Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

ASPEK PERILAKU DALAM ORGANISASI


Untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Controlship
Dosen Pengampu: Abidah Dwi Rahmi, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh Kelompok 1:


1. ABID HASAN MA’ARUF (071710008)
2. AROVI NUR HIDAYATIN (071710013)
3. FERY MAYSHAROH (071710027)
4. LUZIANA PUTRI WULANDARI (071710035)

AKUNTANSI VII A

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI


UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN
2020

i
KATA PENGANTAR

Segala Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang Maha Kuasa
karena dengan rahmat serta karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah dengan
baik. Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui seberapa besar “Aspek
Perilaku Dalam Organisasi” terhadap Mata kuliah Contolship yang kami sajikan
berdasarkan pengamatan kami kutip dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh
penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun
yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari
Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada guru/dosen pembimbing
yang telah banyak membantu penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun
makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan
kritiknya. Terima kasih.

Lamongan, 18 September 2020

Penyusun

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

1.1 Latar Belakang............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan Makalah.........................................................................2

1.4 Manfaat Penulisan Makalah.......................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3

2.1 Pengertian Perilaku dalam Organisasi........................................................3

2.2 Keselaran Tujuan........................................................................................4

2.3 Teori Motivasi Kerja...................................................................................6

2.4 Sistem Pengendalian Formal......................................................................8

2.5 Jenis-jenis Organisasi.................................................................................9

2.6 Fungsi Controller........................................................................................12

BAB III PENUTUP...........................................................................................14

3.1 Kesimpulan...................................................................................................14

3.2 Saran.............................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada awalnya, organisasi merupakan suatu jembatan dalam membentuk
suatu komponen yang dapat dijadikan anggota untuk memecahkan suatu masalah.
(Rahma, n.d.) inti dari organisasi adalah proses penentuan, pengelompokan, dan
pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan
bersama. Dalam hal ini perilaku atau tindakan juga mempengaruhi suatu tujuan
dalam berorganisasi, Akan tetapi secara umum organisasi menjadikan wacana
dalam aktifitas yang dapat dijadikan sebagai bagian dari kelompok. pada dasarnya
adalah karena manusia adalah makhluk sosial yang dalam konteks ini adalah homo
socius . Fakta tersebut adalah sebuah sifat kodrat.
Manusia tidak mungkin dapat hidup seorang diri, lepas dari masyarakat,
kelompok maupun kehidupan bersama komunitasnya. Manusia adalah makhluk
yang berfikir dan dapat berkembang. Setiap manusia memiliki naluri untuk hidup
bermasyarakat. Untuk mmemenuhi berbagai macam kebutuhan tersebut maka
manusia harus melakukan kerjasama karena dia tidak akan mampu memenuhi
kebutuhan dirinya sendiri. Di situlah tingkat keterbatasan manusia yang merupakan
cerminan bahwa manusia memerlukan kerjasama dan wadah itu terdapat dalam
organisasi.
Sistem pengendalian manajemen yang baik mempengaruhi perilaku
sedemikian rupa sehingga memiliki tujuan yang selaras: artinya tindakan-tindakan
individu yang dilakukan untuk meraih tujuan-tujuan pribadi juga akan membantu
untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Konsep ini menggambarkan bagaimana
keselarasan tujuan dipengaruhi oleh tindakan informal dan sistem formal. Sistem
formal dapat dibagi dalam dua kategori; “aturan-aturan”, dalam arti yang luas, dan
metode-metode sistematis untuk perencanaan dan mempertahankan pengendalian.
Untuk menjalankan strategi dibagi beberapa jenis organisasi, organisasi
menggunakan bentuk struktur ysng berbeda. Oleh karena itu, suatu sistem
pengendalian manajemen yang efektif harus dirancang agar sesuai dengan struktur
tertentu. Pada bagian terakhir akan diuraikan peranan controler orang yang
bertanggung jawab atas desain dan operasi sistem pengendalian manajemen.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Perikalu Dalam Organsasi?
2. Apa itu Keselarasan Tujuan?
3. Apa dan bagaimana teori motivasi kerja dalam perilaku organisasi?
4. Bagaimana peraturan (rules) dalam sistem pengendalian formal ?
5. Apa saja Jenis-jenis Organisasi?
6. Apa saja fungsi Controler?

