Anda di halaman 1dari 12

KONSEP DAN PRINSIP DASAR KEWIRAUSAHAAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan Yang Diampu Oleh Yunita
Rakhmawati, S.Gz., M.Kes. dan Mardiana Lelitawati, S.Si., M.Si.

Disusun oleh:
Kelompok 1
Chyntia Eki Deamita 190341621654
Devi Mariya Sulfa 190341621674
Ghauts Mannah Aji Abdillah 190341621677

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BIOLOGI
FEBRUARI 2022
A. Penyediaan bahan baku
Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk
memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk digunakan dalam proses produksi atau perakitan,
untuk dijual kembali, atau untuk suku cadang dari suatu peralatan atau mesin. Persediaan dapat
berupa bahan mentah, bahan pembantu, barang dalam proses, barang jadi ataupun suku cadang.
Bisa dikatakan tidak ada perusahaan yang beroperasi tanpa persediaan, meskipun sebenarnya
persediaan hanyalah suatu sumber dana yang menganggur, karena sebelum persediaan digunakan
berarti dana yang terikat di dalamnya tidak dapat digunakan untuk keperluan lain.
Kaitannya dengan fungsi produksi dalam perusahaan industri , bahan baku merupakan
salah satu subsistem masukan (input subsystem) yang akan diproses dengan subsistem lainnya
(tenaga kerja, modal, mesin, dll) menjadi sebuah keluaran (output). Oleh karena itu, bahan baku
merupakan bagian yang sangat penting untuk menunjang berlangsungnya proses produksi.
Dalam hal ini, yang harus diperhatikan adalah pasokan bahan baku. Karena ketersediaan
bahan baku akan mempengaruhi kelancaran proses produksi, apabila terjadi kekurangan bahan
baku akan menghambat proses produksi. Proses produksi yang lancar diharapkan dapat
menghasilkan jumlah produk yang di butuhkan, dengan ketersediaan jumlah produk maka akan
mempengaruhi penjualan. Tapi apabila proses produksi terhambat, produk yang dihasilkan pun
akan terganggu, akibatnya produk jadi yang siap di jual menjadi tidak tersedia, pesanan-pesanan
buyer menjadi tidak terpenuhi dan akibatnya tingkat penjualan menurun.
Sistem dan tehnik pengendalian persediaan harus didasarkan pada prinsip-prinsip berikut:
1. Persediaan diciptakan dari pembelian (1) bahan dan suku cadang, dan (2) tambahan biaya
pekerja dan overhead untuk mengelola bahan menjadi barang jadi.
2. Persediaan berkurang melalui penjualan dan perusakan.
3. Perkiraan yang tepat atas skedul penjualan dan produksi merupakan hal yang esensial bagi
pembelian, penanganan, dan investasi bahan yang efisien.
4. Kebijakan manajemen, yang berupaya menciptakan keseimbangan antara keragaman dan
kuantitas persediaan bagi operasi yang efisien dengan biaya pemilikan persediaan tersebut
merupakan faktor yang paling utama dalam menentukan investasi persediaan.
5. Pemesanan bahan merupakan tanggapan terhadap perkiraan dan penyusunan rencana
pengendalian produksi.
6. Pencatatan persediaan saja tidak akan mencapai pengendalian atas persediaan.
Pengendalian bersifat komparatif dan relatif, tidak mutlak.
Oleh karena itu, pengendalian persediaan yang efektif harus memenuhi hal berikut.
1. Menyediakan bahan dan suku cadang yang dibutuhkan bagi operasi yang efisien dan
lancar. Menyediakan cukup banyak stock dalam periode kekurangan pasokan (musiman,
siklus atau pemogokan), dan dapat mengantisipasi perubahan harga.
2. Menyiapkan bahan dengan waktu dan biaya penanganan yang minimum serta
melindunginya dari kebakaran, pencurian, dan kerusakan selama bahan tersebut ditangani
3. Mengusahakan agar jumlah persediaan yang tidak terpakai, berlebih, atau yang rusak
sekecil mungkin dengan melaporkan perubahan produk secara sistematik, dimana
perubahan tersebut mungkin akan mempengaruhi bahan suku cadang.
