PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN
DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA
2020
INDEKS
PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN
DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA (P4GN)
TAHUN 2020
ISBN : 978-623-93775-3-3
1. Narkotika, Penyalahgunaan.
364.133 65
Tim Penyusun :
Pengarah : Drs. Agus Irianto, S.H., M.Si, M.H., Ph.D
: Achmad Prasetyo, B.St., S.Si., M.M.
: Purwa Kurnia Sucahya, S.KM, M.Si.
Penanggung Jawab : Dwi Sulistyorini, S.Si., M.Si.
Ketua : Sri Haryanti, S.Sos., M.Si
Anggota : Anugerah Karta Monika, S.Si., M.E.
: Nucke Widowati Kusumo Projo, S.Si., M.Sc., Ph.D.
: Mona Lisa, S.KM, M.KM.
: Enrika Rahayu Setyani, S.Gz.
: Armita Eki Indahsari, S.Si.
: Sri Lestari, S.Kom., M.Si.
: Siti Nurlela Marliani, S.P., S.H., M.Si.
: Erma Antasari, S.Si.
: Novita Sari, S.Sos., M.H.
: Radityo Kunto Harimurti, S.Stat.
Desain Cover : Tri Sugiharto, S.Kom
Desain Isi : Indoyanu Muhamad
Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau
seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit.
Penerbit :
Pusat Penelitian, Data, dan Informasi
Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia
Jl. MT. Haryono No. 11 Cawang, Jakarta Timur
Telp. (021) 80871566, 80871567
Fax. (021) 80885225, 80871591, 80871593
Email : puslitdatin@bnn.go.id
Call Center : 184
SMS Center : 081221675675
Website : www.bnn.go.id
Dr. Petrus R. Golose
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat,
rahmat serta karunia-Nya yang sangat besar hingga kami dapat
menyelesaikan Buku Indeks Pencegahan dan Pemberantasan
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) tahun 2020
tepat waktu. Buku ini merupakan hasil Kajian Penyusunan Indeks
P4GN kerja sama antara Pusat Penelitian, Data dan Informasi Badan
Narkotika Nasional dengan Politeknik Statistika STIS Jakarta. Kajian
ini dilaksanakan dengan melibatkan perwakilan satuan kerja BNN,
konsultan, peneliti Universitas Indonesia dan mitra lokal BNNP di
Provinsi Kepulauan Riau, Lampung, D.I. Yogyakarta, Bali, Nusa Tenggara
Timur, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan.
KATA SAMBUTAN i
KATA PENGANTAR iii
PROLOG iv
DAFTAR ISI vi
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR LAMPIRAN ix
1. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 3
B. Tujuan 4
C. Manfaat 5
D. Keterbatasan 5
2. TINJAUAN PUSTAKA 7
A. Pendekatan Supply Reduction and Demand Reduction
dalam Penanggulangan Masalah Narkoba 9
1) Supply Reduction 10
2) Demand Reduction 13
B. Metode Penyusunan Indeks Komposit Menurut OECD 23
3. METODE 25
A. Desain Penelitian 27
B. Sumber Data 27
C. Urgensi Akademis 28
D. Metode Perhitungan Indeks 28
E. Focus Group Discussion 38
DAFTAR PUSTAKA 75
GLOSARIUM 78
DAFTAR NAMA PENELITI 80
LAMPIRAN 81
EPILOG 97
Pertahanan
Indeks Pencegahan
Aktif (Active
dan Pemberantasan
Defense) Penyalahgunaan
viii
viii dan Peredaran
Dalam Pencegahan
GelapPeredaran
Narkoba (P4GN)
Gelap Narkotika
Tahun 2020
Daftar Tabel
Pertahanan
Indeks Pencegahan
Aktif (Active
dan Pemberantasan
Defense) Penyalahgunaan
x dan Peredaran
Dalam Pencegahan
GelapPeredaran
Narkoba (P4GN)
Gelap Narkotika
Tahun 2020
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
D. Keterbatasan
a. Pengurangan Produksi
Untuk memaksimalkan upaya supply reduction, beberapa
program difokuskan pada pemberantasan sumber narkoba,
termasuk situs budidaya tanaman narkotika ilegal, organisasi
perdagangan obat di tingkat regional, nasional, atau tingkat
pedagang jalanan. Pemberantasan tanaman narkotika yang
berkelanjutan, pembangunan/ pemberdayaan alternatif,
peraturan obat-obatan yang ketat, pengawasan dan larangan
prekursor dilakukan bersama dengan pemenuhan kebutuhan
sosial dan ekonomi yang didukung oleh komitmen tinggi
pemerintah, menghasilkan pengurangan perdagangan kokain dan
kimia prekursor yang signifikan. Selain itu, terjadi peningkatan
pembongkaran organisasi kriminal dan penyitaan aset terkait
dengan narkoba (INCB, 2004). Namun, Indonesia juga harus
belajar dari kesulitan Republik Ceko dalam memberantas
produsen obat-obatan terlarang di negaranya karena produksi
bersifat desentralisasi dan menggunakan laboratorium kecil
sehingga sulit dilacak (Kilmer & Hoorens, 2010).