1.3 Tujuan penulisan Makalah


1. Untuk mengetahui pengertian Perikalu Dalam Organsasi
2. Untuk mengetahui apa itu Keselarasan Tujuan
3. Untuk mengetahui bagaimana teori motivasi kerja dalam perilaku organisasi
4. Untuk mengetahui bagaimana peraturan (rules) dalam sistem pengendalian
formal
5. Untuk mengetahui jenis- jenis Organisasi dan Fungsi Controler

1.4 Manfaat Penulisan Makalah


1. Menambah pengetahuan dan wawasan pembaca mengenai Materi Sistem
pengendalian Manajemen terutama pembahasan mengenai perilaku dalam
organisasi
2. Sebagai referensi dan acuan bagi penulisan Tugas Mandiri dengan materi
yang sama selanjutnya

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perikalu Dalam Organsasi

(Audria, n.d.) Perilaku organisasi membahas seluruh kegiatan organisasi


yang di dalamnya terdapat, perilaku manusia, budaya, sosial dan sistem yang

2
mendukung adanya organisasi tersebut. sehingga antara manusia dan organisasi
dapat saling mempengaruhi. Perilaku organisasi adalah bidang studi yang
mempelajari pengaruh yang dimiliki oleh individu, kelompok, dan struktur terhadap
perilaku dalam organisasi yang bertujuan untuk meningkatkan efektifitas suatu
organisasi Sistem pengendalian manajemen mempengaruhi perilaku manusia.
Sistem pengendalian manajemen yang baik mempengaruhi perilaku sedemikian
rupa sehingga memiliki tujuan yang selaras; artinya tindakan-tindakan individu
yang dilakukan untuk meraih tujuan-tujuan pribadi juga akan membantu untuk
mencapai tujuan-tujuan organisasi. Berbagai struktur yang berbeda kita
gunakan untuk menjalankan seluruh strategi dalam berbagai tipe organisasi;sebuah
sistem pengendalian manajemen yang efektif harus dirancang agar bisa sesuai
dengan struktur tertentu.
(Irnawati, n.d.) Ada beberapa Pengertian perilaku organisasi menurut
beberapa ahli, diantaranya yaitu sebagai berikut:
1. Joe Kelly, perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang mempelajari sifat-
sifat organisasi, termasuk bagaimana organisasi di bentuk, tumbuh dan
berkembang.
2. Adam Indrawijaya, perilaku organisasiadalah suatu bidang studi yang
mempelajari semua aspek yang berkaitan dengan tindakan manusia, baik aspek
pengaruh anggota terhadap organisasi maupun pengaruh organisasi terhadap
anggota.
3. Sutrisna Hari, MM, perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang
mempelajari dinamika organisasi sebagai hasil interaksi dari sifat khusus
(karakteristik) anggota dan sifat khusus (karakteristik) para anggotannya dan
pengaruh lingkungan.
4. Stephen P. Robbins, perilaku Organisasi adalah bidang studi yang menyelidiki
dampak perorangan, kelompok, dan struktur pada perilaku dalam organisasi
dengan maksud menerapkan pengetahuan semacam itu untuk memperbaiki
keefektifan organisasi.
(Rahma, n.d.) Mempelajari perilaku organisasi sifatnya agak abstrak.
Mempelajari prilaku organisasi sering kali menghasilkan atau menemui
prinsipprinsip yang kompleks dimana penjelasan atau analisanya bersifat

3
situasional. Pengertian prilakun organisasi untuk multi disiplin dapat digambarkan
dengan beberapa hal, yaitu:
1. Perilaku organisasi adalah cara berfikir, prilaku adalah aktifitas yang ada pada
diri individu, kelompok, dan tingkat organisasi.
2. Perilaku organisasi adalah multi disiplin yang mencakup teori, metode dan
prinsip prinsip dari berbagai disiplin ilmu.
3. Dalam perilaku organisasi terdapat suatu orientasi kemanusiaan, dimana
terdapat perilaku, persepsi, perasaan, dan kapasitas pembelajar.
4. Perilaku organisasi berorientasi pada kinerja, tujuan organisasi adalah
meningkatkan produktifitas bagaimana perilaku organisasi ini dapat mencapai
tujuan tersebut.
5. Lingkungan eksternal sangat memberikan pengaruh terhadap perilaku
organisasi.
6. Untuk mempelajari perilaku organisasi ini perlu menggunakan metode ilmiah,
karena dalam bidang organisasi ini sangat tergantung dari disiplin ilmu yang
meliputinya.