4. Menjamin kemandirian persediaan bagi pengiriman yang tepat waktu kepada pelanggan.
5. Menjaga agar jumlah modal yang diinvestasikan dalam persediaan berada pada tingkat
yang konsisten dengan kebutuhan operasi dan rencana manajemen.
B. Proses produksi
Sebelum membahas mengenai proses produksi, terlebih dahulu akan dibahas arti
dari proses. Proses adalah suatu cara, metode maupun teknik untuk penyelenggaraan atau
pelaksanaan dari suatu hal tertentu. Sedangkan produksi adalah kegiatan untuk
mengetahui penambahan manfaat atau penciptaan faedah, bentuk, waktu dan tempat atas
faktor-faktor produksi yang bermanfaat bagi pemenuhan konsumen. Dari uraian tersebut,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa mengenai proses produksi, yang dimaksud dengan
proses produksi adalah suatu cara, metode maupun teknik bagaimana penambahan
manfaat atau penciptaan faedah, bentuk, waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi
sehingga dapat bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan konsumen.
Dari pengertian di atas, dapat kita lihat proses produksi merupakan kegiatan atau
rangkaian yang saling berkaitan untuk memberikan nilai atau menambah nilai kegunaan
terhadap suatu barang. Suatu proses produksi yang bertujuan memberi nilai suatu barang
dapat dilihat pada proses produksi yang mengolah bahan baku menjadi barang setengah
jadi atau barang jadi. Sedangkan proses produksi yang bertujuan untuk menambah nilai
atau kegunaan suatu barang atau jasa dapat dilihat pada proses produksi yang merubah
barang setengah jadi menjadi barang jadi.
Adapun produksi disini adalah transformasi dari faktor-faktor produksi (bahan
mentah, tenaga kerja, modal, serta teknologi) menjadi hasil produksi atau produk. Agar
tujuan berproduksi yaitu memperoleh jumlah barang atau produk (termasuk jenis
produk), dengan harga dalam waktu serta kualitas yang diharapkan oleh konsumen, maka
proses produksi perlu diatur dengan baik.
● Jenis-jenis Proses Produksi
Untuk menghasilkan suatu produk dapat dilakukan melalui beberapa cara, metode
dan teknik yang berbeda-beda. Walaupun proses produksi sangat banyak, tetapi secara
garis besar dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu:
1. Proses produksi terus menerus (Contiunuous process)
Adalah suatu proses produksi dimana terdapat pola urutan yang pasti dan tidak
berubah-ubah dalam pelaksanaan produksi yang dilakukan dari perusahaan yang
bersangkutan sejak dari bahan baku sampai menjadi bahan jadi
a) Sifat-sifat atau ciri-ciri
1) Produksi yang dihasilkan dalam jumlah yang besar (produktivitas massa).
2) Biasanya menggunakan sistem atau cara penyusunan peralatan
berdasarkan urutan pengerjaan dari produk yang dihasilkan.
3) Mesin-mesin yang dipakai dalam proses produksi adalah mesin- mesin
yang bersifat khusus (special purpose machines).
4) Karyawan tidak perlu mempunyai keahlian atau skill yang tinggi karena
mesin-mesinnya bersifat khusus dan otomatis.
5) Apabila terjadi salah satu mesin rusak atau berhenti maka seluruh proses
produksi terhenti.
6) Jumlah tenaga kerja tidak perlu banyak karena mesin-mesinnya bersifat
khusus.
7) Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses lebih sedikit dari proses
produksi terputus-putus.
