Anda di halaman 1dari 8

Available at : https://ejournal.unib.ac.id/index.

php/inersiajurnal ISSN 2086-9045


DOI : https://doi.org/10.33369/ijts.11.1.19-26

ANALISIS KOLOM BETON BERTULANG PADA


PENAMPANG PERSEGI BERLUBANG

Amrun Nasution1), Mukhlis Islam2)


1),2)
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Bengkulu
Corresponding Author: amrunnasution@gmail.com

Abstrak

Pemasangan pipa didalam kolom (konduit) seperti instalasi pipa listrik dan sanitasi pada struktur kolom
beton bertulang menyebabkan kolom itu menjadi berlubang. Berkurangnya luas penampang pada
kolom dapat mengakibatkan berkurangnya kekuatan suatu kolom. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui perbedaan kekuatan kolom beton berlubang dengan kolom beton tidak berlubang dan
menghasilkan suatu analisis berupa grafik-grafik interaksi gaya aksial (Pn) dan momen nominal (Mn).
Metode analisis kolom persegi dikembangkan dengan menggunakan aplikasi spread sheet dan
menggunakan hubungan tegangan-regangan Hognestad. Analisis kolom persegi berlubang pada penelitian
ini sebanyak 720 sampel. Penelitian ini menggunakan dimensi 300x300-600x600 mm dengan kenaikan 100
mm. Mutu beton (f’c) yang digunakan yaitu 25-30 MPa dengan kenaikan 2,5 MPa. Mutu tulangan (fy)
yang digunakan yaitu 400 MPa dan rasio luas tulangan diambil dari 1%-8% dengan kenaikan 2% dari luas
penampang kolom, dengan jumlah tulangan sebanyak 12-20 buah tulangan dengan kenaikan 4 buah. Luas
lubang yang digunakan yaitu 3%-7% dengan kenaikan 1%. Hasil analisis menunjukkan terjadi penurunan
Pn-Mn kolom berlubang terhadap kolom tidak berlubang. Penurunan Pn maksimal sebesar 7,20% pada
luasan lubang 7% dengan eksentrisitass terhadap d sebesar 8,01% dan penurunan Mn maksimal sebesar
10,91% pada luasan lubang 7% dengan eksentrisitas terhadap d sebesar 20,51%.

Kata kunci: kolom beton bertulang, kolom berlubang, kolom beton tidak berlubang, tegangan-
regangan Hognestad, kekuatan kolom

Abstract

Installation of the pipe in the column (conduit) such as electrical and sanitary plumbing installations are
found in the structure of reinforced concrete columns. This causes it to be a hollow column. The existence of
holes cause a reduction in cross sectional area of the column and can result in reduced strength of a
column. The purpose of this study was to know the power difference hollow concrete columns with
concrete columns are not hollow and produce an analysis of the interaction in the form graphics axial
force (Pn) and nominal torque (Mn). The analytical method developed by using square column spread sheet
applications and use the stress-strain relationship hognestad. Analysis of the hollow square column in this
study as many as 720 samples. This study used 300x300-600x600 mm dimensions with an increase of 100
mm. Quality concrete (f'c) used was 25-30 MPa to 2,5 MPa rise. Quality reinforcement (fy) used was 400
MPa and the ratio of the reinforcement taken from 1%-8% with an increase of 2% of the cross sectional
area of the column, with the amount of reinforcement as much as 12-20 pieces of reinforcement to rise 4
pieces. Widely used hole that is 3% -7%, with an increase of 1%. The analysis showed a decrease in Pn-Mn
hollow column to column was not perforated. The decrease Pn maximum of 7,20% in the area of hole 7%
by eccentricity to d amounting to 8.01% and the maximum Mn decrease of 10.91% in the area of hole 7%
by eccentricity to d amounting to 20,51%.