2.2 Keselarasan Tujuan

Dalam suatu perusahaan seorang menejemen senior atau pemimpin


perusahaan selalu menginginkan setiap anggota organisasi mencapai tujuan
organisasi sangat baik. Akan tetapi seorang anggota perusahaan mempunyai tujuan
masing-masing yang tidak selalu konsisten dengan tujuan perusahaan. Tujuan
pokok sistem pengendalian manajemen adalah menjamin sebisa mungkin adanya
keselarasan tujuan dari masing-masing anggota kearah tercapainya tujuan
perusahaan.

Keselarasan tujuan dalam suatu proses berarti tindakan-tindakan yang


mengarahkan setiap anggota untuk menyelaraskan tujuan pribadinya masing-
masing sesuai dengan kepentingan perusahaan. Tentu saja keselarasan tujuan secara
sempurna antara individu dan perusahaan itu tidak pernah ada. Satu alasan penting
setiap orang ekerja biasanya menginginkan kompetensi (alam pentuk uang
tentunya) sebesar mungkin. Sementara dari sudut pandang perusahaan, ada batas
tertentu kompetensi yang bisa diberikan, sehingga minimal sistem pengendalian

4
bertindak tidak sesuai dengan kepentingan perusahaan. Pertanyaan penting dari hal
ini adalah, tindakan apa yang bisa diambil untuk memotivasi orang lain? Apakag
tindakan tersebut sesuai dengan kepentingan perusahaan?

a. Faktor-Faktor Informal Yang Mempengaruhi Keselarasan Tujuan


(Isna Dayuwati, 2015) faktor-faktor informal yang mempengaruhi
keselarasan tujuan terdiri dsri faktor eksternal dan internal.
1. Faktor Eksternal
Faktor eksternal dalam hal ini adalah norma-norma mengenai perilaku
yang diharapkan di dalam masyarakat, dimana organisasi merupakan bagian
dari masyarakat. Norma tersebut mencakup etos kerja (sikap anggota
organisasi) yang diwujudkan melalui loyalitas pegawai, keuletan, semangat,
dan kebanggaan yang dimiliki pegawai dalam menjalankan tugas. Norma
dalam suatu organisasi juga dipengaruhi secara spesifik oleh jenis industri
yang dimiliki oleh organisasi tersebut.
2. Faktor Internal
a. Budaya
Budaya meliputi keyakinan bersama, nilai-nilai hidup yang dianut, norma
perilaku serta asumsi-asumsi yang secara implisit diterima dan secara
eksplisit dimanifestasikan di seluruh jajaran organisasi. Budaya dalam
perusahaan dipengaruhi oleh kualitas personalitas dan kebijakan CEO serta
personalitas dan kebijakan para manajer. Budaya sebuah perusahaan
biasanya tidak pernah berubah selama bertahun-tahun.
b. Gaya Manajemen
Gaya manajemen merupakan faktor internal yang memiliki dampak paling
kuat terhadappengendalian manajemen. Sebuah institusi dapat dikatakan
sebagai perpanjangan bayangan seseorang. Hal ini dapat dilihat dari
sikapsikap bawahan yang mungkin mencerminkan sikap atasan mereka,
dan sikap para atasan tersebut juga mencerminkan sikap CEO. Menurut
Maciariello ada 3 jenis gaya yaitu :
1. Internal control style : masing-masing individu mempunyai gaya
kepemimpinana yang berbeda, dan partisipatif.