b. Pemutusan Distribusi
Narkoba hanya diproduksi oleh beberapa negara, namun
perdagangan narkoba mempengaruhi sosial dan ekonomi di
banyak negara, dan penyalahgunaan serta peredaran gelapnya
tersebar luas di semua negara di dunia (Melis & Nougier, 2012).
Produsen dan importir obat-obatan terlarang akan kehilangan
banyak produk mereka akibat penyitaan sehingga mereka akan
menyimpan produk untuk stok. Peningkatan aktivitas ini dapat
membuat produsen atau distributor menaikkan harga jual
narkoba dan bisa membuat penurunan penggunaan narkoba
(Wan et.al., 2014).
c. Perampasan Aset
Penyitaan aset pengedar beserta uang tunai yang terkait
dalam transaksi narkoba dapat mempengaruhi jumlah pasokan
narkoba (dalam hal ini narkoba jenis Amphetamine) di pasar,
meskipun hal itu bergantung pada seberapa besar penyitaan
dan pola jaringan rantai distribusi penyitaan tersebut dilakukan.
Penyitaan dan penangkapan tersebut pun dapat memberikan
informasi penting kepada intelijen.
2. Demand Reduction
Demand reduction dalam kerangka penanggulangan
penyalahgunaan narkoba meliputi semua tindakan yang bertujuan
akhir mengurangi permintaan narkoba seperti program pencegahan
penyalahgunaan narkoba bagi kalangan anak dan remaja serta
kegiatan untuk memberikan atau meningkatkan values, attitudes,
skills, dan behaviour sehingga mendorong resistensi terhadap
penyalahgunaan narkoba (Hanso, Venturelli, Fleckenstein, 2018). Hasil
penelitian Caulkins et al. (2005) menggambarkan bahwa intervensi
penanganan Narkoba dengan pendekatan supply reduction dapat
bekerja efektif jika program yang dilakukan secara komprehensif
dengan melibatkan demand reduction (Ciccarone, 2019).
e eo ecti e o e ac e ed ou e ollo
Kelebihan Kekurangan
Menyimpulkan keadaan multidimensi yang Kemungkinan terjadi misleading info terkait
kompleks dengan pandangan untuk mendukung kebijakan jika salah dalam interpretasi.
pembuat keputusan
Lebih mudah ditafsirkan dibandingkan dengan Dapat menyebabkan kesimpulan kebijakan
indikator terpisah. sederhana saja.
Dapat menilai kemajuan negara dari waktu ke Penyusunan indeks yang tidak transparan dan
waktu. kurang memenuhi kaidah konseptual dan
statistikal dapat menyebabkan kesalahan dalam
penggunaan indeks.
Mengurangi ukuran dari sekumpulan indikator Proses pemilihan indikator dan pembobotan
tanpa mengurangi dasar informasi yang dapat menyebabkan perselisihan politik.
mendasarinya
Memungkinkan untuk memasukkan informasi Memungkinkan untuk menyamarkan kegagalan
tambahan dalam batas ukuran yang ada. serius beberapa dimensi sehingga menyulitkan
dalam identifikasi tindakan perbaikan yang tepat.