Keywords: reinforced concrete columns, columns punched, punched no concrete columns, stress-strain
Hognestad, column strength

J.Inersia. 11(1):19-26 19
Analisis Kolom Beton Bertulang ISSN 2086-9045

PENDAHULUAN terhadap kebakaran. Pemasangan pipa pada


Kolom adalah komponen struktur bangunan kolom sering dilakukan tanpa
yang tugas utamanya menyangga beban memperhitungkan perbedaan kekuatan
aksial tekan vertikal, dengan bagian tinggi antara kolom berlubang dan kolom tidak
tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi berlubang. Tujuan penelitian ini untuk
lateral terkecil. Kolom berfungsi sebagai mengetahui perbedaan dan seberapa besar
penerus beban seluruh bangunan ke pondasi pengaruh lubang terhadap pengurangan
(SNI 2847-2013). kekuatan kolom berlubang dan kolom tidak
berlubang peneliti mencoba meniliti dengan
Kekuatan kolom dalam memikul beban
judul “analisis kolom beton bertulang pada
didasarkan pada kemampuannya memikul
penampang persegi berlubang (studi kasus
kombinasi beban aksial (Pu) dan momen
tulangan longitudinal empat muka)”.
(Mu) secara bersamaan. Perencanaan kolom
suatu struktur bangunan didasarkan pada Kolom
kekuatan dan kekakuan penampang Kolom adalah komponen struktur bangunan
lintangnya terhadap aksi beban aksial dan yang tugas utamanya menyangga beban
momen lentur. Diagram interaksi digunakan aksial desak vertikal dengan bagian tinggi
untuk mengetahui kekuatan penampang
yang tidak ditopang paling tidak tiga kali
kolom, yaitu suatu grafik daerah batas yang
menunjukkan kombinasi beban aksial dan dimensi lateral terkecil. Kolom berfungsi
momen yang dapat ditahan oleh kolom sebagai pendukung beban-beban dari balok
secara aman (Wahyudi, 1997). dan pelat, untuk diteruskan ke tanah melalui
Pemasangan pipa pada kolom bangunan dasar pondasi pada suatu konstruksi
(conduit) banyak ditemukan dalam struktur bangunan gedung. Beban dari balok dan
beton bertulang. Pemasangan pipa ini
pelat ini berupa beban aksial tekan serta
dianggap menguntungkan karena pipa
momen lentur ( (SNI 2847-2013).
didalam kolom dapat dimanfaatkan sebagai
saluran listrik, air hujan, air kotor, dan Menurut jenisnya, kolom dapat dibedakan
sebagainya. Pemasangan pipa pada kolom atas beberapa bentuk dan susunan tulangan,
menyebabkan kolom itu menjadi berlubang. serta posisi beban aksial pada penampang
Keberadaan lubang menyebabkan kolom. Kolom juga dapat dibedakan
berkurangnya luas penampang pada kolom menurut ukuran panjang-pendeknya
dan dapat mengakibatkan berkurangnya kolomdalam hubungannya dengan dimensi
kekuatan suatu kolom. Kegagalan suatu lateral (Asroni, 2010).
kolom biasanya terjadi akibat dari terlalu Jenis kolom berdasarkan letak dan posisi
besarnya lubang pada kolom ataupun tidak beban aksial
sentrisnya pemasangan pipa pada kolom Berdasarkan letak beban aksial (P) yang
tersebut (Renaningsih, 2006). berkerja pada penampang kolom, kolom
SNI 2847-2013 pasal 6.3. menyebutkan, dibedakan menjadi dua macam, yaitu
pipa bersama kaitnya yang ditanam pada kolom dengan posisi beban sentris dan
kolom tidak boleh menempati lebih dari 4 kolom dengan posisi beban eksentris.
persen luas penampang yang diperlukan Kolom dengan posisi beban sentris bisa
untuk kekuatan atau untuk perlindungan disebut dengan kolom uniaksial dan kolom