5
2. Eksternal control style : tindakan ditentukan oleh pihak lain atau
pemimpin dan otoriter.
3. Mix control style : partisipatif dan terarah.
c. Organisasi Informal
Garis-garis dalam bagan organisasi menunjukkan hubungan formal, yaitu
pemegang otoritas resmi dan tanggung jawab dari setiap manajer. Pada
kenyataannya, proses pengendalian manajemen tidak dapat berjalan
dengan baik, apabila anggota organisasi atau perusahaan tidak paham dan
mengenali arti penting dari hubungan-hubungan dalam organisasi yang
bersifat informal.
d. Persepsi dan Komunikasi
Para manajer harus mengetahui tujuan dan tindakan yang harus diambil
untuk mencapai tujuan tersebut. Mereka menyerap informasi dari berbagai
jalur baik formal (melalui anggaran dan dokumen resmi lainnya) maupun
jalur informal (melalui percakapan dan obrolan yang tidak resmi). Namun
informasi yang didapat tersebut bisa jadi bertentangan satu sama lain dan
memiliki interpretasi yang sangat beragam.

2.3 Teori motivasi kerja dalam perilaku organisasi


Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong
keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai
tujuan organisasi. Motivasi yang ada pada seseorangg padda gilirannya akan
wewujudkan suatu perilaku yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran
kepuasan. Beberapa teori motivasi yang dikenal dapat diterapkan dalam
organsisasi. Beberapa teori yang dikenal adalah sebagai berikut:
1. Teori Hierarki kebutuhan Maslow
Teori ini dikemukakan sejak tahun 1943. Isi pokok dari teori ini menjelaskan
suatu hierarki kebutuhan yang menunjukan adanya lima tingkatan keinginan dan
kebutuhan manusia, yaitu:
a. Kebutuhan fisiologis. Merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh
manusia, seperti: rasa lapar, haus, tidur, dan sebagainya.

6
b. Kebutuhan Keamanan. Merupakan kebutuhan akan keselamatan dan
perlindungan dari bahaya, ancaman, dan perampokan ataupun pemecatan
dari pekerjaan.
c. Kebutuhan Sosial. Merupakan kebutuhan akan rasa cinta dan kepuasan
dalam menjalin hubungan dengan orang lain, kepuasan dan perasaan
memiliki serta diterima dalam satu kelompok, rasa kekeluargaan,
persahabatan dan kasih sayang.
d. Kebutuhan Penghargaan. Merupakan kebutuhan akan status dan kedudukan,
kehormatan diri, reputasi dan prestasi.
e. Kebutuhan Aktualisasi Diri. Merupakan kebutuhan pemenuhan diri, untuk
memperguanakan potensi diri, aktivitas diri, pengembangan diri semaksimal
mungkin, kreativitas, ekspresi diri dan melakukan apa yang cocok, serta
menyelesaikan pekerjaannya sendiri.

Dari sudut pandang motivasi, teori ini mengatakan meskipun tidak pernah
ada kebutuhan yang pernah dipenuhi secara lengkap, suatu kebutuhan yang
pernah terpenuhi secara substansial tidak lagi menjadi motivasi. Jadi jika ingin
memotivasi seseorang, menurut Maslow, perusahaan perlu mengetahui anak
tangga yang mana seseorang itu berada, sehingga dapat ditetukan jenis kebutuhan
yang harus diberikan.

2. Teori Dua Faktor Herzberg


Herzberg tiba pada suatu keyakinan bahwa dua kelompok faktor yang
mempengaruhi perilaku adalah:
a. Hygiene factor. Faktor ini berkaoitan dengan konteks kerja dan arti
lingkunagn kerja bagi individu. Faktor-faktor higienis yang dimaksud adalah
kondisi kerja, dasar pembayaran (gaji), kebijakan organisasi, hubungan antar
personel, dan kualitas pengawasan.
b. Satisfier factor. Faktor pemuas yang dimaksud berhubungan dengan isi kerja
dan definisi bagaimana seseorang menikamati atau merasakn pekerjaannya.
Faktor yang dimaksud adalah prestasi, pengakuan, tanggung jawab dan
kesempatan untuk berkembang.
3. Teori Pengharapan Vroom

7
(Isna Dayuwati, 2015) Teori ini terdiri dari unsur-unsur Expectency,
Instrumentality, dan Valence. Expectency adalah hubungan dimana seseorang
mempercayai antar usaha dan kemampuan dengan hasilnya diukur dalam sistem
pengukuran prestasi organisasi (Hubungan upaya-Kinerja). Instrumentality
adalah hubungan antara kinerja yang diukur dengan hasil yang diharapkan untuk
individu (Hubungan Kinerja-Ganjaran). Sedangkan Valence adalah nilai dimana
seseorang menugaskan pada hasil yang disediakan untuk individu dari
organsisasi sebagai hasil pengukuran prestasi normal (Hubungan Ganjaran-
Tujuan).

