Anda di halaman 1dari 10

Psyche 165 Journal, Vol. xx , No.

xx , Juni 20xx, ISSN : 2088-5326, e-ISSN : 2502-


8766 Copyright@20xx by LPPM UPI YPTK Padang

HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI DENGAN KINERJA


PADA KARYAWAN PT. EXPRESS GROUP PADANG

Deni Julisman Isra1), Harry Theozard Fikri2), Isna Asyri Syahrina3)

Fakultas Psikologi, Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

email: penulis1)julismand@gamil.com /penulis2) harrytheozard@yahoo.com /


penulis3)isnasyeko@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the relationship between organizational commitment and
performance in employees of PT. Padang Express Group. The dependent variable in this study is
performance and the independent variable is organizational commitment. The measuring instrument used
in this study is the scale of organizational commitment and Key Performance Indicators (KPI). The
sampling technique is a saturated sample, which is a sampling technique where all members of the
population are sampled. The sample in this study were employees of PT. Padang Express Group totaling
32 people. The results of the trial show the validity coefficient on organizational commitment moves from
0.304 to 0.766, while the reliability coefficient is 0.935. Based on data analysis, obtained a correlation
value of 0.516 with a significance level of 0.002 which means the hypothesis is accepted. This shows that
there is a significant relationship between organizational commitment and performance in employees of
PT. Padang Express Group. With the effective contribution of organizational commitment to the
performance of employees of PT. Padang Express Group at 27%.

Keywords: Organizational Commitment, Performance, Employee

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara komitmen organisasi dengan kinerja pada
karyawan PT. Express Group Padang.Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja dan variabel
independen adalah komitmen organisasi. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adaah skala
komitmen organisasi dan Key Performance Indikator (KPI). Teknik pengambilan sampel adalah sampel
jenuh yaitu teknik penentuan sampel dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. Sampel dalam
penelitian ini adalah karyawan PT. Express Group Padang yang berjumlah 32 orang.Hasil uji coba
menunjukan koefisien validitas pada komitmen organisasi bergerak dari 0,304 sampai 0,766, sedangkan
koefisien reliability nya sebesar 0,935. Berdasarkan analisis data, diperoleh nilai korelasi sebesar 0,516
dengan taraf signifikansi 0,002 yang berarti hipotesis diterima. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan
yang signifikan antara komitmen organisasi dengan kinerja pada karyawan PT. Express Group Padang.
Dengan besar sumbangan efektif komitmen organisasi dengan kinerja pada karyawan PT. Express Group
Padang sebesar 27%.

Kata Kunci : Komitmen Organisasi, Kinerja, Karyawan


Deni Julisman Isra, Harry Theozard Fikri, Isna Asyri Syahrina
Psyche 165Journal Vol xx No xx (20xx) 1-4