Menempatkan isu-isu kinerja dan kemajuan
negara di pusat arena kebijakan.
Memfasilitasi komunikasi dengan publik (seperti
masyarakat, media, dll) dan mempromosikan
akuntabilitas.
Membantu untuk membangun narasi untuk
masyarakat awam.
Memungkinkan pengguna untuk
membandingkan dimensi kompleks secara
efektif.
Sumber: OECD, 2008
A. Desain Penelitian
B. Sumber Data
Kajian penyusunan Indeks P4GN Tahun 2020 menggunakan data
sekunder hasil kinerja BNN, BNNP dan instansi terkait. Sumber data
sekunder pendukung lainnya diakses oleh tim adalah Badan Pusat
Statistik. Adapun sumber data yang diakses adalah data resmi
dalam bentuk Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) BNN dan
data yang berasal dari sistem pendataan resmi milik BNN. Data yang
diperoleh diinput pada worksheet yang berisi daftar indkator. Satuan
kerja BNN di tingkat pusat dan provinsi yang memberikan data untuk
penyusunan indikator dalam penyusunan indeks P4GN adalah:
1. Deputi Bidang Pemberantasan
2. Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat
3. Deputi Bidang Pencegahan
4. Deputi Bidang Rehabilitasi
5. Biro SDM dan Organisasi Sekretariat Utama
6. Biro Umum Sekretariat utama
7. Badan Narkotika Nasional Provinsi
C. Ruang Lingkup
Kajian penyusunan Indeks P4GN dilakukan tahun 2020 untuk
menghitung Indeks P4GN berdasarkan data hasil kinerja BNN Tahun
2019. Indeks P4GN Tahun 2020 menggambarkan keberhasilan kinerja
Program P4GN di tingkat pusat dan di tingkat provinsi.
Input/Proses/Hasil
Pengurangan Produksi
Pemutusan Distribusi
Bidang Kegiatan P4GN
Perampasan Aset
Indeks
P4GN
Penguatan Ketahanan
(Imunitas) Personal
Penguatan Ketahanan
Komunal (Masyarakat)
Pemulihan Kawasan
Rawan Narkoba
Penguatan Program
Rehabilitasi
3. Imputasi Data
Data yang digunakan dalam penyusunan Indeks P4GN berasal dari
satuan kerja BNN. Data yang terkumpul tidak mengandung missing
value. Apabila terdapat data dengan nilai nol, hal tersebut memang
merupakan kondisi riil di lapangan. Sehingga proses imputasi tidak
dilakukan pada kajian ini.
Keterangan:
rxy = nilai koefisien korelasi
∑▒XY = jumlah perkalian indikator X dan Y
∑▒X = jumlah nilai indikator X
∑▒Y = jumlah nilai indikator Y
∑▒X2 = jumlah kuadrat nilai indikator X
∑▒Y2 = jumlah kuadrat nilai indikator Y
Bila nilai rxy > r (tabel;0,05) maka indikator tersebut dinyatakan valid. Sedangkan
untuk melihat realibilitasnya digunakan rumus:
Jika alpha > 0,90 maka reliabilitas sempurna. Jika alpha antara 0,70
– 0,90 maka reliabilitas tinggi. Jika alpha 0,50–0,70 maka reliabilitas
moderat. Jika alpha <0,50 maka reliabilitas rendah, kemungkinan satu
atau beberapa item tidak reliabel.
5. Normalisasi Data
Normalisasi terhadap data dilakukan untuk mengatasi perbedaan
satuan dari setiap indikator. Menurut OECD Handbook terdapat
beberapa cara untuk melakukan normalisasi data, antara lain:
a. Standarisasi normal Z dengan proses transformasi Z, dengan cara
data asli dikurangi dengan nilai rata-rata kemudian dibagi dengan
simpangan baku.
b. Metode minimum maksimum, yaitu dengan mengurangi nilai
indikator dengan nilai minimum kemudian dibagi dengan selisih
antara nilai maksimum dan minimum.