2.4 Sistem Pengendalian Formal


(Irnawati, n.d.) Sistem tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
sistem pegendalian manajamen dan peraturan (rules).
1. Peraturan (Rules)
a. Aturan-aturan
Aturan dapat diartikan sebagai seprangkat tulisan yang memuat jenis instruksi
dan pengendalian. Contohnya instruksi jabatan, pembagian kerja, prosedur
standar operasi, panduan-panduan, dan tuntunan-tuntunan etis. Hampir semua
aturan bersifat jangka panjang dan akan selalu ada sampai aturan-aturan tersebut
dimodifikasi, namun hal itu sangat jarang terjadi. Contoh lain dari aturan ialah
larangan terhadap tindakan yang tidak etis, ilegal atau tindakan lain yang tidak
diinginkan. Beberapa jenis aturan dapat dilihat di bawah ini :
1. Pengendalian Fisik
Pengendalian fisik merupakan ketentuan agar fisik organisasi terjaga dan
dapat dilakukan dengan adanya penjaga keamanan, gudang yang
terkunci,ruangan besim password komputer, cctv, dan lain-lain.

2. Manual
Manual merupakan aturan yang jauh lebih rinci dan biasanya merupakan
petunjuk untuk melaksanakan sesuatu, contohnya ialah panduan
menjalankan mesin, panduan untuk meminta fasilitas bagi organisasi, dan
lain-lain.

8
3. Pengamanan Sistem
Berbagai bentuk pengamanan secara sistematis dirancang untuk menjamin
arus informasi yang mengalir melalui sistem bersifat akurat dan untuk
mencegah (meminimalkan) kesalahan atau kecurangan. Hal ini meliputi
pemeriksaan silang secara terinci, menghitung uang dan aktiva sesering
mungkin, serta dengan melakukan pengecekan sistem oleh auditor internal
dan eksternal.
4. Sistem Pengendalian Tugas
Sistem pengendalian tugas merupakan proses untuk menjamin bahwa tugas
tugas tertentu dijalankan secara efektif dan efisien. Kebanyakan tugas-tugas
biasanya dikendalikan melalui peraturan-peraturan.
2. Proses Pengendalian Formal
(Audria, n.d.) Proses pengendalian formal meliputi tahap-tahap tertentu
yang secara terus menerus bekerja dari tahun ke tahun. Tahap ini dimulai
dengan penentuan tujuan perusahaan dan strategi untuk mencapai tujuan
tersebut. Rencana strategik (strategic plan) disiapkan untuk
mengimplementasikan strategi tersebut dan semua informasi yang tersedia
digunakan untuk membuat rencana ini. Strategic plan kemudian diubah menjadi
anggaran tahunan yang difokuskan pada perencanaan pendapatan dan biaya
untuk pusat-pusat pertanggungjawaban secara individual. Pusat-pusat
pertanggungjawaban juga diatur dengan sejumlah perturan dan informasi
lainnya. Pusat-pusat pertanggungjawaban ini kemudian beroperasi melakukan
kegiatan, dan hasil kegiatan tersebut diukur dan dilaporkan. Hasil sesungguhnya
kemudian dibandingkan dengan rencana untuk menentukan keberhasilan pusat
pertanggungjawaban ini dalam melakukan tugasnya jika pusat
pertanggungajawaban tersebut berhasil, maka umpan balik berupa hadiah atau
penghargaan akan diberikan kepada pusta pertanggungjawaban teteapi jika
tidak berhasil maka umpan balik digunakan untuk melakukan perbaikan pada
pusat pertanggungjawaban tersebut, dan peraikan yang memunginkan terhadap
rencana.