1. Pendahuluan
Organisasi merupakan suatu kesatuan yang kompleks yang berusaha
mengalokasikan sumber daya manusia secara penuh demi tercapai tujuan. Apabila
suatu organisasi mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan maka dapat
dikatakan bahwa organisasi tersebut efektif. Organisasi adalah wadah yang
memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya tidak dapat dicapai
oleh individu secara sendiri-sendiri. Organisasi merupakan suatu unit terkoordinasi
yang terdiri setidaknya dua orang, berfungsi mencapai satu sasaran tertentu atau
serangkaian sasaran (Zainal, dkk, 2017)[8].
Dalam organisasi perlu adanya sebuah kelompok yang dapat mendukung setiap
organisasi apapun bentuk organisasi tersebut. pada dasarnya individu secara sendiri akan
sulit untuk mewujudkan tujuannya dibanding dengan secara kelompok, dari kebutuhan
lebih mudah untuk pencapaian profit dari organisasi, bekerjasama dalam sebuah organisasi
untuk dapat mencapai tujuan dari organisasi. Melalui organisasi sebagai institusi yang
memungkinkan masyarakat mengejar tujuan yang tidak bisa dicapai oleh individu secara
personal untuk mencapai profit perusahaan (Zainal, dkk, 2017) [8].
Mathis and Jackson (dalam Mardiana, 2012)[7] menyatakan bahwa kinerja adalah apa
yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh seorang karyawan. Lebih lanjut, Mangkunegara
(dalam Mardiana, 2012)[7] kinerja adalah hasil dari kualitas dan kuantitas kerja yang dicapai
oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugas mereka yang sesuai dengan
tanggungjawab yang diberikan kepadanya. Deskripsi ini mengungkapkan bahwa pekerjaan
dilakukan oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugas dapat dievaluasi dengan
tingkat kinerja yang diberikan, misalnya kinerja karyawan dapat ditentukan dari
pencapaian target spesifik selama periode dalam organisasi. Menurut Bernardin (dalam
Sukirno, 2011) mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja karena mereka menyediakan
hubungan terkuat untuk tujuan strategis organisasi, kepuasan pelanggan dan konstribusi
ekonomi. Campbell (dalam Sukirno, 2011) memberikan konsep kinerja sebagai prilaku dan
bukan tindakan lansung yang diamati dari seorang individu. Hal ini dapat berupa produksi
mental seperti jawaban atau keputusan.
Menurut Colquitt, Lepine dan Wesson (2011) komitmen organisasi adalah sebagai
keinginan pada sebagian pekerja untuk tetap menjadi anggota organisasi. Komitmen
organisasional mempengaruhi apakah seseorang pekerja tetap tinggal sebagai organisasi (is
retained) atau meninggalkan untuk mengejar pekerjaan lain. Luthans (2011)
mengungkapkan beberapa temuan penelitian yang berkaitan dengan hubungan beberapa
faktor dengan komitmen organisasional. Dari satu sisi penelitian menunjukan dukungan
hubungan positif antara komitmen organisasional dan hasil yang diharapkan seperti kinerja
tinggi, rendahnya pergantian, dan rendahnya kemangkiran.
PT Express Transindo Utama Tbk atau Express Group merupakan perusahaan
transportasi terkemuka di Indonesia. Perusahaan ini pun memulai operasinya pada tahun
1989 sebagai anak perusahaan dari Rajawali Corpora dan kini telah berkembang menjadi
salah satu penyedia jasa taksi terbesar di Indonesia. Express Group pun didukung oleh
10.000 armada taksi berlisensi dan memiliki sekitar 18.000 pengemudi andal yang siap
memberikan pelayanannya. Pelayanan PT Express Transindo Utama Tbk mencakup taksi
reguler, premium dan juga bisnis transportasi bernilai tambah. Express Group berbasis di
Jakarta dan telah melebarkan sayapnya ke kota-kota besar lainnya mencakup Medan,
Padang, Surabaya, Semarang, Bandung, Bali dan Lombok.
Berdasarkan hasil wawancara awal yang dilakukan dengan Kepala Pool PT. Express
Group Padang pada tanggal 8 Oktober, didapatkan informasi bahwa terjadi penurunan
kinerja para karyawan, seperti pemahaman tugas terhadap karyawan, banyak yang tidak
sesuai dengan jobdesc yang diberikan. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil Key
Performance Indikator (KPI). Hasil dari penilaian kinerja karyawan dapat dilihat dari tahun

