Anda di halaman 1dari 4

Khutbah Pertama

 
Jamaah Shalat Gerhana Bulan yang Berbahagia
Betapa banyak yang Allah SWT berikan kepada kita, termasuk kurnia menyaksikan salah satu
keagungan tersebut yakni gerhana bulan. Selaksa anugerah yang diberikan ini hendaknya
menjadi pelecut dan meningkatkan kesadaran bahwa dalam setiap saat kita harus meningkatkan
kualitas ibadah. Utamanya memperbaiki ketakwan dengan menjalankan segala perintah dan
menjauhi yang dilarang. Dengan demikian semoga kita termasuk kalangan yang beruntung.
 
Hadirin yang Dirahmati Allah

Setiap orang di antara kita barangkali sudah mengimani bahwa seluruh keberadaan alam semesta
ini diciptakan oleh Allah. Gunung, laut, rerumputan, binatang, udara, benda-benda langit, jin,
manusia, hingga seluruh detail organ dan sel-sel di dalamnya tidak luput dari penguasaan dan
pengaturan Allah. Tak satu pun makluk lepas dari sunnatullah. Inilah makna Allah sebagai
rabbul ‘âlamîn, pemilik sekaligus penguasa dari seluruh keberadaan; al-Khâliqu kulla syaî’,
pencipta segala sesuatu. Apa saja dan siapa saja. Namun, apakah nilai lebih selanjutnya setelah
kita mempercayai itu semua? Allah menciptakan segala sesuatu tak lain sebagai ayat atau tanda
akan beradaan-Nya.
 
Dalam khazanah Islam lazim kita dengar istilah ayat qauliyah dan ayat kauniyah. Yang pertama
merujuk pada ayat-ayat berupa firman Allah (Al-Qur’an), sedangkan yang kedua mengacu pada
ayat berupa ciptaan secara umum, mulai dari semesta benda-benda langit sampai diri manusia
sendiri.
 
Dalam Al-Qur’an dijelaskan:
 
 ‫اق َوفِي َأ ْنفُ ِس ِه ْم‬
ِ َ‫َسنُ ِري ِه ْم آيَاتِنَا فِي اآلف‬
 
Artinya: Kami (Allah) akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (ayat) Kami di segenap
ufuk dan pada diri mereka sendiri….” (QS Fushshilat [41]:53 )
 
Tanda (ayat) tetap akan selalu berposisi sebagaimana tanda. Ia medium atau perantara untuk
mencapai sesuatu. Kita bisa tahu udara sedang bertiup ke arah utara ketika kita menyaksikan
daun pepohonan sedang bergerak ke arah utara. Kita bisa tahu dari kejauhan sedang terjadi
kebakaran saat menyaksikan kepulan asap membumbung ke udara.
 
Dalam konteks ini, fenomena daun bergerak dan membumbungnya asap hanyalah perantara bagi
yang melihatnya tentang apa yang berada di baliknya, yakni udara dan api. Dalam skala yang
lebih besar dan lebih hakiki, fenomena pergerakan benda-benda langit yang demikian tertib,
agung, dan menakjubkan adalah tanda akan hadirnya Dzat dengan kekuasaan yang tak mungkin
tertandingi oleh apa pun dan siapa pun. Dialah Allah Subhânahu Wata‘âlâ.
 
Dengan demikian, fenomena gerhana bulan yang kita saksikan saat ini pun seyogianya kita
posisikan tak lebih dari ayat. Kita patut bersyukur mendapat kesempatan melewati momen-
momen indah tersebut. Selain menikmati keindahan dan mengagumi gerhana bulan, cara
bersyukur paling sejati adalah meresapi kehadiran Allah di balik peristiwa alam ini.
 
Jamaah Shalat Gerhana Bulan Rahimakumullah
Jika kita sering mendengar anjuran untuk mengucapkan tasbih ‘subhânallâh’ (Mahasuci Allah)
kala berdecak kagum, maka sesungguhnya itu manifestasi dari ajaran bahwa segala sesuatu—
bahkan yang menakjubkan sekalipun—harus dikembalikan pada keagungan dan kekuasaan
Allah. Kita dianjurkan untuk seketika mengingat Allah dan menyucikannya dari godaan
keindahan lain selain Dia. Bahkan, Allah sendiri mengungkapkan bahwa tiap sesuatu di langit
dan di bumi telah bertasbih tanpa henti sebagai bentuk ketundukan kepada-Nya.
 
Dalam Suarat al-Hadid ayat 1 disebutkan:
 
 ‫ض َوهُ َو ْال َع ِز ْي ُز ْال َح ِك ْي ُم‬
ِ ْ‫ت َواَألر‬
ِ ‫َسب ََّح هَّلِل ِ َما فِي ال َّس َما َوا‬
 
Artinya: Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah
(menyatakan kebesaran Allah). Dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
 
Sementara dalam Surat al-Isra ayat 44 dinyatakan:
 
 ‫ات ال َّس ْب ُع َواَأْلرْ ضُ َو َم ْن فِي ِه َّن ۚ َوِإ ْن ِم ْن َش ْي ٍء ِإاَّل يُ َسبِّ ُح بِ َح ْم ِد ِه َو ٰلَ ِك ْن اَل تَ ْفقَهُونَ تَ ْسبِي َحهُ ْم ۗ ِإنَّهُ َكانَ َحلِي ًما َغفُورًا‬
ُ ‫تُ َسبِّ ُح لَهُ ال َّس َما َو‬
 
Artinya: Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan
tak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti
tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.
 
