dipihak lain
untuk mencari kepeminpinan yang efektif ini bukan hal yang sederhana. Kelangkaan
kepemimpinan yang efektif ini bukan hanya menjadi masalah bagi dunia usaha, akan tetapi juga
merupakan masalah dalam dunia pendidikan. Pada lembaga pendidikan formal, kepemimpinan
diperankan oleh seorang kepala sekolah yang sekaligus bertindak sebagai seorang pendidik yang
bertanggung jawab terhadap manajemen sekolah. Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan
yang sangat penting karena lebih dekat dan langsung berhubungan dengan pelaksanaan program
pendidikan tiap-tiap sekolah dan tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan itu, sangatlah
tergantung kepada policy atau kebijaksanaan dan kecakapan kepala sekolah sebagai pemimpin
pendidikan (Purwanto, dkk, 1984:112). Seorang kepala dapat dikatakan sebagai pemimpin
apabila memiliki kecakapan-kecakapan, seperti mengetahui cara yang baik untuk mengerjakan
sesuatu, mengetahui hasil mana yang baik dan waktu mana yang tepat untuk

3 3 mencapai tujuan. Kepala harus dapat meyakinkan kelompoknya bahwa cara, hasil dan waktu
yang ditetapkan itu adalah tepat dan benar (Purwanto, dkk, 1984:37). Berdasarkan uraian
tersebut penulis menjelaskan secara garis besar bahwa kepala sekolah dalam menjalankan tugas
sebagai pemimpin formal maka seorang kepala sekolah dihadapkan pada persoalan-persoalan
teknis manajerial sekolah serta dituntut untuk menjadi administrator yang handal untuk
mengupayakan adanya kemajuan-kemajuan bagi sekolah yang dikelolanya. Kepala sekolah
merupakan pemimpin sekolah yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan-kegiatan
sekolah. Ia mempunyai wewenang dan bertanggung jawab penuh untuk menyelenggarakan
kegiatan-kegiatan pendidikan dalam sekolah yang dipimpinnya. Kepala sekolah tidak hanya
betanggung jawab atas kelancaran jalannya kegiatan sekolah, akan tetapi keadaan lingkungan
sekolah dengan kondisi dan situasinya serta hubungannya dengan masyarakat sekitarnya
merupakan tanggung jawabnya pula. Inisiatif dan kretifitas yang mengarah pada perkembangan
dan kemajuan sekolah adalah merupakan tanggung jawab kepala sekolah terhadap lembaga
pendidikan yang dipimpinnya. Guru sebagai anggota organisasi sekolah akan lebih mudah
mencapai efektivitas kerja yang tinggi jika ia mempunyai perilaku dan komitmen yang benar.
Guru menyadari bahwa dirinya tidak hanya sebagai anggota dari organisasi sekolah tetapi juga
paham terhadap tujuan organsiasi sekolah tersebut. Dalam keseluruhan kegiatan pendidikan di
jalur sekolah, guru memegang posisi paling strategis yang berada langsung di front paling depan
melalui interaksi dengan peserta didik di kelas atau di luar kelas. Guru sebagai pelaku utama
untuk merealisasikan program operasional pendidikan. Guru menjadi tumpuan harapan

4 4 untuk mewujudkan agenda- agenda pendidikan nasional seperti peningkatan mutu dan
relevansi, pemerataan dan perluasan kesempatan belajar, dan peningkatan efisiensi. Hak-hak
asasi guru sebagai pribadi, pemangku profesi keguruan, anggota masyarakat, dan warga negara
perlu mendapat prioritas dalam pemberdayaannya. Upaya pembenahan kurikulum, perbaikan
sarana, penyesuaian peraturan, manajemen dan sebagainya, tapi tanpa guru yang bermutu, semua
itu tidak ada maknanya. Mungkin kurikulum jelek dan sarana yang jelek masih akan
menghasilkan pendidikan yang baik apabila didukung oleh guru yang memiliki kualitas dan
kinerja yang memadai. Sebagaimana dinyatakan Brandt (Supriadi, 2001:262) bahwa : Guru
merupakan kunci dalam peningkatan mutu pendidikan dan mereka berada di titik sentral dari
setiap usaha pendidikan yang diarahkan pada perubahan-perubahan kualitatif. Setiap usaha
peningkatan mutu pendidikan seperti pembaharuan kurikulum, pengembangan metode-metode
mengajar, penyediaan sarana dan prasarana hanya akan berarti apabila melibatkan guru. Peran
budaya organisasi sekolah adalah untuk menjaga dan memelihara komitmen sehingga
kelangsungan mekanisme dan fungsi yang telah disepakati oleh organisasi dapat direalisasikan
tujuannya. Nilai-nilai budaya yang ditanamkan pimpinan akan mampu meningkatkan kemauan,
kesetiaan, dan kebanggaan serta lebih jauh menciptakan kinerja guru yang lebih baik. Realitas di
lapangan menunjukkan bahwa, proses pembelajaran di kelas yang dilakukan oleh guru hanya
guru yang tahu. Kepala sekolah yang mempunyai banyak tugas dan salah satunya adalah
mensupervisi guru mengajar di kelas jarang bisa dilakukan dan bahkan tidak mampu dilakukan,
karena kepala sekolah sudah menyerahkan dan percaya sepenuhnya kepada apa yang dilakukan
oleh guru.