2
Deni Julisman Isra, Harry Theozard Fikri, Isna Asyri Syahrina
Psyche 165Journal Vol xx No xx (20xx) 1-4

2016 yang bisa mencapai nilai yang tinggi, namun di tahun 2017 ini penilaian kinerja
karyawan mulai menurun bahkan sudah ada beberapa karyawan yang sudah mengundurkan
diri. Dalam tahun 2018 hasil penilaian kinerja karyawan sudah terhitung menurun.
Informasi yang didapatkan dari karyawan PT. Express Group Padang, bahwa ada
beberapa karyawan yang sudah mengundurkan diri dari perusahaan karna sudah tidak
bersemangat lagi dalam bekerja, dan beberapa dari karyawan tersebut juga menyatakan
bahwa kegiatan atau pekerjaan yang mereka jalani diperusahaan hasilnya sudah tidak
maksimal lagi seperti tahun – tahun sebelumnya, dan sebagian karyawan juga menyatakan
bahwa mereka sudah malas melakukan pekerjaan tersebut di kantor. Hal itu disebabkan
karena karyawan tersebut sudah jarang datang ke kantor dan beberapa karyawan yang
bekerja di kantor hanya untuk sementara waktu menunggu pekerjaan baru di perusahaan
lain diterima. Bahkan para karyawan juga menjadi tidak bersemangat lagi untuk datang ke
kantor, hanya saja mereka memiliki tanggungjawab dan hanya mengerjakan sekedar
tanggungjawab mereka saja.
.

2. Landasan Teori
a. Kinerja
Campbell (dalam Sukirno, 2011) memberikan konsep kinerja sebagai prilaku dan
bukan tindakan lansung yang diamati dari seorang individu. Hal ini dapat berupa
produksi mental seperti jawaban atau keputusan.
Menurut Motowidlo dan Van Scotter (dalam Mardiana, Syarif, 2018) [7], kinerja
mengacu pada hasil-hasil yang diperoleh dari tugas-tugas yang subtantit yang
membedakan pekerjaan seseorang dengan pekerjaan yang lainya serta meliputi aspek-
aspek yang lebih teknis mengenai kinerja.

b. Dimensi kinerja
Motowidlo dan Van Scotter (dalam Mardiana, Syarif, 2018)[7] mengusulkan dua dimensi
kinerja, yaitu :
a. Kinerja Tugas
Kinerja tugas (prestasi kerja teknis) adalah prilaku yang terkait dengan
mempertahankan serta melayani teknis inti dalam organisasi.
b. Kinerja Kontekstual
Kinerja kontekstual (perstasi kerja antar pribadi) adalah fungsi dari pengetahuan
tentang kemampuan interpersonal seseorang yang mendukung lingkungan sosial
yang lebih luas dimana teknis inti harus berfungsi.
.
c. Komitmen Organisasi
Meyer dan Allen (dalam Mardiana, Syarif, 2018)[7] komitmen organisasi sebagai
suatu konstruk psikologis yang merupakan karakteristik hubungan anggota organisasi
dengan organisasinya dan memiliki implikasi terhadap keputusan individu untuk
melanjutkan keanggotaannya dalam berorganisasi. Berdasarkan definisi tersebut
anggota yang memiliki komitmen terhadap organisasinya akan lebih dapat bertahan
sebagai bagian dari organisasi dibandingkan anggota yang tidak memiliki komitmen
terhadap organisasi.
Robbins & Judge (dalam Mardiana, Syarif, 2018)[7] komitmen adalah tingkat
dimana seseorang bekerja mengidentifikasikan sebuah organisasi, tujuan dan
harapannya untuk tetap menjadi anggota. Komitmen organisasi didefinisikan sebagai
suatu keadaan dimana seorang karyawan memihak organisasi tertentu serta tujuan-
tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi
tersebut.

