DISUSUN OLEH :
DISUSUN OLEH :
Ni Luh Gede Ayu Puteri Susanthi
24
XI MIPA 8
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul “Pengaruh
Sistem Full Day School terhadap Kehidupan Anak” guna memenuhi salah satu
tugas dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Sebelumnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Ni Made Ayu
parmita, S.Pd selaku guru Pembina mata pelajaran Bahasa Indonesia. Atas
bimbingan dan saran dari ibu guru maka disusunlah karya tulis ini. Semoga karya
tulis ini dapat berguna bagi kita semua serta bisa dijadikan pedoman dalam
penyusunan tugas yang serupa.
Dalam penyusunan karya tulis ini penulis telah berusaha dengan segenap
kemampuan penulis. Sebagai pemula, tentunya masih banyak kekurangan dan
kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
konstruktif demi kemajuan penulisan karya-karya selanjutnya.
Akhir kata penulis berharap karya tulis ini dapat bermanfaat dalam
kehidupan bagi pihak-pihak yang memerlukannya. Atas perhatiannya, penulis
ucapkan terima kasih.
ii
DAFTAR ISI
iii
ABSTRAK
iv
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu sarana yang mampu mengembangkan
potensi dan pengetahuan dalam diri siswa. Pendidikan merupakan upaya
pemerintah untuk meningkatkan kualitas siswa. Oleh karena itu, pemerintah terus
berupaya untuk meningkatkan kadar kualitas siswa. Salah satunya yaitu dengan
menerapkan sistem full day school.
Full day school merupakan sistem yang mengharuskan siswanya untuk
belajar di sekolah dalam rentang waktu yang lebih lama. Misalnya dari pukul 7
pagi hingga pukul 4 sore. Bisa disimpulkan bahwa waktu siswa lebih banyak
dihabiskan di sekolah. Dalam pelaksanaannya, tentu saja timbul pengaruh positif
dan negatif dari sistem ini.
Beberapa orang tua pasti tidak akan merasa khawatir mengingat anaknya
hampir seharian berada di sekolah. Mereka berharap agar anaknya bisa belajar
lebih lama untuk mendapatkan wawasan dan pengetahuan yang lebih untuk masa
depannya kelak. Namun, di sisi yang lain anak akan merasa kelelahan jika belajar
terlalu lama. Di usia mereka sekarang, masih banyak yang ingin mereka lakukan
selain belajar.
Kak Seto sebagai Ketua Dewan Pembina Komnas Anak turut
mengemukakan pendapatnya. “Saya mendukung rencana tersebut selama tidak
memasung hak anak, seperti hak bermain, hak beristirahat, dan hak berekreasi.
Sebab, pada prinsipnya, sekolah harus ramah anak demi yang terbaik buat
mereka”.
1
1.3 Tujuan Tujuan Penulisan
1.3.1 Untuk mengetahui bahwa sistem full day school dapat mempengaruhi
kehidupan anak.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
hanya 3-4 jam sehari dalam suasana formal dan 7-8 jam sehari dalam suasana
informal”.
Sedangkan Sulistyaningsih (2008: 59) menyatakan bahwa “sekolah bertipe
full day ini berlangsung hampir sehari penuh lamanya, yakni dari pukul 08.00
pagi hingga 15.00 sore”.
Dengan demikian, sistem full day school adalah komponen-komponen
yang disusun dengan teratur dan baik untuk menunjang proses pendewasaan
manusia (peserta didik) melalui upaya pengajaran dan pelatihan dengan waktu di
sekolah yang lebih panjang atau lama dibandingkan dengan sekolah-sekolah pada
umumnya.
Berdasarkan paparan pendapat di atas, maka penulis menyimpulkan full
day school seharusnya adalah sistem sekolah yang menyelenggarakan
pembelajaran sehari penuh dari pagi hingga sore dengan sebagian waktunya
digunakan untuk program pelajaran yang suasananya informal serta
menyenangkan bagi siswa. Sekolah dapat mengatur jadwal pelajaran dengan
bebas sesuai dengan bobot mata pelajaran.
4
sains dan teknologi yang begitu cepat perkembangannya, terutama
teknologi komunikasi dan informasi lingkungan kehidupan perkotaan yang
menjurus kearah individualisme.