J.Inersia. 11(1):19-26 20
Nasution, et al ISSN 2086-9045

dengan posisi beban eksentris kolom lentur. Besar beban aksial dan momen lentur
biaksial. yang mampu ditahan kolom tergantung
pada ukuran/dimensi kolom dan jumlah
Kolom dengan posisi beban sentris yaitu
serta letak baja tulangan yang ada/terpasang
beban aksial yang bekerja di sumbu kolom
pada kolom tersebut. Hubungan antara
dan kolom dengan posisi beban eksentris
beban aksial dan momen lentur digambarkan
yaitu beban aksial yang berkerja di luar
dalam suatu diagram yang disebut diagram
sumbu kolom dengan eksentrisitas sebesar e.
interaksi kolom Pn-Mn, yaitu dapat
Beban aksial dan eksentrisitas ini akan
menimbulkan momen sebesar P dikali e memberikan gambaran tentang kekutan dari
(Asroni, 2010). kolom tersebut.
Perencanaan tulangan dengan bantuan
Tegangan-Regangan (σ-ε) Hognestad
Tegangan maksimum yang diperoleh diagram merupakan cara praktis yang
melalui pengujian mesin akan memberikan mudah untuk dilaksanakan. Diagram ini
kekuatan tarik pada beton. Proses ini mempunyai dua sumbu utama, yaitu sumbu
menimbulkan batas regangan maka didapat vertikal dan sumbu horizontal. Kedua sumbu
kurva tegangan-regangan beton. Dari hasil tersebut dapat digunakan untuk mendesain
pengujian kurva dapat ditetapkan model berbagai macam ukuran penampang
Hognestad untuk menentukan distribusi kolom.
tegangan yang bersifat non-linier atau bagian Meskipun cara ini mudah dan praktis untuk
parabola (Riadi, 2012). Diagram tegangan- dilaksanakan, tetapi punya kelemahan
regangan (σ-ε) beton normal menurut terutama pada mutu beton, lebar penampang,
hognestad seperti pada Gambar 1. lebar lubang ataupun baja tulangan tidak
sesuai dengan yang tercantum pada diagram,
maka perencanaan tulangan kolom akan
terhambat atau tidak dapat terlaksana
(Asroni, 2010).
2. Perencanaan dengan analisis
Perencanaan dengan cara analisis
mempunyai kelebihan bila dibandingkan
dengan cara perencanaan kolom dengan
Gambar 1. Kurva (σ-ε) Beton Normal
Menurut Hognestad diagram, terutama dalam hal berikut:
Metode-metode desain kolom a. Dapat dipakai pada sembarang mutu
Menurut asroni (2010), metode perencanaan beton dan mutu baja tulangan.
kolom pada dasarnya dapat dilaksanakan b. Hasil hitungan lebih akurat, karena
dengan dua cara, yaitu perencanaan dengan dihitung berdasarkan rumus•rumus yang
menggunakan diagram dan perencanaan telah dijabarkan/dianalisis secara lebih
dengan analisis. rinci (Asroni, 2010).

1. Perencanaan menggunakan diagram Ketentuan perencanaan


Beberapa ketentuan penting untuk
Beban yang bekerja pada kolom,
biasanya berupa beban aksial dan momen diperhatikan dalam perencanaan kolom