*) Nilai Normalisasi per Indikator = Nilai Normalisasi dibagi dengan Jumlah Indikator
**) Supply Reduction = (8/17)x4,02+(6/17)x3,25+(3/17)x0,43
Demand Reduction = (7/29)x3,65+... + (9/19)x6,38
***) Indeks P4GN = (3/7)x0,45+(4/7)x0,59
Dekomposisi Indeks
Dekomposisi indeks dilakukan untuk.melihat karakteristik capaian
kinerja Program P4GN di tiap provinsi melalui pendekatan dimensi supply
DIY
55,00
BALI
50,00 KEPRI
KALTARA KALSEL
RIAU SULTENG
45,00 KALTIM
SUMUT JABAR
SUMSEL GORONTALO
JATIM
KALBAR
40,00
75,00 80,00 85,00 90,00 95,00 JAMBI 100,00
BABEL LAMPUNG JATENG
BANTEN SULBAR
NTB ACEH
BENGKULU 35,00 SULSEL
MALUKU
KALTENG SULTRA
MALUT 30,00
SUMBAR
SULUT
25,00
PAPUA
PAPBAR
NTT 20,00
IV III
Gambar 7. Hubungan Indeks P4GN dengan Persentase Realisasi Anggaran
DKI JAKARTA
55,00
DIY
KEPRI BALI
50,00
KALTARA KALSEL
45,00 RIAU SULTENG JABAR
KALTIM SUMUT
GORONTALO
JATIM
KALBAR SUMSEL
40,00
0 20 40 60 80 100 120
BABEL LAMPUNG
SULBAR JAMBI JATENG
NTB BANTEN ACEH
BENGKULU 35,00
SULSEL
MALUKU
KALTENG
SULTRA SUMBAR
MALUT 30,00
SULUT
25,00
PAPUA
PAPBAR
NTT 20,00
IV III
Gambar 8. Hubungan Indeks P4GN dengan Jumlah Aparat Pemberantasan
I 60,00
II
DKI JAKARTA
DIY 55,00
BALI
KEPRI
50,00
KALTARA KALSEL
SULTENG
45,00 RIAU KALTIM
JABAR SUMUT
GORONTALO SUMSEL
KALBAR 40,00 JATIM
0 20 40 60 80 100
LAMPUNG
BABEL
BANTEN JAMBI JATENG
SULBAR ACEH
NTB 35,00 SULSEL
BENGKULU
MALUKU KALTENG
SULTRA
MALUT SUMBAR 30,00
SULUT
25,00
PAPUA
PAPBAR
NTT 20,00
IV III
55,00
DIY
BALI KEPRI
50,00
KALSEL
KALTARA RIAU
JABAR SULTENG
45,00
KALTIM
SUMUT
GORONTALO
KALBAR SUMSEL JATIM
40,00
0 20 40 60 80 100 120
BABEL LAMPUNG
BANTEN JAMBI
SULBAR
ACEH JATENG
NTB 35,00 SULSEL
BENGKULU
MALUKU SULTRA
KALTENG
MALUT SUMBAR
30,00
SULUT
25,00
PAPUA
NTT PAPBAR
20,00
IV III
11,69%
4,33% 14,61% SUMUT
1,16% RIAU
1,86% SUMSEL
13,49%
17,33% LAMPUNG
JABAR
1,17% JATENG
3,47% JATIM
5,78% 8,47% KALBAR
1,17% KALSEL
I 60,00
II
DKI JAKARTA
55,00
DIY
BALI
KEPRI
50,00
KALSEL
KALTARA SULTENG
45,00
RIAU JABAR
KALTIM
GORONTALO SUMUT
JATIM
KALBAR SUMSEL
0 BABEL 40,00 500 1000 1500 2000
SULBAR JAMBI
LAMPUNG
BANTENACEH JATENG
SULSEL
NTB 35,00
BENGKULU
MALUKU
KALTENG 30,00
SULTRA SUMBAR MALUT
SULUT
25,00
PAPUA
PAPBAR
NTT 20,00
IV III
Gambar 12. Hubungan Indeks P4GN dengan Jumlah Kegiatan Direktorat
Informasi dan Edukasi
DIY 55,00
BALI KEPRI
50,00
RIAU KALSEL
45,00 KALTIM
SULTENG KALTARA JABAR
SUMUT
GORONTALO
JATIM SUMSEL
KALBAR
90 110 40,00 130 150 170 190 210 230 250
BABEL
BANTEN LAMPUNG JATENG
SULBAR
NTB JAMBI 35,00 SULSEL ACEH