3. Perubahan sosial budaya memengaruhi pola pikir dan cara pandang
masyarakat. Salah satu ciri masyarakat industri adalah mengukur
keberhasilan dengan materi. Hal ini sangat berpengaruh terhadap pola
kehidupan masyarakat yang akhirnya berdampak pada perubahan peran.
Peran ibu yang dahulu hanya sebagai ibu rumah tangga, dengan
tugas utamanya mendidik anak, mulai bergeser. Peran ibu di zaman
sekarang tidak hanya sebatas sebagai ibu rumah tangga, namun seorang
ibu juga dituntut untuk dapat berkarier di luar rumah.
4. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi begitu cepat sehingga jika
tidak dicermati, maka kita akan menjadi korban, terutama korban
teknologi komunikasi. Dengan semakin canggihnya perkembangan di
dunia komunikasi, dunia seolah-olah sudah tanpa batas (borderless world),
dengan banyaknya program televisi serta menjamurnya stasiun televisi
membuat anak-anak lebih enjoy untuk duduk di depan televisi dan
bermain play station (PS) serta bermain gadget. Adanya perubahan-
perubahan di atas merupakan suatu sinyal penting untuk dicarikan
alternatif pemecahannya. Dari kondisi seperti itu, akhirnya para praktisi
pendidikan berpikir keras untuk merumuskan suatu paradigma baru dalam
dunia pendidikan.
Full day school selain bertujuan mengembangkan manajemen mutu
pendidikan yang paling utama adalah full day school bertujuan sebagai salah satu
upaya pembinaan akhlak siswa dan menanamkan nilai-nilai positif. Full day
school juga memberikan dasar yang kuat dalam belajar pada segala aspek yaitu
perkembangan intelektual, fisik, sosial dan emosional. Karena dalam sistem full
day school, sekolah memiliki waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan
sekolah dasar konvensional pada umumnya. Sebagaimana Seli (2009: 62-63)
mengatakan bahwa “waktu untuk mendidik siswa dalam sistem full day school
lebih banyak sehingga tidak hanya teori, tetapi praktek mendapatkan proporsi
5
waktu yang lebih. Sehingga pendidikan tidak hanya teori mineed tetapi aplikasi
ilmu”. Oleh karena itu, agar semua terakomodir, maka kurikulum program full
day school didesain untuk menjangkau masing-masing bagian dari perkembangan
siswa.
6
BAB III
METODE PENELITIAN
7
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Adapun hasil penelitiannya yaitu 8 dari 10 orang yang diwawancarai
mengatakan bahwa sistem full day school sangat mempengaruhi kehidupan
mereka. Mereka seringkali merasa kelelahan dan merasa kurang istirahat serta
jenuh.
4.2 Pembahasan
Menurut Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Pendidikan
adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang
dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan,
proses, cara, perbuatan mendidik.
Menurut Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional Indonesia ini
menjelaskan bahwa pendidikan adalah tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-
anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat
yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota
masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan
datang.
Pelaksanaan full day school merupakan salah satu alternatif untuk
mengatasi berbagai masalah pendidikan, baik dalam prestasi maupun dalam hal
moral atau akhlak. Dengan mengikuti full day school, orang tua dapat mencegah
dan menetralisir kemungkinan dari kegiatan-kegiatan siswa yang menjerumus
pada kegiatan yang negatif. Salah satu alasan para orang tua memilih dan
memasukkan anaknya ke full day school adalah dari segi edukasi siswa
(Bahruddin, 2010: 230).
Banyak alasan mengapa full day school menjadi pilihan di antaranya:
8
1. Meningkatnya jumlah orangtua yang bekerja (parent-career) yang kurang
memberikan perhatian kepada anaknya, terutama yang berhubungan
dengan aktivitas anak setelah pulang dari sekolah.
2. Perubahan sosial budaya yang terjadi di masyarakat, dari masyarakat
agraris menuju ke masyarakat industri. Perubahan tersebut jelas
berpengaruh pada pola pikir dan cara pandang masyarakat. Kemajuan
sains dan teknologi yang begitu cepat perkembangannya, terutama
teknologi komunikasi dan informasi lingkungan kehidupan perkotaan yang
menjurus kearah individualisme.
3. Perubahan sosial budaya memengaruhi pola pikir dan cara pandang
masyarakat. Salah satu ciri masyarakat industri adalah mengukur
keberhasilan dengan materi. Hal ini sangat berpengaruh terhadap pola
kehidupan masyarakat yang akhirnya berdampak pada perubahan peran.
