Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Erni nuryanah
5021031025
I. KASUS (HALUSINASI)
Halusinasi adalah suatu tanggapan dari panca indera tanpa adanya
rangsangan (stimulus) eksternal Halusinasi merupakan gangguan persepsi
dimana pasien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Ada
lima jenis halusinasi yaitu pendengaran, penglihatan, penghidu, pengecapan
dan perabaan. Halusinasi pendengaran merupakan jenis halusinasi yang
paling banyak ditemukan terjadi pada 70% pasien,kemudian halusinasi
penglihatan 20%, dan sisanya 10% adalah halusinasi penghidu, pengecapan
dan perabaan.
B. FAKTOR PRESIPITASI
Stressor presipitasi pasien gangguan persepsi sensori halusinasi
ditemukan adanya riwayat penyakit infeksi, penyakit kronis atau
kelainan struktur otak, adanya riwayat kekerasan dalam keluarga, atau
adanya kegagalan- kegagalan dalam hidup, kemiskinan, adanya aturan
atau tuntutan dikeluarga atau masyarakat yang sering tidak sesuai dengan
pasien serta konflik antar masyarakat.
C. JENIS-JENIS HALUSINASI
1. Pendengaran, mendengar suara atau kebisingan, paling sering suara
orang.
2. Penglihatan, stimulus visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambar-
gambar, bayangan yang rumit atau komplek, bayangan bisa
menyenangkan bahkan menakutkan seperti melihat moster.
3. Penghidu, membaui bau-bauan tertentu seperti bau darah, urin dan
fase umunya bau-bauan yang tidak menyenangkan.
4. Pengecapan, merasa mengecap rasa seperti rasa darah,urin atau feses.
5. Perabaan, mengalami nyeri/ketidak nyamanan tanpa stimulus yang
jelas. Rasa tersetrum listrik yang datang dari tanah, benda mati atau
orang lain.
D. FASE-FASE HALUSINASI
1. Fase I Comforting : Ansietas sebagai halusinasi menyenangkan
Karakteristik : Klien mengalami perasaan seperti ansietas, kesepian,
rasa bersalah dan takut mencoba untuk befokus pada pikiran
menyengkan untuk meredakan ansietas individu mengenal bahwa
pikiran-pikiran dan pengalaman sensor berada dalam kondisi
kesadaran jika ansietas dapat ditangani psikotik.
Perilaku Pasien : Tersenyum dan tertawa tidak sesuai menggerekan
bibir tanpa suara mengegerkan mata yang cepat dan respon verbal
yang lambat jika Sedang asik sendiri meningkat tanda-tanda sarat
otonomi.
2. Fase II Condemning : ansietas berat halusinasi memberatkan
Karakteristik : Pengalaman sensasi menjijikan dan
menakutkan,klien mulai lepas kendali dan mungkan mencoba untuk
mengambil jaraknya dengan sumber yang dipersepsikan klien
mengkin mengalami diperlukan / pengamalan sensori dan menarik
diri dari orang lain, psikotik ringan.
Perilaku pasien : Ansietas seperti peningkatan denyut jantung
pernafasan dan tekanan darah, rentang perhatian menyempit asik
dengan penglaman sensori dan kehilangan kemampuan membedakan
halusinasi dan realita.
3. Fase III Controling : ansietas berat pengalamn sensorsi menjadi
berkuasa.
Karakteristik : Klen berhenti menghentikan perlawanan terhadap
halusinasi dan menyerah pada halusnasinya menjadi menarik, klien
mengalami pengalaman kesepian jika sensori halusinasinya berhenti
psikotik.
Perilaku Pasien : Kemampuan dikendalikan halusinasi akan lebih
ditakuti, kerusakan berhubungan dengan orang lain, rentang
perhatian hanya beberapa detik / menit adanya tanda-tanda fisik
ansietas berat berkeringat, tremor, tidak mampu memahami
peraturan.
4. Fase IV Conquering : Pasien benar-benar terkendalikan dengan
halusinasinya.
Karakteristik : Pengalaman sensori menjadi mengancam jika klien
mengikuti perintah halusinasi berakhir dari beberapa jam / hari jika
intervensi terapeutif psikoti berat.
Perilaku Pasien : Perilaku tremor akibat panik, potensi kuat suicida /
nomicide aktifitas merefleksikan halusinasi perilaku isi, seperti
kekerasan, agitas menarik diri katafonici, tidak mampu merespon
terhadap pemerintah, yang komplek tidak mampu berespon lebih dari
satu orang.
E. MEKANISME KOPING
1. Perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi diri sendiri dari
pengalaman yang menakutkan berhubungan dengan respon
neurobiologik termasud :
2. Regresi adalah mundur pada karakteristik perilaku tingkat
perkembangan sebelumnya.
3. Projeksi adalah menghubungkan pemikiran atau implus seseorang
pada orang lain. Melaluli proses ini seseorang dapat menghubungkan
keinginan yang tidak realistik, perasaan, perasaan emosi, atau
motivasi pada orang lain.
4. Menarik diri
F. RENTANG RESPON
Data Objektif
Bicara atau tertawa sendiri
Marah-marah tanpa sebab
Mengarahkan telinga ke arah tertentu
Menutup telinga
Menunjuk-nunjuk ke arah tertentu
Ketakutan pada sesuatu yang tidak jelas.