J.Inersia. 11(1):19-26 21
Analisis Kolom Beton Bertulang ISSN 2086-9045

meliputi hal-hal berikut : keseimbangan gaya vertikal, diperoleh


1. Luas tulangan total (Ast) gaya aksial
Pasal 10.9.1 SNI 2847-2013, luas total Pn = Cc + Cs -Ts (6)
tulangan longitudinal (tulangan memanjang)
M n   Cci .d  d''i 1x  x / 2 Cs .d  d''d' Ts .(d'') (7)
kolom harus memenuhi syarat sebagai
berikut : METODE PENELITIAN
0,01 Ag ≤ Ast ≤ 0,08 Ag (1) Penelitian ini dilakukan menggunakan
2. Diameter tulangan geser (begel) jenis penelitian terapan. Penelitian
Diameter tulangan geser disyaratkan
terapan adalah salah satu jenis penelitian
10 mm ≤ Øbegel ≤ 16 mm (2)
untuk memberikan solusi atas
3. Gaya tarik dan tekan pada penampang
permasalahan tertentu secara praktis
kolom
(Wikipedia, 2010). Dalam hal ini,
Kolom yang sering dijumpai/ digunakan peneliti akan mencoba meneliti mengenai
pada bangunan gedung, yaitu kolom dengan grafik interaksi antara Pn-Mn kolom persegi
penampang segi empat. Jika kolom menahan berlubang tulangan longitudinal empat
beban eksentris Pn, maka pada penampang muka. Inti dari penelitian adalah
menganalisis pengaruh lubang terhadap
kolom sebelah kiri menahan beban tarik
kekuatan kolom persegi. Metode analisis
yang ditahan oleh baja tulangan, sedangkan kolom persegi dikembangkan dengan
sebelah kanan menahan beban tekan yang menuggunakan aplikasi spread sheet dan
akan ditahan oleh beton dan baja tulangan. menggunakan hubungan tegangan regangan
Hognestad.
Metode Analisis
Analisis kolom persegi berlubang ini
dikembangkan dengan menggunakan
aplikasi spread sheet. Adapun
penjelasan tahap-tahap analisis dalam
penelitian kolom persegi berlubang
mengunakan hubungan tegangan- regangan
Gambar 2. Tegangan-Regangan Penampang (σ-ε) Hognestad adalah sebagai berikut:
Kolom 1. Asumsi-asumsi
Gaya tarik bagian kiri ditahan oleh tulangan, Pada langkah awal penelitian, peneliti
sebesar: melakukan asumsi-asumsi terhadap
Ts = As.Fs (3) beberapa hal yang diketahui, antara lain :
Sedangkan gaya tekan yang ditahan oleh
a. Kolom beton bertulang berpenampang
tulangan kanan (Cs), yaitu :
persegi dengan tulangan longitudinal
a. Jika luas beton diperhitungkan, maka empat muka.
Cs=As’.(fs’-0,85f’c) (4) b. Elemen struktur beton bertulang yang
b. Jika luas beton tekan diabaikan, maka hanya mengalami kombinasi momen
Cs = As’.fs’ (5) lentur uniaksial.

Selanjutnya dengan memperhatikan

J.Inersia. 11(1):19-26 22
Nasution, et al ISSN 2086-9045

c. Menggunakan aplikasi spread sheet asumsi-asumsi dasar yang biasa


yang dapat mengolah data dengan cepat, digunakan dalam perhitungan struktur
sistematis dan akurat. kolom. Untuk satu nilai jarak tertentu (C)
d. Mutu beton (f’c) yang diambil dibagi menjadi 100 bagian. Pada satu
merupakan mutu beton normal mulai dari jarak nilai C juga dihasilkan satu gaya
25-30 MPa dengan kenaikan 2,5 MPa. aksial nominal (Pn) dan momen nominal
e. Mutu tulangan baja (fy) sebesar 400 (Mn). Titik-titik dari masing- masing nilai
MPa. Pn dan Mn untuk tiap nilai C tersebut
f. Jumlah tulangan longitudinal (12-20) digabungkan sehingga menjadi grafik
buah dengan kenaikan 4 buah. interaksi Pn dan Mn. Penelitian ini
g. Tulangan dari 1% • 8% dengan kenaikan
menggunakan analisis berulang untuk
sebesar 2% (SNI-2847-2013).
tiap dimensi, mutu beton, jumlah
h. Dimensi kolom persegi (30-60) cm
tulangan, luas lubang dan luas tulangan
dengan kenaikan 10 cm.
yang berbeda-beda. Adapun hasil akhir
i. Luas lubang (3-7) % dengan kenaikan
analisis ini akan didapatkan suatu grafik
1% (berdasarkan SNI-2847-2013
interaksi Pn dan Mn. Nilai Pn dan Mn
luas lubang maksimum 4%).
antara kolom berlubang dan kolom tidak
j. Teori regangan beton yang dipakai
berlubang berbeda. Perbedaan nilai Pn dan
yaitu teori tegangan- regangan hognestad
Mn antara kolom belubang dan kolom
dengan nilai εcu = 0,0038 mm.
k. Modulus elastisitas baja (Es) sebesar tidak berlubang yaitu terjadi penurunan nilai
200000 MPa. Pn dan Mn. Penurunan nilai Pn dan Mn
l. Rencana pias tegangan- terjadi karena luas penampang kolom
regangan hognestad penampang kolom berkurang akibat lubang. Pn dan Mn
persegi empat muka (Gambar 3) pada kondisi tarik pada kolom tidak
m. Grafik interaksi Pn-Mn dan tegangan- berlubang dan kolom berlubang
regangan beton metode hognestasd menghasilkan selisih nilai Pn dan Mn
seperti Gambar 4. sedikit. Selisih tersebut terlihat ketika
grafik memasuki kondisi balance (kondisi
seimbang). Selisih gaya aksial dan momen
nominal terlihat jelas pada kondisi tekan.
Perbedaan antara kolom berlubang dengan
kolom tidak berlubang dapat dilihat pada
Gambar 5.