Peran ibu yang dahulu hanya sebagai ibu rumah tangga, dengan
tugas utamanya mendidik anak, mulai bergeser. Peran ibu di zaman
sekarang tidak hanya sebatas sebagai ibu rumah tangga, namun seorang
ibu juga dituntut untuk dapat berkarier di luar rumah.
4. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi begitu cepat sehingga jika
tidak dicermati, maka kita akan menjadi korban, terutama korban
teknologi komunikasi. Dengan semakin canggihnya perkembangan di
dunia komunikasi, dunia seolah-olah sudah tanpa batas (borderless world),
dengan banyaknya program televisi serta menjamurnya stasiun televisi
membuat anak-anak lebih enjoy untuk duduk di depan televisi dan
bermain play station (PS) serta gadget.
Adanya perubahan-perubahan di atas merupakan suatu sinyal penting
untuk dicarikan alternatif pemecahannya. Dari kondisi seperti itu, akhirnya para
praktisi pendidikan berpikir keras untuk merumuskan suatu paradigma baru dalam
dunia pendidikan.
Full day school selain bertujuan mengembangkan manajemen mutu
pendidikan yang paling utama adalah full day school bertujuan sebagai salah satu
upaya pembinaan akidah dan akhlak siswa dan menanamkan nilai-nilai positif.
9
Full day school juga memberikan dasar yang kuat dalam belajar pada segala aspek
yaitu perkembangan intelektual, fisik, sosial dan emosional. Karena dalam sistem
full day school, sekolah memiliki waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan
sekolah konvensional pada umumnya. Sebagaimana Seli (2009: 62-63)
mengatakan bahwa “waktu untuk mendidik siswa dalam sistem full day school
lebih banyak sehingga tidak hanya teori, tetapi praktek mendapatkan proporsi
waktu yang lebih. Sehingga pendidikan tidak hanya teori mineed tetapi aplikasi
ilmu”. Oleh karena itu, agar semua terakomodir, maka kurikulum program full
day school didesain untuk menjangkau masing-masing bagian dari perkembangan
siswa.
Full day school berasal dari bahasa Inggris, yaitu full artinya penuh, day
artinya hari, sedangkan school artinya sekolah (Echols dan Shadily, 1996: 259).
Jadi pengertian full day school adalah sekolah sepanjang hari atau proses belajar
mengajar yang diberlakukan dari pagi hari sampai sore hari, dengan durasi
istirahat setiap dua jam sekali. Dengan demikian, sekolah dapat mengatur jadwal
pelajaran dengan leluasa, disesuaikan dengan bobot mata pelajaran dan ditambah
dengan pendalaman materi. “Hal yang diutamakan dalam full day school adalah
pengaturan jadwal mata pelajaran dan pendalaman” (Bahruddin, 2010: 221).
Basuki (2013) mengungkapkan pendapatnya terkait full day school
“Sekolah yang sebagian waktunya digunakan untuk program-program
pembelajaran yang suasana informal, tidak kaku, menyenangkan bagi siswa dan
membutuhkan kretifitas dan inovasi dari guru. Dalam hal ini Sukur berpatokan
pada sebuah penelitian yang menyatakan bahwa waktu belajar afektif bagi anak
itu hanya 3-4 jam sehari dalam suasana formal dan 7-8 jam sehari dalam suasana
informal. Sedangkan Sulistyaningsih (2008: 59) menyatakan bahwa “sekolah
bertipe full day ini berlangsung hampir sehari penuh lamanya, yakni dari pukul
08.00 pagi hingga 15.00 sore”.
Dengan demikian, sistem full day school adalah komponen-komponen
yang disusun dengan teratur dan baik untuk menunjang proses pendewasaan
manusia (peserta didik) melalui upaya pengajaran dan pelatihan dengan waktu di
sekolah yang lebih panjang atau lama dibandingkan dengan sekolah-sekolah pada
10
umumnya. Berdasarkan paparan pendapat di atas, maka peneliti menyimpulkan
full day school adalah sekolah yang menyelenggarakan pembelajaran sehari penuh
dari pagi hingga sore dengan sebagian waktunya digunakan untuk program
pelajaran yang suasananya informal serta menyenangkan bagi siswa. Sekolah
dapat mengatur jadwal pelajaran dengan bebas sesuai dengan bobot mata
pelajaran.