2.5 Jenis-jenis Organisasi

9
(Budiman al fath, 2014) Strategi suatu perusahaan memiliki pengaruh yang
besar terhadap strukturnya. Pada gilirannya, jenis struktur akan mempengaruhi
rancangan sistem pengendalian manajemen organisasi. Meskipun kualitas dan
ukuran organisasi itu sangat beragam, setidaknya organisasi bisa dikelompokkan ke
dalam tiga kategori umum :
1. Stuktur fungsional, di dalamnya setiap manajer bertanggung jawab atas
fungifungsi yang terspesialisasi seperti produksi atau pemasaran.
2. Struktur unit bisnis, di dalamnya para unit manager bertanggung jawab atas
aktivitas-aktivitas dari masing-masing unit, dan unit bisnis berfungsi sebagai
bagian independen dari perusahaan.
3. Struktur matriks, di dalamnya unit-unit fungsional memiliki tanggung jawab
ganda.
b. Organisasi Fungsional
Bentuk organisasi fungsional melibatkan gagasan mengenai seorang
manajer yang membawa pengetahuan khusus untuk mengambil keputusan yang
berkaitan dengan fungsi spesifik, yang berlawanan dengan manajer umum yang
kurang memilki pengetahuan khusus. Seorang manajer pemasaran dan seorang
manajer produksi yang terampil kemungkinan besar akan mampu mengambil
keputusan yang lebih baik di bandingkan dengan seorang manajer yang
bertanggung jawab atas kedua bidang itu sekaligus. Lebih lanjut lagi, seorang
spesialis yang terampil harus mampu melakukan supervisi atas para buruh yang
bekerja dalam bidang yang sama secara lebih baik dibandingkan dengan seorang
manajer generalis. Oleh karena itu, kelebihan dari struktur organisasi fungsional
adalah memiliki potensi untuk bekerja secara efisien.selain itu, kegiatan yang
sama dalam organisasi fungsional lebih efektif. Ada sejumlah kelemahan pada
struktur organisasi fungsional, diantaranya :
1. Terdapat ketidakjelasan dalam menentukan efektivitas manajer fungsional
secara terpisah (seperti manajer produksi dan manajer pemasaran) karena tiap
fungsi tersebut sama-sama memberikan kontribusi pada hasil akhir. Dengan
demikian perusahaan akan sulit untuk menentukan tanggung jawab terhadap
laba kepada manajer setiap individual.

10
2. Jika organisasi, terdiri dari beberapa manajer yang bekerja dalam satu fungsi
yang melapor ke beberapa manajer pada tingkat yang lebih tinggi dari fungsi
tersebut, maka perselisihan antar para manajer dari fungsi-fungsi berbeda
hanya dapat diselesaikan di tingkat atas, meskipun perselisihan itu berasal
dari tingkatan organisasi yang lebih rendah.
3. Struktur fungsional tidak memadai untuk diterapkan pada sebuah perusahaan
dengan produk dan pasar yang beragam.

b. Organisasi Unit Usaha (Divisional)


(Rahma, n.d.) Bentuk organisasi unit bisnis dari organisasi dirancang
untuk menyelesaikan masalah-masalah yang terdapat pada struktur fungsional.
Suatu unit bisnis, yang juga disebut sebagai divisi, bertanggung jawab atas
seluruh fungsi yang ada dalam produksi dan pemasaran sebuah produk. Unit
bisnis tersebut bertanggung jawab untuk melakukan perencanaan dan koordinasi
kerja dari berbagai fungsi yang terpisah. Kelemahan dari struktur organisasi unit
usaha adalah sebagai berikut :
1. Kesulitan mencari sumber daya manusia yang berkualitas untuk memimpin
setiap unit bisnis.
2. Konflik antar bisnis
3. Kurangnya kerjasama
4. Keuntungan dari struktur organisasi unit usaha adalah
5. Tempat yang cocok untuk latihan manajemen
Divisi lebih memahami pasar dari pada kantor pusat dan bisa bereaksi
lebih cepat apabila ada ancaman ataupun kesempatan. Sehingga tanggung jawab
untuk menghasilkan laba yang diletakkan pada satu orang manajer atau direktur
yang diberi tanggung jawab.

c. Organisasi Matrik
Merupakan kombinasi antara struktur organisasi fungsional dan unit bisnis.
Setiap unit bisnis mempertanggungjawabkan kegiatannya, dan kegiatan setiap unit
bisnis dibantu oleh beberapa fungsional. Sedangkan setiap fungsi
mempertanggung jawabkan kegiatan sesuai dengan kegiatan yang dilakukan oleh
beberapa unit bisnis yang dibantu.