Gambar 3. Rencana Tegangan-Regangan


Hognestad

HASIL DAN PEMBAHASAN


Analisis Kolom Persegi Berlubang
Analisis kolom persegi berlubang pada
Gambar 4. Grafik Interaksi Pn dan Mn
penelitian ini, penulis menggunakan
Kolom

J.Inersia. 11(1):19-26 23
Analisis Kolom Beton Bertulang ISSN 2086-9045

Persentase Selisih P n Kolom Persegi


Berlubang Terhadap Kolom Tidak
Berlubang
Grafik persentase selisih Pn terhadap besaran
eksentrisitas memperlihatkan penurunan
selisih Pn untuk masing- masing lubang. Dari
grafik dapat dilihat bahwa nilai Pn pada
kondisi tekan mengalami kenaikan (tiitk A)
dan pada tititk tertentu pada kondisi tekan Gambar 5. Grafik Persentase Selisih Pn
terhadap Besaran Eksentrisitas
terdapat titik puncak (titik B) serta grafik
akan akan mengalami penurunan pada Persentase Selisih Mn Kolom Persegi
kondisi tarik (titik C) seperti pada Berlubang Terhadap Kolom Tidak
Gambar 5. Hal ini disebabkan karena posisi Berlubang
penurunan, gaya aksial bersentuhan Grafik persentase selisih Mn terhadap
langsung dengan lubang. besaran eksentrisitas memperlihatkan
penurunan Mn untuk masing-masing
Persentase selisih Pn terhadap besaran
lubang. Dari grafik Gambar 6 dapat dilihat
eksentrisitas dipengaruhi oleh beberapa
bahwa Mn pada titik A bernilai nol, hal
faktor, yaitu: luas tulangan, jumlah
tulangan, mutu beton, dimensi kolom. ini dikarenakan berada pada aksial murni
1. Luas Tulangan sehingga tidak ada momen. Ketika Mn pada
Persentase selisih Pn tetap ketika luas kondisi tekan (titik B) mengalami kenaikan
tulangan diperbesar, akan tetapi jarak nilai dan pada titik tertentu pada kondisi
eksentrisitas terhadap d semakin besar ketika tekan terdapat titik puncak (titik C) dan
luas tulangan diperbesar. Mn mengalami penurunan pada kondisi
tarik(titik D dan E). Hal ini disebabkan
2. Jumlah Tulangan
karena pada posisi penurunan wilayah
Persentase selisih Pn tetap ketika jumlah
momen bersentuhan langsung dengan
tulangan tulangan diperbanyak, akan tetapi lubang.
jarak eksentrisitas terhadap d semakin kecil
ketika jumlah tulangan diperbanyak. Persentase selisih Mn terhadap besaran
eksentrisitas dipengaruhi oleh beberapa
3. Mutu Beton
faktor, yaitu: luas tulangan, jumlah
Persentase selisih Pn semakin besar ketika
tulangan, mutu beton, dimensi kolom.
mutu beton semakin besar dan jarak 1. Luas Tulangan
eksentrisitas terhadap d semakin kecil Persentase selisih Mn tetap ketika luas
ketika mutu beton diperbesar.
tulangan diperbesar, akan tetapi jarak
4. Dimensi Kolom eksentrisitas terhadap d semakin besar ketika
Persentase selisih P semakin besar apabila luas tulangan diperbesar.
dimensi kolom diperbesar dan jarak
2. Jumlah Tulangan
eksentrisitas terhadap d juga semakin Persentase selisih Mn tetap ketika jumlah
semakin besar.
tulangan tulangan diperbanyak, akan tetapi
jarak eksentrisitas terhadap d semakin kecil
ketika jumlah tulangan diperbanyak.

