Anda di halaman 1dari 9

Kamis, 09 Juli 2009

WAWASAN WIYATA MANDALA

MATERI MASA ORIENTASI PESERTA DIDIK BARU (MOPDB)


SMK NEGERI 1 KUTASARI
TAHUN PELAJARAN 2014/2015

I. PENDAHULUAN
Dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan nasional, iklim belajar mengajar yang dapat
menumbuhkan percaya diri dan budaya belajar dikalangan masyarakat perlu terus
dikembangkan agar tumbuh sikap dan perilaku kreatif, inovatif, dan keinginan untuk maju.
Sekolah sering dianggap sebagai satu-satunya tumpuan untuk mendidik anak, sehingga lupa
pada factor-faktor lain yang menyebabkan beban sekolah menjadi semakin berat.
Oleh karena itu perlu diciptakan suatu pandangan atau wawasan yang dipakai untuk
mengelola sekolah. Wawasan itu dikenal dengan istilah wawasan wiyata mandala.
Dalam mencipatakan wawasan wiyata mandala perlu diciptakan kondisi yang dinamis dan
iklim yang menguntungkan disekolah agar proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan
tertib, aman dan dalam suasana kekeluargaan. Oleh karena itu partisipasi seluruh komponen
baik kepala sekolah, guru maupun karyawan

II. SEKOLAH DAN FUNGSINYA


Sekolah sebagai tempat penyelenggara proses belajar mengajar, menanamkan dan
mengembangkan berbagai nilai, Iptek, keterampilan dan wawasan dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan nasional. Hal ini berarti bahwa sekolah merupakan lembaga formal yang
utuh dan bulat, yang memiliki makna sebagai suatu kesatuan yang didalamnya terdiri dari
bagian-bagian yang saling berperan dan berkaitan teranyam menjadi satu.
Apabila terjadi kekurangan atau tidak berfungsinya bagian-bagian itu maka akan
menyebabkan fungsi sekolah akan terganggu sehingga akan menghambat pencapaian tujuan.
Bagian-bagian itu antara lain gedung, perabot, bangku, meja, papan tulis, perpustakaan,
laboratorium, aula (bentuk fisik dan kurikulum peserta didik, instruktur dan karyawan).
Keadaan fisik sekolah perlu dirawat dan dijaga dengan baik serta digunakan sesuai dengan
fungsinya. Siswa dapat merawat dan menjaganya dengan berpedoman pada prinsip 5K yaitu
Kebersihan, Keamanan, Ketertiban, Keindahan dan Kekeluargaan.
Sekolah pada dasarnya mempunyai fungsi dan tugas menyelenggarakan proses pendidikan
secara terencana, tertib dan teratur. Sekolah juga dapat dipandang sebagai masyarakat belajar
yang utuh dan bulat yang memiliki kepribadian tersendiri. Sebagai masyarakat belajar maka
sekolah tidak dapat dilepaskan dengan kehidupan masyarakat pada umumnya, karena sekolah
sebenarnya merupakan sub system dari kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

