Anda di halaman 1dari 6

PEMBAHASAN

Siklus persediaan dan pergudangan merupakan siklus yang unik karena hubunganya yang erat
dengan siklus transaksi lainya. Bagi perusahaan manufaktur, bahan baku memasuki siklus persediaan
dan pergudangan dari siklus akuisisi dan pembayaran,sementara tenaga kerja langsung memasukinya
dari siklus penggajian dan personalia. Siklus persediaan dan pergudangan diakhiri dengan penjualan
barang dalam siklus penjualan dan penerimaan piutang.
Audit terhadap persediaan, terutama pengujian saldo persediaan akhir tahun, sering kali
merupakan bagian yang paling kompleks dan paling menghabiskan waktu audit. Faktor-faktor yang
memengaruhi kompleksitas audit persediaan termasuk:
 Persediaan sering kali merupakan akun terbesar pada neraca.
 Persediian sering kali berada pada lokasi yang berbeda,yang membuat pengendalian dan
perhitungan fisik menjadi sulit.
 Sering kali sulit bagi auditor untuk mengamati dan menilai item persediaan yang berbeda
seperti perhiasaan, bahan kimia,dan suku cadang elektronik.
 Penilaian persediaan juga sulit apabila estimasi keusangan persediaan merupakan hal yang
penting dan apabila biaya manufaktur harus di alokasikan ke persediaan .
Terdapat beberapa metode penelitian persediaan yang diakui oleh standar akuntansi keuangan
dan sejumlah entitas menerapkan metode penilaian yang berbeda untuk berbagai jenis persediaan.

9.1 FUNGSI-FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS DAN DOKUMEN SERTA CATATAN YANG
BERSANGKUTAN
Persediaan bisa memiliki berbagai macam bentuk, tergantung sifat entitasnya. Siklus
persediaan dan pergudangan dapat dikatakan adalah paduan dari dua sisitem yang terpisah tapi erat
berhubungan. Yang pertama adalah  arus barang secara fisik, dan yang kedua adalah biaya yang
terkait. Selama persediaan bergerak dalam perusahaan, harus ada pengendalian yang cukkup baik
atas pergerakan fisik maupun biaya-biaya yang terkait. Ada enam fungsi yang membentuk siklus
persediaan dan penggudangan sebagai berikut.
A. PEMBUATAN ORDER PEMBELIAN
Siklus pembelian dan penggudangan dimulai dengan adanya permintaan bahan baku untuk
produksi. Pengendalian yang memadai perlu diciptakan apakah pembelian untk bahan baku ataukah
untuk barang jadi. Permintaan pembelian digunakan untuk meminta bagian pembelian untuk meng-
order barang persediaan. Permintaan dapat diajukan pegawai gudang pada saat persediaan mencapai
tingkat tertentu, untuk material yang akan digunakan memproduksi order tertentu pelanggan, atau
dilakukan atas dasar perhitungan periodik dari personil yang berwenang. Apapun metode yang
digunakan, pengendalian atas permintaan pembelian dan order pembelian yang terkait harus dievaluasi
dan diuji sebagai bagian dari siklus perolehan dan pembayaran.
B. PENERIMAAN BAHAN BAKU BARU
Penerimaan barang yang di order adalah bagian dari siklus perolehan dan pembayaran.
Penerimaan bahan baku meliputi inspeksi atas bang yang diterima untuk memeriksa kebenaran jumllah
maupun kualitasnya. Bagian yang menerima membuat laporan penerimaan barang yang menjadi bagian
dari dokumentasi yang perlu sebelum pembayaran dilakukan setelah inspeksi, barang dikirim ke
gudang dan dokumen penerimaan dikirimkan kebagian pembelian, gudang dan hutang usaha.
C. PENGGUDANGAN BAHAN BAKU