3
Deni Julisman Isra, Harry Theozard Fikri, Isna Asyri Syahrina
Psyche 165Journal Vol xx No xx (20xx) 1-4

d. Dimensi Komitmen Organisasi


Meyer & Allen (dalam Mardiana, Syarif, 2018)[7] lebih memilih untuk
menggunakan istilah komponen komitmen organisasi daripada tipe komitmen
organisasi. Komponen itu dapat membuat variasi antara karyawan dengan
organisasinya. Tiga komponen atau dimensi komitmen organisasi tersebut yaitu :
a. Komitmen Afektif (affective commitment)
Komitmen afektif mengarah pada the employee’s emotional attachment to,
identification with, and involvement in the organization. Artinya, komitmen afektif
berkaitan dengan keterikatan emosional karyawan, identifikasi karyawan pada, dan
keterlibatan karyawan pada organisasi. Dengan demikian, karyawan yang memliki
komitmen afektif yang kuat akan terus bekerja dalam organisasi karena mereka
memang ingin melakukan hal tersebut.
b. Komitmen Kontinuans (continuance commitment)
Komitmen kontinuans berkaitan dengan an awareness of the costs associated with
leaving the organization. Artinya, komitmen kontinuans berkaitan dengan persepsi
seseorang atas biaya dan resiko dengan meninggalkan organisasi saat ini.
Melibatkan pengorbana pribadi apabila meninggalkan organisasi dan ketiadaan
alternatif yang tersedia bagi orang tersebut. Hal ini menunjukan adanya
pertimbangan untung rugi dalam diri karyawan berkaitan dengan untuk tetap
bekerja atau justru meninggalkan organisasi.
c. Komitmen Normatif (normative commitment)
Komitmen normatif merefleksikan a feeling of obligation to continue employment.
Komitmen normatif merupakan sebuah dimensi moral yang didasarkan pada
perasaan wajib dan tanggungjawab pada organisasi yang mempekerjakannya.
Dengan kata lain, komitmen normatif berkaitan dengan perasaan wajib untuk tetap
bekerja dalam organisasi. Karyawan yang memiliki komitmen normatif tinggi
merasa bahwa mereka wajib bertahan dalam organisasi.
.
3. Metode Penelitian
Identifikasi Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2014) variable penelitian adalah suatu atribut atau sifat nilai dari orang,
objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudia ditarik kesimpulannya.
Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Independen Variabel : komitmen Organisasi (X)
2. Dependen Variabel : Kinerja (Y)

Definisi Operasional Variabel Penelitian


Definisi operasional adalah suatu definisi mengenai variabel yang dirumuskan
berdasarkan karakteristik-karakteristik tersebut yang dapat diamati (Azwar, 2014)[2]. Suatu
konsep mengenai variabel yang sama dapat saja memiliki definisi operasional yang lebih dari
satu dan berbeda-beda antara penelitian yang satu dengan penelitian lainnya.

Populasi dan Sampel


Populasi
Populasi adalah kelompok subjek yang hendak dikenai generalisasi hasil penelitian.
Sebagai suatu populasi kelompok tersebut harus memiliki beberapa ciri atau karakteristik

4
Deni Julisman Isra, Harry Theozard Fikri, Isna Asyri Syahrina
Psyche 165Journal Vol xx No xx (20xx) 1-4

yang bersama membedakanya dari kelompok lainya (Azwar, 2016)[3]. Populasi dalam
penelitian ini adalah karyawan kantor perusahaan PT. Express Group Padang yang
berjumlah 32 orang.

Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian dengan tujuan agar
sampel yang diambil dari populasinya representatif atau mewakili sehingga dapat diperoleh
informasi yang cukup untuk mengestimasi populasinya (Sugiyono, 2014). Teknik pemilihan
sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2014)
sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel dimana semua anggota populasi dijadikan
sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil atau penelitian yang ingin
membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Penggunaan sampel dalam
peneitian ini mengacu kepada seluruh staf karyawan yang ada di perusahaan tersebut.
Berjumlah 32 karyawan.