5 5 Kepala sekolah cenderung menunjukkan lebih mementingkan dokumen administrasi guru


daripada masuk ke kelas untuk melakukan observasi terhadap guru mengajar di Sekolah. Sekolah
merupakan sebuah organisasi yang tidak bisa lepas dari budaya yang diciptakannya. Sekolah
yang berprestasi merupakan dambaan setiap komponen masyarakat, yang menaruh perhatian
besar terhadap kuantitas dan kualitas output sekolah. Dalam kondisi seperti ini jelas sulit
diharapkan untuk mewujudkan sekolah berprestasi. Dalam suatu lembaga pendidikan, prestasi
belajar merupakan indikator yang penting untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengajar.
Akan tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa tinggi rendahnya prestasi siswa banyak dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain disamping proses pengajaran itu sendiri. Kinerja guru didalam mengajar tidak
hanya dipengaruhi oleh motivasi tetapi juga dipengaruhi oleh disiplin. Motivasi adalah daya
upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu atau daya penggerak dari subyek
untuk melakukan suatu perbuatan dalam suatu tujuan. Motivasi dirumuskan sebagai suatu proses
yang menentukan tingkatan kegiatan serta arah umum dari tingkah laku manusia, merupakan
konsep yang berkaitan dengan konsep-konsep yang lain seperti minat, konsep diri, sikap dan
sebagainya sehingga dapat mempengaruhi siswa yang dapat membangkitkan dan mengarahkan
tingkah laku yang dimungkinkan untuk ditampilkan oleh para siswa. Sedangkan menurut
Nasution (1993:8) motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu. Jadi motivasi belajar adalah

6 6 adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar, sehingga hasil belajar
pada umumnya meningkat jika motivasi untuk belajar meningkat. Sehubungan dengan hal
tersebut ada tiga fungsi motivasi : 1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak
atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari
setiap kegiatan yang akan dikerjakan. 2. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang
hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus
dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. 3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan
perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan
menyisihkan perbuatan erbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seseorang siswa
yang akan menghadapi ujian dengan harapan akan lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar
dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik, sebab tidak
serasi dengan tujuan. Kinerja adalah tingkat keberhasilan seseorang atau kelompok orang dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya serta kemampuan untuk mencapai tujuan dan
standar yang telah ditetapkan (Sulistyorini, 2001). Sedangkan Ahli lain berpendapat bahwa
Kinerja merupakan hasil dari fungsi pekerjaan atau kegiatan tertentu yang di dalamnya terdiri
dari tiga aspek yaitu: Kejelasan tugas atau pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya;
Kejelasan hasil yang diharapkan dari suatu pekerjaan atau fungsi; Kejelasan waktu yang
diperlukan untuk menyelesikan suatu pekerjaan agar hasil yang diharapkan dapat terwujud.