11
Dalam organisasi matrik, manajer suatu proyek selain bertanggung jawab
terhadap keberhasilan proyeknya, juga bertanggung jawab terhadap unit-unit
fungsional. Masalah pengendalian manajemen pada organisasi matrik jelas lebih
sulit dibandingkan dengan bentuk organsasi lainnya. Perencanaan harus
disesuaikan dengan kebutuhan proyek dan disesuaikan dengan sumber daya yang
tersedia pada unit-unit fungsional. Koordinasi harus dilakukan dengan
mempertimbangkan jadwal kegiatan dari beberapa unit sehingga proyek-proyek
dapat diselesaikan tepat waktu dan tidak ada orang yang tidak bekerja.
Pengendalian akan sulit manakala tingkat keberhasilan suatu proyek merupakan
tanggung jawab dari beberapa manajer.
1. Implikasi atas Desain
Sistem Implikasi untuk membentuk sistem pengendalian manajemen
tidak terbatas hanya soal kriteria saja. Jika hal tersebut merupakan satu-
satunya pertimbangan maka bentuk divisi atau unit usaha bisa saja dipilih.
Masalahnya sistem pengendalian manajemen tidak tergantung pada satu
kriteria saja. Organisasi fungsional bisa saja lebih baik karena dapat
memberikan manfaat ekonomis yang lebih besar. Untuk unit bisnis bisaanya
sulit mencari seorang yang tepat.
Demikian juga dengan bentuk organisasi matrik. Dapat disimpulkan
sistem yang bagus tersebut harus disesuaikan dengan kondisi perusahaan dan
didiskusikan terlebih dahulu dengan pimpinan puncak. Jika kemudahan dalam
pengendalian merupakan satu-satunya kriteria, maka semua perusahaan akan
diorganisasikan ke dalam unit-unit bisnis. Hal ini disebabkan karena dalam
organisasi unit bisnis, setiap manajer unit harus bertanggung jawab untuk
meningkatkan kemampuan setiap produk yang dihasilkan oleh unitnya guna
menghasilkan laba, melakukan perencanaan, mengkoordinasikan, dan
mengendalikan elemen-elemen yang berpengaruh pada kemampuan.

2.6 Fungsi Controler


(Isna Dayuwati, 2015) Controler merupakan orang yang bertanggung jawab
dalam merancanakan dan mengoperasikan sistem pengendalian manajemen. Fungsi
dan peran kontroler meliputi:

12
1. Merangcang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian
2. Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan pada pemegang saham
dan pihak eksternal
3. Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja, menginterpretasian laporan
tersebut untuk para manajer, menganalisis program dan proposal anggaran dari
berbagai segmen perusahaan serta mengkonsolidasikannya ke dalam anggaran
tahunan secara keseluruhan.
4. Melakukan supervisi audit internal dan mencatat prosedur-prosedur
pengendalian untuk menjamin validitas informasi, menetapkan pengamanan
yang memadai terhadap pencurian dan kecurangan serta menjalankan audit
operasional.
5. Mengembangkan personel dalam organisasi pengendali dan berpartisipasi dalam
pendidikan personal manajemen dalam kaitannya dengan fungsi pengendalian.
1. Hubungan dengan Organisasi
(Isna Dayuwati, 2015) Fungsi pengawasan adalah fungsi staf. Meskipun
seorang kontroler bisaanya bertanggung jawab untuk merancang maupun
mengoperasikan sistem yang mengumpulkan dan melaporkan informasi,
pemanfaatan informasi ini adalah tanggung jawab jajaran manajemen.
Controller tidak membuat ataupun mendorong pihak manajemen untuk
mengambil keputusan. Tanggung jawab untuk menjalankan pengawasan
sesungguhnya berasal dari CEO lalu turun ke bawah melalui jalur organisasi lini,
yang menggunakan informasi yang disediakan oleh controller sehingga controller
merupakan staf CEO.
Seorang controller membuat beberapa keputusan. Pada umumnya, ada
beberapa kebijakan yang diputuskan oleh manajemen lini. Misalnya, seorang
aanggota bagian controller memutuskan biaya yang layak atas biaya perjalanan
dinas; seorang manajer lini lebih suka tidak melibatkan pembicaraan soal biaya
yang dihabiskan untuk biaya perjalanan dinas.
Controller memainkan peran yang penting dalam penyiapan rencana
strategi dan anggaran. Juga bagian controller pada dasarnya bertugas menganalisis
laporan kinerja, menjamin laporan tersebut akurat, dan meminta perhatian manajer