III. ARTI DAN MAKNA WAWASAN WIYATA MANDALA


Wawasan secara harafiah berarti pandangan, penglihatan atau tanggapan inderawi. Dan juga
dapat diartikan sebagai cara memandang atau cara melihat atau cara meninjau. Kata wawasan
berarti pengajaran atau pendidikan sedangka mandala berarti lingkungan atau lingkaran atau
daerah. Jadi Wawasan Wiyata Mandala berarti cara pandang kalangan pendidikan tentang
keberadaan sekolah sebagai pengemban tugas dan fungsi sekolah di lingkungan masyarakat.
Agar tujuan pendidikan dan fungsi serta tugas sekolah dapat terlaksana dengan baik maka
diperlukan pandangan yang sama dari seluruh warga mengenai sekolah sebagai lembaga
pendidikan.
Setiap sekolah wajib menyelenggarakan seluruh proses pendidikan di seklahnya. Kesatuan
pandang yang disebut Wawasan Wiyata Mandala merupakan kebijakan di lingkungan
sekolah. Wawasan Wiyata Mandala harus merupakan satu kesatuan yang menjamin
berlangsungnya proses pendidika di sekolah secara efisien dan efektif. Wawasan Wiyata
Mandala merupakan wawasan yang mengikat seluruh warga sekolah sebagai suatu wahana
menuju tercapainya suatu tujuan pendidikan nasional.
Unsure-unsur Wawasan Wiayata Mandala :
1. Sekolah merupakan lingkungan pendidikan
2. Kepala sekolah mempunyai wewenang dan tanggun jawab penuh atas penyelenggaraan
pendidikan dalam lingkungan sekolahnya.
3. Antara guru dan orang tua siswa harus ada saling pengertian dan kerjasama yang erat untuk
mengemban tugas pendidikan.
4. Para warga sekolah di dalam maupun diluar sekolah, harus senantiasa menjunjung tinggi
martabat dan citra guru.
5. Sekolah harus bertumpu pada masyarakat sekitarnya mendukung antar warga.

IV. SEKOLAH SEBAGAI LINGKUNGAN PENDIDIKAN


Dikarenakans sekolah sebagai Wiyata Madala atau lingkungan pendidikan maka sekolah
tidak boleh digunakan untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang memiliki tujuan yang
bertentangan dengan tujuan pendidikan. Sekolah merupakan tempat siswa belajar dan guru
mengajar, tempat untuk menuntut ilmu, tempat membina dan mengembangkan pandangan
hidup dan kepribadian bangsaa, tata karma, nilai-nilai agama, Iptek serta berbagai macam
keterampilan siswa.
Oleh karena itu sudah sewajarnya kita mempunyai kewajiban moral untuk senantiasa
menjunjung tinggi nama baik sekolah, menghormati sekolah, serta menjaga dan melindungi
sekolah dari segala macam unsure yang dapat menganggu proses pendidikan. Disini
diperlukan kemanunggalan, persatuan dan kesatuan warga sekolah untuk menghadapi segala
kemungkinan yang dapat mengganggu jalannya proses belajar mengajar disekolah. Setiap
warga sekolah harus dapat menunjukan loyalitas atau pengabdian kepada sekolah.

Untuk itu maka peran aktif siswa dan guru dalam proses belajar mengajar sangat diperlukan.
Tugas guru dan siswa adalah menciptakan suasana kelas sedemikian rupa sehingga terjadi
interaksi yang mendorong para siswa untuk belajar interaktif. Dalam hal ini yang mendapat
perhatian adalah :
1. Bentuk pengaturan perabot disesuaikan dengan situasi kelas.
2. Jumlah kelompok dalam kelas
3. Jumlah siswa dalam kelompok
Keaktifan siswa dapat tercipta dengan langkah sebagai berikut :
1. Siswa ikut secara aktif dalam pelajaran
2. Sikap positif siswa dalam mengikuti pelajaran
3. Menggunakan kesempatan baik dalam mengambil keputusan
4. Sikap guru yang positif dalam mengambil keputusan
Dalam hal ini perlu juga dukungan dari semua pihak untuk berlangsungnya kegiatan
ekstrakurikuler disamping kegiatan kurikuler.
Kondisi yang mendukung kegiatan Wawasan Wiyata Mandala :
1. Menaati tata tertib sekolah
Tata tertib sekolah disusun secara operasional untuk mengatur tingakah laku dan sikap siswa
dan guru serta karyawan. Dalam tata tertib sekolah dikemukakan tentang hal-hal yang
diharuskan, dianjurkan dan yang tidak boleh dilakukan dalampergaulan di lingkungan
sekolah.
2. Hormat dan taat pada guru
Guru memiliki tugas professional yaitu mendidik dalam rangka mengembangkan
keterampilan. Tugas berat guru adalah tugas kemasyarakatan yaitu ikut serta
mengembangkan terbentuknya masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945.
3. Kerjasama antar warga sekolah
Antara warga sekolah dan masyarakat harus ada saling pengertian dan kerjasama yang erat
untuk mengembangkan tugas pendidikan. Kerjasama ini akan menimbulkan saling pengertian
dan akan lebih membuka cakrawala pandangan oran tua siswa tentang hal-hal yang menjadi
tugas dan tanggungjawab dalam mendidika anaknya.