Pengaruh Full Day School terhadap anak adalah anak menjadi
kelelahan, respons lambat dan perubahan suasana hati akibat dari kurangnya tidur
siang. “Otak membutuhkan tidur untuk mengonsolidasikan ingatan dan melatih
peristiwa penting, memproses emosi, dan melakukan sedikit ‘pembersihan’,
melalui sistem gimfatik (dalam sistem saraf pusat), setelah seharian
sibuk sekolah atau melakukan aktifitas kerja lainnya,” kata psikiater Alex
Dimitriu, MD, dari Menlo Park Psychiatry & Sleep Medicine.
Tanda paling jelas dari kurang tidur adalah kelelahan dan kantuk yang
berlebihan. Biasanya ditandai dengan rasa kantuk di beberapa tempat,
seperti sekolah (kelas). “Suasana hati adalah hal pertama yang harus dihadapi saat
kurang tidur,” kata Drerup. Saat kita kurang tidur, kadar kortisol hormon
stres akan naik. Sebaliknya, tidur yang nyenyak secara alami mengurangi kadar
kortisol di tubuh.Saat kekurangan tidur, respons siswa-siswi pun lebih lambat.
"Kekurangan tidur dapat menyebabkan rasa disorientasi. Kita dapat
kehilangan jejak waktu hingga soal tempat," kata Zembroski. "Mungkin lebih
serius, kurang tidur juga dapat mengurangi waktu respons." Selain itu full day
school juga dapat memberikan dampak positif, diantaranya adalah, memberikan
kesempatan pada siswa untuk berkumpul dengan teman sebayanya dengan lebih
baik, mewadahi bakat dan minta siswa, mendidik kepribadian siswa sehingga tak
mudah goyah dalam menyikapi arus globalisasi.
Menurut Slameto (2003) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
dapat digolongkan ke dalam dua golongan yaitu faktor internal yang bersumber
pada diri siswa dan faktor eksternal yang bersumber dari luar diri siswa. Faktor
internal terdiri dari kecerdasan atau intelegensi, perhatian, bakat, minat, motivasi,
11
kematangan, kesiapan dan kelelahan. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
Mudzakir dan Sutrisno (1997) mengemukakan faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar secara lebih rinci, yaitu:
1. Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari seseorang itu sendiri.
Faktor ini meliputi:
a) Faktor fisiologi (yang bersifat fisik) yang meliputi:
Tingkat kesehatan
Jika tingkat kesehatan siswa rendah maka akan membuat
siswa sakit dan prestasi belajar siswa menjadi terhambat
Cacat tubuh
Jika siswa mempunyai disabilitas atau cacat tubuh bawaan
maka akan menghambat prestasi belajar siswa.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri seseorang,
faktor ini meliputi :
a) Keadaan ekonomi orang tua
Keadaan ekonomi orang tua sorang siswa di perkotaan cenderung
lebih mapan daripada keadaan ekonomi orang tua siswa di
pedesaan.
b) Lingkungan sekolah
Jika keadaan lingkungan sekolah yang meliputi tiga hal dibawah ini
tidak mendukung maka akan berpengaruh negatif terhadap prestasi
belajar siswa. Meliputi , antara lain :
Tenaga pengajar/ guru
Faktor fasilitas
Kondisi gedung.
12
BAB V
PENUTUP
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sistem full day
school dapat mempengaruhi kehidupan anak terutama dalam bidang fisik serta
psikis.
5.2 Saran
Adapun beberapa saran yang dapat diberikan penulis, yaitu sebagai
berikut.
5.2.1 Kepada pemerintah agar kelak menerapkan sistem full day school yang
tidak membebani siswa.
5.2.2 Kepada para guru diharapkan untuk memberi tugas rumah sewajarnya
mengingat waktu yang dihabiskan siswa di rumah lebih sedikit daripada di
sekolah. Agar nantinya waktu yang seharusnya digunakan siswa untuk
beristirahat tidak terkuras.
5.2.3 Kepada siswa agar mengatur jadwal sedemikian rupa agar memiliki waktu
yang cukup untuk belajar, beristirahat, dan bermain.
13
DAFTAR PUSTAKA
https://lifestyle.kompas.com/read/2018/09/26/131707020/efek-mengerikan-saat-
tubuh-kekurangan-tidur.
https://silabus.org/full-day-school/
https://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan
https://www.silabus.web.id/full-day-school/
https://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan
https://www.ruangguru.com/blog/pro-dan-kontra-konsep-full-day-school-di-
indonesia
14