Setelah barang diterima, bahan baku untuk produksi, pegawai dari bagian produksi
mengitimkan permintaan bahan baku yang telah mendapat otoritas dari kepala bagian produksi
mengirimkan permintaan, bahan bakuu yang telah mendapat otorisasi dari kepala bagian produksi,
perintah kerja, atau dokumen serupa itu, yang menyebutkan jenis dan jumlah material yang
diperlukan. Dokumen permintaan ini digunakan untuk memutahirkan master file persediaan perpetual
dan mencatat pengiriman dari bahan baku ke akun persediaan dalam proses.
D. PENGELOLAAN BARANG
Proses pengerjaan barang dalam siklus persediaan dan pergudangan sangat bervariasi untuk
masing-masing perusahaan. Besarnya jumlah barang yang akan diproduksi secara umum dipengaruhi
order pelanggan. Ramalan penjualan, tingkat persediaan barang jadi yang telah ditetapkan dimuka, dan
ekonomis tidaknya proses produksi seringkali bagian pengandalian produksi. Biasanya perusahaan
memiliki bagian khusus yang bertanggungjawab untuk ketentuan dalam mengatur jenis dan kuantitas
produksi, pengendalian barang rusak, pengawasan kualitas dan perlindungan fisik terhadap barang
dalam proses. Bagian produksi harus mengadakan laporan produksi dan barang rusak sehingga catatan
akuntansi dapat mencerminkan pergerakan barang dan biaya produksi yang akurat.
Dalam perusahaan manufaktur, sistem akuntansi biaya yang baik adalah bagian penting dari
fungsi pengolahan barang. Sistem tersebut diperlukan untuk menunjukkan profitabilitas relatif berbagai
produk, menghasilkan informasi untuk perencanaan dan pengendalian/pengawasan manajemen, dan
untuk penilaian persediaan untuk tujuan pelaporan keuangan. Ada dua jenis sistem akuntansi biaya
secara umum: sistem harga pokok pesanan (job cost system) dan sistem harga pokok proses (process
cost system). Perbedaan utamanya adalah pada sistem akuntansi biaya proses, biaya dikumpulkan
menurut pesanan individual pada saat bahan baku dipakai dan biaya tenaga kerja terjadi, dan pada
sistem akuntansi biaya proses, biaya dikumpulkan per proses, dengan biaya per unit untuk setiap proses
dibebankan pada produk sepanjang proses yang dilalui
Catatan akuntansi biaya terdiri dari master files, neraca lajur (spreadsheets) dan laporan yang
menunjukkan biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik per pesanan/proses ketika
biaya tersebut terjadi. Ketika pesanan/produk selesai, biaya pokok yang bersangkutan ditransfer dari
barang dalam proses ke barang jadi berdasarkan laporan bagian produksi.
E. PENYIMPANAN BARANG JADI
Setelah barang jadi selesai dikerjakan bagian produksi, penyimpanan dilakukan digudang
menunggu pengiriman ke konsumen. Dalam perusahaan dengan sisitem pengendalian intern yang baik,
dilakukan pengendalian fisik atas barang jadi dengan memisahkannya dalam beberapa area dengan
akses terbatas oleh petugas tertentu. Pengendalian atas barang jadi biasanya dianggap bagian dari siklus
penjualan dan penerimaan piutang.
F. PENGIRIMAN BARANG JADI

Pengiriman barang jadi adalah bagian dari siklus penjualan dan penerimaan piutang.
Pengiriman barang ke konsumen dalam petukaran dengan kas atau asset lainnya, seperti misalnya
piutang usaha, menciptakan pertukaran asset yang diperlukan untuk memenuhi kriteria pengakuan
pendapatan. Pada kebanyakan transaksi penjualan, pengiriman sesungguhnya menjadi penyebab
terjadinya pengakuan piutang usaha dan penjualan dalam system akuntansi.