8) Biasanya bahan-bahan dipindahkan dengan menggunakan tenaga mesin.
b) Kebaikan atau kelebihan proses produksi terus menerus adalah:
a. Dapat diperoleh tingkat biaya produksi per unit yang rendah.
b. Dapat dihasilkan produk atau volume yang cukup besar.
c. Produk yang dihasilkan distandarisir.
d. Dapat dikuranginya pemborosan dari pemakaian tenaga manusia,
karena sistem pemindahan bahan baku menggunakan tenaga kerja
listrik atau mesin.
e. Biaya tenaga kerja rendah, karena jumlah tenaga kerja sedikit dan
tidak memerlukan tenaga ahli.
f. Biaya pemindahan bahan baku lebih rendah, karena jarak antara
mesin yang satu dengan yang lain lebih pendek dan pemindahan
tersebut degerakkan tenaga mesin.
c) Kekurangan atau kelemahan dari proses produksi terus-menerus adalah:
1) Terdapat kesukaran dalam menghadapi perubahan produk yang
diminta oleh konsumen atau pelanggan.
2) Proses produksi mudah terhenti apabila terjadi kemacetan di
suatu tempat atau tingkat proses.
3) Terdapat kesalahan dalam menghadapi perubahan tingkat
permintaan.
2. Proses produksi terputus-putus (Intermitten process)
Adalah proses produksi dimana terdapat beberapa pola atau urutan pelaksanaan
produksi dalam perusahaan yang bersangkutan sejak bahan baku sampai menjadi produk
akhir (Pangestu Subagyo, 2000: 9).
a. Sifat atau ciri-ciri
1) Produk yang dihasilkan dalam jumlah yang sangat kecil didasar atas
pesanan.
2) Mesinnya bersifat umum dan dapat digunakan mengolah bermacam-
macam produk.
3) Biasanya menggunakan sistem atau cara penyusunan peralatan
berdasarkan atas fungsi dalam proses produksi atau peralatan yang
sama, dikelompokkan pada temapat yang sama.
4) Karyawan mempunyai keahlian khusus.
5) Proses produksi tidak mudah terhenti walaupun terjadi kerusakan salah
satu mesin atau peralatan.
6) Persediaan bahan mentah banyak.
7) Bahan-bahan yang dipindahkan dengan tenaga manusia.
b. Kebaikan atau kelebihan proses produksi terputus-putus adalah:
1) Mempunyai fleksibelitas yang tinggi dalam menghadapi perubahan
produk dengan variasi yang cukup besar. Fleksibelitas ini diperoleh
dari :
a) Sistem penyusunan peralatan.
b) Jenis atau type mesin yang digunakan bersifat umum (general
purpose machine).
c) Sistem pemindahan yabg tidak menggunakan tenaga mesin
tetapi tenaga manusia.
2) Mesin-mesin yang digunakan dalam proses bersifat umum, maka
biasanya dapat diperoleh penghematan uang dalam investasi mesin-
mesinnya, karena harga mesin-mesinnya lebih murah.
3) Proses produksi tidak mudah terhenti akibat terjadinya kerusakan atau
kemacetan di suatu tempat atau tingkat proses.
c. Kekurangan atau kelemahan proses produksi terputus-putus adalah :
1) Scheduling dan routing untuk pengerjaan produk yang akan dihasilkan
sangat sukar karena kombinasi urut-urutan pekerjaan yang banyak dalam
memproduksi satu macam produk dan dibutuhkan scheduling dan routing
yang banyak karena produksinya berbeda, tergantung pada pemesanannya.
2) Karena pekerjaan scheduling dan routing banyak dan sukar dilakukan,
maka pengawasan produksi dalam proses sangat sukar dilakukan.
3) Dibutuhkan investasi yang sangat besar dalam persediaan bahan mentah
dan bahan dalam proses, karena prosesnya terputus- putus dan produk yan
dihasilkan tergantung pesanan.
4) Biaya tenaga kerja dan biaya pemindahan sangat tinggi, karena banyak
menggunakan tenaga manusia dan tenaga yang dibutuhkan adalah tenaga
ahli dalam pengerjaan produk tersebut (Sukanto Reksohadiprojo dan
Indriyo.