7 7 Studi ini penting dilakukan karena melihat masih ada guru yang bekerja sampingan diluar
sekolah, masih ada guru yang belum mengikuti pelatihanpelatihan yang dilakukan untuk
mengembangkan kemampuan dan ketrampilan guru, masih ada guru yang datang terlambat,
tidak masuk mengajar tanpa ijin, guru yang mengajar tidak mempunyai persiapan mengajar atau
ada persiapan mengajar namun tidak lengkap. Fenomena yang terjadi diatas bisa disebabkan oleh
beberapa faktor, namun penulis hanya melihat dari faktor motivasi yang didasarkan pada teori
Malsow yang terdiri dari kebutuhan fisiologis, kebutuhan kemanan, kebutuhan sosial, kebutuhan
penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri Kinerja Guru merupakan kinerja atau unjuk kerja
yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Kualitas kinerja guru
akan sangat menentukan pada kualitas hasil pendidikan, karena guru merupakan pihakyang
paling banyak bersentuhan langsung dengan siswa dalam proses pendidikan/ pembelajaran di
lembaga pendidikan sekolah. Guru sebagai tenaga pendidik merupakan pemimpin pendidikan,
dia amat menentukan dalam proses pembelajaran di kelas, dan peran kepemimpinan tersebut
akan tercermin dari bagaimana guru melaksanakan peran dan tugasnya, ini berarti bahwa kinerja
guru merupakan faktor yang amat menentukan bagi mutu pembelajaran/pendidikan yang akan
berimplikasi pada kualitas output pendidikan setelah menyelasaikan sekolah. Sesuai dengan hasil
surve di MTs Negeri se Kabupaten Sragen bahwa terdapat beberapa kelemahan terhadap kinerja
guru yang disebabkan antara lain : (1) kehadiran guru ke sekolah maupun ke kelas sering
terlambat dan meninggalkan kelas mendahului waktu berakhirnya pelajaran, (2) datang ke
sekolah hanya pada saat jam tertentu atau pada saat ada jam mengajar, (3) kurang suka
membimbing

8 8 teman sejawat, (4) jarang membuat persiapan mengajar, dan para guru cendrung membuat
perencanaan pembelajaraan pada saat digunakan untuk laporan dan tidak dilaksanakan secara
konsisten di dalam kelas sehingga kegiatan pembelajaran cendrung monoton dan kurang efektif,
(5) jarang memeriksa tugas-tugas maupun hasil ulangan siswa, (6) bersikap acuh/tidak mau
mengikuti perubahan terhadap kemajuan perkembangan IPTEK, (7) minimnya keinginan untuk
menigkatkan kemampuan dalam bentuk mengikuti pelatihan karena banyak kesibukan/kegiatan
di luar sekolah. Beberapa faktor yang mengkontribusi kinerja guru diataranya : Kepemimpinan
adalah kemampuan pimpinan dalam menjalankan peran kepemimpinan (mempengaruhi orang
lain/kelompok) untuk mencapai tujuan organisasi Kouzes dan Posner dalam Riduwan
(2009:208). Indikator dalam kepemimpinan ini, sebagi berikut : (a) menantang proses, adalah
kemampuan menghadapi tantangan bagi kemajuan organisasi dengan indicator-indikator, (1)
mampu memanfaatkan peluang dan (2) mampu mengambil resiko. (b) memprakarsai visi
bersama, adalah kemampuan membangun visi bersama dengan indikator-indikator : (1) mampu
melihat masa depan, (2) melibatkan orang lain, (c) memungkinkan orang lain bertindak, adalah
kemampuan membangun kerja sama dan mengembangkan bawahan, dengan indicator-indikator :
(1) memupuk kolaborasi, dan (2) memperuat bawahan, (d) menjadi model. Adalah kemampuan
menjadi contoh dan teladan, dengan indikator-indikator: (1) mampu menjadi model/teladan, dan
(2) mampu melakukan perubahan kearah kemajuan, (e) membangkikan semangat, adalah
kemampuan membangun semangat kerja, dengan

9 9 indicator-indikator : (1) menghargai kontribusi individu, dan (2) membangun ssemangat