V. KETAHANAN SEKOLAH DALAM WAWASAN WIYATA MANDALA


Ketahanan sekolah adalah suatu kondisi dinamis yang berisi kemampuan dan ketangguhan
dlam menghadapi tantangan dan hambatan yang timbul dari dalam dan dari luar sekolah yang
langsung ataupun tidak langsung dapat mengganggu proses belajar mengajar. Kondisi
dinamik yang dimaksud adalah suatu keadaan yang menunjukan adanya kekuatan positif
yang sumbernya antara lain dari siswa yang aktif melaksanakan tugasnya sesuai dengan
fungsi masing-masing, maupun unsru kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, staf tata
usaha dan anggota masyarakat di lingkungan seklah.

Untuk mencipta ketahanan sekolah maka perlu dicipta :


1. Menaati dan memenuhi tata tertib sekolah
2. Menjaga nama baik diri sendiri, orang tua, keluarga dan sekolah
3. Menghormati kepala sekolah, guru dan karyawan
4. Belajar keras, teratur dan terencana
5. Melaksanakan upacara bendera dengan tertib, disiplin, khidmat dan penuh kesungguhan.
6. Memelihara 7 K

VI. PENUTUP
Seperti telah diuraikan diatas bahwa Wawasan Wiyata Mandala diartikan sebagai suatu
pandangan atau tinjauan mengenai lingkungan pendidikan. Sekolah sebagai suatu lembaga
pendidikan secara ideal harus mempunyai kelengkapan yang memadai. Suasana kondusif dan
dinamis dukungan partisipasi keluarga, masyarakat dan pemerintah yang lebih positif juga
sangat diperlukan. Disamping itu semua komponen harus memiliki rasa memiliki dan rasa
tanggungjawab terhadap terpeliharanya dan terbinanya lebaga pendidikan sehingga terjamin
kelancaran proses belajar mengajar yang mendukung masukan yang diharapkan.
Diposkan oleh TRISNO DHIANTORO, S. Pd. di 11.01
PROGRAM DAN CARA BELAJAR

MATERI MASA ORIENTASI PESERTA DIDIK BARU (MOPDB)


SMK NEGERI 1 KUTASARI
TAHUN PELAJARAN 2014/2015

I. ARTI PENTINGNYA BELAJAR


Belajar adalah usaha untuk memperoleh kepandaian atau ilmu pengetahuan. Balajar juga
dapat diartikan sebagai kegiatan berlatih.
Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh
pengalaman. Perubahan tingkah laku dari belum dapat melakukan sesuatu menjadi dapat
melakukan sesuatu disebut belajar.