Teknik Pengambilan Data


Alat ukur penelitian
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala kenakalan remaja dan kontrol
diri.Menurut Azwar (2016)[3], skala adalah daftar pernyataan yang akan mengungkap
performansi yang menjadi karakter tipikal pada subjek yang diteliti, yang akan dimunculkan
dalam bentuk respon-respon terhadap situasi yang dihadapi. Skala dalam penelitian ini memiliki
format respon dengan empat alternatif jawaban. Format respon jawaban skala kenakalan remaja
dan kontrol diriberdasarkan empat pilihan jawaban, yaitu SS (Sangat Setuju),S (Setuju), TS
(Tidak Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju). Peneliti tidak menggunakan pilihan jawaban
tengah ”N” (Netral), sebagaimana menurut Azwar (2016)[3] apabila pilihan jawaban tengah
disediakan, maka subjek akan cenderung memilih jawaban tengah, sehingga data mengenai
perbedaan di antara subjek menjadi kurang informatif dan sikap subjek yang sebenarnya tidak
dapat diketahui secara jelas.
Skala Kinerja
Kinerja ini akan di ukur dengan menggunakan alat ukur yang sudah ada dari perusahaan
yaitu Key Performance Indicator (KPI). Dalam penelitian ini dilihat dari hasil KPI tahun 2018.
Skala Komitmen Organisasi
Komitmen Organisasi dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan skala yang
disusun berdasarkan dimensi komitmen organisasi yang dikemukakan oleh Meyer & Allen
(dalam Mardiana, Syarif, 2018)[7] yang meliputi : komitmen afektif, komitmen kontinuans,
komitmen normatif.

Uji coba alat ukur


Uji Validitas
Validitas bersal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketetapan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2017) [3]. Suatu item dapat
dianggap valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total atau jika melakukan penilaian
langsung terhadap koefisien korelasi bisa digunakan batas nilai berkriteria lebih besar atau sama
dengan 0,3 (rxy 0,3) dan sebaliknya aitem skala dikatakan gugur jika koefisien korelasi lebih
kecil dari 0,3 (rxy 0,3).

Uji Reliabilitas
Reliabilitas sebenarnya mengacu kepada konsistensi atau keterpercayaan hasil ukur, yang
mengandung makna kecermatan pengukuran. Pengukuran yang tidak reliable tidak akan
konsisten dari waktu kewaktu (Azwar, 2014)[2]. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini
menggunakan formulasi alpha cronbach, dengan menggunakan bantuan program SPSS 21.0.

5
Deni Julisman Isra, Harry Theozard Fikri, Isna Asyri Syahrina
Psyche 165Journal Vol xx No xx (20xx) 1-4

Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang angkanya berada dalam rentang 0 sampai
dengan 1. Semakin tinggi koefesien reliabilitas mendekati angka 1 berarti semakin tinggi
reliabilitas. Sebaliknya koefesien yang semakin rendah mendekati 0 berarti semakin rendahnya
reliabilitas (Azwar, 2014)[1].
Uji Coba Alat Ukur Penelitian
Peneliti terlebih dahulu dilakukan uji coba atau try out dengan tujuan untuk menyeleksi item-
item agar dapat digunakan dalam penelitian sesungguhnya. Uji coba alat ukur penelitian
dilakukan pada tanggal 29 Juni 2019 kepada 30 karyawan PT. Kereta Api Indonesia (KAI) yang
memiliki karakteristik yang sama dengan tempat penelitian dilakukan yaitu, dalam bidang
transportasi.

Validitas Skala Komitmen Organisasi


Koefisien validitas ditetapkan sebesar 0,30 sehingga diperoleh hasil dari jumlah item awal
48 pernyataan, terdapat 14 item yang gugur sehingga jumlah item yang valid dan reliabel adalah
24 pernyataan, dengan nilai corrected item-total correlation berkisar antara 0,304 sampai
dengan 0,766.

Reliabilitas Skala Komitmen Organisasi


Reliabilitas skala kontrol diripada penelitian ini menggunakan teknik analisis Alpha
Cronbach. Setelah melalui proses penghitungan hasil try out, maka pada skala komitmen
organisasi diperoleh nilai koefisien reliabilitas sebesar 0,935. Hal ini menunjukkan bahwa alat
ukur skala kontrol dirimemiliki reliabilitas yang tinggi sehingga reliabel untuk digunakan dalam
penelitian.