kebersamaan. Menurut Sukaetini dalam Riduwan (2009:361) kinerja guru adalah seperangkat
prilaku yang ditunjukkan oleh guru pada saat menjalankan tugas dan kewajibannya dalam bidang
pengajaran. Danim S. dalam Mustika (2010:86) indikator kinerja guru antara lain : 1) menyusun
rencana pembelajaran yaitu persiapan mengajar guru untuk tiap pertemuan, 2) melaksanakan
pembelajaran yaitu kegiatan pembelajaran yang dilakukan melalui tatap muka yang alokasi
waktunya telah ditenatukan dalam susunan program dan diperdalam melalui tugastugas, 3)
menilai hasil belajar siswa yaitu serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan
dan 4) melaksanakan tindak lanjut hasil penialian prestasi belajar peserta didik yaitu peristiwa
yang eksternal yang tersusun dalam penggerak proses penguatan terhadap hasil belajar siswa
bedasarkan kreteria yang telah ditetapkan. Penelitian dilaksanakan di MTs Negeri se-kabupaten
Sragen, yang terdiri dari 7 MTS, yaitu MTS Sragen Kota, MTS Gondang, MTS Tanon, MTS
Plupuh, MTS Sumber Lawang, MTS Gemolong, MTS Miri dan MTS Kalijambe dengan subjek
penelitian adalah guru-guru yang bertugas di sekolah tersebut. Berbicara tentang peningkatan
sumberdaya manusia tidak bisa dilepaskan dengan dunia pendidikan. Begitu pula membicarakan
pendidikan tidak bisa mengabaikan peran guru, karena guru merupakan garda terdepan didalam
dunia pendidikan. Guru memiliki peran yang sangat penting dan dianggap orang yang paling
bertanggung

10 10 jawab dalam operasional pendidikan di tingkat sekolah. Untuk dapat memainkan perannya
dengan baik guru diharapkan memiliki kinerja guru yang tinggi. B. Identifikasi Masalah Dari
latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi beberapa masalah yang berkaitan dengan
kontribusi kepemimpinan kepala sekolah, budaya organisasi dan motivasi kerja terhadap kinerja
guru sebagai berikut: 1. Kepemimpinan kepala sekolah yang masih kurang melibatkan partisipasi
guru. 2. Kurangnya keharmonisan dan keterbukaan dalam budaya organisasi antara kepala
sekolah dan guru. 3. Masih rendahnya motivasi kinerja guru yang timbul karena kompensasi
yang diterima guru masih rendah bahkan masih terdapat kesenjangan antar guru yang sudah
disertifikasi dengan yang belum disertifikasi. 4. Kurang optimalnya kinerja guru C. Pembatasan
Masalah Berdasarkan identifikasi masalah tersebut bila dilihat ruang lingkupnya yang begitu luas
dan berkaitan dengan banyak faktor, maka yang mengkontribusi kinerja itu perlu pembatasan
jika tidak tentu akan mengaburkan eksistesi dari permasalahan yang dikaji, selain itu alasan
keterbatasan waktu dan tenaga sehingga penelitian ini diarahkan kepada variabel berikut :
Kinerja guru sebagai variabel terikat dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, Budaya Organisasi
serta Motivasi Kerja sebagai variabel bebas.
11 11 Dengan pertimbangan tersebut diatas maka kontribusi kepemimpinan kepala sekolah,
budaya organisasi dan motivasi kerja yang berhubungan dengan kinerja guru akan ditetapkan
sebagai judul pada penelitian ini. D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang,
identifikasi, dan pembatasan masalah tersebut di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan
penelitian sebagai berikut: 1. Adakah kontribusi kepemimpinan kepala sekolah, budaya
organisasi dan motivasi kerja secara bersama-sama terhadap kinerja guru di MTs Negeri
kabupaten Sragen? 2. Adakah kontribusi kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru di
MTs Negeri kabupaten Sragen? 3. Adakah kontribusi budaya organisasi terhadap kinerja guru di
MTs Negeri Sekabupaten Sragen? 4. Adakah kontribusi motivasi kerja terhadap kinerja guru di
MTs Negeri kabupaten Sragen? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang, identifikasi
masalah, pembatasan masalah, dan perumusan masalah, maka tujuan yang dilakukan pada
penelitian ini adalah : 1. Menguji besar kontribusi kepemimpinan kepala sekolah, budaya
organisasi dan motivasi kerja secara bersama-sama terhadap kinerja guru di MTs Negeri
kabupaten Sragen