BENGKULU
MALUKU
KALTENG
SUMBAR SULTRA
30,00
MALUT
SULUT
25,00
PAPUA
PAPBAR
NTT 20,00
IV III
I 60,00
II
DKI JAKARTA
55,00
DIY
BALI
KEPRI
50,00
KALSEL
KALTARA
RIAU
45,00
SULTENG SUMUT JABAR
KALTIM
GORONTALO JATIM
SUMSEL KALBAR
0 40,00 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000
BABEL LAMPUNG
BANTEN
ACEH JATENG
SULBAR
JAMBI NTB
BENGKULU 35,00
SULSEL
MALUKU
KALTENG SULTRA
SUMBAR 30,00
MALUT
SULUT
25,00
PAPUA
PAPBAR
NTT 20,00
IV III
Gambar 14. Hubungan Hubungan Indeks P4GN dengan
Kegiatan Bidang Advokasi
Indeks Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan
62 dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) Tahun 2020
Jumlah penggiat anti narkoba dan relawan anti narkoba pada tahun
2019 menunjukkan bahwa secara total jumlah penggiat dan relawan
di provinsi di Pulau Sumatera memiliki jumlah tertinggi dibandingkan
dengan provinsi di Pulau Jawa, Kalimantan, Bali dan Nusa Tenggara,
Sulawesi, dan Papua. Hubungan antara Indeks P4GN dengan jumlah
penggiat anti narkoba terlihat pada Gambar 15. Pada Kuadran IV terlihat
sebagian besar provinsi memiliki jumlah penggiat anti narkoba di bawah
nilai rata-rata nasional dan pencapaian nilai indeks P4GN-nya pun di
bawah 40 (Gambar 14).
I 60,00 II
DKI JAKARTA
DIY 55,00
BALI
50,00
KEPRI
KALSEL
KALTARA
RIAU
45,00
SULTENG
KALTIM JABAR
SUMUT
GORONTALO JATIM
SUMSEL
KALBAR
0 40,00 2000 4000 6000 8000 10000
SULBAR BABEL
LAMPUNG JATENG
NTB JAMBI
BANTEN ACEH
35,00
SULSELBENGKULU
MALUKU
KALTENG SULTRA
MALUT 30,00
SUMBAR
SULUT
25,00
PAPUA
PAPBAR
NTT 20,00
IV III
I 60,00
II
DKI JAKARTA
55,00
DIY
BALI
50,00
KEPRI
KALSEL
RIAU SULTENG KALTARA
45,00
JABAR SUMUT
KALTIM
GORONTALO KALBAR JATIM
SUMSEL
40,00
0 20 40 60 80 100 120
BABEL LAMPUNG
JAMBI BANTEN ACEH
SULBAR JATENG NTB
35,00
BENGKULU SULSEL
MALUKU
KALTENG
SULTRA 30,00
SUMBAR MALUT
SULUT
25,00
PAPUA
PAPBAR
NTT 20,00
IV III
I 60,00
II
DKI JAKARTA
55,00
DIY
BALI
KEPRI
50,00
KALSEL
KALTARA
RIAU
45,00
SULTENG SUMUT JABAR
KALTIM
GORONTALO JATIM
SUMSEL
KALBAR
0 10 20 40,00 30 40 50 60 70
BABEL
BANTEN LAMPUNG
JATENG ACEH
JAMBI SULBAR
NTB
BENGKULU 35,00
SULSEL
MALUKU
KALTENG
SUMBAR SULTRA 30,00
MALUT
SULUT
25,00
PAPUA
PAPBAR
NTT 20,00
IV III
I 60,00
II
DKI JAKARTA
55,00
DIY
BALI
KEPRI 50,00
KALSEL
KALTARA
RIAU
SULTENG JABAR
45,00 SUMUT
KALTIM
GORONTALO JATIM
KALBAR SUMSEL
0 40,00 20 40 60 80 100
BANTEN LAMPUNGBABEL
ACEH JATENG
SULBAR
BENGKULU JAMBI 35,00
NTB
SULSEL
MALUKU
KALTENG SULTRA SUMBAR
30,00
MALUT
SULUT
25,00
PAPUA
PAPBAR
NTT 20,00