Hasil Penelitian
Penelitian dilakukan dengan menyebarkan skala komitmen organisasi dalam penyusunan
skripsi.Pengambilan data dimulai pada hari Rabu tanggal 3 Juli 2019. Skala yang telah diisi oleh
karyawan PT Express Group Padang telah dikembalikan kepada peneliti .
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi
normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-
Smirnov. Data yang dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi (p) lebih besar dari
0,05. Priyatno (2013) menyatakan bahwa data dinyatakan berdistribusi normal jika
signifikansi lebih besar dari 5% atau 0,05.Berdasarkanhasil pengolahan data dengan
menggunakan program IBM SPSS versi 21.0, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel. 1
Uji Normalitas Skala Komitmen Organisasi
Variabel N KSZ P Sebaran
Komitmen Organisasi 32 0,733 0,655 Normal

Berdasarkan tabel di atas, maka diperoleh nilai signifikansi pada skala kontrol diri
sebesar p = 0,655 dengan KSZ = 0,733 hasil tersebut menunjukan bahwa nilai p > 0,05,
artinya sebaran skala komitmen organisasi terdistribusi secara normal.

2. Uji Linieritas
Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan
yang linier atau tidak. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linier bila
signifikansi (Linearity) kurang dari 0,05 (Priyatno, 2013). Berdasarkan hasil pengolahan data
dengan menggunakan program IBM SPSS versi 21.0, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

6
Deni Julisman Isra, Harry Theozard Fikri, Isna Asyri Syahrina
Psyche 165Journal Vol xx No xx (20xx) 1-4

Tabel. 2
Uji Linieritas Skala Komitmen Organisasi dan Kinerja
N Df Mean Square F Sig
32 1 49.822 10.882 0,004

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai F= 10,882 dengan signifikansi sebesar p =


0,000 (p < 0,05), artinya varians pada skala komitmen organisasi dengan kinerja tergolong
linier.

3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui apakah kesimpulan pada sampel dapat berlaku
untuk populasi atau dapat digeneralisasi (Priyatno, 2013). Pengolahan data penelitian tentang
Hubungan antara Komitmen Organisasi dengan Kinerja pada Karyawan PT. Express Group
Padang, dengan menggunakan uji statistic Product Moment dengan bantuan SPSS 21.0. Hasil
perhitungan uji korelasi Product Moment (Pearson) dengan bantuan SPSS 21.0 dapat dilihat
pada tabel 3 sebagai berikut:

Tabel. 3
Hasil Uji Korelasi Antara
Skala Komitmen Organisasi dan Kinerja
P (α) Nilai Korelasi ( r ) R square Kesimpulan
0,00 0.05 0,516 0, .266 sig (2-tailed) 0,002< 0,05 level
2 of significant (α), berarti
hipotesis diterima.

Berdasarkan tabel diatas didapatkan p = 0,002 < 0,05 level of significant (α), sesuai
dengan pernyataan Nugroho (dalam Putra, 2011) terdapat hubungan yang signifikan antara
Komitmen Organisasi dengan Kinerja pada Karyawan PT. Express Group Padang. Koefisien
korelasi antara variabel Komitmen Organisasi dengan Kinerja diperoleh sebesar r = 0,516
dengan taraf signifikansi p = 0,002. Hal ini menunjukkan adanya korelasi yang berarah
positif atau searah antara kedua variabel tersebut, yang artinya jika Komitmen Organisasi
tinggi, maka Kinerja pada Karyawan PT. Express juga tinggi, dan begitu juga sebaliknya.
Berikut tabel deskriptif statisitik dari variabel Komitmen Organisasi dengan Kinerja
berdasarkan mean empirik sebagai berikut:
Tabel 4
Descriptive Statistic Skala Komitmen Organisasi dan Kinerja
Variabel N Mean Std.Deviation Minimum Maximum
Komitmen 32 77.28 7.22 68 95
Organisasi
32 83.41 2.45 78.12 88.20
Kinerja
Berdasarkan nilai tabel 4.6 diatas maka dapat dilakukan pengelompokan yang mengacu
pada kriteria pengkategorisasian dengan tujuan menempatkan individu kedalam kelompok-
kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang
diukur (Azwar, 2014)[1], dengan ketentuan sebagai berikut :
Tabel.5
Norma Kategorisasi
Norma Kategorisasi
X < (µ - 1,0 σ) Rendah
(µ - 1,0 σ) ≤ X < (µ + 1,0 σ) Sedang
(µ + 1,0 σ) ≤ X Tinggi

