Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari uraian yang tertuang dalam bab-bab yang telah di paparkan

diatas maka dapat diambil beberapa kesimpulan yang peneliti dapatkan,

yaitu sebagai berikut :

1. Kendala-kendala yang dialami oleh petugas Lembaga

Pemasyarakatan kelas II A Pontianak dalam mencegah terjadinya

perkelahian antara sesama warga binaan di lingkungan Lembaga

Pemasyarakatan ialah: jumlah personil atau petugas LAPAS yang

tidak sebanding jumlah warga binaan pemasyarakatan,

kesenjangan yang dialami oleh warga binaan sperti selisih paham,

ketersinggungan yang dimana hal ini murni sifat asli yang dimilik

oleh tiap manusia, masalah utang piutang serta overnya kapasitas

dalam tiap-tiap sel di dalam Lembaga Pemasyarakatan dimana sel

yang seharusnya bisa menampung para warga binaan yang sudah

ditetukan jumlah dan kapasitas tampungnya kini di isi melebihi daya

tampung semestinya sehingga terjadinya over kapasitas didalam

Lembaga Pemasyarakatan kelas II A Pontianak, dan juga sarana

dan prasarana yang belum cukup terutama untuk program

93
94

pembinaan yang mengalami kendala internalnya yang di alami tim

pembina pemasyarakatan, seperti sarana dan prasarana yang

kurang memadai dan kualitasnya yang tidak lagi baik, dan juga

karena kondisi LAPAS yang over kapasitas tadi sehingga upaya

kontrol yang dilakukan oleh petugas kurang maksimal untuk warga

binaanya yang dimana dari pembinaan-pembinaan tersebut dapat

menarik dan membangkitkan semangat warga binaan untuk

mengikuti pembinaan dengan baik. Dengan pembinaan yang tidak

kaku dan menonjolkan pembinaan berkelompok sehingga menjadi

warga binaan yang berprilaku baik dan siap kembali ke masyarakat.

2. Penerapan sanksi yang diberikan kepada warga binaan

pemasyarakatan yang menjadi pelaku tindak perkelahian di dalam

Lembaga Pemasyarakatan, untuk mengatasi masalah tersebut

yaitu: berlandaskan sesuai dengan Peraturan Menteri Hukum dan

Hak Asasi Manusia Nomor 6 Tahun 2013 tentang Tata Tertib

Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan Negara

(“Permenkumham 6/2013”), yang dimana semua narapidana

dilarang melakukan tindakan kekerasan, baik kekerasan fisik

maupun psikis, terhadap sesama narapidana, tahanan, petugas

pemasyarakatan, atau tamu/pengunjung; mengeluarkan perkataan

yang bersifat profokatif yang dapat menimbulkan terjadinya


95

gangguan keamanan dan ketertiban, dan jika hal itu sampai

dilanggar ada tingkatan-tingakat sanksi yang diberikan yaitu:

- Hukuman disiplin tingkat ringan, yang meliputi memberikan

peringatan secara lisan kepada wargaa binaan yang

bersangkutan, atau pun juga peringatan secara tertulis, yang

dimana bertujuan agar warga binaan yang melakukan

perkelahian tersebut sadar dan enggan untuk mengulanginnya

lagi.

- Hukuman disiplin tingkat sedang, yang meliputi dimasuka ke

dalam sel pengasing terhadap warga binaan yang bersangkutan

paling lama enam hari, serta menunda hak tertentu dalam kurun

waktu tertentu berdasarkan hasil Sidang TPP.

- Hukuman disiplin tingkat berat, yang meliputi dimasukan ke

dalam sel pengasingan selama enam hari dan bisa di

perpanjang menjadi dua kali enam hari, serta tidak

mendapatkan hak remisi, cuti mengunjungi keluarga, cuti

bersyarat, asimilasi, cuti menjelang bebas, dan pembebasan

bersyarat dalam tahun berjalan dan dicacat dalam buku register

F.
96

B. Saran

Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan kepada Lembaga

Pemasyarakatan kelas II A Pontianak sebagi berikut:

1. Alangkah baiknya mensejahterakan dahulu para petugas di

Lembaga Pemasyarakatan keals II A Pontianak dengan cara

menambah jumlah personil petugas di tiap-tiap bidangnya masing-

masing karena terjadinya suatu pelangaran baik itu perkelahian

maupun yang lain-lainnya bukanlah kelalaian atau kesengajaan

petugas, karena para petugas sudah bekerja dengan keras dan

berupaya semaksimal mungkin agar suatu pelanggaran tidak lagi

terjadi di dalam suatu Lembaga Pemasyarakatan demi mewujudkan

Lemabaga Pemasyarakatan yang tertib serta patuh terhadap

hukum, dan juga upayakan demi memutus salah satu penyebab

bisa timbulnya tindak perkelahian alangkah baiknya jumlah warga

binaan di tiap-tiap sel nya yang mengalami over kapasitas menjalin

kerja sama dengan Lembaga Pemasyarakatan lainnya atau rutan

untuk dititipkan dan dibina disana.

2. semaksimal mungkin memberikan mereka pembinaan yang dapat

mengisi aktifitas mereka dan memperkuat iman agar menimalisir

perkelahian diantara mereka terjadi, dan juga dengan mencegah

perkelahian tersebut seperti diberi sanksi, teguran supaya mereka

kembali berdamai, berusaha menyumbangkan penambahan dana


97

serta penambahan ketujuan yang akan dituju seperti, menjalin kerja

sama dengan Kementrian Dinas Perindustrian dan Dinas yang

terkait lainnya yang dimana ada tujuan atau hubungannya untuk

membangun mental spiritual, karakter, serta keterampilan bagi

warga binaan pemasyaratan, serta juga menambah atau merehap

ulang teruntuk prasarana pembinaan yang sekiranya kondisinya

tidak baik lagi dan tidak layak untuk di pergunakan sebagai metode

pembinaan terhadap warga binaan pemasyarakatan sehingga

program pembinaan dapat berjalan dengan makasimal.

Anda mungkin juga menyukai