IV III
I 60,00
II
DKI JAKARTA
55,00
DIY
50,00 KEPRI
KALSEL
KALTARA
RIAU 45,00
JABAR SULTENG
SUMUT KALTIM
JATIM GORONTALO
KALBAR SUMSEL
40,00
50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100
LAMPUNG BABEL
BANTEN
ACEH JATENG
SULBAR JAMBI NTB
BENGKULU 35,00
SULSEL
MALUKU
KALTENG
SULTRA 30,00
MALUT SUMBAR
SULUT
25,00
PAPUA
PAPBAR
NTT 20,00
IV III
A. Kesimpulan
B. Rekomendasi
Bjarnason, T., Steriu, A., & Kokkevi, A. (2010). Cannabis Supply and
Demand Reduction: Evidence from the ESPAD Study of Adolescents
in 31 European Countries. Drugs: Education, Prevention and Policy,
123-134.
Ciccarone, D. (2019). The triple wave epidemic: Supply and demand drivers
of the US opioid overdose crisis. International Journal of Drug Policy,
71, 183–188. https://doi.org/10.1016/j.drugpo.2019.01.010
George A Kelley and Kristi S Kelley, 2012, Statistical models for meta-
analysis: A brief tutorial diakses dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/
pmc/articles/PMC4145560/
Hanson, G., Venturelli, P. J., & Fleckenstein, A. E. (2018). Drugs and Society.
Burlington, MA: Jones & Bartlett Learning
Holder, H. D., Gruenewald, P. J., Ponicki, W. R., Treno, A. J., Grube, J. W.,
Saltz, R. F., Voas, R. B., Reynolds, R., Davis, J., Sanchez, L., Gaumont,
G., & Roeper, P. 2000 Effect of community-based interventions on high-
risk drinking and alcohol related injuries. Journal of the American
Medical Association, 284(18), 2341-2347.
Institute Burnet. (n.d.). Fact Sheet: Supply , Demand & Harm Reduction.
The Centre for Harm Reduction.
Kilmer, B., & Hoorens, S. (2010). Understanding Illicit Drug Markets, Supply-
Reduction Efforts, and Drug-Related Crime in the European Union.
https://doi.org/10.7249/tr755
McSweeney, T., Turnbull, P. J., & Hough, M. (2008). Tackling Drug Markets
and Distribution Networks in the UK. 30–31. https://doi.org/978-1-
906246-06-8
Melis, M., & Nougier, M. (2012). IDPC Briefing Paper Drug Policy and
Development How Action Against Illicit Drugs Impacts on the
Millennium Development Goals. SSRN Electronic Journal, June, 1–13.
https://doi.org/10.2139/ssrn.1909924
Desain Pencegahan
Indeks Strategi Pertahanan
dan Pemberantasan
Aktif (Active Defense)
Penyalahgunaan
76
76 dan Peredaran
Dalam Pencegahan
GelapPeredaran
Narkoba (P4GN)
Gelap Narkotika
Tahun 2020
Daftar Pustaka
Pentz, M. A., Bonnie, R. J., & Shopland, D. R. (1996). Integrating Supply and
Demand Reduction Strategies for Drug Abuse Prevention. American
Behavioral Scientist, 39(No.7).