J.Inersia. 11(1):19-26 24
Nasution, et al ISSN 2086-9045

3. Mutu Beton
Persentase selisih Mn semakin besar ketika
mutu beton semakin besar dan jarak
eksentrisitas terhadap d semakin kecil
ketika mutu beton diperbesar.
4. Dimensi Kolom
Persentase selisih Mn semakin besar
apabila dimensi kolom diperbesar dan
Gambar 8. Grafik Perbandingan Persentase
jarak eksentrisitas terhadap d juga semakin
Selisih Pn
semakin besar.

Gambar 6. Grafik Persentase Selisih Mn


terhadap Besaran Eksentrisitas Gambar 9. Grafik Perbandingan Persentase
Perbandingan Hasil Penelitian dengan Selisih Mn
Penelitian Sebelumnya
KESIMPULAN
Penelitian peneliti tentang “analisis kolom
beton bertulang pada penampang persegi Kesimpulan yang dapat peneliti sampaikan
berlubang (tulangan longitudinal empat dalam penelitian analisis kolom persegi
muka)” dibandingkan dengan penelitian berlubang pada kolom persegi berlubang
Renjani, (2011) tentangan “analisis yaitu:
penampang kolom beton bertulang persegi 1. Pn dan Mn antara kolom persegi
berlubang dengan kolom persegi
berlubang (studi kasus tulangan longitudinal
tidak berlubang terdapat perbedaan nilai.
dua muka)”. Perbedaan penelitian peneliti Nilai Pn dan Mn terjadi penurunan pada
dengan penelitian Renjani, (2011) bisa kolom persegi berlubang.
dilihat pada Tabel 1 serta pada Gambar 7 2. Persentase selisih Pn maksimal
dan Gambar 8. sebesar 7,20% pada luasan lubang 7%
dengan eksentrisitass terhadap d sebesar
Tabel 1. Perbandingan Hasil Penelitian 8,01%.
3. Persentase selisih Mn maksimal
sebesar 10,91% pada luasan lubang 7%
dengan eksentrisitass terhadap d sebesar
20,51%.
4. Persentase selisih Pn dan Mn tetap ketika
luas tulangan dan jumlah tulangan
diperbesar, akan tetapi jarak eksentrisitas
terhadap d semakin besar apabila luas
tulangan semakin besar dan jarak
*Hasil Peneliti **Hasil Renjani, (2011) eksentrisitas terhadap d semakin kecil

J.Inersia. 11(1):19-26 25
Analisis Kolom Beton Bertulang ISSN 2086-9045

apabila jumlah tulangan semakin banyak. Yogyakarta.


6. Persentase selisih Pn dan Mn semakin SNI 2847:2013. Persyaratan Beton
besar apabila kekuatan mutu beton Struktural untuk Bangunan
semakin besar dan jarak eksentrisitas Gedung. Badan Standarisasi Nasional
terhadap d semakin kecil. Indonesia. Jakarta.
7. Persentase selisih Pn dan Mn semakin Renaningsih, 2006. Analisis Penempang
besar apabila dimensi kolom diperbesar Kolom Beton Bertulang Persegi
dan jarak eksentrisitas terhadap d Berlubang Menggunakan PCA-COL.
juga semakin semakin besar. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil.
Renjani, M. S., 2011. Analisis Penampang
DAFTAR PUSTAKA
Kolom Beton Bertulang Persegi
Asroni, A., 2010. Kolom Fondasi dan Balok Berlubang. Skripsi. Fakultas Teknik,
T Beton Bertulang, Graha Ilmu, Universitas Bengkulu.

J.Inersia. 11(1):19-26 26

Anda mungkin juga menyukai