Jamaah Rahimakumullah
Apa konsekuensi lanjutan saat kita mengimani, menyucikan, serta mengagungkan Allah? Tidak
lain adalah berintrospeksi betapa lemah dan rendah diri ini di hadapan Allah. Artinya,
meningkatnya pengagungan kepada Allah berbanding lurus dengan menurunnya sikap takabur,
angkuh atas kelebihan-kelebihan diri, termasuk bila itu prestasi ibadah. Yang diingat adalah
ketakberdayaan diri, sehingga memunculkan sikap merasa bersalah dan bergairah untuk
memperbanyak istighfar. Dalam momen gerhana bulan ini pula kita dianjurkan untuk
menyujudkan seluruh kebanggaan dan keagungan di luar Allah, sebab pada hakikatnya
semuanya hanyalah tanda.
 
  َ‫س َواَل لِ ْلقَ َم ِر َوا ْس ُجدُوا هَّلِل ِ الَّ ِذي خَ لَقَه َُّن ِإ ْن ُك ْنتُ ْم ِإيَّاهُ تَ ْعبُ ُدون‬
ِ ‫َو ِم ْن آيَاتِ ِه اللَّ ْي ُل َوالنَّهَا ُر َوال َّش ْمسُ َو ْالقَ َم ُر اَل تَ ْس ُجدُوا لِل َّش ْم‬
 
Artinya: Sebagian tanda-tanda kebesaran-Nya ialah malam, siang, matahari, dan bulan. Jangan
kalian bersujud pada matahari dan jangan (pula) pada bulan, tetapi bersujudlah kalian kepada
Allah yang menciptakan semua itu, jika kamu hanya menyembah-Nya. (QS Fushilat [41]: 37).
 