13
lini atas beberapa tindakan yang memerlukan perhatian. Untuk kegiatan seperti ini
controller bertindak hampir seperti manajer lini.
2. Controller Unit Usaha
Para controller unit bisnis mau tidak mau telah membagi loyalitas
mereka, ada satu sisi, mereka berutang kesetiaan paa controller, corporate, yang
memegang tanggung jawab operasi sistem pengendalian secara keseluruhan.
Disisi lain, mereka juga berutang kesetian pada para manajer di unit mereka,
yaitu pihak kepada siapa mereka memberikan bantuan.

14
BAB III
PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
Pada awal berdirinya suatu organisasi memiliki berbagai macam tujuan.
Tujuan paling penting pada perusahaan yag berorientasi laba adalah tingkat
keuntungan. Namun demikian laba bukan merupakan tujuaan satu-satunya, karena
ada tujun lain yaitu produktifitas, posisi pasar sikap karyawan, dan lain-lain.
Sedangkan pada organisasi nirlaba, bertujuan menyediakan jasa.
Tujuan-tujuan inilah yang akan dicapai perusahaan. Namun dalam
pencapaiannya, kepentingan masing-masing anggota tetap perlu diperhatikan
sehingga akan tercapai keselarasan tujuan. dengan demikian dalam sistem
pengendalian manajemen harus mengupayakan keselarasan tujuan anggota
organisasi dan tujuan oraganisasi itu sendiri. Sebagai tambahan sistem
pengendalian manajeme, ada aturan, pedoman dan prosedur yang membantu dalam
proses pengendalian.
Perusahaan juga bisa memilih beberapa bentuk struktur organisasi
berdasarkan fungsi, unit usaha, atau matrix. Pilihan yang tepat akan mempengaruhi
desain sistem pengendalian manajamenorganisasi bersangkutan. Controller
bertanggung jawab atas desain dan operasi sistem pengendalian, tetapi sebagai staf
CO, ia tidak mempunyai keputusan manajamen. Pelaporan tanggung jawab
controller tergantung pada organisasi apakah langsung bertaggung jawab pada
controller kator pusat atau (jika ia mengawasi sesuatu unit usaha) bertanggung
jawab kepada manajer unit usaha.

3.2 Saran
Diperlukan adanya penjelasan dan ppembahasan lebih lanjut dalam
pembelajaran materi sistem pengendalian manajemen terutama mengenai perilaku
dalam organisasi yang dibahas dalam bab ini.

15
DAFTAR PUSTAKA

Anthony, Robert N and Gonvindaranjan, Vijay 2007 “Manajemen Control


System”, 11th edition.
Kanter, Rosaberth Moss, Barry A. Stein, and Jack Todd. “The Challenge of
Organizational Change. New York: Free Press, 1992
Audria. (n.d.). Perilaku dalam organisasi. Tanggal Agustus 15, 2020, dari internet
https://www.slideshare.net/audriadn/bab-3-perilaku-dalam-organisasi-
sistempengendalian-manajemen
Budiman al fath. (2014). Perilaku dalam Organisasi. Tanggal Agustus 15, 2020,
dari internet:
http://worldonstory.blogspot.co.id/2014/05/makalah-perilaku-
dalamorganisasi.html
Irnawati, A. (n.d.). PERILAKU DALAM ORGANISASI. Tanggal 16, 2020,
dari internet:
https://anggih91.wordpress.com/2015/03/08/perilaku dalamorganisasi/
Isna Dayuwati. (2015). ”sistem pengendalian manajemen.” Tanggal Agustus 16,
2018 dari internet
https://www.academia.edu/17850829/sistem_pengendalian_manajemen
Rahma, F. (n.d.). Makalah Perilaku Dalam Organisasi.Tanggal Agustus 17, 2018,
dari internet
http://bownerniaga.blogspot.co.id/2017/03/perilaku_dalam_organisasi.com

16

Anda mungkin juga menyukai