Reuband, K.-H. (1998). Drug Policies and Drug Prevalence: The Role of
Demand and Supply. European Journal on Criminal Policy and Research,
6, 321–336. https://doi.org/10.1023/A
Wan, W. Y., Weatherburn, D., Wardlaw, G., Sarafidis, V., & Sara, G. (2014).
Supply-side reduction policy and drug-related harm. Trends and Issues
in Crime and Criminal Justice, 486.
Werb, D., Kerr, T., Nosyk, B., Strathdee, S., Montaner, J., & Wood, E. (2013).
The Temporal Relationship Between Drug Supply Indicators: An Audit
of International Government Surveillance Systems. BMJ open.
Indeks Pencegahan
Desain Strategi
dan Pertahanan
Pemberantasan
AktifPenyalahgunaan
(Active Defense)
danDalam
Peredaran
Pencegahan
Gelap Narkoba
Peredaran
(P4GN)
GelapTahun
Narkotika
2020 77
Glosarium
Desain Pencegahan
Indeks Strategi Pertahanan
dan Pemberantasan
Aktif (Active Defense)
Penyalahgunaan
78
78 dan Peredaran
Dalam Pencegahan
GelapPeredaran
Narkoba (P4GN)
Gelap Narkotika
Tahun 2020
Glosarium
TP : Tindak Pidana
TPPU : Tindak Pidana Pencucian Uang
Indeks Pencegahan
Desain Strategi
dan Pertahanan
Pemberantasan
AktifPenyalahgunaan
(Active Defense)
danDalam
Peredaran
Pencegahan
Gelap Narkoba
Peredaran
(P4GN)
GelapTahun
Narkotika
2020 79
Daftar Nama Peneliti
Tim BNN:
1. Drs. Heru Winarko
2. Drs. Agus Irianto, S.H., M.Si, M.H., Ph.D
3. Dwi Sulistyorini, S.Si., M.Si.
4. Sri Haryanti, S.Sos., M.Si.
5. Sri Lestari, S.Kom., M.Si.
6. Siti Nurlela Marliani, S.P., S.H., M.Si.
7. Erma Antasari, S.Si.
8. Novita Sari, S.Sos., M.H.
9. Armita Eki Indahsari, S.Si.
10. Radityo Kunto Harimurti, S.Stat.
11. Tri Tjahyono, S.Sos, M.Si
12. Hendrajid Putut Widagdo, S.Sos, M.M, M.Si
13. Dr. Amrita Devi, Sp.KJ, M.Si
14. Mahfud Syahrudin Latif, S.Sos
15. Yulianto Soelistyo, S.Kom., M.Si.
Tim STIS:
1. Dr. Erni Tri Astuti M.Math.
2. Dr. Hardius Usman, M.Si.
3. Dr. Nasrudin
4. Achmad Prasetyo, B.St., S.Si, M.M.
5. Anugerah Karta Monika, S.Si., M.E.
6. Nucke Widowati Kusumo Projo, S.Si., M.Sc., Ph.D.
7. Siskarossa Ika Oktora, S.ST., M.Stat.
Desain Pencegahan
Indeks Strategi Pertahanan
dan Pemberantasan
Aktif (Active Defense)
Penyalahgunaan
80
80 dan Peredaran
Dalam Pencegahan
GelapPeredaran
Narkoba (P4GN)
Gelap Narkotika
Tahun 2020
LAMPIRAN
Indeks Pencegahan
Desain Strategi
dan Pertahanan
Pemberantasan
AktifPenyalahgunaan
(Active Defense)
danDalam
Peredaran
Pencegahan
Gelap Narkoba
Peredaran
(P4GN)
GelapTahun
Narkotika
2020 81
Lampiran 1. Tabel Definisi Operasional
Melalui hasil kajian ini, BNN dan stakeholder dapat mengetahui dan
memahami gambaran pemetaan hasil capaian program dan kegiatan
P4GN yang telah dilaksanakan. Lebih lanjut, penulis berharap agar hasil
kajian ini dapat dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan sebagai
bahan evaluasi guna perbaikan atau penyempurnaan kebijakan program
dan kegiatan P4GN menjadi lebih efektif dan efisien, baik untuk saat ini
maupun masa mendatang.