Untuk dapat menentukan jenis proses produksi dari suatu perusahaan, maka perlu
mengetahui sifat-sifat atau ciri-ciri proses produk. Baik itu proses produksi terus-menerus
atau proses produksi terputus- putus.
C. Kelayakkan produk
Kelayakan produk adalah kriteria penentuan apakah suatu produk baik untuk
digunakan atau tidak. Kelayakan produk nantinya akan mempengaruhi usaha yang
dijalankan. Usaha tersebut diharapkan dapat memberikan penghasilan sesuai dengan
target yang telah ditetapkan. Pencapaian tujuan usaha dipengaruhi oleh kualitas produk
yang dihasilkan yang memenuhi beberapa kriteria tertentu. Hal ini berarti, jika dilihat dari
segi bisnis, suatu produk yang dibuat harus di nilai layak atau akan memberikan
keuntungan dan manfaat yang maksimal.
Untuk menentukan layak atau tidaknya suatu produk, diperlukan perhitungan dan
asumsi-asumsi. Kelayakan suatu produk diukur dengan empat macam kelayakan, yaitu
kelayakan teknis, kelayakan ekonomi dan transial, kelayakan politis, dan kelayakan
administratif. Kriteria prinsip yang termasuk dalam kategori kelayakan teknis adalah
efektivitas dan ketertutupan Efektif berarti produk dapat mencapai tujuan yang
diharapkan. 
Kelayakan ekonomi dan finansial berkaitan dengan biaya dan keuntungan,
kelayakan politis berkaitan dengan perkiraan pengaruh produk terhadap berbagai peran
atau kekuatan politik Lingkungan masyarakat, dan kelayakan administratif mengukur
apakah produk tersebut dapat diterapkan dalam sistem administrasi pemerintahan yang
ada Selain dengan menggunakan empat kriteria kelayakan diatas, kelapakan dukur
dengan menggurakan kriteria/aspek-aspek berikut ini :
1. Maintainability/Maintenance
Sebuah produk harus dapat menjawab semua kebutuhan akibat dari
perkembangan zaman. Artinya produk harus dapat dipeliharan dan dirawat
mengikuti perkembangan zaman. Sebagai contoh kita dapat melihat pembaruan dari
masing-masing perangkat lunak handphone (meskipun ada batasan update)
2. Depandability
Depandability merupakan kriteria kelayakan yang dapat meningkatkan
kepercayaan pengguna terhadap produk yang digunakannya. Dengan memenuhi
Depandability, pengguna dapat menggunakan produk dengan tenang. perlu ada
jaminan bahwa produk yang digunakannya dapat diandalkan Depandability juga
mencakup safety dan security.
3. Eficiency
Efisiensi merupakan ukuran tingkat penggunaan sumber daya dalam suatu
proses. Semakin hemat atau sedikit penggunaan sumber daya, maka proses yg
dikatakan semakin efisien. Sebuah produk lebih baik apabila tidak menggunakan
banyak sumber daya (memori, listrikk, dan lain sebagainya).
4. Usability
Usability adalah tingkat kualitas dan sistem yang mudah dipelajari, mudah
digunakan. Usability mendorong pengguna untuk menggunakan sistem tersebut
sebagai alat bantu positif dalam menyelesaikan suatu pekerjaan, artinya produk
harus berguna bagi penguna, memiliki interface yang sesuai dengan pengguna dan
dapat digunakan dengan mudah oleh pengguna.
D. Manajemen usaha
Manajemen usaha merupakan kegiatan merencanakan, mengerjakan, dan
mengawasi suatu bisnis atau usaha. Manajemen ini bertujuan agar usaha dapat berjalan
lancar seperti yang telah diperkirakan sebelumnya. Manajemen usaha juga bisa diartikan
segala usaha yang dilakukan sesuai dengan rencana semata untuk mencapai target
penjualan. Fungsi manajemen usaha ini antara lain :
1. Planning (perencanaan)
Untuk membangun bisnis tentu diperlukan semacam rencana, seperti rencana
pemasaran, produk yang dijual, promo yang akan ditawarkan, pembukuan atau lainnya.