12 12 2. Menguji besar kontribusi kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru di MTs
Negeri kabupaten Sragen. 3. Menguji besar kontribusi budaya organisasi terhadap kinerja guru di
MTs Negeri kabupaten Sragen 4. Menguji besar kontribusi motivasi kerja terhadap kinerja guru
di MTs Negeri kabupaten Sragen F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian mengenai kontgribusi
kepemimpinan kepala sekolah, budaya organisasi dan motivasi terhadap kinerja guru di MTs
Negeri Se-kabupaten Sragen ini memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Secara
teoretis penelitian ini bermanfaat sebagai bahan kajian untuk mengembangkan konsep-konsep
administrasi pendidikan terutama mengenai konsep-konsep tentang kepemimpinan kepala
sekolah, budaya organisasi, motivasi dan kinerja guru. 2. Manfaat Praktis Secara praktis, hasil
penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut: a. Bagi Kepala Sekolah Hasil penelitian ini
diharapkan membantu pimpinan kepala sekolah untuk membuat keputusan dalam rangka
memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah yang ada pada kinerja guru di MTs Negeri
Sekabupaten Sragen.

13 13 b. Bagi guru Hasil penelitian diharapkan memberikan penilaian kontribusi kepemimpinan


kepala sekolah terhadap kinerja guru di MTs Negeri Se-kabupaten Sragen. c. Bagi Sekolah Hasil
penelitian ini diharapkan membantu sekolah membuat kebijakan berupa berupa pokok-pokok
pikiran dalam rangka meningkatkan kinerja guru pada MTs Negeri Se-kabupaten Sragen.

