Anda di halaman 1dari 5

cue card duo biting kembung dan bima kemo:

Setelah kalian cek suhu dan memakai masker kalian bisa masuk dan menikmati teh yang bisa ditukar
dengan lembar fdc.

Selamat datang, Selamat mendarat di Heartfelt #9!

Lama tak jumpa, lama tak loncat, sejak paceklik gig di era pandemi ini, jarang sekali kita bisa hadir di
acara seperti ini, sekarang ppkm sudah turun level, akhirnya kita bisa sedikit lega dan Heartfelt bisa
kembali hadir menghibur kalian malam ini.

Ya inilah Heartfelt #9

Acara di mana kamu bisa bersenang-senang tanpa sekat

Berkenalan langsung daripada nunggu chat an bumble

Ngobrol apa adanya daripada nuruti bio tinder

Sebelumnya terima kasih kepada Preston sebagai pendukung acara ini

Media partner kita The Display dan Terpapar Musik

Serta kawan kawan organizer yang jerih payah telah membantu mewujudkan acara ini

Perlu kami ingatkan:

Jangan lupa pakai masker kalian, setidaknya meminimalisir efek pandemi ke depan

Jagalah teman kalian masing-masing, semua yang ada di dalam ruangan ini teman jadi hormati pria
maupun wanita.

Yang rukun ya, jangan berkelahi, serta jaga barang berharga kalian masing-masing juga. Jika ada yang
jatuh tolong dibantu berdiri lagi.

Ketersediaan venue tergantung bagaimana sikap kita menjaga ketertiban di venue, jangan sampai venue
terbatas karena stigma band-bandan bikin kafe rusuh.
Oke kita lanjut ke penampil pertama

RUNDOWN :

H-1 23.00 : Loading in

08.00-09.00 : check sound beeswax

09.00-10.00 check sound re: NAN

14.00 : Open Gate

15.00 : Devil Despize

15.35 : Noose Bound

16.10 : Grey

16.45 : Re : NAN

17.30 : ===BREAK===

18.15 : Bizarre

18.50 : Beeswax

19.25 : Portlash

20.00 : Bangkit Melawan

20.35 : Closing
Bio per band:

Devil Despize:

Sebuah band hardcore terbaru dari Kota Batu yang dianggotai Shafa pada vokal, Syahidan pada gitar,
Arjun pada gitar, Jeremy pada bass, dan Hilmo pada Drum. Membawakan gaya musik ala Baltimore
Hardcore kekinian seperti Trapped Under Ice dan Turnstile, dengan sentuhan NYHC ala Cro-Mags dan
New Wave of British Hardcore angkatan baru seperti Higher Power. Devil Despize telah merilis single
terbaru berjudul "Twisted Power" dan debut di beberapa event di Kota Batu selama 2020 dan 2021.

Noosebound:

Digawangi oleh Bagaskoro Akmal (vokal), Devrizal Maruapey (gitar), M. Rijaluddin (gitar), Alifian
Ramadhan (bass), dan Raditya Rio (drum), Noosebound adalah band metallic hardcore dari Malang ala
Integrity, Disembodied, maupun Knocked Loose dan Code Orange yang hadir sejak akhir 2017 sudah
merilis 3 single dalam kurun waktu 2018 - 2021 yaitu Paint Me Red, The Needle dan Lost in The Plot.
Noosebound juga menjadi salah satu band yang ikut berjuang menjalankan tur dengan lancar selama
pandemi dan menghadapi banyak rintangan seperti gig yang dibubarkan awal dan penampilan yang
dipotong paksa. Namun, semangat Noosebound tidak redup dan masih terus menghadapi semua
dengan kepala tegak.

Grey:

Roster terbaru dari Haum Entertainment yang baru terbentuk 2020 lalu, Grey dianggotai oleh Ivan
Fadhilah Hanani (drum), Fildzany Wildan Habiby (vokal), Shafa Ashfihani (gitar) dan Reyhan Rahendra
(bass). Walau terbentuk di era pandemi, Grey juga telah merilis single debut berjudul Luminal di 2021 ini
yang juga dimasukkan dalam kompilasi Supersub Vol. 2, yaitu album kompilasi dengan 8 band dari
Malang dan Jakarta yang dirilis dalam format kaset oleh Leeds Records. Dengan membawakan gaya
bermusik ala soft-grunge kekinian dan post-hardcore yang sedikit menyerempet 90s alternative-rock,
Grey akan menularkan nuansa abu-abunya bersama kalian malam ini

Re:Nan:

Re:Nan pertama muncul sebagai solo moniker dari dreampop/bedroom pop Nan, kini bermetamorfosis
menjadi Re:Nan sebagai penghormatan adik dari Nan yaitu Renan. NAN (lead vocal/bass), Rizky Adha D.
(gitar), dan Rifki Rahman (synth/sequencer) merupakan unit post-punk/Coldwave yang paling sering
tampil akhir-akhir ini di Malang. Dinaungi label Olsen.Co, Re:Nan sering tampil dengan format minimalis
(synth-bass-guitar) ala Asylum Party maupun Clan of Xymox dengan roots musik yang kental akan
nuansa Joy Division dan The Cure. Singlenya yang berjudul Lost Consciousness Pt.1 menandai perubahan
gaya Nan yang dreampop menuju Re:Nan yang Post-punk/Coldwave dengan tema rangkuman ekspresi
emosi-emosi pada titik terendah seseorang yang meluap dan menghilangkan kesadaraan seseorang,
sehingga mempengaruhi keadaan psikologis dan mengambil alih kehidupannya. Cukup depresif bukan?
Tapi bersama Re:Nan kalian bisa lupakan sejenak depresi dengan berdansa.
Bizarre:

Digawangi oleh Wildan Salis (gitar), Jaka Permadi(vokal), Yossy Andreas (bass) dan Galih Arlanosa
(drum), memainkan 90s NYHC hardcore dengan sedikit sentuhan crossover Thrash ala Leeway. Merilis 1
demo via Greedy Dust Records dan 1 single self released di Bandcamp, Bizarre yang terbentuk di 2018,
telah menjajal berbagai event antara lain Jatim Power, Reality Check, bahkan memeriahkan tour
Backtrack(NY) di Jakarta. Bizarre juga mendapat review baik dari webzine musik perancis
dubarbele.wordpress.com.

Beeswax:

Dibentuk di Malang pada tahun 2014 oleh Bagas Yudhiswa sebagai outlet solo materialnya, Beeswax
merupakan salah satu yang mempopulerkan genre Midwest Emo dengan sentuhan group vocals di
skena emo nasional. Kini beranggotakan Gilang Domisilafa (Gitar), Putra Vibrananda (Bass), Bagas
Yudhiswa (Gitar) dan R. Yanuar Ade (Drum), Beeswax menjadi salah satu band penting bagi peta
permusikan emo dan pop-punk nasional dengan tampil di festival seperti We The Fest 2016, merilis
album split antar antar Asia seperti Emotion, No! (Qii Snack Records) dan Split album bersama band emo
revival Social Circuit (Malaysia) dan Tapestry (Singapura). Selama karir mereka sejak 2014 sampai 2021
ini, sudah 3 album penuh dirilis oleh Beeswax yaitu First Step (Haum Entertainment, 2015), Growing Up
Late (Barongsai Records, 2016) dan Saudade (Fallyears, 2018). Tak lupa rilisan single seperti Pills, Admire
dan materi split album seperti 0312 dan Reason.

Porthlash:

Debut sejak 20 Februari 2020, tepat dua bulan sebelum pandemi COVID-19 melanda dunia, Porthlash
menjadi salah satu band yang paling merasakan terdampak paceklik gig selama 2020-2021, menjadikan
kesempatan untuk tampil live menjadi menurun di saat-saat debut mereka. Namun hal itu tak
menyurutkan semangat Karuniapio Threeding (vokal), Ken Baruna (gitar), Dilian Caesar (gitar), Hafiyyan
Nur Cholis (bass), dan Octavianus Brahma (drum) untuk tetap produktif dengan merilis lagu Senandung
Terang, kemudian Resonan dan Kumala. Live session juga mereka jalani seperti penampilan mereka di
Twin Vaults.

Bangkit Melawan:

Bangkit Melawan merupakan band yang memainkan oldschool hardcore ala Youth Crew dan bahkan DC
Hardcore era 80an dari Malang yang hadir sejak 2009. Terbilang ada 2 rilisan yang telah diproduksi
Bangkit Melawan yaitu Demo 2011 dan Amorfati EP 2012 dengan lagu-lagu andalannya seperti
Semangat Hidup dan Muda Berbahaya..Kini dengan formasi Ardi (vokal), Bima (drum), Vino (gitar), Prana
(vokal), Candra (gitar) dan Wiro (bass), Bangkit Melawan memenuhi namesakenya dengan sering aktif
dan mengurangi hiatus, bahkan di bio twitter mereka jadwal manggung mereka atur dalam frekuensi 3
bulan sekali dalam setahun. Tidak mempunyai manajemen membuatnya menjadi band yang d.i.y atau
mandiri, sehingga membuat Bangkit Melawan tidak tunduk pada pakem industri atau target yang
ambisius, menjadikannya sangat fleksibel dan tentu saja "Punk".

Anda mungkin juga menyukai