Mencium sesuatu seperti sedang membaui bau-bauan tertentu.
Menutup hidung.
Sering meludah
Muntah
Menggaruk-garuk permukaan kulit.
Tindakan :
e. Pemberian psikofarmakoterapi
Golongan butirofenon : Haloperidol, Haldol, Serenace, Ludomer.
Golongan Fenotiazine : Chlorpromazine/Largactile/Promactile.
2. Evaluasi
Pasien mempercayai perawat sebagai terapis.
Pasien menyadari bahwa yang dialaminya tidak ada obyeknya dan
merupakan masalah yang harus diatasi.
Pasien dapat mengontrol halusinasi
Keluarga mampu merawat pasien dirumah.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(SP 1 HALUSINASI)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Data Subyektif :
Klien mengatakan sering mendengar suara orang yang sedang
bercerita sedih mengeni khayalannya serta menyuruh klien untuk beli
rokok dan kopi.
Klien mengatakan mendengar bisikan.
Klien mengatakan mendengar suara orang yang bercanda-canda
mendengarnya apabila sendiri saat sedang tidur.
Data Objektif :
Klien kadang didapati berbicara sendiri.
Klien kadang senyum-senyum sendiri.
3. Tujuan Khusus
a. Klien mengenali halusinasi yang dialaminya
b. Klien dapat mengontrol halusinasinya
c. Klien mengikuti program pengobatan secara optimal
4. Tindakan Keperawatan:
a. Membantu klien mengenali halusinasinya.
b. Melatih klien mengontrol halusinasinya.
B. STRATEGI KOMUNIKASI
1. ORIENTASI :
a. Salam terapeutik :
Assalamualaikum bapak. Saya perawat yang akan merawat bapak.
Nama saya Erni nuryanah saya senang dipanggil dengan Erni.
Bagaimana kalau kita berkenalan pak ? nama bapak siapa ? senang
di panggil apa ?
b. Evaluasi/Validasi:
Bagaimana perasaan bapak hari ini ? apa keluhan yang dirasakan
bapak saat ini ?
c. Kontrak
Topik :
Baiklah pak, bagaimana kalau kita bercakap-cakap atau mengobrol
tentang suara yang selama ini bapak dengar tetapi tidak tampak
wujudnya ?
Waktu : mau berapa lama pak ? bagaimana kalau 20 menit ?
Tempat : tempatnya mau dimana pak kita ? bagaimana kalau
diruang tamu ?
d. Tujuan :
Tujuan kita bercakap-cakap ini untuk mengenali halusinasi yang
bapak alami. Nanti saya bantu untuk mengontrol halusinasinya dan
cara menghardiknya ?
2. KERJA :
Apakah bapak mendengar suara tanpa ada wujdunya ? Apa yang
dikatakan suara itu? Apakah terus-menerus terdengar atau sewaktu-
waktu? Kapan yang paling sering bapak dengar suara ? dalam sehari
berapa sering suara itu datang ? pagi kah ? siang ? atau malam ? jam
berapa ? suara itu muncul pas bapak lagi ngapain ? apakah pada waktu
sendiri ? apa yang bapak rasakan saat bapak mendengar suara itu ? lalu
apa yang bapak lakukan ? apakah dengan cara itu suara-suara itu
hilang
? sekarang Bagaimana kalau kita belajar cara mencegah suara-suara itu
agar tidak muncul. Pertama dengan cara menghardik suara tersebut,
kedua dengan cara bercakap-cakap, ketiga melakukan kegiatan yang
sudah terjadwal dan ke empat minum obat secara teratur.
Bagaimana
kalau kita belajar satu dulu yaitu dengan menghardik suara-suara
tersebut? Caranya : saat suara itu muncul, bapak langsung tutup telinga
dan katakan “pergi, jangan ganggu saya, kamu suara palsu, saya tidak
mau dengar”
Begitu diulang-ulang sampai suara itu tak terdengar lagi. Coba bapak
peragakan. Nah begitu bagus pak, coba lagi ya pak. Bagus bapak sudah
bisa.
3. TERMINASI
a. Evaluasi
Subyektif :
Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tadi ? bapak
merasa senang tidak dengan latihan menghardik tadi ?
Obyektif :
Tadikan kita sudah latihan cara menghardik, boleh bapak ulangi cara
menghardik yang tadi kita lakukan .
b. Rencana Tindak Lanjut :
Kalau suara-suara itu muncul lagi, silahkan bapak coba cara
menghardik yang sudah kita lakukan tadi. nanti dilakukan ya pak.
c. Kontrak
Topik :
Bagaimana kalau besok kita ngobrol-ngobrol lagi tentang cara lain,
yaitu bercakap-cakap dengan orang lain saat suara itu muncul lagi.
Waktu :
Kira-kira waktunya mau kapan pak ? bagaimana kalau besok jam
09:00 pagi. bisa ?
Tempat :
Kira-kira tempat yang enak buat kita ngobrol besok dimana ya pak ?
bagimana kalau diruang tamu seperti sekarang ?
DAFTAR PUSTAKA