7
Deni Julisman Isra, Harry Theozard Fikri, Isna Asyri Syahrina
Psyche 165Journal Vol xx No xx (20xx) 1-4

Keterangan
:
X : Skor mentah sampel
μ : Mean atau rata-rata
σ : Standar Deviasi

Berdasarkan norma diatas, maka diperoleh kategorisasi subjek penelitian pada variabel
komitmen organisasi dan kinerja sebagai berikut:
Tabel 6
Kategori Komitmen Organisasi dan Kinerja
Variabel Skor Jumlah Persentase (%) Kategori
68 – 70 6 18% Rendah
Komitmen
71 – 85 21 65% Sedang
Organisasi
86 – 95 5 15% Tinggi
78.12 – 80.94 5 16% Rendah
Kinerja 80.95 – 85.85 22 68% Sedang
85.86 – 88.20 5 16% Tinggi

Berdasarkan tabel 4.8 di atas dapat digambarkan bahwa 6 orang (18%) karyawan
memiliki komitmen organisasi yang rendah, 21 orang (65%) karyawan memiliki komitmen
organisasi yang sedang dan 5 orang (15%) karyawan memiliki komitmen organisasi yang
tinggi. Sementara itu ada 5 orang (16%) karyawan memiliki kinerja yang rendah, 22 orang
(68%) karyawan memiliki kinerja yang sedang dan 5 orang (16%) karyawan memiliki
kinerja yang tinggi.

4. Sumbangan Efektif
Besar sumbangan variabel komitmen organisasi terhadap variabel kinerja dapat
ditentukan dengan menggunakan rumus koefisien determinan. Koefisien determinan adalah
kuadrat dari koefisien korelasi yang dikali dengan 100% (Nugroho dalam Wahyuni, 2015).
Derajat koefisien determinan dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

KP = r2 . 100%

Keterangan:
KP = Nilai Koefisien Determinan
r = Nilai Koefisien Korelasi

KP = r2 x 100 %
= (0,516)2 x 100 %
= 0,266256 x 100 %
= 26,6256 %
= 27 %

Berdasarkan rumus tersebut maka dapat ditentukan bahwa besarnya sumbangan


Komitmen Organisasi terhadap Kinerja adalah sebesar 27% dan 73% lagi dipengaruhi oleh
faktor lain. Faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja adalah komunikasi, keterampilan
kerja, disiplin kerja, tanggung jawab, kerjasama dan kreatifitas karyawan.