BAB IV Unsur-unsur dan Teknik Hubungan Sekolah dengan Masyarakat


Tujuan Mahasiswa diharapkan dapat memahami unsure-unsur hubungan sekolah dengan masyarakat.
Deskripsi Dalam kajian hubungan sekolah dengan masyarakat unsure-unsur yang terlibat meliputi
sekolah, orang tua murid, dan guru atau tenaga pendidik beserta tenaga kependidikan. Hal ini perlu
dipahami karena agar kita dapat menerapkan teknik- teknik apa yang layak untuk diterapkan dalam
membina hubungan tersebut Kata Kunci Unsur, dan Teknik hubungan Sekolah dengan Masyarakat. Isi
Bab Unsur-unsur yang terlibat dalam hubungan sekolah dengan masyarakat antara lain: 1. Sekolah
Sebagai pusat pendidikan formal, sekolah lahir dan berkembang dari pemikiran efisiensi dan efektivitas
pemberian pendidikan bagi warga masyarakat. Artinya bahwa sekolah sebagai pusat pendidikan formal
merupakan perangkat masyarakat yang diserahi kewajiban memberikan pendidikan. Sekolah merupakan
lembaga sosial yang tumbuh dan berkembang dari dan untuk masyarakat, oleh karena itu segala bentuk
dan tujuan sekolah kesemuanya harus diarahkan kepada pembentukan corak pribadi dan kemampuan
warga masyarakat sebagaimana menjadi target atau sasaran pendidikan di masyarakat yang
bersangkutan. 2. Orang tua Murid Hubungan sekolah dengan orang tua murid hendaknya dibawa ke
dalam hubungan yang konstruktif dengan program di sekolah. Orang tua tidak dapat terlepas sama
sekali dari hubungannya dengan sekolah. Oleh karena itu hubungan antara keduanya hendaklah
dibimbing lebih simpatik, dan ini adalah merupakan tugas kepala sekolah. 3. Murid dan Guru Murid
merupakan unsur sekolah yang sangat penting, begitu juga guru. Tanpa adanya murid, sekolah tidak
akan ada. Dia berasal dari lingkungan masyarakat yaitu 13 keluarga yang memperoleh ilmu
pengetahuan, dan pendidikan dari persekolahan dengan perantaraan guru. Setelah memahami unsur-
unsur dalam membinan hubungan sekolah dengan masyarakat, selanjutnya perlu juga kita memahami
tentang teknik-teknik Hubungan Sekolah dengan Masyarakat Beberapa teknik yang dapat dilakukan
untuk memberikan gambaran tentang sekolah yang perlu diketahui masyarakat, antara lain: a. Laporan
kepada orang tua murid Laporan ini dapat dilakukan setiap triwulan, catur wulan, semester, atau
tahunan. Laporan tersebut tidak hanya berupa angka-angka, akan tetapi menyangkut informasi yang
bersifat diagnostik, artinya dalam laporan tersebut dicantumkan pula kelebihan dan kelemahan peserta
didik. b. Buletin sekolah Buletin ini berisi kegiatan-kegiatan sekolah, artikel guru dan murid,
pengumuman-pengumuman sekolah, dan lain-lain. c. Surat kabar Isinya menyangkut segala aspek yang
menunjang kesuksesan program pendidikan. d. Pameran sekolah Merupakan metode untuk
memberikan gambaran tentang keadaan sekolah dengan berbagai aktivitasnya. e. “Open House” Untuk
memberikan kesempatan kepada masyarakat mengetahui sekolah serta mengobservasi kegiatan dan
hasil kerja murid dan guru sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. f. Kunjungan ke sekolah school
visitation Teknik memberikan kesempatan kepada orang tua murid untuk melihat kegiatan murid,
keadaan sekolah pada saat pelajaran berlangsung. g. Kunjungan ke rumah murid home visitation
Dilakukan untuk melihat latar belakang kehidupan murid, disamping mempererat hubungan antara
sekolah dengan orang tua murid. h. Melalui penjelasan oleh staf sekolah Kepala sekolah hendaknya
berusaha agar semua personil sekolah turut aktif mengambil bagian dalam mensukseskan hubungan
sekolah dengan masyarakat. Para 14 personil sekolah dapat memberikan penjelasan kepada masyarakat
tentang kebijakan- kebijakan, program-program organisasi sekolah. i. Gambaran keadaan sekolah
melalui murid Murid dapat juga didorong untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang
keadaan sekolah. Jangan sampai murid menyebarluaskan isu-isu yang tidak baik mengenai sekolah
kepada masyarakat. j. Melalui radio dan televisi Radio dan televisi memiliki daya kuat untuk
menyebarkan pengaruh melalui informasi ya ng disiarkannya. Radio dan televisi cepat sekali membentuk
“public opinion” yang sangat dibutuhkan dalam program hubungan sekolah dengan masyarakat ini.
Melalui radio dan televisi, masyarakat akan lebih mengenal situasi dan perkembangan sekolah. Melalui
radio dan televisi sekolah dapat menyampaikan berita-berita dan pengumuman-pengumuman yang
berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan, termasuk apabila ada permohonan sumbangan dari
pihak sekolah. Hal ini untuk menghindari kesalahan penyampaian informasi yang sering dilakukan oleh
anak-anak kepada orang tuanya, bahkan anak minta iuran yang sebenarnya tidak ditarik oleh sekolah. k.
Laporan tahunan Laporan tahunan disusun oleh kepala sekolah untuk memberikan kepada Pengawas
sekolah atau kepala Kantor Departemen atau kepada atasannya. Kepala sekolah dapat menugaskan
kepada stafnya atau langsung dia sendiri memberi informasi ini kepada masyarakat. Isi informasi
tersebut berkenaan dengan isi laporan tahunan itu. Isi laporan tahunan tersebut antara lain mencakup
kegiatan yang telah dilakukan, kurikulum, personalia, anggaran dan situasi dan kondisi murid. Latihan 1.
Dalam teori disebutkan adanya unsure-unsur yang perlu kita pahami dalam hubungan sekolah dengan
masyarakat, coba saudara jelaskan mengapa hanya tiga unsure tersebut yang disebutkan ? 2. Apa
gunanya kita perlu memahami teknik dalam membina hubungan sekolah dengan masyarakat ? 15
Sumber Rujukan Kindred, L.W., 1957, School Public Relations, New York: Prentice Hall.

Unsur Internal Kepemimpinan

1. Bakat. Salah satu unsur internal kepemimpinan yang memiliki pengaruh paling besar
adalah bakat. ...
2. Kepedulian Sosial. Kesadaran atau kepedulian sosial seseorang juga menjadi unsur
internal kepemimpinan. ...
3. Pemikiran.

Melawan perubahan tidak akan menghentikan perubahan itu terjadi.

Banyak orang dapat mengingat berbagai situasi saat mengalami perubahan di tempat pekerjaan mereka.
Apakah itu perubahan sistem perangkat lunak dalam bekerja, pemindahan lokasi kantor atau
penyesuaian atas sistem manajemen baru.

Jangan khawatir, Anda tidak sendiri. Intinya, perubahan adalah hal yang tak bisa dihindari.