Dalam tataran praktis, ada yang memaknai perintah sujud pada ayat tersebut sebagai perintah
untuk melaksanakan shalat gerhana sebagaimana yang kita lakukan pada malam hari ini. 
‫‪Momen gerhana bulan juga menjadi wahana tepat untuk memperbanyak permohonan ampun,‬‬
‫‪tobat, kembali kepada Allah sebagai muasal dan muara segala keberadaan.‬‬
‫‪ ‬‬
‫‪Semoga fenomena gerhana bulan kali ini meningkatkan kedekatan kita kepada Allah subhânahu‬‬
‫‪wata‘âlâ, membesarkan hati kita untuk ikhlas menolong sesama, serta menjaga kita untuk selalu‬‬
‫‪ramah terhadap alam sekitar kita. Amin ya rabbal alamin.‬‬
‫‪ ‬‬
‫آن ْال َع ِظي ِْم‪َ ،‬ونَفَ َعنِي َوِإيَّا ُك ْم بِ َمافِ ْي ِه ِم ْن آيَ ِة َو ِذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم َوتَقَب ََّل هللاُ ِمنَّا‬
‫اركَ هللا لِي َولَ ُك ْم فِى ْالقُرْ ِ‬ ‫بَ َ‬
‫َو ِم ْن ُك ْم تِالَ َوتَهُ َوِإنَّهُ هُ َو ال َّس ِم ْي ُع ال َعلِ ْي ُم‪َ ،‬وَأقُوْ ُل قَوْ لِي هَ َذا فَأ ْستَ ْغفِ ُر هللاَ ال َع ِظ ْي َم ِإنَّهُ هُ َو ال َغفُوْ ُر ال َّر ِحيْم‬
‫‪ ‬‬
‫‪Khutbah Kedua‬‬
‫‪ ‬‬
‫اَ ْل َح ْم ُد هللِ عَل َى ِإحْ َسانِ ِه َوال ُّش ْك ُر لَهُ عَل َى تَوْ فِ ْيقِ ِه َواِ ْمتِنَانِ ِه‪َ .‬وَأ ْشهَ ُد َأ ْن الَ اِلَهَ ِإالَّ هللاُ َوهللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْيكَ لَهُ َوَأ ْشهَ ُد َّ‬
‫أن َسيِّ َدنَا ُم َح َّمدًا‪ ‬‬
‫ص ِّل َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد ِو َعلَى اَلِ ِه َوَأصْ َحابِ ِه َو َسلِّ ْم تَ ْسلِ ْي ًما ِكث ْيرًا َأ َّما بَ ْع ُد فَيا َ اَيُّهَا النَّاسُ‬
‫َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ ال َّدا ِعى إل َى ِرضْ َوانِ ِه‪ .‬اللهُ َّم َ‬
‫اِتَّقُواهللاَ فِ ْي َما َأ َم َر َوا ْنتَهُوْ ا َع َّما نَهَى َوا ْعلَ ُموْ ا َأ َّن هللاَ َأ َم َر ُك ْم بَِأ ْم ٍر بَ َدَأ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِس ِه َوثَـنَى بِ َمآل ِئ َكتِ ِه بِقُ ْد ِس ِه َوقَا َل تَعاَلَى ِإ َّن هللاَ َو َمآلِئ َكتَهُ™‬
‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ْم َو َعلَى آ ِل‬
‫ص ِّل َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َ‬ ‫صلُّوْ ا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموْ ا تَ ْسلِ ْي ًما‪ .‬اللهُ َّم َ‬ ‫َلى النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ آ َمنُوْ ا َ‬
‫صلُّوْ نَ ع َ‬ ‫يُ َ‬
‫ض اللّهُ َّم ع َِن ْال ُخلَفَا ِء الرَّا ِش ِد ْينَ َأبِى بَ ْك ٍر َو ُع َمر َوع ُْث َمان َو َعلِى َوع َْن بَقِيَّ ِة‬ ‫ك َو َمآلِئ َك ِة ْال ُمقَ َّربِ ْينَ َوارْ َ‬ ‫ك َو ُر ُسلِ َ‬ ‫َسيِّ ِدنا َ ُم َح َّم ٍد َو َعلَى اَ ْنبِيآِئ َ‬
‫َّاح ِم ْينَ اَللهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُمْؤ ِمنِيْنَ‬
‫ك يَا َأرْ َح َم الر ِ‬
‫ض َعنَّا َم َعهُ ْم بِ َرحْ َمتِ َ‬
‫َّحابَ ِة َوالتَّابِ ِع ْينَ َوتَابِ ِعي التَّابِ ِع ْينَ لَهُ ْم بِاِحْ َسا ٍن اِلَىيَوْ ِم ال ِّد ْي ِن َوارْ َ‬
‫الص َ‬
‫ك‬‫ك َو ْال ُم ْش ِر ِك ْينَ َوا ْنصُرْ ِعبَا َد َ‬ ‫ت اللهُ َّم َأ ِع َّز ْاِإل ْسالَ َم َو ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َوَأ ِذ َّل ال ِّشرْ َ‬
‫ت اَالَحْ يآ ُء ِم ْنهُ ْم َو ْاالَ ْم َوا ِ‬
‫ت َو ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َو ْال ُم ْسلِ َما ِ‬
‫َو ْال ُمْؤ ِمنَا ِ‬
‫ك ِإلَى يَوْ َم ال ِّد ْي ِن‪ .‬اللهُ َّم ا ْدفَ ْع َعنَّا ْالبَالَ َء‬ ‫اخ ُذلْ َم ْن خَ َذ َل ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َو َد ِّمرْ َأ ْعدَا َء ال ِّد ْي ِن َوا ْع ِل َكلِ َماتِ َ‬ ‫ْال ُم َو ِّح ِديَّةَ َوا ْنصُرْ َم ْن ن َ‬
‫َص َر ال ِّد ْينَ َو ْ‬
‫َان ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ عآ َّمةً‬ ‫صةً َو َساِئ ِر ْالب ُْلد ِ‬ ‫ظهَ َر ِم ْنهَا َو َما بَطَنَ ع َْن بَلَ ِدنَا اِ ْندُونِ ْي ِسيَّا خآ َّ‬ ‫لوبَا َء َوال َّزالَ ِز َل َو ْال ِم َحنَ َوسُوْ َء ْالفِ ْتنَ ِة َو ْال ِم َحنَ َما َ‬ ‫َو ْا َ‬
‫اإن لَ ْم تَ ْغفِرْ لَنَا َوتَرْ َح ْمنَا لَنَ ُكوْ ن ََّن‬ ‫ار‪َ .‬ربَّنَا ظَلَ ْمنَا اَ ْنفُ َسنَا َو ْ‬ ‫آلخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬
‫اب النَّ ِ‬ ‫يَا َربَّ ْال َعالَ ِم ْينَ ‪َ .‬ربَّنَا آتِنا َ فِى ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِى ْا ِ‬
‫ان وَِإيْتآ ِء ِذي ْالقُرْ ب َى َويَ ْنهَى ع َِن ْالفَحْ شآ ِء َو ْال ُم ْن َك ِر َو ْالبَ ْغي يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم‬ ‫ِمنَ ْالخَ ا ِس ِر ْينَ ‪ِ .‬عبَا َدهللاِ ! ِإ َّن هللاَ يَْأ ُم ُرنَا بِاْل َع ْد ِل َو ْاِإل حْ َس ِ‬
‫تَ َذ َّكرُوْ نَ َو ْاذ ُكرُوا هللاَ ْال َع ِظ ْي َم يَ ْذ ُكرْ ُك ْم َوا ْش ُكرُوْ هُ عَل َى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم‬

Anda mungkin juga menyukai