Perencanaan ini harus dicatat dengan baik. Karena ini yang akan menjadi patokan
pergerakan bisnis ke depan.
2. Organizing (pengelompokkan)
Organizing atau pengelompokan bisa terkait dengan tenaga kerja. Maksudnya
adalah jika sudah ada rencana maka kelompok kerja harus dibuat. Pastikan mereka
memiliki porsi kerja yang sama di bidang masing-masing. Seperti tim pemasaran, tim
administrasi, tim gudang dan lain sebagainya.
3. Staffing (sumber daya)
Staffing ini terkait dengan sumber daya yang ada di perusahaan seperti bahan
baku produk, mesin produksi, sarana pendukung dan lain sebagainya. Ini juga harus
teratur supaya mampu menjadikan usaha lebih maju lagi. Maka dari itu pengaturan
sumber daya yang tepat harus disesuaikan dengan kebutuhan usaha. Ini bisa dilakukan
hanya jika ada manajemen yang baik di perusahaan tersebut. Jika tidak ada, sumber daya
akan terpakai untuk hal yang tidak prioritas yang efeknya modal membengkak.
4. Directing
Directing ialah tindakan pimpinan yang terus menyemangati timnya agar bisa
bekerja sesuai dengan rencana yang sudah disepakati di awal. Karena terkadang di awal
kerja gairah karyawan semangat tetapi jika sudah memasuki tahap akhir malah menurun.
Ini yang bisa menyebabkan kerugian perusahaan. Dalam fungsi manajemen ini pimpinan
harus turun langsung melihat progres kerja timnya. Jika perlu berikan pemahaman jika
terjadi sistem kerja yang tidak sesuai dengan rencana.
5. Controlling
Controlling atau pengawasan adalah fungsi manajemen bisnis yang terakhir.
Controlling semata observasi apakah sistem kerja dilakukan sesuai kerja atau tidak.
Dengan adanya pengawasan inilah poin-poin penting yang akan dijadikan evaluasi harus
dicatat. Begitu juga dengan kesulitan-kesulitan yang dialami.
Dalam manajemen usaha, terdapat komponen – komponen yang harus dijalankan agar
sistem manajemen dapat berjalan sesuai dengan rencana. Komponen – komponen yang
dimaksud antara lain :
1. Manajemen keuangan
Manajemen keuangan adalah manajemen yang mengatur tentang pengaturan
anggaran di perusahaan. Diharapkan dengan manajemen ini uang yang telah dikeluarkan
bisa digunakan dengan efektif dan efisien.
2. Manajemen marketing
Manajemen marketing adalah komponen manajemen bisnis yang berupa kegiatan
perencanaan, tindakan dan pengawasan terkait pemasaran produk. Sedangkan tujuannya
adalah supaya promosi produk yang dilakukan benar-benar disukai oleh pelanggan.
3. Manajemen produksi
Manajemen produksi adalah pengaturan terjadinya proses pembuatan produk di
perusahaan. Ini terkait dengan keberfungsian mesin produksi, operator produksi dan
peracikan bahan baku yang digunakan.
4. Manajemen distribusi
Manajemen distribusi adalah kegiatan manajemen untuk memastikan cara
distribusi produk tepat. Maksudnya barang yang sampai ke tangan produk tidak cacat
serta bisa sampai dengan cepat.
5. Manajemen SDM
Manajemen sumber daya manusia maksudnya adalah kegiatan manajemen yang
mengatur tentang para pekerja. Termasuk kedisiplinan serta pengaturan bidang kerja
mereka.
E. Pemasaran
Pemasaran adalah kinerja dari kegiatan bisnis yang mengarahkan arus barang dan
jasa kepada para pelanggan dan pemakai. Manajemen pemasaran adalah suatu urutan-
urutan kegiatan yang saling berkaitan erat dan bertujuan untuk memuaskan kebutuhan
dan keinginan menusia melalui proses pertukaran.