Saat gejolak ekonomi terjadi, orang mendapati bahwa perubahan yang mereka alami semakin banyak.

Pemecatan yang tidak diharapkan, pemotongan anggaran yang drastis dan tiba-tiba langsung
dilimpahkan penambahan tanggung jawab, semuanya itu kini menjadi hal yang lazim terjadi di masa
krisis ekonomi sekarang ini.

Beberapa pegawai ada yang memutuskan untuk berhenti tak lama setelah banyak perubahan itu terjadi
karena bagi mereka tak tahan menghadapi kefrustasian dan kecemasan dalam menyesuaikan situasi
baru yang kelihatannya lebih sulit.

"Saat perusahaan Anda melakukan perubahan dan terdapat ancaman atau hak yang dihilangkan, reaksi
refleknya adalah penyangkalan. Anda mungkin bilang pada diri sendiri, hal tersebut tak mungkin terjadi
atau itu tidak akan mempengaruhiku. Sayangnya, melawan perubahan tidak akan menghentikan
perubahan itu, dan bahkan mungkin dapat mempertaruhkan posisi kita sendiri," kata Sandra Naiman,
penulis buku "The High Achiever's Secret Codebook".

Menurut Naiman, beradaptasi secara cepat atas perubahan yang signifikan memang lebih mudah
diucapkan daripada dilakukan.
"Kita sering menolak perubahan karena kita takut berbagai kebutuhan penting kita tidak terpenuhi,"
katanya.

Naiman melatih kliennya untuk mengidentifikasi kehilangan apa yang dirasakan mereka. "Dalam
merespon perubahan, ada yang merasa takut kehilangan kontrol sementara yang lain ada yang merasa
terancam kehilangan status," kata Naiman.

"Saat seseorang mengerti sumber penghalang itu, mereka akan lebih mudah mengatasinya dan secara
proaktif melangkah ke depan," ujarnya.

Dalam bukunya, Naiman menjelaskan aturan tidak tertulis agar sukses dalam pekerjaan. Menurutnya,
menyambut dan menjalankan perubahan adalah kunci untuk menjadi profesional yang bernilai dan
berharga.

Untuk merespon perubahan secara positif, daripada menjadi takut atau melawan perubahan, Naiman
menganjurkan beberapa strategi di bawah ini:

1. Artikan dan akui apa yang sudah berakhir dan apa yang belum.
Hargai perasaan kehilangan tersebut. Hadapi semua itu dan jangan menyangkal emosi apa pun yang
mungkin muncul. Pada saat yang sama, identifikasi juga apa yang tidak berubah.

2. Lihat hal positif yang mungkin tidak kelihatan kasat mata saat ini.
Tidak peduli bagaimana buruknya perubahan, masih ada banyak kesempatan yang tersedia jika orang
mau terbuka untuk melihatnya. Identifikasi hal-hal positif dalam diri Anda dan perusahaan tempat Anda
bekerja, dan tetapkan fokus Anda.

3. Lompat masuk ke gerbong perubahan itu lebih awal.


Saat perubahan itu tidak bisa terhindarkan, orang bisa memilih untuk menerima atau menolaknya.
Apapun yang mereka pilih, perubahan tetap terjadi. Mereka yang bisa bergerak cepat akan mendapat
perhatian dan diingat, dan juga mereka yang banyak mengeluh dan menyuarakan perlawanan.

4. Perlengkapi diri dengan keahlian dan pengetahuan baru untuk mengubah situasi sulit. Dukung juga
teman kantor Anda dengan bantu menggali potensi mereka yang dapat mereka raih dari perubahan.

5. Berbagi dengan kolega.


Bisa berbagi dengan teman kantor untuk membalikkan perubahan menjadi kesempatan baru akan
menguatkan diri kita sendiri juga. Teman Anda dan bahkan pihak manajemen akan melihat hal itu dan
menghargai usaha Anda.

Naiman mengingatkan, Anda akan kehilangan kredibilitas jika Anda justru dianggap salah membaca
situasi, atau lebih parah, dianggap tidak benar dalam merespon perubahan.
Ingat, bagaimanapun perubahan tidak bisa dielakkan. Lakukan yang terbaik yang Anda bisa kerjakan dan
bantu orang lain untuk melakukan hal yang sama.

Selamat menikmati perubahan!

Anda mungkin juga menyukai