1) MASTER FILES PERSEDIAAN PERPETUAL


Satu bentuk catatan yang belum di bahas sebelumnya adalah master files persediaan perpetual.
Catatan pepetual yang terpisah biasanya diadakan untuk pencatatan bahan baku dan barang jadi.
Kebanyakan perusahaan tidak menggunakannya untuk barang dalam proses. Master files persediaan
perpetual hanya memasukkan informasi mengenai jumlah unit persediaan yang dibeli, dijual dan sisa
dalam persediaan. Untuk yang terakhir biasanya terdapat pada sisitem yang terencana dan
terkomputerisasi yang meliputi harga pokok per unit.
Untuk pembelian bahan baku, master files persediaan perpetual dimutahirkan secara otomatis
pada saat pembelian persediaan diproses sebagai bagian dari pencatatan pembelian. Transfer bahan
baku dari gudang harus dibukukan terpisah dalam komputer untuk memutahirkan catatan perpetual.
Hanya jumlah unit barang yang dipindahakan yang perlu dibukukan karena komputer dapat
menentukan harga per unit nya dari master files. Master files perpetual persediaan barang jadi berisi
informasi yang sama dengan perpetual bahan baku tetapi lebih kompleks karena selain biaya juga
disertai dengan unitnya. Biaya pokok barang jadi terdiri dari bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,
dan biaya overhead pabrik yang seringkali membutuhkan alokasi dan pembukuan yang rinci jika
catatan perpetual menyertakan biaya pokok per unit, pencatatan akuntansi biayanya harus
diintegrasikan ke dalam sistem komputer.

9.2 BAGIAN-BAGIAN DALAM PENGAUDITAN PERSEDIAAN


Tujuan utama pengauditan siklus persediaan dan penggudangan adalah untuk memberikan
asurans bahwa laporan keuangan menyajikan bahan baku, barang dalam proses, dan persediaan
barang jadi secara wajar. Audit atas siklus persediaan dan penggudangan dapat dibagi menjadi lima
aktivitas sebagai berikut :
1. PEMBELIAN DAN PENCATATAN BAHAN BAKU, TENAGA KERJA LANGSUNG,
DAN OVERHEAD.
Bagian audit ini mencakup tiga fungsi utama yaitu pembuatan order pembelian, penerimaan
bahan baku, dan penyimpanan bahan baku. Auditor harus memperoleh pemahaman tentang
pengendalian internal ketiga fungsi ini dan kemudian melakukan pengujian pengendalian serta
pengujian substantif golongan transaksi pada kedua siklus (siklus pembelian dan pembayaran,
serta siklus penggajian dan personalia). Pengujian harus memuaskan auditor bahwa
pengendalian yang berkaitan dengan pembelian bahan baku dan biaya manufaktur beroperasi
secara efektif dan bahwa transaksi pembelian telah ditetapkan dengan benar.
2. TRANSFER ASSET DAN BIAYA INTERNAL.
Klien mencatat aktivitas ini dalam catatan akuntansi biaya yang independent terhadap siklus
lain dan diuji sebagai bagian dari audit atas siklus persediaan dan penggudangan.
3. PENGIRIMAN BARANG DAN PENCATATAN PENDAPATAN DAN BIAYA.
Pencatatn pengiriman barang dan biaya yang bersangkutan merupakan fungsi terakhir karena
merupakan bagian dari siklus penjualan dan pengumpulan piutang. Auditor memperoleh
pemahaman dan menguji pengendalian internal atas pencatatan pengiriman sebagai bagian dari
pengauditan atas siklus tersebut, termasuk prosedur-prosedur untuk memeriksa ketelitian
pengkreditan atas catatan persediaan dalam master file persediaan perpetual.
4. OBSERVASI PENGHITUNGAN FISIK PERSEDIAAN.
Auditor harus mengobservasi penghitungan fisik persediaan yang dilakukan klien untuk
memastikan bahwa persediaan terbukukan sungguh-sungguh ada pada tanggal neraca dan telah
dihitung dengan benar oleh klien. Pemeriksaan fisik merupakan jenis bukti yang penting untuk
memeriksa keberadaan dn perhitungan persediaan.
5. PENETAPAN HARGA DAN KOMPILASI PERSEDIAAN.
Biaya perolehan yang digunakan untuk menilai persediaan harus duji untuk menentukan
apakah klien telah menerapkan metoda persediaan yang sesuai dengan standar akuntansi dan
sesuai dengan standar akuntansi dan konsisten dengan tahun sebelumnya. Prosedur audit yang
digunakan untuk memeriksa biaya perolehan ini disebut sebagai pengujian harga. Selain itu,
auditor juga harus melakukan pengujian kompilasi persediaan yang dilakukan untuk
memeriksa apakah perhitungan fisik telah diikhtisarkan dengan benar, jumlah dan harga telah
dikalikan dengan benar, dan hasil perkalian tersebut dijumlahkan vertikal untuk kemudian
dicocokan dengan saldo di buku besar.

