8675 19258 1 PB
8675 19258 1 PB
Abstrak
Pemasangan pipa didalam kolom (konduit) seperti instalasi pipa listrik dan sanitasi pada struktur kolom
beton bertulang menyebabkan kolom itu menjadi berlubang. Berkurangnya luas penampang pada
kolom dapat mengakibatkan berkurangnya kekuatan suatu kolom. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui perbedaan kekuatan kolom beton berlubang dengan kolom beton tidak berlubang dan
menghasilkan suatu analisis berupa grafik-grafik interaksi gaya aksial (Pn) dan momen nominal (Mn).
Metode analisis kolom persegi dikembangkan dengan menggunakan aplikasi spread sheet dan
menggunakan hubungan tegangan-regangan Hognestad. Analisis kolom persegi berlubang pada penelitian
ini sebanyak 720 sampel. Penelitian ini menggunakan dimensi 300x300-600x600 mm dengan kenaikan 100
mm. Mutu beton (f’c) yang digunakan yaitu 25-30 MPa dengan kenaikan 2,5 MPa. Mutu tulangan (fy)
yang digunakan yaitu 400 MPa dan rasio luas tulangan diambil dari 1%-8% dengan kenaikan 2% dari luas
penampang kolom, dengan jumlah tulangan sebanyak 12-20 buah tulangan dengan kenaikan 4 buah. Luas
lubang yang digunakan yaitu 3%-7% dengan kenaikan 1%. Hasil analisis menunjukkan terjadi penurunan
Pn-Mn kolom berlubang terhadap kolom tidak berlubang. Penurunan Pn maksimal sebesar 7,20% pada
luasan lubang 7% dengan eksentrisitass terhadap d sebesar 8,01% dan penurunan Mn maksimal sebesar
10,91% pada luasan lubang 7% dengan eksentrisitas terhadap d sebesar 20,51%.
Kata kunci: kolom beton bertulang, kolom berlubang, kolom beton tidak berlubang, tegangan-
regangan Hognestad, kekuatan kolom
Abstract
Installation of the pipe in the column (conduit) such as electrical and sanitary plumbing installations are
found in the structure of reinforced concrete columns. This causes it to be a hollow column. The existence of
holes cause a reduction in cross sectional area of the column and can result in reduced strength of a
column. The purpose of this study was to know the power difference hollow concrete columns with
concrete columns are not hollow and produce an analysis of the interaction in the form graphics axial
force (Pn) and nominal torque (Mn). The analytical method developed by using square column spread sheet
applications and use the stress-strain relationship hognestad. Analysis of the hollow square column in this
study as many as 720 samples. This study used 300x300-600x600 mm dimensions with an increase of 100
mm. Quality concrete (f'c) used was 25-30 MPa to 2,5 MPa rise. Quality reinforcement (fy) used was 400
MPa and the ratio of the reinforcement taken from 1%-8% with an increase of 2% of the cross sectional
area of the column, with the amount of reinforcement as much as 12-20 pieces of reinforcement to rise 4
pieces. Widely used hole that is 3% -7%, with an increase of 1%. The analysis showed a decrease in Pn-Mn
hollow column to column was not perforated. The decrease Pn maximum of 7,20% in the area of hole 7%
by eccentricity to d amounting to 8.01% and the maximum Mn decrease of 10.91% in the area of hole 7%
by eccentricity to d amounting to 20,51%.
Keywords: reinforced concrete columns, columns punched, punched no concrete columns, stress-strain
Hognestad, column strength
J.Inersia. 11(1):19-26 19
Analisis Kolom Beton Bertulang ISSN 2086-9045
J.Inersia. 11(1):19-26 20
Nasution, et al ISSN 2086-9045
dengan posisi beban eksentris kolom lentur. Besar beban aksial dan momen lentur
biaksial. yang mampu ditahan kolom tergantung
pada ukuran/dimensi kolom dan jumlah
Kolom dengan posisi beban sentris yaitu
serta letak baja tulangan yang ada/terpasang
beban aksial yang bekerja di sumbu kolom
pada kolom tersebut. Hubungan antara
dan kolom dengan posisi beban eksentris
beban aksial dan momen lentur digambarkan
yaitu beban aksial yang berkerja di luar
dalam suatu diagram yang disebut diagram
sumbu kolom dengan eksentrisitas sebesar e.
interaksi kolom Pn-Mn, yaitu dapat
Beban aksial dan eksentrisitas ini akan
menimbulkan momen sebesar P dikali e memberikan gambaran tentang kekutan dari
(Asroni, 2010). kolom tersebut.
Perencanaan tulangan dengan bantuan
Tegangan-Regangan (σ-ε) Hognestad
Tegangan maksimum yang diperoleh diagram merupakan cara praktis yang
melalui pengujian mesin akan memberikan mudah untuk dilaksanakan. Diagram ini
kekuatan tarik pada beton. Proses ini mempunyai dua sumbu utama, yaitu sumbu
menimbulkan batas regangan maka didapat vertikal dan sumbu horizontal. Kedua sumbu
kurva tegangan-regangan beton. Dari hasil tersebut dapat digunakan untuk mendesain
pengujian kurva dapat ditetapkan model berbagai macam ukuran penampang
Hognestad untuk menentukan distribusi kolom.
tegangan yang bersifat non-linier atau bagian Meskipun cara ini mudah dan praktis untuk
parabola (Riadi, 2012). Diagram tegangan- dilaksanakan, tetapi punya kelemahan
regangan (σ-ε) beton normal menurut terutama pada mutu beton, lebar penampang,
hognestad seperti pada Gambar 1. lebar lubang ataupun baja tulangan tidak
sesuai dengan yang tercantum pada diagram,
maka perencanaan tulangan kolom akan
terhambat atau tidak dapat terlaksana
(Asroni, 2010).
2. Perencanaan dengan analisis
Perencanaan dengan cara analisis
mempunyai kelebihan bila dibandingkan
dengan cara perencanaan kolom dengan
Gambar 1. Kurva (σ-ε) Beton Normal
Menurut Hognestad diagram, terutama dalam hal berikut:
Metode-metode desain kolom a. Dapat dipakai pada sembarang mutu
Menurut asroni (2010), metode perencanaan beton dan mutu baja tulangan.
kolom pada dasarnya dapat dilaksanakan b. Hasil hitungan lebih akurat, karena
dengan dua cara, yaitu perencanaan dengan dihitung berdasarkan rumus•rumus yang
menggunakan diagram dan perencanaan telah dijabarkan/dianalisis secara lebih
dengan analisis. rinci (Asroni, 2010).
J.Inersia. 11(1):19-26 21
Analisis Kolom Beton Bertulang ISSN 2086-9045
J.Inersia. 11(1):19-26 22
Nasution, et al ISSN 2086-9045
J.Inersia. 11(1):19-26 23
Analisis Kolom Beton Bertulang ISSN 2086-9045
J.Inersia. 11(1):19-26 24
Nasution, et al ISSN 2086-9045
3. Mutu Beton
Persentase selisih Mn semakin besar ketika
mutu beton semakin besar dan jarak
eksentrisitas terhadap d semakin kecil
ketika mutu beton diperbesar.
4. Dimensi Kolom
Persentase selisih Mn semakin besar
apabila dimensi kolom diperbesar dan
Gambar 8. Grafik Perbandingan Persentase
jarak eksentrisitas terhadap d juga semakin
Selisih Pn
semakin besar.
J.Inersia. 11(1):19-26 25
Analisis Kolom Beton Bertulang ISSN 2086-9045
J.Inersia. 11(1):19-26 26