8
Deni Julisman Isra, Harry Theozard Fikri, Isna Asyri Syahrina
Psyche 165Journal Vol xx No xx (20xx) 1-4

Pembahasan
Berdasarkan hasil uji korelasi Product Moment (Pearson) yang dilakukan dengan bantuan
SPSS versi 21.0, diperoleh nilai koefisien korelasi (r) = 0,516 dengan nilai (p) sig = 0,002,
karena nilai (p) sig 0,002 < 0,05 maka hipotesis diterima. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara Komitmen Organisasi dengan Kinerja pada Karyawan PT.
Express Group Padang dengan arah positif artinya jika Komitmen Organisasi tinggi, maka
Kinerja juga tinggi, begitu juga sebaliknya jika Komitmen Organisasi rendah maka Kinerja juga
rendah.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri Gustina Pane dan Fatmawati
(2017)[5] Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Badan Pertanahan
Nasional Kota Medan yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif variable komitmen
organisasional terhadap kinerja karyawan dengan taraf nilai yang signifikan. Menurut Fernando
(dalam Mardiana & Syarif, 2018)[7] memberikan kesimpulan yang sama bahwa komitmen
organisasi mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja. Penelitian tersebut mendukung
penelitian sebelumnya yang membuktikan bahwa komitmen organisasi mempunyai hubungan
positif dan signifikan dengan kinerja individu.
Dilihat dari penilaian deskriptif terhadap 32 sampel karyawan PT. Express Group Padang
didapatkan komitmen organisasi karyawan sebagian besar berada pada kategori rendah yaitu
18% atau 6 karyawan, kategori sedang yaitu 65% atau 21 karyawan, kategori tinggi sebesar
15% atau 5 karyawan. Begitu juga dengan kinerja berada pada kategori rendah yaitu 16% atau 5
karyawa, kategori sedang yaitu 68 % atau 22 karyawan, kategori tinggi sebesar 16 % atau 5
karyawan.
Adapun sumbangan efektif dari variabel komitmen organisasi terhadap kinerja sebesar 27
%. Hal ini dapat diartikan bahwa komitmen organisasi mampu memberikan kontribusi positif
terhadap kinerja karyawan sebesar 27 % sedangkan 73 % sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor
lain. Faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja adalah sikap dan mental, keterampilan kerja,
pendidikan, manajemen kepemimpinan, tingkat penghasilan, gaji dan kesehatan, jaminan sosial,
iklim kerja, sarana dan prasarana, teknologi dan kesempatan berprestsasi. Sedarmayanti (dalam
Mardiana & Syarif, 2018)[7].
.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengumpulan data dan analisis data yang telah dilakukan oleh peneliti,
maka dapat ditarik kesimpulan yang sekaligus merupakan jawaban dari tujuan penelitian
Terdapat hubungan yang signifikan antara komitmen organisasi dengan kinerja pada karyawan
PT. Express Group Padang dengan arah positif, yaitu semakin tinggi komitmen organisasi
karyawan maka semakin tinggi pula kinerja yang dimiliki oleh karyawan. Begitu juga
sebaliknya, semakin rendah komitmen organisasi karyawan maka akan semakin rendah pula
kinerja yang dimilikinya. Adapun sumbangan efektif variabel komitmen organisasi terhadap
kinerja adalah sebesar 27%.

Referensi
[1]Azwar, S. 2014. Metode Penelitian. Ygyakarta: Pustaka Belajar.
[2]Azwar, S. 2014. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
[3[Azwar, S. 2016. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
[4]Chaplin, J.P. 2011. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Rajawali Pers.
[5]Pane, Sri Gustina, dan Fatmawati. 2017. Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja
Pegawai Pada Badan Pertanahan Nasional Kota Medan. Dalam Jurnal Riset
Manajemen dan Bisnis Vol.2 No.3. Universitas Islam Sumatera Utara
[6]Wibowo, 2017. Prilaku Dalam Organisasi. Depok: PT Raja Grafindo Persada.
[7]Yusuf, Ria Mardiana dan Syarif, Darman. 2018. Komitmen Organisasi. Makasar; Cv Nas
Media Pustaka

9
Deni Julisman Isra, Harry Theozard Fikri, Isna Asyri Syahrina
Psyche 165Journal Vol xx No xx (20xx) 1-4

[8]Zainal, Veithzal Rivai, Dkk. 2017. Kepemimpinan Dan Perilaku Organisasi. Jakarta; PT
Raja Grafindo Persada.

10

Anda mungkin juga menyukai