II. PRINSIP-PRINSIP BELAJAR


Tugas utama seorang siswa adalah belajar. Oleh karena itu kita harus belajar dengan sebaik-
baiknya. Sebagai seorang siswa harusmengetahui prinsip-prinsip belajar, antara lain :
1) Untuk belajar kita membutuhkan dorongan atau motivasi.
Dorongan itu ada yang dating dari dalam maupun dari luar diri sendiri. Dorongan dari dalam
antara lain keinginan untuk lebih maju, cita-cita yang akan diraihnya. Sedangkan dorongan
dari luar misalnya adanya system rengking di kelas, karena pujian, takut mendapat malu dan
sebagainya.
2) Untuk dapat belajar baik kita harus memusatkan perhatian pada hal-hal yang sedang kita
pelajari. Hal yang dapat mengganggu pemusatan perhatian adalah pikiran yang tertuju pada
hal-hal yang mungkin sedang mempengaruhi perasaan seperti kesedihan, patah hati,
kemarahan, iri hati, kebencian, dll.
3) Kita harus berusaha untuk mengerti lebih dulu yang kita pelajari sebelum menghapal. Hal
yang dimengerti akan lebih mudah untuk dihapa.
4) Untuk dapat mengerti sesuatu yang dipelajari dapat ditempuh dengan cara :
a) Menanyakan pada diri sendiri mengenai hal yang kita pelajari
b) Membuat ringkasan atau skema untuk memudahkan memahami
c) Mencoba menghubungkan dengan masalah yang lebih besar dan menyeluruh
d) Mencoba menelaah dari berbagai macam segi agar menjadi lebih jelas.
e) Mencoba menyusun singkatan (jembatan keledai) untuk hal-hal yang panjang sebagai
rumus.
Misalnya nama keluarga Matahari menjadi MERCVEM Yang Sangat Ulung Nan Pandai :
Merc = Mercurius
V = Venus
E = Earth
M = Mars
Yang = Yupiter
Sangat = Saturnus
Ulung = Uranus
Nan = Neptunus
Pandai = Pluto
f) Untuk lebih memantapkan hal yang kita pelajari disekolah sebaiknya jangan merasa cukup
hanya mendengarkan penjelasan guru di sekolah. Setibanya di rumah perlu dibaca kembali
dan melengkapi dengan ringkasan skema.

5) Kita harus meyakini bahwa semua pelajaran yang diterima akan berguna bagi kita nanti,
walaupun kita sudah tidak sekolah lagi.
6) Agar yang kita pelajari lebih meresap adalah dengan beristirahat untuk mengedapankan
semua hal yang sudah diperoleh dari belajar.
7) Hasil belajar yang sudah kita peroleh dapat digunakan untuk mempelajari yang lain.
Missal pola Bahasa Indonesia untuk mempelajari bahas asing.
8) Menghindari hal-hal yang dapat menghambat belajar, seperti perasaan takut, malu, marah,
kesal, dsb.

III. CARA BELAJAR


1) Belajar di sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai tugas dan fungsi
menyelenggarakan proses belajar untuk mencapai tujuan pendidikan. Untuk mencapai tujuan
pendidikan siswa perlu memahami hal-hal sebagai berikut :
a) Siswa harus memahami tujuan pendidikan
b) Siswa harus memiliki sifat terbuka, artinya dapat menerima guru sebagaimana adanya.
c) Siswa harus mempelajari dan menyiapkan alat pelajaran untuk esok harimya.
d) Siswa harus penuh minat dan perhatian dalam menerima pelajaran dan menyingkirkan hal
yang mengganggu konsentrasi dalam menerima pelajaran.
e) Siswa hendaknya bersikap kritis dalam menerima pelajaran
f) Siswa harus memiliki dorongan dan semangat yang kuat untuk maju, memiliki sifat ingin
tahu dan ingin menguasai ilmu pengetahuan.
g) Siswa hendaknya menghindari sifat malu bertanya untuk meminta penjelasan mengenai
hal-hal yang kurang dipahami.
h) Sisa harus berusaha untuk mencapai nilai yang setinggi-tingginya dengan prestasi sendiri
tanpa menggantungkan dengan orang lain.
i) Siswa harus mengikuti pelajaran dengan aktif, artinya siswa tidak hanya mendengarkan
tapi juga berinisiatif dalam memahami pelajaran dengan membuat catatan yang perlu.
j) Setibanya dirumah, siswa harus mengulangi kembali hasil pelajaran yang dipelajari di
sekolah.
2) Belajar dirumah
Siswa dalam menuntut ilmu harus melakukan konsentrasi dalam belajar. Untuk dapat belajar
dirumah secara baik hendaknya memilih waktu dan tempat yang tepat serta nyaman. Meja
dan tempat duduk yang kurang enak dapat mengganggu konsentrasi dalam belajar.
Siswa perlu dan harus belajar di rumah setiap hari dalam waktu tertentu bukan terus menerus
tanpa henti.
3) Belajar berkelompok
Belajar dalam berkelompok banyak sekali manfaatnya. Siswa yang belum memahami sesuatu
hal dapat memperoleh penjelasan teman yang sudah paham. Sebaliknya siswa yang sudah
paham akan lebih mahir karena ia mengutarakan hal yang sudah diketahui.
Dalam kelompok belajar hendaknya ada ketua kelompok dan dalam pembentukan kelompok
belajra perlu memperhatikan jarak rumah dan jumlah anggota kelompoknya.