9.3 PENGAUDITAN AKUNTANSI BIAYA


Sistem dan pengendalian akuntansi biaya berbeda-beda antar perusahaan yang satu dengan
perusahaan lainnya. Perbedaan ini sangat bervariasi dan lebih banyak disbanding dengan bidang audit
kainnya karena keanekaragaman unsur persediaan dan tingkat kecanggihan yang diinginkan
manajemen.
a. PENGENDALIAN AKUNTANSI BIAYA
Pengaendalian akuntansi biaya adalah pengendalian yang berkaitan dengan proses yang
memengaruhi persediaan fisik dan jejak biaya sejak biaya bahan baku diminta. Pengendalian
ini dapat dibagi menjadi dua ketegori utama sebagai berikut:
1) Pengendalian fisik atas persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi.
2) Pengendalian atas biaya yang bersangkutan.
Hampir semua perusahaan memerlukan pengawasan fisik atas asset-asetnya untuk
mencegah terjadinya kerugian akibat penyalahgunaan dan pencurian. Untuk melindungi asset,
kebanyakan perusahaan memisahkan secara fisik dan membatasi akses ke area penyimpanan
barang (gudang) bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi untuk mengawasi
pergerakan persediaan. Dalam hal tertentu, manajer menugasi penyimpanan aset kepada orang
yang khusus dan bertanggungjawab untuk menjaga aset.
Klien dapaat menggunakan dokumen bernomor urut untuk mengotorisasi pergerakan
persediaan agar tidak terjadi penyalahgunaan asset dan mendapat persetujuan dari pejabat yang
berwenang. Copy elektronik atau berupa kertas dari dokumen tersebut harus dikirimkan
langsung ke bagian akuntansi oleh pihak yang menerbitkan, tanpa melalui personel yang
bertanggunng jawab atas pengawasannya. Contoh dokumen yang efektif untk jenis ini adaalah
permintaan bahan baku (material) yang telah disetujui untuk mendapatkan bahan baku dari
ruang penyimpanan (gudang).
b. PENGUJIAN AKUNTANSI BIAYA
Konsep pengauditan akuntansi biaya persediaan tidak berbeda dengan apa yang telah kita
bahas untuk siklus-siklus transaksi lainnya, yaitu: memahami pengendalian internal dalam
sistem akuntansi biaya, menilai risiko pengendalian direncanakan, menentukan luasnya
pengujian pengendalian, dan merancang pengujian pengendalian dan pengujian subtantif
golongan transaksi untuk memenuhi tujuan audit transaksi.. Auditor biasanya menekankan
pada empat aspek akuntansi biaya sebagai berikut:
1. Pengendalian fisik atas persediaan
2. Dokumentasi dan catatan untuk perpindahan persediaan.
3. Master file persediaan perpetual.
4. Catatan harga pokok perunit

Anda mungkin juga menyukai