Proses Manajemen Pemasaran meliputi:
1.Analisis Peluang Pemasaran
2.Penelitian dan pemilihan pasar
3.Perencanaan strategi pemasaran
4.Perencanaan Program Pemasaran
5.Pengorganisasian dan pelaksanaan
6.Pengendalian usaha pemasaran
Pada pokoknya, pasar dapat dikelompokkan ke dalam empat golongan, yaitu:
1. Pasar Konsumen adalah sekelompok pembeli yang membeli barang untuk
dikonsumsikan, bukannya dijual atau diproses lebih lanjut. Termasuk dalam pasar
konsumen ini adalah pembeli-pembeli individual dan / atau pembeli rumah tangga
(non bisnis). Barang yang dibeli adalah barang konsumsi.
2. Pasar industri adalah pasar yang terdiri atas individu-individu dan lembaga atau
organisasi yang membeli barang-barang untuk dipakai lagi, baik secara langsung
maupun secara tidak langsung, dalam memproduksi barang lain yang kemudian
dijual. Barang yang dibeli adalah barang industri.
3. Pasar Penjual adalah suatu pasar yang terdiri atas individu-individu dan organisasi
yang membeli barang-barang dengan maksud untuk dijual lagi atau disewakan
agar mendapatkan laba.
4. Pasar pemerintah adalah pasar dimana terdapat lembaga-lembaga pemerintah
seperti departemen-departemen, direktorat, kantor-kantor dinas dan instansi lain.
1. Pasar Sasaran
Pasar sasaran adalah sekelompok pembeli yang mempunyai sifatsifat yang sama
yang membuat pasar itu berdiri sendiri. Adanya sekelompok orang dengan ciri-ciri yang
sama belumlah berarti mereka membentuk pasar sasaran. Hanya bila mereka mempunyai
ciri-ciri yang sama sebagai pembeli, maka barulah berarti mereka membentuk suatu pasar
sasaran. Sebagai contoh, selama para remaja selaku pembeli atau konsumen bertingkah
laku yang berlainan dengan kelompok usia lain, muncullah suatu pasar sasaran remaja.
Ciri-ciri pemasaran yang tersendiri yang ditemukan pada setiap pasar sasaran yang
sedemikian itu membantu pemasar menyesuaikan produk serta program pemasarannya
guna memenuhi kebutuhan serta keinginan setiap 50 sasaran. Oleh karena itu pemasar
modern mencurahkan banyak perhatian terhadap pengenalan dan telaah berbagai pasar
sasaran bagi produk mereka.
2. Segmentasi pasar
Segmentasi pasar adalah proses dimana pasar dibagi menjadi para pelanggan yang
terdiri atas orang-orang dengan berbagai kebutuhan dan karakteristik yang sama yang
mengarahkan mereka untuk merespon tawaran produk atau jasa dan program pemasaran
strategis tertentu dalam cara yang sama. Klarifikasi Variabel Segmentasi Berdasarkan
Ancangan Objektif dan Subjektif
a. Manfaat Segmentasi Pasar
1. Mengidentifikasi pengembangan produk baru Analisis tentang berbagai
segmen pelanggan potensial menunjukkan satu atau lebih kelompok yang
memiliki kebutuhan dan minat-minay spesipik tidak dipuaskan dengan baik oleh
tawaran-tawaran pesaing.
2. Membantu dalam mendesain program-program pemasaran yang paling
efektif. Untuk mencapai kelompok-kelompok pelanggan yang homogen dengan
memusatkan perhatian pada suatu golongan tertentu, maka akan mempermudah
dalam menetapkan harga yang sesuai dengan kondisi ekonomi mereka.
3. Memperbaiki alokasi strategi sumber daya pemasaran. Segmentasi-
segmentasi yang didefinisikan dengan baik, ketika berpadu dengan produk-
produk spesipik bertindak sebagai pusat investasi potensial untuk bisnis

Anda mungkin juga menyukai