IV. PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN


1) Pentingnya perpustakaan
Di setiap sekolah terdapat perpustakaan, karena perpustakaan merupakan sumber utama
untuk memperoleh bahan bacaan bagi siswa. Di dalam perpustakaan disediakan buku-buku
yang diperlukan siswa di sekolah.
Memang perpustakaan berarti kumpulan buku-buku. Oleh karena itu didalam perpustakaan
disediakan buku baik berupa buku pelajaran maupun buku yang berhubungan dengan ilmu
pengetahun dan teknologi. Buku-buku tersebut akan memberikan wawasan yang lebih luas
kepada para siswa dan komponen sekolah yang memanfaatkannya.

2) Cara Memanfaatkan Perpustakaan


Adanya perpustakaan harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Untuk dapat
memanfaatkan perpustakaan perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a) Mengetahui jadwal kerja perpustakaan
b) Mengetahui peraturan yang berlaku di perpustakaan
c) Mengetahui tata cara menjadi anggota perpustakaan. Hal ini penting karena dengan
menjadi anggota perpustakaan maka dapat memanfaatkan semua fasilitas yang ada
diperpustakaan.
d) Mengetahui system pengelompokan buku yang digunakan oleh perpustakaan tersebut.
Biasanya buku yang memiliki subyek sama diletakan ditempat yang sama.
e) Mengetahui penggunaan kartu catalog yang biasanya disusun menggunakan alphabet nama
pengarang.
f) Pemahaman secara khusus tentang cara meminjam dan mengembalikan buku yang dapat
dibawa pulang.
g) Mulailah membaca buku di perpustakaan dengan memulai judul buku, nama pengarang,
penerbit, dan tahun terbit.
h) Bacalah buku tersebut dari halaman pertama sampai dengan halaman terakhir secara tepat.
i) Ulangi membaca buku dari bab ke bab secara teliti sambil mengingat-ingat.
j) Ulangi mebaca buku tersebut secara pelan-pelan dari bab ke bab sambil memeberi tanda
pada kalimat yang dianggap penting.
k) Salinlah kalimat yang telah diberi tanda ke dalam buku catatan
l) Pahami dan atau hapalkan hasil catatan tersebut hingga mengerti.
m) Buatlah pertanyaan dan jawaban sebagai test diri (selftest) untuk mengetahui letak
kekurangan kita.

V. PEMANFAATAN WAKTU
1) Pentingnya Waktu
Sebagai manusia kita hidup dalam lingkup ruang dan waktu. Kita hidup dalam suatu ruang
tertentu dan dalam waktu tertentu yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Ruang
dan waktu dapat dibedakan tetapi sulit untuk dapat dipisahkan. Kita perlu memperhatikan
penggunaan waktu yang kita miliki, sebab waktu yang telah lewat tidak akan terulang lagi.
Tuhan telah menyediakan waktu kepada kita untuk hidup, dan kita perlu memanfaatkan
waktu hidup kita dengan sebaik-baiknya. Siswa perlu memiliki motto bahwa “Time is time,
waktu adalah waktu.” Waktu makan untuk makan, waktu istirahat gunakan untuk istirahat,
waktu belajar gunakan untuk belajar. Gunakan waktu luang sebaik-baiknya. Tanpa
memperhatikan penggunaan waktu maka hidup kita akan kacau dan tanpa teratur. Banyak
siswa kurang dapat mengatur dan menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya, akibatnya
akan mengganggu dalam belajar. Dalam hal ini sering terjadi jika besok pagi akan ujian atau
test menjadi bingung belajar dengan alas an tidak punya waktu. Hal ini karena waktunya
telah terbuang sia-sia akibat tidak dapat menggunakan waktu dengan baik.
2) Mengatur Waktu
Tidak dapat dipungkiri bahwa orang berhasil mencapai sukses dalam hidup adalah orang
yang hidup teratur dan berdisiplin menggunakan waktu. Mereka mungkin pedagang,
politikus, ilmuwan, guru dan karyawan yang disiplin dengan waktu. Disiplin seperti ini tidak
datang dengan sendirinya akan tetapi melalui latihan yang ketat dan disiplin yang tinggi.
Oleh karena itu waktu yang tersedia oleh siswa harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Setiap siswa harus memiliki jadwal kegiatan sehari demi sehari dan mentaatinya dengan
baiknya. Dengan membuat jadwal kegiatan setiap hari dan motto TIME IS TIME pasti akan
mempermudah mewujudkan harapan dan cita-citanya.

VI. PENUTUP
Sekolah adalah lembaga pendidikan temapat pendidikan tempat berlangsungnya kegiatan
pendidikan. Dalam pelaksanaannya Kepala dibantu oleh wakil kepala, guru mata pelajaran,
guru BP, karyawan dan siswa.
Setiap siswa harus tunduk dan mentaati tata tertib sekolah dalam mengikuti kegiatan belajar
mengajar serta mau berperan serta dalam melaksanakan memelihara dan menjaga keamanan
sekolah.
Agar siswa dapat berhasil dengan baik maka setiap siswa harus belajar dengan tekun dan
teratur. Waktu yang ada hendaknya digunakan dengan sebaik-baiknya untuk kerperluan
belajar dan hal-hal yang berguna demi masa depan siswa. Masa depan hanya dapat dinikmati
oleh orang yang mau belajar.
Pengertian Tata Tertib Sekolah

Menurut Depdikbud (1989) pengertian tata tertib sekolah adalah aturan atau
peraturan yang baik dan merupakan hasil pelaksanaan yang konsisten (tatap azas)
dari peraturan yang ada. Menurut Mulyono (2000) tata tertib adalah kumpulan
aturan–aturan yang dibuat secara tertulis dan mengikat anggota masyarakat.
Aturan–aturan ketertiban dalam keteraturan terhadap tata tertib sekolah, meliputi
kewajiban, keharusan dan larangan–larangan.

Tata tertib sekolah merupakan patokan atau standar untuk hal–hal tertentu.
Sesuai dengan keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Nomor 158/C/Kep/T.81 Tanggal 24 September 1981 (Tim Dosen Jurusan
Administrasi Pendidikan FIP IKIP Malang, 1989:145) ketertiban berarti kondisi
dinamis yang menimbulkan keserasian, keselarasan dan keseimbangan dalam tata
hidup bersama makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Ketertiban sekolah tersebut
dituangkan dalam sebuah tata tertib sekolah.

Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP IKIP Malang (1989)


mengartikan tata tertib sekolah: sebagai kesediaan mematuhi ketentuan berupa
peraturan–peraturan tentang kehidupan sekolah sehari–hari. Tata tertib sekolah
disusun secara operasional guna mengatur tingkah laku dan sikap hidup siswa, guru
dan karyawan administrasi.

Secara umum tata tertib sekolah dapat diartikan sebagai ikatan atau aturan
yang harus dipatuhi setiap warga sekolah tempat berlangsungnya proses belajar
mengajar. Pelaksanaan tata tertib sekolah akan dapat berjalan dengan baik jika
Guru, aparat sekolah dan siswa telah saling mendukung terhadap tata tertib sekolah
itu sendiri, kurangnya dukungan dari siswa akan mengakibatkan kurang berartinya
tata tertib sekolah yang diterapkan di sekolah.

Peraturan sekolah yang berupa tata tertib sekolah merupakan kumpulan


aturan–aturan yang dibuat secara tertulis dan mengikat di lingkungan sekolah. Dari
pengertian di atas dapat dipahami bahwa tata tertib sekolah merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain sebagai aturan yang
berlaku di sekolah agar proses pendidikan dapat berlangsung dengan efektif dan
efisien.

Anda mungkin juga menyukai